Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

Tumbuh Kembang Neonatus


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak yang diampuh oleh
dosen :
Ns. Rahmah Widyaningrum, M.Kep

Oleh :
Khaira Nashwa Cinta H (M22010009)
Nola Octaviana MK (M22010011)
Nur Syehsya Nabila WP (M22010012)

STIKES MADANI
PRODI PROFESI NERS
Jl. Sampakan-Segoroyoso, Jl. Karanggayam, Sitimulyo, Kec. Piyungan, Kabupaten
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55792
2023
DAFTAR ISI
TUMBUH KEMBANG NEONATUS .................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................................. 1
BAB II ...................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 2
1.Definisi tumbuh kembang neonatus ....................................................................................... 2
2.Pola dan prinsip tumbuh kembang neonatus .......................................................................... 3
3.Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang neonatus ........................................................ 4
4.Tumbuh kembang anak berdasarkan usia ............................................................................... 6
5.Masalah perkembangan pada anak disetiap tingkat usia ...................................................... 10
6.Anticipatory guidance .......................................................................................................... 11
7.Healty promotion ................................................................................................................. 13
8.Sex Education ...................................................................................................................... 16
9.Konsep tumbuh kembang neonatus dalam islam .................................................................. 18
BAB III ................................................................................................................................... 21
PENUTUP .............................................................................................................................. 21
1. Kesimpulan ......................................................................................................................... 21
2. Saran ....................................................................................................................................21
Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pertumbuhan dan perkembangan pada anak terjadi mulai dari pertumbuhan dan
perkembangan secara fisik, intelektual, maupun emosional. Pertumbuhan dan perkembangan
secara fisik dapat berupa perubahan ukuran besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel
hingga perubahan organ tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan intelektual anak dapat dilihat
dari kemampuan secara simbolik maupun abstrak, seperti berbicara, bermain, berhitung,
membaca, dan lain-lain. Pertumbuhan dan perkembangan secara emosional anak dapat dilihat
dari perilaku sosial di lingkungan anak. Disini kami akan membahas bagaimana konsep tumbuh
kembang pada anak (Neonatus).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi tumbuh kembang pada neonatus?
2. Apa pola dan prinsip tumbuh kembang neonatus?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang neonatus?
4. Bagaimana konsep tumbuh kembang neonatus dalam islam?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi tumbuh kembang pada neonatus
2. Mengetahui pola dan prinsip tumbuh kembang pada neonatus
3. Mengetahu faktor faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang neonatus
4. Mengetahui konsep tumbuh kembang neonatus dalam islam

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Tumbuh Kembang Neonatus


Tumbuh kembang adalah proses perubahan fisik, mental, dan sosial yang dialami individu
sepanjang rentang usia, dari masa bayi hingga dewasa. Ini mencakup aspek fisik,
perkembangan kognitif, serta aspek sosial dan emosional.

- Tumbuh : mengacu pada perubahan fisik yang dapat diukur, seperti bertambahnya berat
badan, tinggi badan, dan lingkar kepala.
- Kembang : mengacu pada perubahan mental dan emosional, seperti perkembangan
keterampilan motorik, kognitif, sosial, dan emosional.

Pada neonatus, periode 28 hari pertama kehidupan merupakan masa yang sangat penting untuk
tumbuh kembang karena:
- Pertumbuhan dan perkembangan yang pesat : Neonatus mengalami perubahan fisik
yang signifikan dalam periode ini, seperti penambahan berat badan, tinggi badan, dan
lingkar kepala.
- Perkembangan otak : Otak neonatus berkembang pesat dalam periode ini, yang
memungkinkan mereka untuk belajar dan mengembangkan keterampilan baru.
- Pembentukan ikatan : Neonatus mulai membentuk ikatan dengan orang tua dan
pengasuh mereka, yang penting untuk perkembangan sosial dan emosional mereka.

Berikut adalah beberapa poin penting tentang tumbuh kembang neonatus :


 Tumbuh
- Neonatus biasanya kehilangan sekitar 10% dari berat badan lahir mereka dalam
beberapa hari pertama setelah lahir.
- Mereka kemudian mulai mendapatkan kembali berat badan dan biasanya mencapai
berat badan lahir mereka kembali pada usia 10-14 hari.
- Neonatus tumbuh sekitar 2,5 cm per bulan selama 3 bulan pertama kehidupan.
- Lingkar kepala neonatus tumbuh sekitar 1 cm per bulan selama 3 bulan pertama
kehidupan.

2
 Kembang
- Neonatus mulai mengembangkan keterampilan motorik kasar dan halus.
- Mereka mulai belajar tentang dunia di sekitar mereka.
- Neonatus mulai mengembangkan ikatan dengan orang tua dan pengasuh mereka.
- Mereka mulai mengekspresikan emosi, seperti tersenyum dan menangis.

2.2 Pola dan Prinsip Tumbuh Kembang Neonatus


 Pola Tumbuh Kembang Anak
 Pola tumbuh kembang anak biasanya mengikuti urutan tertentu, seperti perkembangan
fisik yang diikuti oleh perkembangan kognitif dan kemudian perkembangan sosial dan
emosional. Pola ini membantu orang tua dan profesional kesehatan memahami sejauh
mana perkembangan anak normal.

 Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang

- Multidimensional dan Berkelanjutan : Tumbuh kembang melibatkan interaksi


antara berbagai aspek, termasuk fisik, kognitif, sosial, dan emosional, serta
merupakan proses berkelanjutan.
- Individualitas : Setiap individu memiliki pola tumbuh kembang yang unik,
dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman pribadi.
- Interaksional dan Resiprokal : Tumbuh kembang dipengaruhi oleh interaksi
antara faktor internal (genetik) dan eksternal (lingkungan), serta berlangsung
secara resiprokal.
- Keterlibatan Orang Tua dan Lingkungan : Peran orang tua dan lingkungan
sangat penting dalam membentuk tumbuh kembang anak.
- Rentang Perkembangan yang Lebar : Rentang waktu perkembangan anak
mencakup fase yang panjang, dan setiap fase memiliki tantangan dan
pencapaian yang unik.
- Pengaruh Budaya : Budaya memainkan peran kunci dalam membentuk pola
tumbuh kembang anak, termasuk norma, nilai, dan praktik yang memengaruhi
perkembangan.

 Pola dan Prinsip Tumbuh Kembang Neonatus


 Pola Tumbuh Kembang Neonatus
3
- Cephalocaudal : Perkembangan dimulai dari kepala dan bergerak ke bawah
menuju kaki.
- Proximodistal : Perkembangan dimulai dari bagian tengah tubuh dan bergerak
ke luar.
- Asimetris : Perkembangan tidak selalu terjadi secara merata di kedua sisi tubuh.

 Prinsip Tumbuh Kembang Neonatus


- Individualitas : Setiap neonatus adalah individu yang unik dengan kecepatan
dan pola tumbuh kembangnya sendiri.
- Kontinuitas : Tumbuh kembang neonatus adalah proses yang berkelanjutan dan
tidak terputus.
- Interaksi : Tumbuh kembang neonatus dipengaruhi oleh interaksi dengan
lingkungannya, termasuk orang tua, keluarga, dan pengasuh lainnya.

2.3 Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang neonatus


 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
 Faktor Genetik :
- Warisan genetik dari orang tua memainkan peran penting dalam menentukan
potensi perkembangan anak.
- Menentukan ciri-ciri fisik, kecerdasan, dan potensi genetik yang membentuk dasar
perkembangan anak.

 Faktor Lingkungan :
- Lingkungan tempat anak tumbuh, termasuk keluarga, sekolah, dan komunitas.
- Interaksi dengan orang tua, ketersediaan sumber daya pendidikan, dan kualitas
lingkungan fisik dapat memengaruhi tumbuh kembang anak.

 Faktor Kesehatan dan Nutrisi :


- Kondisi kesehatan fisik dan nutrisi yang diterima anak.
- Gizi yang baik mendukung pertumbuhan tubuh dan perkembangan otak, sementara
masalah kesehatan dapat mempengaruhi perkembangan secara keseluruhan.

 Faktor Psikososial :

4
- Aspek-aspek psikologis dan sosial yang mempengaruhi perkembangan anak,
termasuk hubungan sosial dan dukungan emosional.
- Interaksi dengan teman sebaya, dukungan keluarga, dan kondisi psikologis anak
memainkan peran penting dalam perkembangan psikososial.

 Faktor Pendidikan :
- Pengaruh pendidikan formal dan informal terhadap perkembangan kognitif dan
sosial anak.
- Pendidikan yang baik memberikan dasar pengetahuan dan keterampilan,
mempersiapkan anak untuk tantangan di masa depan.

 Faktor Keamanan dan Kesejahteraan :


- Faktor-faktor yang memastikan keamanan dan kesejahteraan anak, termasuk
keberlanjutan lingkungan yang mendukung perkembangan positif.
- Anak yang merasa aman dan terlindungi lebih cenderung berkembang secara
optimal.

Faktor-faktor ini saling terkait dan kompleks, memainkan peran yang penting dalam
membentuk tumbuh kembang anak. Dengan memahami dan mengatasi faktor-faktor ini, kita
dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak secara menyeluruh.

 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tumbuh Kembang Neonatus


 Faktor Prenatal :
- Kesehatan ibu : Kesehatan ibu selama kehamilan, termasuk status gizi, infeksi, dan
penggunaan obat-obatan, dapat memengaruhi tumbuh kembang neonatus.
- Kelainan bawaan : Kelainan bawaan, seperti cacat jantung dan spina bifida, dapat
memengaruhi tumbuh kembang neonatus.
- Kehamilan kembar : Kehamilan kembar dapat menyebabkan neonatus lahir
prematur dan dengan berat badan lahir rendah, yang dapat memengaruhi tumbuh
kembang mereka.

 Faktor Natal :
- Berat badan lahir : Neonatus dengan berat badan lahir rendah (BBLR) lebih berisiko
mengalami keterlambatan tumbuh kembang.
5
- Kematangan : Neonatus yang lahir prematur mungkin belum matang secara fisik
dan neurologis, yang dapat memengaruhi tumbuh kembang mereka.
- Komplikasi persalinan : Komplikasi persalinan, seperti kekurangan oksigen, dapat
memengaruhi tumbuh kembang neonatus.

 Faktor Pascanatal :
- Gizi : Asupan gizi yang adekuat sangat penting untuk tumbuh kembang neonatus.
- Infeksi : Infeksi, seperti pneumonia dan diare, dapat memengaruhi tumbuh
kembang neonatus.
- Stimulasi : Stimulasi yang tepat dapat membantu meningkatkan tumbuh kembang
neonatus.
- Lingkungan : Lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang dapat membantu
meningkatkan tumbuh kembang neonatus.

2.4 Tumbuh kembang anak berdasarkan tingkat usia


Tumbuh kembang anak adalah proses kompleks yang melibatkan perubahan fisik, psikologis,
sosial, dan moral. Proses ini berlangsung secara bertahap dan dipengaruhi oleh berbagai faktor,
seperti genetik, lingkungan, dan pengalaman individu.

Aspek-Aspek Perkembangan
 Perkembangan Fisiologis :
- Melibatkan pertumbuhan fisik dan perkembangan organ tubuh.
- Pada bayi, meliputi pertumbuhan berat badan, tinggi badan, dan perkembangan
sistem organ.
- Pada balita dan anak prasekolah, mencakup pertumbuhan berat badan, tinggi badan,
dan perkembangan motorik halus dan kasar.

 Perkembangan Psikoseksual :
- Teori Freud membagi perkembangan anak menjadi tahapan psikoseksual.
- Pada bayi, fokusnya adalah pada eksplorasi oral.
- Pada balita dan anak prasekolah, fokusnya beralih pada kontrol dan pemahaman
perbedaan gender.

6
 Perkembangan Psikososial :
- Teori Erikson menyoroti konflik psikososial pada setiap tahap perkembangan.
- Pada bayi, konfliknya adalah antara kepercayaan versus ketidakpercayaan.
- Pada balita dan anak prasekolah, konfliknya adalah antara otonomi versus malu dan
keraguan diri.

 Perkembangan Kognitif :
- Teori Piaget menjelaskan tahapan perkembangan kognitif anak.
- Pada bayi, fokusnya adalah pada koordinasi sensorimotorik.
- Pada balita dan anak prasekolah, fokusnya adalah pada perkembangan bahasa dan
representasi simbolik.

 Perkembangan Moral :
- Teori Kohlberg mengeksplorasi tahapan perkembangan moral dari kepatuhan
hingga prinsip etika abstrak.
- Pada bayi, fokusnya adalah pada kepatuhan pada otoritas.
- Pada balita dan anak prasekolah, fokusnya adalah pada pemahaman moral yang
berkembang.

 Contoh Perkembangan pada Usia 0-2 Tahun


 Fisiologis :
- Pertumbuhan fisik pesat.
- Perkembangan motorik kasar dan halus yang cepat.
- Perkembangan sensorik yang pesat.

 Psikoseksual :
- Fase sensori-motorik (Freud).
- Fase autoerotik (Freud).

 Psikososial :
- Membentuk ikatan dengan orang tua dan pengasuh.
- Belajar percaya dan merasa aman.
- Memulai mengembangkan rasa mandiri.

7
 Kognitif :
- Belajar melalui bermain dan eksplorasi.
- Mengembangkan kemampuan bahasa dan komunikasi.
- Mulai belajar tentang konsep permanensi objek.

 Moral :
- Mulai belajar tentang aturan dan norma sosial.
- Mengembangkan rasa benar dan salah.

 Perkembangan pada Usia 3-5 Tahun


 Fisiologis :
- Pertumbuhan fisik yang stabil.
- Perkembangan motorik yang semakin halus, seperti melompat, berlari, dan
memanjat.
- Peningkatan stamina dan koordinasi.

 Psikoseksual :
- Fase phallic (Freud) : Anak fokus pada organ genitalnya dan merasakan kenikmatan
saat menyentuhnya.
- Fase oedipal (Freud) : Anak tertarik pada orang tua lawan jenis dan merasa cemburu
pada orang tua sesama jenis.

 Psikososial :
- Menjadi lebih mandiri dan ingin melakukan banyak hal sendiri.
- Mulai bermain dengan teman sebaya.
- Mengembangkan rasa ingin tahu dan imajinasi.

 Kognitif :
- Belajar melalui bermain dan interaksi sosial.
- Mengembangkan kemampuan bahasa dan komunikasi yang lebih kompleks.
- Mulai belajar tentang konsep waktu dan ruang.

 Moral :
- Mulai memahami aturan dan norma sosial dengan lebih baik.
8
- Mengembangkan rasa empati dan kepedulian terhadap orang lain.

 Perkembangan pada Usia 6-12 Tahun


 Fisiologis :
- Pertumbuhan fisik yang stabil.
- Perkembangan motorik yang semakin terampil, seperti berenang, bermain bola, dan
bersepeda.
- Peningkatan kekuatan dan daya tahan.

 Psikoseksual :
- Fase laten (Freud) : Dorongan seksual tertekan dan anak fokus pada pengembangan
keterampilan dan pengetahuan.

 Psikososial :
- Menjadi lebih mandiri dan ingin diterima oleh teman sebaya.
- Mulai mengembangkan identitas diri.
- Belajar tentang peran gender dan norma sosial.

 Kognitif :
- Belajar melalui pendidikan formal dan informal.
- Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan logis.
- Mulai belajar tentang konsep abstrak.

 Moral :
- Memahami aturan dan norma sosial dengan lebih kompleks.
- Mengembangkan rasa tanggung jawab dan keadilan.

 Perkembangan pada Usia 13-18 Tahun


 Fisiologis :
- Pubertas : Perubahan fisik yang signifikan, seperti pertumbuhan tinggi badan,
perkembangan payudara dan organ reproduksi, dan perubahan suara.
- Peningkatan minat pada seks dan romantisme.

 Psikoseksual :
9
- Fase genital (Freud) : Dorongan seksual kembali muncul dan anak mulai mencari
identitas seksualnya.

 Psikososial :
- Mencari identitas diri dan kemandirian.
- Membentuk hubungan dengan teman sebaya dan pasangan romantis.
- Mulai mempersiapkan diri untuk masa depan.

 Kognitif :
- Berpikir abstrak dan kritis dengan lebih baik.
- Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
- Mulai belajar tentang nilai-nilai dan moralitas pribadi.

 Moral :
- Mengembangkan rasa tanggung jawab dan komitmen.
- Mulai mempertanyakan aturan dan norma sosial.

Pentingnya Memahami Perkembangan Anak


Memahami perkembangan anak membantu orang tua, pengasuh, dan pendidik untuk :
- Memberikan dukungan yang sesuai untuk setiap tahap perkembangan.
- Mengidentifikasi potensi masalah dan intervensi dini.
- Menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif untuk tumbuh kembang anak.

Tumbuh kembang anak adalah proses yang kompleks dan berkelanjutan. Memahami berbagai
aspek perkembangan anak dapat membantu orang dewasa dalam memberikan dukungan yang
optimal untuk tumbuh kembang anak yang sehat dan bahagia.

2.5 Masalah perkembangan pada anak setiap tingkat usia


Berikut masalah perkembangan pada anak setiap tingkat usia :

1. Bayi dan Balita


- Keterlambatan perkembangan motorik, seperti lambatnya kemampuan berjalan atau
berbicara.

10
- Faktor genetik, lingkungan yang kurang stimulatif, atau masalah kesehatan seperti
gangguan pendengaran.
- Terapi fisik atau terapi wicara, serta pengamatan dan intervensi dini.

2. Anak Prasekolah (3-6 tahun)


- Kesulitan dalam interaksi sosial atau keterlambatan perkembangan bahasa.
- Faktor lingkungan, kurangnya stimulasi sosial, atau masalah perkembangan kognitif.
- Program pendidikan pra-sekolah, dukungan konseling, atau terapi bicara.

3. Anak Sekolah Dasar (6-12 tahun)


- Kesulitan belajar, mungkin terkait dengan disleksia atau kesulitan memahami konsep
matematika.
- Faktor neurobiologis, ketidaksesuaian gaya belajar, atau kurangnya dukungan di
rumah.
- Evaluasi psikologis, dukungan pendidikan khusus, dan kolaborasi dengan guru.

4. Remaja (13-18 tahun)


- Gangguan mood, seperti depresi atau kecemasan.
- Perubahan hormonal, tekanan akademis, atau faktor lingkungan dan sosial.
- Konseling psikologis, dukungan keluarga, dan jika diperlukan, intervensi farmakologis.

5. Pra Dewasa (18-24 tahun)


- Kesulitan menentukan identitas karier atau mengatasi stres kehidupan.
- Tekanan sosial, ekspektasi berlebihan, atau konflik dalam menetapkan tujuan hidup.
- Konseling karier, pendampingan psikologis, dan pembangunan keterampilan coping.

Pemahaman masalah perkembangan pada setiap tingkat usia memerlukan pendekatan holistik
yang mempertimbangkan faktor genetik, lingkungan, dan kesehatan mental. Intervensi dini dan
dukungan keluarga serta lingkungan dapat membantu mengatasi masalah tersebut.

2.6 Anticipatory guidance

11
Anticipatory Guidance (AG) untuk Tumbuh Kembang Neonatus adalah panduan dan edukasi
yang diberikan kepada orang tua atau pengasuh bayi baru lahir untuk membantu mereka
memahami dan mengantisipasi kebutuhan bayi, serta memberikan perawatan yang optimal.
AG neonatus adalah bekal penting bagi orang tua atau pengasuh bayi baru lahir untuk
membantu mereka memberikan perawatan yang optimal dan mendukung tumbuh kembang
bayi yang optimal. Orang tua dan pengasuh dianjurkan untuk actively mencari informasi dan
edukasi tentang AG neonatus dari sumber yang terpercaya.

AG Bertujuan untuk :
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam merawat bayi baru lahir.
- Meningkatkan rasa percaya diri orang tua dalam menangani berbagai situasi yang
mungkin terjadi pada bayi.
- Mencegah terjadinya masalah kesehatan pada bayi.
- Mendeteksi dini tanda-tanda bahaya pada bayi.

Topik-Topik yang muncul pada AG Neonatus :


 Perawatan Bayi Baru Lahir :
- Membersihkan tali pusar
- Menyusui atau pemberian susu formula
- Memandikan
- Merawat kulit
- Mengganti popok
- Menenangkan bayi
- Tidur yang aman

 Tumbuh Kembang Bayi :


- Tanda-tanda tumbuh kembang normal
- Stimulasi fisik, kognitif, dan sosial-emosional
- Jadwal imunisasi

 Kesehatan Bayi :
- Pencegahan penyakit
- Tanda-tanda bahaya
- Kapan harus berkonsultasi ke dokter
12
Sumber informasi AG Neonatus dari :
 Tenaga Kesehatan :
- Dokter anak
- Bidan
- Perawat

 Fasilitas Kesehatan :
- Rumah sakit
- Puskesmas

 Media Informasi :
- Buku dan artikel kesehatan
- Website dan aplikasi kesehatan

Contoh AG Neonatus

 Perawatan tali pusar : Bersihkan tali pusar dengan kapas dan air hangat setiap setelah
mandi. Jaga tali pusar tetap kering dan tidak terpapar kotoran.
 Pemberian ASI : Susui bayi sesering mungkin, minimal 8-12 kali dalam sehari.
Perhatikan tanda-tanda bayi cukup ASI, seperti buang air kecil dan buang air besar
minimal 6 kali dalam sehari, dan berat badan bayi naik dengan normal.
 Tidur yang aman : Tidurkan bayi di punggungnya di atas kasur yang rata dan kokoh.
Hindari penggunaan bantal, guling, dan selimut tebal di sekitar bayi.

Manfaat dari AG Neonatus :


- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam merawat bayi baru lahir.
- Meningkatkan rasa percaya diri orang tua dalam menangani berbagai situasi yang
mungkin terjadi pada bayi.
- Mencegah terjadinya masalah kesehatan pada bayi.
- Mendeteksi dini tanda-tanda bahaya pada bayi.

2.7 Health Promotion untuk tumbuh kembang neonatus

13
Health promotion untuk tumbuh kembang neonatus adalah upaya holistik dan terintegrasi
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku orang tua atau pengasuh dalam
merawat bayi baru lahir, sehingga dapat mendukung perkembangan optimal neonatus.
Dengan tujuan untuk :
- Meningkatkan pengetahuan orang tua tentang tumbuh kembang normal neonatus.
- Meningkatkan keterampilan orang tua dalam merawat neonatus.
- Mendorong perilaku orang tua yang mendukung tumbuh kembang neonatus.
- Mencegah terjadinya masalah kesehatan pada neonatus.
- Mendeteksi dini tanda-tanda bahaya pada neonatus.

Komponen Utama Health Promotion :


1. Pendidikan Kesehatan :
- Memberikan informasi yang akurat dan relevan mengenai kesehatan, penyakit, dan
upaya pencegahan pada neonatus.
- Meningkatkan pengetahuan orang tua untuk mendukung pengambilan keputusan
yang lebih baik terkait kesehatan neonatus.
2. Promosi Gaya Hidup Sehat :
- Mendorong perilaku sehat, seperti pola makan seimbang, aktivitas fisik, dan
manajemen stres pada orang tua.
- Menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan neonatus.
3. Pencegahan Penyakit :
- Fokus pada deteksi dini, vaksinasi, dan upaya pencegahan untuk menghindari
penyakit pada neonatus.
- Mengurangi insiden penyakit dan dampaknya pada kesehatan neonatus.
4. Lingkungan Kesehatan :
- Menciptakan lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi yang mendukung kesehatan
neonatus.
- Memberikan akses yang mudah dan terjangkau ke sumber daya kesehatan, serta
menciptakan norma sosial yang mendukung perilaku sehat.
5. Partisipasi Masyarakat :
- Melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan program
kesehatan untuk neonatus.
- Meningkatkan tanggung jawab dan keterlibatan masyarakat dalam upaya kesehatan
neonatus.
14
Strategi Health Promotion :
1. Pendidikan kesehatan :
- Penyuluhan kesehatan di puskesmas, posyandu, atau tempat lainnya.
- Kelas parenting untuk melatih orang tua tentang cara merawat neonatus.
- Kunjungan rumah untuk memantau tumbuh kembang neonatus dan memberikan
edukasi kepada orang tua.
- Pemberian bahan informasi seperti buku, leaflet, atau poster tentang tumbuh
kembang neonatus.
2. Konseling :
- Memberikan dukungan dan bimbingan kepada orang tua dalam menghadapi
berbagai masalah yang mungkin terjadi pada neonatus.
3. Pemberdayaan :
- Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk belajar dan mengembangkan
keterampilan dalam merawat neonatus.
4. Dukungan komunitas :
- Membangun jaringan dukungan bagi orang tua, seperti kelompok ibu-ibu hamil dan
menyusui.

Intervensi Health Promotion :


1. Pemeriksaan Antenatal dan Perawatan Maternal :
- Menekankan pentingnya perawatan kesehatan maternal selama kehamilan untuk
memastikan kondisi optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan janin.
- Mencegah masalah kesehatan maternal yang dapat memengaruhi neonatus.
2. Nutrisi Ibu dan ASI :
- Edukasi tentang pentingnya nutrisi yang baik selama kehamilan dan manfaat
memberikan ASI eksklusif pada neonatus.
- Memastikan ketersediaan nutrisi yang cukup untuk perkembangan optimal
neonatus.
3. Perawatan Imunisasi :
- Memastikan bayi menerima vaksinasi sesuai dengan jadwal untuk melindungi dari
penyakit infeksi.
- Pencegahan penyakit yang dapat memengaruhi tumbuh kembang neonatus.
4. Pentingnya Kontak Kulit dengan Ibu :
15
- Mendorong praktik kontak kulit dengan ibu (skin-to-skin contact) setelah kelahiran
untuk meningkatkan bonding dan kesejahteraan neonatus.
- Memperkuat ikatan emosional antara ibu dan bayi, serta meningkatkan regulasi
suhu dan penyesuaian neonatus.
5. Pentingnya Stimulasi dan Interaks :
- Menekankan pentingnya stimulasi dan interaksi positif dengan bayi untuk
merangsang perkembangan sensorimotor dan sosial.
- Mendorong perkembangan kognitif dan emosional yang sehat pada neonatus.
6. Pemeriksaan Kesehatan Rutin :
- Mengedukasi orang tua tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin untuk
mendeteksi dini masalah kesehatan atau perkembangan.
- Pencegahan dan deteksi dini masalah kesehatan pada neonatus.

Health promotion untuk tumbuh kembang neonatus adalah upaya penting dan berkelanjutan
untuk memastikan bahwa semua neonatus memiliki kesempatan untuk tumbuh dan
berkembang secara optimal. Integrasi informasi dan pelayanan kesehatan prenatal dan
postnatal, serta kolaborasi lintas sektor, dapat memberikan dampak positif pada kesehatan dan
kesejahteraan neonatus.

2.8 Sex Education Pada Anak


Sex Edukasi pada Anak: Penting dan Membangun

Memberikan pendidikan seks pada anak usia dini adalah hal yang penting dan perlu dilakukan
oleh orang tua. Pendidikan seks yang komprehensif dapat membantu anak memahami tubuh
mereka, membangun harga diri yang sehat, dan mengembangkan keterampilan untuk membuat
keputusan yang sehat tentang seksualitas mereka.

Berikut beberapa alasan mengapa pendidikan seks pada anak usia dini itu penting:
1. Membantu anak memahami tubuh mereka :
Anak-anak secara alami ingin tahu tentang tubuh mereka, termasuk bagian pribadi
mereka. Pendidikan seks yang tepat usia dapat membantu mereka belajar tentang nama-
nama bagian tubuh yang benar, fungsinya, dan bagaimana merawatnya dengan baik.
2. Membangun harga diri yang sehat :

16
Ketika anak-anak memahami dan menghargai tubuh mereka, mereka lebih cenderung
mengembangkan harga diri yang sehat. Pendidikan seks dapat membantu mereka
merasa nyaman dengan seksualitas mereka dan membuat keputusan yang sehat tentang
tubuh mereka.
3. Mengembangkan keterampilan untuk membuat keputusan yang sehat :
Pendidikan seks dapat membantu anak-anak belajar tentang batasan pribadi,
persetujuan, dan bagaimana mengatakan tidak pada sentuhan yang tidak diinginkan.
Hal ini dapat membantu mereka melindungi diri dari pelecehan seksual.
4. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan infeksi menular seksual:
Ketika anak-anak memiliki informasi yang akurat tentang seks, mereka lebih cenderung
membuat keputusan yang sehat tentang aktivitas seksual mereka. Hal ini dapat
membantu mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan infeksi menular seksual.

Sumber untuk Sex Edukasi Anak


Ada banyak sumber daya yang tersedia untuk membantu orang tua memberikan pendidikan
seks pada anak usia dini. Berikut beberapa di antaranya:
- Buku : Ada banyak buku bagus yang ditulis untuk anak-anak tentang seksualitas.
Beberapa contoh termasuk "It's My Body" oleh Lory Freeman, "What Makes You a
Girl?" oleh Jo Ann Gardner, dan "What Makes You a Boy?" oleh David Willis.
- Organisasi : Banyak organisasi yang menyediakan informasi dan sumber daya tentang
pendidikan seks. Beberapa contoh termasuk Planned Parenthood, Scarleteen, dan
Sexuality Information and Education Council of the United States (SIECUS).
- Website : Ada sejumlah website yang menyediakan informasi dan sumber daya tentang
pendidikan seks. Beberapa contoh termasuk KidsHealth, The National Campaign to
Prevent Teen and Unplanned Pregnancy, dan American Sexual Health Association.
- Profesional kesehatan : Dokter anak, perawat, dan konselor dapat menjadi sumber
informasi yang valuable tentang pendidikan seks. Mereka dapat memberikan saran
tentang cara berbicara dengan anak Anda tentang seks dan menjawab pertanyaan
spesifik yang mungkin Anda miliki.

Tips untuk Memberikan Sex Edukasi pada Anak


Berikut beberapa tips untuk memberikan pendidikan seks pada anak usia dini:
- Mulai lebih awal : Anda dapat mulai berbicara dengan anak Anda tentang seks sejak
usia dini, bahkan sebelum mereka mulai mengajukan pertanyaan.
17
- Gunakan bahasa yang sederhana dan sesuai usia : Hindari menggunakan istilah slang
atau jargon yang mungkin tidak mereka mengerti.
- Jujur dan terbuka : Jawab pertanyaan anak Anda dengan jujur dan terbuka, meskipun
Anda merasa canggung.
- Fokus pada perasaan dan batasan : Ajarkan anak Anda tentang perasaan mereka dan
bagaimana mengatakan tidak pada sentuhan yang tidak diinginkan.
- Buatlah itu menjadi percakapan yang berkelanjutan : Pendidikan seks bukanlah
percakapan satu kali. Jadikan itu sebagai bagian dari percakapan yang sedang
berlangsung dengan anak Anda.

2.9 Konsep Tumbuh Kembang Neonatus Dalam Islam


"Konsep Tumbuh Kembang Neonatus dalam Islam

Dalam Islam, tumbuh kembang neonatus merupakan proses yang sangat penting dan dihormati.
Hal ini karena neonatus adalah anugerah dari Allah Ta’ala yang perlu dijaga dan dipelihara
dengan baik. Dalam Islam, konsep tumbuhan kembang neonatus tidak secara spesifik
dijelaskan dalam kitab suci Al-Qur'an atau hadis. Namun, Islam memberikan panduan umum
tentang etika dan tanggung jawab terhadap kehidupan, termasuk perlindungan terhadap
kehidupan yang belum lahir. Prinsip dasar dalam Islam adalah menghormati dan menjaga
kehidupan, termasuk kehidupan yang masih dalam tahap perkembangan.

Perlakuan terhadap janin dan neonatus dalam Islam mendasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan,
keadilan, dan kasih sayang. Kesejahteraan dan perlindungan anak-anak, termasuk saat mereka
masih bayi, diutamakan dalam ajaran Islam.

Meskipun tidak ada pedoman khusus terkait dengan konsep tumbuhan kembang neonatus,
prinsip-prinsip umum Islam menekankan pentingnya menjaga dan memberikan hak-hak dasar
kepada setiap anak, termasuk hak atas kehidupan dan perkembangan yang sehat.

Terdapat beberapa prinsip dalam Al-Qur'an dan hadis yang mendasari perlakuan terhadap
kehidupan, termasuk kehidupan yang belum lahir. Dapat ditemukan dalam ayat dan hadis yang
menekankan pentingnya menjaga kehidupan, memberikan hak-hak kepada anak-anak, dan
memperlakukan mereka dengan penuh keadilan dan kasih sayang.

18
Contoh ayat dalam Al-Qur'an yang menekankan pentingnya menjaga kehidupan adalah surah
Al-Ma'idah (5:32), yang menyatakan bahwa membunuh satu jiwa tanpa alasan yang benar
setara dengan membunuh seluruh umat manusia.
Berikut beberapa poin penting tentang konsep tumbuh kembang neonatus dalam Islam:

1. Hak Neonatus
Islam memberikan beberapa hak kepada neonatus, antara lain :
- Hak untuk hidup: Neonatus berhak untuk dilahirkan dan hidup dengan sehat.
- Hak untuk mendapatkan ASI: Neonatus berhak mendapatkan ASI eksklusif selama 6
bulan pertama kehidupan.
- Hak untuk mendapatkan pendidikan: Neonatus berhak mendapatkan pendidikan agama
dan moral sejak dini.
- Hak untuk mendapatkan kasih sayang: Neonatus berhak mendapatkan kasih sayang dari
orang tua dan pengasuhnya.

2. Kewajiban Orang Tua


Orang tua memiliki kewajiban untuk menjaga dan memelihara neonatus dengan baik, antara
lain :
- Memberikan ASI eksklusif: Orang tua wajib memberikan ASI eksklusif kepada
neonatus selama 6 bulan pertama kehidupan.
- Memberikan pendidikan agama dan moral: Orang tua wajib memberikan pendidikan
agama dan moral kepada neonatus sejak dini.
- Memberikan kasih sayang: Orang tua wajib memberikan kasih sayang kepada
neonatus.
- Menjaga kesehatan neonatus: Orang tua wajib menjaga kesehatan neonatus dengan
membawanya ke dokter secara rutin.

3. Peran Masyarakat
Masyarakat juga memiliki peran dalam membantu tumbuh kembang neonatus dengan baik,
antara lain :
- Memberikan edukasi kepada orang tua tentang kesehatan dan pendidikan neonatus.
- Memberikan dukungan kepada orang tua dalam merawat neonatus.
- Menciptakan lingkungan yang ramah dan aman bagi neonatus.
19
4. Doa untuk Neonatus
Orang tua dianjurkan untuk mendoakan neonatus mereka agar tumbuh kembang dengan baik,
antara lain :
- Doa agar neonatus sehat dan cerdas.
- Doa agar neonatus menjadi anak yang sholeh dan sholehah.
- Doa agar neonatus menjadi orang yang bermanfaat bagi agama dan bangsa.

20
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran dari ukuran-ukuran tubuh yang meliputi berat badan,
tinggi badan, lingkar kepala, lingkaran dada, dan lain-lain. Atau bertambahnya jumlah dan
ukuran sel-sel pada semua sistem organ tubuh. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan atau fungsi semua sistem organ sebagai akibat bertambahnya kematangan fungsi-
fungsi organ tubuh.
Pertumbuhan dan perkembangan berjalan beriringan dan tidak dapat dipisahkan sebagai
indikasi bahwa tumbuh kembang anak tersebut normal. Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan yaitu faktor herediter dan faktor lingkungan.

3.2 Saran
Kami berharap agar semua teman teman mampu menyerap informasi dan isi makalah ini. Baik
itu sebagai referensi maupun sebagai bahan acuan untuk mengerjakan tugas selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/31647878/Makalah_Neonatus_Dan_Bayi_docx
https://id.scribd.com/document/330465026/Makalah-Neonatus-Tumbuh-Kembang
https://id.scribd.com/document/225237745/Makalah-Tumbuh-Kembang-Bayi-Dan-Balita
https://www.siecus.org/](https://www.siecus.org/
Berk, L. E. (2018). Development Through the Lifespan. Pearson.
Freud, S. (1905). Three Essays on the Theory of Sexuality. Standard Edition.
Erikson, E. H. (1950). Childhood and Society. Norton.
Piaget, J. (1952). The Origins of Intelligence in Children. International Universities Press.
Kohlberg, L. (1981). Essays on Moral Development: Vol. 1. The Philosophy of Moral
Development. Harper & Row.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Asuhan Neonatus Normal. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

21
World Health Organization. (2018). Neonatal health: A global overview. Geneva: World
Health Organization.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Buku KIA: Panduan Kesehatan Ibu dan
Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
World Health Organization. (2018). Anticipatory guidance for the first five years of life.
Geneva: World Health Organization.

22

Anda mungkin juga menyukai