Anda di halaman 1dari 7

FUNGSI MANAJEMEN PENGAWASAN (CONTROLLING) DALAM

PRESPEKTIF AL QUR’AN

DOSEN PENGAMPU
ALRIDIWIRSYAH, Dr, Ir, M.M

OLEH: KELOMPOK
FINGKAN SABILLIYANI CHANIAGO 2205160070
HANNY ALVI SAHRINA HARAHAP 2205160386
DISA MAULIDINA 2205160419
TEUKU AQNUS 2205160424
RIDWAN MAULANA 2205160404

H3 MANAJEMEN
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKNOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATRA UTARA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian manajemen
Manajemen adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang dilakukan oleh sekelompok orang
atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dengan cara bekerja sama memanfaatkan
sumber daya yang dimiliki. Secara etimologi, kata manajemen diambil dari bahasa prancis kuno,
yakni “management” yang artinya adalah seni dalam mengatur dan melaksanakan. Manajemen dapat
juga didefenisikan sebagai upaya perencanaan, pengkoordinasian, pengoraganisasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasran secara efisien dan efektif. Efektif dalam hal ini
adalah untuk mencapai tujuan sesuai perencanaan dan efisiensi untuk melaksanakan pekerjaan dengan
benar dan terorganisir.
Pengertian manajemen secara dasar adalah suatu seni didalam sebuah proses dan ilmu
pengorganisasian contoh diantaranya adalah seperti pergerakan, pengendalian, pengawasan,
pengorganisasian, serta perencanaan. Pengertian manajemen didasari sebagai suatu seni karena seni
itu sendiri memiliki beberapa fungsi, diantaranya untuk mewujudkan tujuan yang nyata dengan cara
memberikan manfaat, sedangkan pengertian manajemen sebagai suatu ilmu dikarenakan ilmu
mempunyai fungsi untuk menerangkan serta menjelaskan secara rinci dan mudah dimengerti tentang
berbagai macam fenomena atau kejadian sehingga kajian tersebut dapat memberikan penjelasan yang
benar-benar konkrit dan jelas.
George R. Terry dalam Tanti Prastuti (2014), memberikan gambaran yang lebih jelas tentang
fungsi manajemen yang dikenal dengan “POAC” yaitu: Perencanaan (planning), Pengorganisasian
(organizing), Pelaksanaan (actuating), Pengawasan (controlling). Dari beberapa rumusan tersebut
oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa pada dasarnnya rumusan tersebut hanya berkisar pada empat
fungsi sebagaimana yang dirumuskan oleh George R. Terry dalam Tanti Prastuti (2014):
a. Perencanaan (Planning), Perencanaan adalah fungsi yang sangat vital yang bukan hanya tugas
seorang pemimpin tetapi juga harus melibatkan setiap orang dalam sebuah organisasi guna
menentukan apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara mencapainya. Sondang P. Siagian dalam
Tanti Prastuti (2014), menjelaskan bahwa: “Perencanaan (planning) adalah keseluruhan proses
perkiraan dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan”. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa
perencanaan merupakan suatu proses perumusan tentang apa yang akan dilakukan dan dan bagaimana
pelaksanaannya.
b. Pengorganisasian (Organizing,) S. P. Siagian dalam Tanti Prastuti (2014) mengemukakan bahwa,
pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas,
tanggung jawab dan wewenang yang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat
digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian yang telah ditentukan. Seteleh
perencanaan dilakukan, maka fungsi selanjutnya adalah pengorganisasian. Definisi di atas
menjelaskan bahwa pengorganisasian merupakan suatu proses pengaturan keseluruhan sumber daya
dalam sebuah organisasi. Pengaturan itu mencakup pembagian tugas, alat-alat, sumber daya manusia,
wewenang dan sebagainya untuk menghindari kesimpangsiuran dalam pelaksanaan kegiatan. Fungsi
ini lebih cenderung pada pengaturan kegiatan administratif. Tujuannya agar tercapai efesiensi dan
efektivitas dalam tahan dan fungsi berikutnya .
c. Pelaksanaan (Actuating) Menurut George R. Terry dalam Tanti Prastuti (2014) yang dimaksud
dengan pelaksanaan adalah : “Tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota suka berusaha
untuk mencapai sasaran-sasaran agar sesuai dengan perencanaan dan usahausaha organisasi.”
Pelaksanaan dilakukan setelah fungsi perencanaan. Agar pelaksanaan berjalan sesuai dengan
perencanaan maka sangat ditekankan pada bagaimana cara/strategi seorang pemimpin dalam
menggerakkan pegawainya. Hal ini sangat penting untuk menghindari agar bawahan tidak
melaksanakan tugasnya di bawah tekanan atau paksaan tetapi atas dasar pilihan sadar dengan penuh
tanggung jawab.
d. Pengawasan (Controlling), Fungsi pengawasan sangat penting tanpa adanya pengawasan maka
fungsi-fungsi yang lainnya tidak akan berjalan efektif dan efisien. Pengawasan tidak hanya
berlangsung pada saat pelaksanaan, tetapi juga pada saat perencanaan dan pengorganisasian. Pada
dasarnya dalam fungsi pengawasan juga terdapat proses pengevaluasian untuk menjaga agar seluruh
kegiatan tidak melenceng dari tujuan yang ingin dicapai. Menurut Stephen Robein (Inu Kencana
Syafiie, 2011), pengawasan dapat didefinisikan sebagai: “Proses mengikuti perkembangan kegiatan
untuk menjamin jalannya pekerjaan, dengan demikian dapat selesai secara sempurna sebagaimana
yang direncanakan sebelumnya, dengan pengoreksian beberapa pemikiran yang saling berhubungan.
Manajemen sumberdaya manusia sangat penting dalam suatu organisasi untuk menghindari kesalahan
dalam tugas manajemen antara lain mempekerjakan karyawan yang tidak cocok dengan pekerjaan,
perputaran karyawan yang tinggi dan kesalahan-kesalahan lain dalam masalah tenaga kerja yang
dapat merugikan organisasi.

Pengertian Manajemen Operasional


Menurut Heizer dan Render (2008), produksi (production) adalah proses penciptaan barang dan
jasa. Manajemen Operasi (operation management--OM) adalah serangkaian aktivitas yang
menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Dalam
organisasi yang tidak menghasilkan produk secara fisik, fungsi produk secara fisik, fungsi produksi
mungkin tidak terlihat dengan jelas. Fungsi produk ini bisa “tersembunyi” dari masyarakat dan
bahkan dari pelanggan. Contohnya adalah proses yang terjadi di bank, rumah sakit, perusahaan
penerbangan, atau akademi pendidikan. Terlepas apakah dari produk akhir berupa barang atau jasa,
aktivitas produksi yang berlangsung dalam organisasi biasanya disebut sebagai operasi atau
manajemen operasi.
Manajemen operasional merupakan metode pengelolaan yang menyeluruh dan optimal yang
memperhatikan perihal tenaga kerja, barang-barang seperti mesin, bahan-bahan mentah, peralatan,
atau produk yang sekiranya bisa dijadikan sebuah produk barang atau jasa yang bisa dijual belikan.
Manajemen operasional perlu untuk dipelajari sebab fungsi manajemenen tersebut merupakan salah
satu dari tiga fungsi manajemen dalam organisasi atau perusahaan yaitu produksi, keuangan, dan
pemasaran. Selain itu manajemen operasi juga merupakan bagian perusahaan yang mengonsumsi
dana cukup besar disebuah perusahaan. Konsep manajemen operasional adalah sebuah aktifitas
perusahaan dalam menciptakan barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen.
Dengan konsep manajemen operasi maka segala pemasukan perusahaan akan diintegrasikan untuk
menghasilkan keluaran yang mempunyai nilai tambah baik itu berupa barang akhir, barang setengah
jadi ataupun jasa.
Manajemen operasional adalah kegiatan yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa
dengan mengubah input menjadi output (Lavari, 2016). Menurut Subagyo (Dalam Rusdiana, 2019:17)
manajemen operasional adalah sebuah penerapan ilmu manajemen untuk mengatur kegiatan produksi
agar dilakukan secara efektif dan efisien. Menurut Fugarty (Dalam Rusdiana, 2019:19) manajemen
operasi adalah sebuah proses yang berhubungan satu sama lain dan efektif dalam penggunaan fungsi
manajemen untuk mengintegrasikan sumber daya secara efisien guna mencapai tujuan. Dari defisinisi
diatas maka dapat disimpulkan jika manajemen operasional atau produksi adalah serangkaian aktifitas
atau proses dalam menciptakan barang, jasa, dan kegiatan yang mengubah bentuk dengan membuat
atau menambah nilai dari suatu barang atau jasa yang digunakan unuk memenuhi kebutuhan manusia.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengawasan (Controlling)
Controlling atau pengawasan merupakan salah satu aspek esensial dalam dinamika sebuah
organisasi, baik organisasi dalam bentuk perusahaan, pendidikan maupun yang lainnya. Selain sebagai
bagian integral dari proses atau tahapan kinerja organsasi yang dimulai dari planning, organizing,
actuating sampai controlling, dalam beberapa studi manajemen juga menunjukkan bahwa upaya
pengawasan yang tereduksi dalam sebuah sistem kerja organisasi berpengaruh sangat signifikan
terhadap peningkatan kinerja organisasi secara keseluruhan.
Secara definitif, controlling dalam bahasa Indonesia dapat ditafsirkan sebagai pengawasan atau
pengendalian, sehingga dalam bahasa Inggris pengertian pengawasan dan pengendalian tetap
dipergunakan dengan istilah controlling. Istilah controlling dengan makna pengendalian atau
pengawasan dalam konteks ilmu manajemen telah mengalami perkembangan definisi dari masa ke
masa. Adapun yang cukup populer adalah pendapat Usury dan Hammer yang dikutip Buchari Alma
menyatakan bahwa: “Controlling is management’s systematic efforts to achieve objectives by
comparing performances to plan and taking appropriate action to correct important differences”
(pengendalian adalah sebuah usaha sistematik dari manajemen untuk mencapai tujuan dengan
membandingkan kinerja dengan rencana awal dan kemudian melakukan langkah perbaikan terhadap
perbedaan-perbedaan penting dari keduanya).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengawasan (controlling)
merupakan kegiatan yang dilaksanakan dengan maksud agar tujuan yang diharapkan tercapai sesuai
dengan perencanaan yang ditetapkan. Tujuan dari pengawasan atau controlling pada dasarnya adalah
untuk menyesuaikan gerak organisasi yang sedang berlangsung dengan tujuan dan rencana awal
(planning) dari organisasi itu sendiri. Dalam aspek ini, controlling memusatkan pada sisi efisiensi,
sedangkan perencanaan atau planning lebih memusatkan pada sisi efektivitas. Walaupun di dalam
proses pengendalian juga terdapat unsur efektivitas, namun secara fungsi bahwa upaya pengendalian
lebih berpusat pada unsur efisiensi. Dengan demikian, controlling atau yang di dalam istilah Indonesia
bermakna pengendalian, pengawasan atau kontrol, secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu
proses penyesuaian pergerakan antara organisasi dengan tujuannya.
Konsep pengawasan yang sebenarnya menunjukkan bagian dari fungsi manajemen, di mana
pengawasan dianggap sebagai bentuk pemeriksaan atau pengontrolan dari pihak yang lebih atas
kepada pihak di bawahnya.” Dalam ilmu manajemen, pengawasan ditempatkan sebagai tahapan
terakhir dari fungsi manajemen. Dari segi manajerial, pengawasan mengandung makna pula sebagai:
“pengamatan atas pelaksanaan seluruh kegiatan unit organisasi yang diperiksa untuk menjamin agar
seluruh pekerjaan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana dan peraturan.” Atau “sebagai
suatu usaha agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, dan
dengan adanya pengawasan dapat memperkecil timbulnya hambatan, sedangkan hambatan yang telah
terjadi dapat segera diketahui yang kemudian dapat dilakukan tindakan perbaikannya.” Lebih jelasnya
pengawasan harus berpedoman terhadap : 1) Rencana (planning), yang telah diputuskan; 2) Perintah
(order) terhadap pelaksanaan pekerjaan; 3) Tujuan (goal), dan; 4) Kebijaksanaan yang telah
ditentukan sebelumnya. Dengan adanya pengawasan dalam manajemen akan membuat operasional
usaha dapat berjalan tanpa hambatan. Disamping itu akan mendorong karyawan untuk lebih
bertanggung-jawab terhadap tugas yang dipikulnya.
B. Pengawasan (Controlling) Dalam Al-Qur’an
Controlling atau pengawasan di dalam bahasa Arab memiliki makna yang sama dengan kata
ar-Riqobah. Didalam al-Qur’an, kata ini disebutkan pada beberapa ayat yang secara umum
menunjukkan tentang adanya fungsi pengawasan, terutama peengawasan dari Allah Swt. Ayat-ayat
tersebut diantaranya adalah:
QS. Al-Maidah [5]: 117

Artinya: “Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan
kepadaku (mengatakan)nya yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku
menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan
aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala
sesuatu.”
Berkenaan dengan makna dari controlling, dalam beberapa literatur kajian Islam, sebenarnya telah
dirumuskan beberapa konsep yang salah satunya dapat dirujuk dari pendapat Ahmad Bin Daud yang
menyatakan “Controlling adalah tugas administratif secara personal atau kolektif yang fokusnya
adalah pemantauan aktifitas organisasi dan memeriksa kegiatan tersebut dari dalam sistem secara
tematis (bagian per-bagian) dengan tujuan membetulkan yang salah atau mengubah sesuatu agar
kembali kepada yang lazim (semestinya) dan yang demikian itu untuk memastikan akan keselamatan
program kegiatan organisasi tersebut, baik dari segi pelaksanaan, sarana maupun tujuannya dan semua
itu dilaksanakan dengan landasan melaksanakan kewajiban dan menaati firman Allah swt, yang
berkenaan dengan penyifatan orang yang beriman: “Dan orang-orang yang memelihara amanah-
amanah (yang dipikulnya) dan janjinya”, dan sebagai bentuk rasa pertanggung jawaban serta
pelaksanaan atas sabda Rosulullah saw: “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan
dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya tersebut”.
Berdasarkan penjelasan ayat dan definisi di atas, maka hakikat controlling atau pengawasan dalam
Islam mempunyai karakteristik antara lain: pengawasan bersifat material dan spiritual, monitoring
bukan hanya manajer, tetapi juga Allah Swt, menggunakan metode yang manusiawi yang menjunjung
martabat manusia. Dalam konteks organisasi, ar-riqobah atau pengawasan merupakan kewajiban yang
terus menerus harus dilaksanakan, karena pengawasan merupakan pengecekan jalannya planning
dalam organisasi untuk menghindari kegagalan atau akibat yang lebih buruk.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditegaskan bahwa pengawasan sebagai upaya
pengecekan atas jalannya perencanaan (planning) dalam organisasi untuk menghindari kegagalan atau
akibat yang lebih buruk. dapat disimpulkan bahwa tujuan adanya dari pengawasan, adalah upaya yang
jelas dalam memberikan batasan-batasan dalam sebuah kegiatan yang suda tersusun rapi di awal
(planing). Dan kinerja controling ini memusatkan pada tingkat efisien atau kesesuaian dan
perencanaan (planing) lebih menuju kearah efektivitas. Dalam kesesuaian pasti terdapat efektivitas
akan tetepi secara fungsi pengawasan lebih fokus kepada efisiensi atau kesesuain.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Manajemen adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang dilakukan oleh sekelompok
orang atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dengan cara bekerja sama
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Manajemen dapat juga didefenisikan sebagai upaya
perencanaan, pengkoordinasian, pengoraganisasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasran secara efisien dan efektif. Pengertian manajemen secara dasar adalah suatu seni
didalam sebuah proses dan ilmu pengorganisasian contoh diantaranya adalah seperti
pergerakan, pengendalian, pengawasan, pengorganisasian, serta perencanaan.

Menurut Heizer dan Render , produksi adalah proses penciptaan barang dan jasa. Manajemen
Operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa
dengan mengubah input menjadi output. Terlepas apakah dari produk akhir berupa barang atau
jasa, aktivitas produksi yang berlangsung dalam organisasi biasanya disebut sebagai operasi atau
Manajemen operasi. Manajemen operasional merupakan metode pengelolaan yang menyeluruh
dan optimal yang memperhatikan perihal tenaga kerja, barang-barang seperti mesin, bahan-bahan
mentah, peralatan, atau produk yang sekiranya bisa dijadikan sebuah produk barang atau jasa
yang bisa dijual belikan. Dengan konsep manajemen operasi maka segala pemasukan perusahaan
akan diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang mempunyai nilai tambah baik itu berupa
barang akhir, barang setengah jadi ataupun jasa.

Controlling atau pengawasan merupakan salah satu aspek esensial dalam dinamika sebuah
organisasi, baik organisasi dalam bentuk perusahaan, pendidikan maupun yang lainnya. Selain
sebagai bagian integral dari proses atau tahapan kinerja organsasi yang dimulai dari
planning, organizing, actuating sampai controlling, dalam beberapa studi manajemen juga
menunjukkan bahwa upaya pengawasan yang tereduksi dalam sebuah sistem kerja organisasi
berpengaruh sangat signifikan terhadap peningkatan kinerja organisasi secara keseluruhan.
Tujuan dari pengawasan atau controlling pada dasarnya adalah untuk menyesuaikan gerak
organisasi yang sedang berlangsung dengan tujuan dan rencana awal dari organisasi itu
sendiri. Dalam aspek ini, controlling memusatkan pada sisi efisiensi, sedangkan perencanaan atau
planning lebih memusatkan pada sisi efektivitas.

Dalam konteks organisasi, ar-riqobah atau pengawasan merupakan kewajiban yang terus
menerus harus dilaksanakan, karena pengawasan merupakan pengecekan jalannya planning dalam
organisasi untuk menghindari kegagalan atau akibat yang lebih buruk. Berdasarkan penjelasan di
atas maka dapat ditegaskan bahwa pengawasan sebagai upaya pengecekan atas jalannya
perencanaan dalam organisasi untuk menghindari kegagalan atau akibat yang lebih buruk. dapat
disimpulkan bahwa tujuan adanya dari pengawasan, adalah upaya yang jelas dalam memberikan
batasan-batasan dalam sebuah kegiatan yang suda tersusun rapi di awal . Dan kinerja controling
ini memusatkan pada tingkat efisien atau kesesuaian dan perencanaan lebih menuju kearah
efektivitas.
DAFTAR PUSTAKA
Maskun, M., Wahyudi, M. F., & Manan, A. (2022). Fungsi Manajemen Controling dalam Prespektif
Al Qur’an dan Hadits. Akademika, 16(1).
Gesi, B., Laan, R., & Lamaya, F. (2019). Manajemen Dan Eksekutif. Jurnal Manajemen, 3(2), 51-66.
Zanah, R. F. M., & Sulakasana, J. (2016). Pengaruh Fungsi Manajemen Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan. Agrivet: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian dan Peternakan (Journal of Agricultural Sciences
and Veteriner), 4(2).
Djadjuli, D. (2018). Pelaksanaan pengawasan oleh pimpinan dalam meningkatkan kinerja
pegawai. Dinamika: Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara, 4(4), 565-573.
Faiq, S. S., Rizal, M., & Tahir, R. (2021). Analisis Manajemen Operasional Perusahaan Multinasional
(Studi Kasus Pada PT. Unilever Indonesia Tbk.). Jurnal Manajemen, 11(2), 135-143.
Wicahyaningtyas, M. (2022). Controlling dalam Perspektif Al Qur'an dan Al Hadits. Al-Idaroh:
Jurnal Studi Manajemen Pendidikan Islam, 6(1), 30-47.
Wicakso, Y. R. (2019). ANALISIS EFISIENSI LAYOUT PROSES PRODUKSI (Studi Kasus Pada
Pabrik Gula Pangka di Tegal Jawa Tengah) (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS ATMA JAYA
YOGYAKARTA).

Anda mungkin juga menyukai