Modul Prak Fitokimia 2023
Modul Prak Fitokimia 2023
FITOKIMIA
OLEH :
Marius Agung Sasmita Jati, S.Si, M.Sc.
YOGYAKARTA
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya penulisan modul
praktikum ini dengan baik. Petunjuk praktikum ini membahas tentang pelaksanaan praktikum
yang diadakan di laboratorium Fitokimia untuk mahasiswa semester IV. Buku ini dibuat untuk
memberikan petunjuk dan cara serta petunjuk kerja praktikan yang disesuaikan dengan
materi kuliah Fitokimia.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah terlibat dalam penyelesaian buku petunjuk praktikum ini sehingga buku ini dapat
diterbitkan. Semoga buku petunjuk praktikum ini akan terus berkembang menyesuaikan
kurikulum yang ada dan pengetahuan yang berkembang.
Penulis berharap semoga praktikan dapat memahami dan menguasai semua materi
yang ada di dalam buku petunjuk praktikum ini dengan baik dan benar.
Penyusun
VISI & MISI
VISI
Menjadi tempat pendidikan tenaga kesehatan yang unggul dan profesional dalam
ilmu kesehatan terapan dengan keikhlasan kesehatan penerbangan MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan vokasional yang berkualitas, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat di bidang ilmu kesehatan dengan kekhasan kesehatan penerbangan.
2. Mendorong kemajuan penelitian dan publikasi ilmiah di bidang ilmu kesehatan dengan
kekhasan kesehatan penerbangan di jurnal nasional maupun internasional.
3. Membantu pemerintah khususnya TNI AU untuk meyiapkan tenaga kesehatan yang
unggul dalam ilmu kesehatan dengan kekhasan kesehatan penerbangan
4. Menyelenggarakan tata kelola kampus yang baik (Good University
Governance).
2
PROGRAM STUDI D3 FARMASI
VISI
Menjadi program studi D3 Farmasi yang unggul dibidang pelayanan kefarmasian khususnya
farmasi penerbangan pada tahun 2025.
MISI
4. Membentuk tenaga ahli madya farmasi yang memiliki keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta sikap disiplin.
3
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Praktikan harus sudah hadir paling lambat sepuluh menit sebelum praktikum dimulai,
dengan mengenakan jas praktikum dan sepatu yang bersih.
4. Setelah selesai praktikum, praktikan wajib membuat laporan resmi praktikum dan
dikumpulkan pada waktu pratikum berikutnya.
5. Apabila praktikan tidak dapat mengikuti praktikum sesuai jadwal karena sakit dan
memberikan surat ijin resmi wajib mengganti praktikum pada hari lain dan harus
dikonsultasikan dengan koordinator praktikum.
6. Praktikan wajib membawa perlengkapan praktikum berupa jas praktikum, serbet, label,
tissue, dan perlengkapan lain yang dibutuhkan.
7. Pada saat praktikum, praktikan tidak diperbolehkan makan, minum, dan merokok di
dalam laboratorium.
9. Apabila praktikan merusakkan alat-alat laboratorium, harus segera lapor ke laboran dan
wajib mengganti segera dengan spesifikasi yang sama.
10. Sebelum meninggalkan laboratorium, meja, kursi, lantai, dan semua peralatan yang
digunakan harus dalam keadaan bersih dan dikembalikan ketempat semula.
11. Hal-hal lain yang belum diatur dalam ketentuan ini akan diatur kemudian. Demikian tata
tertib ini dibuat untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
4
DAFTAR ISI
Visi Misi..................................................................................................................................
.......................................................................................................................................... iii
Percobaan 2. Isolasi dan Identifikasi Etil Para Metoksi Sinamat dari Rimpang Kencur...........
............................................................................................................................................6
5
MATERI DAN METODE ISOLASI & IDENTIFIKASI
6
P6 Isolasi dan Maserasi dengan Titik lebur KLT (standar
7
PERSIAPAN BAHAN
8
9
PERCOBAAN 1
CENGKEH
1. Mahasiswa memahami yentang pengertian minyak atsiri, penggolongan dan tata nama
serta sifat fisikokimia dan teknik ekstraksinya.
2. Mahasiswa dapat menentukan cara identifikasi miyak atsiri.
Kandungan senyawa
kimia dalam
tanaman
Senyawa yang Nama senyawa (rumus Struktur kimia (Golongan
diisolasi molekul&berat molekul) dan gugus fungsional)
1
Karakteristik Sifat Fisika Kimia (polaritas, kelarutan, titik lebur, stabilitas, dll)
senyawa yang
diisolasi
1
ekstraksi Metode dan prosedur alasan
2
Identifikasi Metode dan prosedur alasan
Tujuan praktikum
Alat destilasi STAHL adalah alat yang digunakan untuk memisahkan minyak atsiri
dari suatu bahan baku alami (simplisia). Prinsip kerja dari alat destilasi STAHL dapat
dipelajari di Materia Medika. Alat destilasi Stahl dirakit sedemikian rupa sehingga ddengan
alat ini dapat dilakukan penyulingan dengan air dari simplisia, sedang destilat yang terdiri dari
3
campuran antara minyak atisiri dan air, dapat ditampung dalam penampung berskala sehingga
volume minyak atisiri yang tertampung dapat segera terbaca.
1. Nama simplisia=
Bobot simplisia Vol. Minyak atsiri Rendemen (%) Indeks Bias
2. Hasil kromatografi
Foto/gambar Kromatogram
4
UV 254 UV 366 Pereaksi semprot
Catatan: setiap bercak dihitung harga Rf-Nya baik pada deteksi dengan sinar tampak (visible),
UH254, UV366 maupun pereaksi semprot. Hasil perhitungan dirangkum pada tabel berikut:
Pembanding
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
5
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
6
PERCOBAAN II
Kandungan
senyawa kimia
dalam tanaman
Senyawa yang Nama senyawa (rumus Struktur kimia (Golongan
diisolasi molekul&berat molekul) dan gugus fungsional)
7
Karakteristik Sifat Fisika Kimia (polaritas, kelarutan, titik lebur, stabilitas, dll)
senyawa yang
diisolasi
7
Isolasi dan
pemurnian
8
Tujuan praktikum
Mahasiswa mampu melakukan isolasi dan identifikasi etil para metoksi sinamat dari rimpang
kencur.
Prinsip kerja
Etil para metoksi sinamat merupakan kandungan kimia utama ripang kencur. Sebagai
turunan senyawa fenol, etil para metoksi sinamat dapat dideteksi dengan pereaksi yang
merupakan senyawa aldehid seperti anisaldehid asam sulfat dan vanilin asam sulfat. Sebagai
ester asam sinamat dengan gugus fenol yang termetilasi, polaritasnya refil tidak tinggi.larut
baik dalam heksan, petroleum eter tetapi juga larut dalam etanol, tidak larut dalam air. Etil
para metoksi sinamat merupakan komponen utama secara kuantitatif dari rimpang kencur yang
dapat diekstraksi dengan etanol dan kristalisasi melalui pemekatan dan pendinginan.
Bahan: 100 gram serbuk kasar rimpang kencur dan Etamol 95% 300 ml
9
Cara kerja
1. Minggu I:
• 100 gram serbuk rimpang kencur dimasukkan ke dalam botol tertutup yang
bersih, ditambah 200 ml etanol 95% kemudian digojog selama 2,5 jam.
• Selanjutnya diamkan termaserasi selama 1 minggu dalam suhu kamar sambil
sering digojog (harap dibawa pulang dan sering digojog).
• Setelah 1 minggu (pada saat pretest) dilakukan penyaringan dan didapatkan
maserat 1.
• Dilakukan remaserasi dengan pelarut etanol 95%, digojog (harap di bawa
pulang dan sering digojog)
2. Minggu II
• Dilakukan penyaringan sehingga didapat maserat (digabungkan dengan
maserat awal)
• Diuapkan dengan evaporator hingga volume ±10 ml
• Tuangkan cairan kedalam botol kecil tertutup
• Sisa zat yang tertinggal pada cawan porselin dicuci dengan 5 ml etanol 95%
dan dicampurkan ke dalam botol.
3. Minggu III
• Kristal yang diperoleh dipisahkan dari cairannya dengan cara menuangkan
kedalam corong yang diberi kertas saring yang telah ditara.
• Kristal pada kertas saring dikeringkan dalam oven 50ºC
4. Minggu IV
• Karakterisasi dilakukan
➢ Dengan mengamati bentuk kristal di bawah mikroskop
➢ Menguji kelarutan dalam petroleum eter, etanol 95% dan air
➢ Mengukur titik lebur dan dibandingkan terhadap standar
• Identifikasi secara kromatografi lapis tipis dengan sistem sebagai berikut:
Fase diam: silika gel G
Fase gerak: toluena
Cuplikan: larutan isolat dalam etanol dan larutan pembanding etil para metoksi
sinamat
Deteksi: sinar ultraviolet 366 nm
1
Pereaksi anisaldehid asam sulfat, dipanaskan dalam oven 110ºC selama 5 menit
Nama simplisia =
HASIL KROMATOGRAFI
Foto/Gambar Kromatogram
Catatan: Setiap bercak dihitung harga Rf baik pada deteksi dengan UV 254 nm, UV 366 nm
maupun pereaksi semprot. Hasil perhitungan dirangkum pada tabel berikut:
1
No Rf UV 254 UV 366 Disemprot Interpretasi
bercak hasil
Sampel 1
Pembanding
PEMBAHASAN:
KESIMPULAN:
SARAN :
DAFTAR PUSTAKA:
1
PERCOBAAN 3
Kandungan
senyawa kimia
dalam tanaman
Senyawa yang Nama senyawa (rumus Struktur kimia (Golongan
diisolasi molekul&berat molekul) dan gugus fungsional)
Karakteristik Sifat Fisika Kimia (polaritas, kelarutan, titik lebur, stabilitas, dll)
senyawa yang
diisolasi
1
ekstraksi Metode dan prosedur alasan
1
Identifikasi Metode dan prosedur alasan
Tujuan praktikum:
Mahasiswa mampu melakukan isolasi dan identifikasi piperin dari biji merica.
Prinsip kerja:
Piperin merupakan senyawa alkaloid. Piperin berupa senyawa amida basa lemah yang dapat
membentuk garam dengan asam mineral kuat. Piperin dihidrolisis dengan KOH-etanolik akan
menghasilkan kalium piperin dan piperidin. Tumbuhan yang termasuk jenis piper ini selain
mengandung 5-9% piperin juga mengandung: minyak atsiri berwarna kuning berbau aromatis,
1
senyawa berasa pedas (kavisin), amilum, resin, protein. Senyawa piperin secara fisik berupa
kristal berbentuk jarum berwarna kuning, tak berbau, tak berasa lama kelamaan pedas, larut
dalam etanol asam cuka, benzene dan kloroform. Piperin disari dari buah piper dengan etanol
96%, dipisahkan dari senyawa resin dengan penambahan KOH-etanol 10% b/v, kristalisasi
dilakukan dengan etanol.
Bahan:
Alat:
• Tabung maserasi
• Batang pengaduk
• Cawan porselin
• Corong
• Perangkat KLT
• Glass woll
Cara Kerja
1. Minggu I
• Serbuk merica 50 g dimaserasi seperti pada rimpang kencur dengan
menambahkan pelarut etanol 95% sebanyak 100 ml.
• Dilakukan remaserasi.
2. Minggu II
• Dilakukan penyaringan
• Diuapkan dengan penangas air sampai volume tinggal setengahnya
• Ditambahkan 10 ml KOH-etanolik 10% sambil diaduk sehingga timbul endapan
1
• Sari dari bagian yang tidak larut dipisahkan menggunakan kertas saring yang
telah dibahasi etanol
• Sari jernih yang didapat dimasukan flakon atau botol kecil dan didiamkan dalam
almari es sampai terbentuk kristal (botol diberi label)
3. Minggu III
• Kristal, kristal yang diperoleh dipisahkan dari cairan dengan kertas saring yang
telah ditara.
• Kristal dicuci dengan etanol 96% (dingin) dan dikeringkan dalam almari
pengering pada suhu 40ºC selama 30-40 menit kemudian disimpan dalam
eksikator yang dilengkapi kapur tohor.
4. Minggu IV
• Dihitung rendemennya
• Dilakukan identifikasi menggunakan KLT terhadap larutan kristal dalam etanol
Fase gerak: toluen: etil asetat (7:3) sebanyak10ml
Fase diam: silica gel F 254
Pembanding: piperin standar
• Amati warna bercak yang timbul pada kromatogram
a. Pada sinar tampak
b. Pada sinar UV 254 dan 366 nm
c. Pada sinar tampak setelah disemprot Dragendorrf
• Hitung hRf bercak
• Lakukan pengamatan organoleptik terhadap kristal yang diperoleh (bau, warna,
dan rasa)
• Tentukan jarak lebur kristal yang diperoleh. Serahkan kristal yang diperoleh
kepda tugas laboratorium dalam flakson yang diberi nama kristal dari tanaman
apa dan nama kelompok
1
2. Hasil kromotografi lapis tipis
Fase gerak: …………………………………
Fase diam: ………………………………….
Larutan penotolan:………… % dalam pelarut…………….
Larutan pembanding: …………% dalam pelarut……………
Detektor: Sinar UV 254 nm, UV 366 nm dan pereaksi……………
Foto/gambar Kromatogram
Catatan: Setiap bercak dihitung harga Rf-Nya baik pada deteksi dengan UV 254, UV
366, maupun pereaksi semprot. Hasil perhitungan dirangkum pada tabel berikut:
1
Tabel kromatogram
Pembanding
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
1
PERCOBAAN 4
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI POLIKETIDA KAYU ANGIN
Kandungan
senyawa kimia
dalam tanaman
Senyawa yang Nama senyawa (rumus molekul&berat Struktur kimia (Golongan
diisolasi molekul) dan gugus fungsional)
Karakteristik Sifat Fisika Kimia (polaritas, kelarutan, titik lebur, stabilitas, dll)
senyawa yang
diisolasi
2
ekstraksi Metode dan prosedur alasan
2
Puritas
(kemurnian)
Tujuan praktikum:
Pada akhir praktikum diharapkan mahasiswa mampu melakukan isolasi asam urat dari Usnea
sp, dan melakukan identifikasi hasil isolasi secara kualitatif
2
Prinsip kerja:
Asam usnat merupakan salah satu senyawa lichen dan termasuk senyawa yang
mempunyai khasiat sebagai antibakteri. Selain terdapat dalam spesies usnea, asam usnat ini
juga terdapat di dalam lichen-lichenes yang lain seperti: Alectoria, Ramalia, Everinea.
Cetraria, Cladonia, Lacanora, dan Hematoma. Dilihat dari struktur kimia, asam usnat
merupakan derivat dibenzofuran. Asam usnat larut antara lain dalam aseton dan kloroform,
dan tahan pemanasan, maka untuk ekstraksinya menggunakan metode Soxhlet menggunakan
aseton dilanjutkan pemurnian dengan kloroform.
Bahan:
Alat:
2
Cara kerja
1. Minggu I
• Ditimbang 25 gram serbuk Usnea sp dan dibungkus dengan kertas saring
• Dimasukkan dalam alat Soxhlet bagian extraction thimble
• Rangkaikan dengan labu alas bulat 250 ml yang telah diberi batu didih 2-5 butir
(anti bumping granules)
• Tambahkan aceton secukupnya sampai terjadi 2 kali sirkulasi
• Lakukan penyarian dengan alat Soxhlet selama 1,5 jam
• Hasil penyarian didinginkan pada suhu kamar kemudian saring
• Uapkan filtrat yang dperoleh sehingga asetonnya habis dengan evaporator
• Residu dilarutkan dalam kloroform dengan cara digojog 2 kali, setiap kali
menggunakan 25 ml kloroform
• Saring melalui kertas saring, tampung dalam botol bersih
• Uapkan kloroform dengan evaporator sehingga kloroformnya habis
• Tambahkan 3 ml aseton ke dalam labu untuk melarutkan residu
• Tuangkan campuran ke dalam botol kecil yang bersih dan kering
• Bilas labu dengan aseton dan campurkan bilasan dengan larutan dalam botol,
sampai padatan tepat larut. Simpan dalam almari pendingin sehingga terbentuk
kristal
2. Minggu II
• Kristal yang terbentuk dipisahkan dari cairannya dengan corong berlapis kertas
saring yang telah ditara
• Bilas botol dengan etanol yang sudah didinginkan dalam freezer selama 1 jam,
bilasan digunakan untuk mencuci kristal yang usah ada pada kertas saring.
• Kristal yang diperoleh dikeringkan dalam oven 50ºC. Timbang hasilnya dan
hitung rendemennya.
3. Minggu III
• Ambil sedikit kristal menggunakan ujung jarum, larutkan dalam 2 ml etil asetat
dan lakukan percobaan kromotografi lapis tipis
Fase diam: silika gel GF 254
Fase gerak: Heksana:etil asetat:asam asetat=4:1:1
Pembanding: asam usnat baku pembanding
2
Cuplikan: 10 mikroliter larutan asam usnat baku pembanding dalam etil asetat
(1%)
• Deteksi
1. Sinar UV254 dan 366 mm
2. Pereaksi anisaldehid-asam sulfat, panasi lempeng pada suhu 100ºC, selama
menit
3. Pereaksi FeC13 dalam HCI 0,5 N
4. Pereaksi 2,4 dinitrofenilhidrasin (larutan 2,4_DNP 0,4% dalam HCI 2N)
• Tentukan titik lebur kristal yang diperoleh dengan alat Tieele.
2
Foto/Gambar Kromatogram
Catatan: setiap bercak dihitung harga Rf-Nya baik pada deteksi dengan sinar tampak (visible),
UH 254 nm, UV 366 nm maupun pereaksi semprot. Hasil perhitugan dirangkum pada tabel
berikut:
Tabel Kromatogram
Sampel 1
2
5
Pembanding
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
2
PERCOBAAN 5
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GLIKOSIDA FLAVANOID
DARI DAUN KETELA POHON
Tujuan pendalaman materi:
1. Mahasiswa harus telah memahami tentang pengertian flavonoid, penggolongan dan
tata nama flavonoid serta fisikokimia dan teknik ekstraksinya
2. Mahasiswa dapat menentukan cara identifikasi flavonoid.
Kandungan
senyawa kimia
dalam tanaman
Senyawa yang Nama senyawa (rumus Struktur kimia (Golongan
diisolasi molekul&berat molekul) dan gugus fungsional)
Karakteristik Sifat Fisika Kimia (polaritas, kelarutan, titik lebur, stabilitas, dll)
senyawa yang
diisolasi
2
ekstraksi Metode dan prosedur alasan
2
Identifikasi Metode dan prosedur alasan
Tujuan praktikum
Bahan:
3
Alat:
1. Panci infus
2. Corong pisah dan corong Buchner
3. Alat-alat gelas
4. Kompor listrik
5. Chamber
6. Pipa kapiler
7. Kertas saring
Cara kerja
a. Penyarian Flavonoid
Minggu pertama
• sebanyak 50 gram simplisia dimasukkan dalam panci infusa, lalu dibasahi
dengan air ekstra 100 mL 92x bobot bahan)
• ditambah akuades sebanyak 250 ml panaskan 30 menit pada suhu 90ºC
• cairan yang diperoleh disaring panas dengan kain flanel (jangan diremas).
Filtrat panas disaring lagi kertas saring
• dekokta (filtrat) yang diperoleh dimasukkan dalam botol dan disimpan dalam
kulkas hingga diperoleh kristal (kuning)
Minggu kedua
• Kristal yang diperoleh disaring dingin dengan kertas saring yang telah ditara.
• Dicuci dengan akuades dingin (catatan : siapkan telebih dahulu akuades di
kulkas sebelum menyaring kristal)
• Kristal yang diperoleh dikeringkan dioven pada suhu 50ºC
• Ditimbang untuk menghitung rendemennya
• Bila tidak diperoleh kristal maka perlu dilakukan isolasi flavonoid secara
preparatif (b dan c)
• Bila diperoleh kristal langsung masuk ke tahap pemeriksaan kemurnian
flavonoid dengan KKt 2 dimensi (d)
b. Pemeriksaan kandungan Flavonoid
• Pemeriksaan kandungan flevonoid dilakukan secara kromatografi kertas
dengan menggunakan berbagai fase gerak.
3
• Fase diamnya adalah kertas Whatman no.1 dan fase geraknya adalah BAW
(4:1:5) dan asam asetat 15%
• Fase gerak yang paling baik untuk pemisahan senyawa flavonoid digunakan
untuk analisis selanjutnya (c)
c. Isolasi Flavonoid secara KKt preparatif
• Sampel ditotolkan pada kertas Whatman no.1 ukuran 15x15 cm sebanyak 40
lembar berupa pita (6-7 totolan tiap lembar)
• Dikembangkan dengan fase gerak asem asetat 15% atau BAW (4:5:1)
• Bercak flavonoid yang berwarna kuning jika diuapi amonia dan memiliki Rf
yang sama, dipotong, dikumpulkan dan diekstrasi dengan metanol p.a
secukupnya
• Diambil sari metanolnya dengan disaring sehingga diperoleh isolat flavonoid.
d. Pemeriksaan kemurnian flovonoid dengan KKt dua demensi
Untuk mengetahui kemurnian isolat flavonoid yang diperoleh dilakukan
pemeriksaan kemurnian dengan kromatografi kertas dua dimensi
Minggu ketiga
• 10 mg kristal Glikosida flavonoid dalam 1 ml MeOH dititolkan pada Whatman
no.1 berukuran 20x20 cm
• Dikembangkan dengan asam asetat 15%
• Setelah diangkat dan kering, dikembangkan lagi dengan BAW (4:1:5)
• Jika yang timbul hanya satu bercak berarti telah murni
• Bagi yang tidak diperoleh kristal gunakan isolat dalam MeOH hasil isolasi
glikosida flavonoid secara KKt preparatif
e. Pemeriksaan hidrolisis isolat flavonoid
Minggu ketiga
• Glikosida flavonoid (10 mg) dilarutkan dalam 10 ml HCI 2N : MeOH (1:1)
• Dipanaskan (refluks) dengan tabung reaksi pada penangas air selama 30 menit
• Larutan MeOH-air diuapkan sampai volumenya tinggal setengah agar MeOH
hilang
• Dilakukan 3 kali ekstraksi dengan EtOAc (dengan mengocok kuat-kuat dalam
corong pisah)
• Fraksi EtOAc diuapkan sampai semua pelarut menguap
• Fraksi air diuapkan hingga tinggal sepertiga bagian
3
• Disimpan dalam flakson (dilanjutkan minggu depan)
Minggu keempat
● ● ● ● ● ● ●
Sari I Sari II Quersetin Rutin Sari III Glukosa Ramnosa
• Deteksi kromatogram
a. Sinar tampak
b. Sinar UV 366nm
c. Diuapi amonia (khusus untuk sari I, sari II, quersetin dan rutin)
d. Diuapi amonia dan dilihat dibawah sinar UV 366 (khusus untuk sari I, sari
II, quersetin dan rutin)
e. Disemprot dengan KMn04, untuk mendeteksi glikon (khusus untuk sari III,
glikosa, dan ramnosa)
Catatan: setelah deteksi dengan sinar tampak (a) dan sinar UV 366 nm (b)
kertas kromatografi dipotong diantara rutin (glikosida) dan sari III
3
1. Nama simplisia = ..............................................................
Bobot simplia Bobot kristal Rendemen (%)
Foto/Gambar Kromatografi
3
Visible UV 366 Uap amoniak uap amoniak KmnO4
+UV 366
Catatan : setiap bercak dihitung harga Rf-Nya baik pada deteksi dengan
sinar tampak, UV 366 maupun pereaksi. Hasil perhitungan dirangkum
pada tabel berikut :
Tabel kromatogram
sampel No. Rf visib UV Uap Uap KmnO4 Interpretasi
bercak le 366 amoniak amoniak hasil
+ UV
366
Sari-1
Sari-2
Sari-3
pembanding
Keterangan :
3
B. Fase gerak : asam asetat 15%
Fase diam : .......................................................
Foto/Gambar Kromatografi
Sari-2
Sari-3
3
pembanding
Keterangan :
Arah pengembangan
3
KESIMPULAN :
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
3
PERCOBAAN 6
Kandungan senyawa
kimia dalam
tanaman
Senyawa yang Nama senyawa (rumus Struktur kimia (Golongan
diisolasi molekul&berat molekul) dan gugus fungsional)
Karakteristik Sifat Fisika Kimia (polaritas, kelarutan, titik lebur, stabilitas, dll)
senyawa yang
diisolasi
3
ekstraksi Metode dan prosedur alasan
4
Identifikasi Metode dan prosedur alasan
Tujuan praktikum
Senyawa kurkuminoid merupakan kandungan kimia utama rimpang kunyit dan temulawak.
Sebagai turunan senyawa fenol, senyawa kurkuminoid dideteksi dengan pereaksi yang
merupakan senyawa aldehid seperti anisaldehid asam sulfat dan vanilin asam sulft. Senyawa
kurkuminoid merupakan komponen utama secara kuantitatif dari rimpang kunyit dan
temulawak yang dapat diekstraksi dengan etanol dan kristalisasi melalui pemekatan dan
pendinginan.
3. Nama simplisia=
Bobot simplisia Vol. Minyak atsiri Rendemen (%) Indeks Bias
4. Hasil kromatografi
Foto/gambar Kromatogram
Pembanding
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
4
DAFTAR PUSTAKA
Mabry, T.J., Markham, K.R., Thomas, M.B., 1970, The Systemic and Identification of