Anda di halaman 1dari 57

PETUNJUK PRAKTIKUM

FITOKIMIA

OLEH :
Marius Agung Sasmita Jati, S.Si, M.Sc.

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 FARMASI

POLITEKNIK KESEHATAN TNI AU ADISUTJIPTO

YOGYAKARTA

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya penulisan modul
praktikum ini dengan baik. Petunjuk praktikum ini membahas tentang pelaksanaan praktikum
yang diadakan di laboratorium Fitokimia untuk mahasiswa semester IV. Buku ini dibuat untuk
memberikan petunjuk dan cara serta petunjuk kerja praktikan yang disesuaikan dengan
materi kuliah Fitokimia.

Buku panduan ini berisi langkah-langkah mengenai praktikum yang akan


dilaksanakan meliputi isolasi dan identifikasi minyak atsiri, para metoksi sinamat, alkaloid
piperin, poliketida asam usnat, glikosida flavonoid, dan identifikasi parsial glikosida.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah terlibat dalam penyelesaian buku petunjuk praktikum ini sehingga buku ini dapat
diterbitkan. Semoga buku petunjuk praktikum ini akan terus berkembang menyesuaikan
kurikulum yang ada dan pengetahuan yang berkembang.

Penulis berharap semoga praktikan dapat memahami dan menguasai semua materi
yang ada di dalam buku petunjuk praktikum ini dengan baik dan benar.

Penyusun
VISI & MISI

POLITEKNIK KESEHATAN TNI AU ADISUTJIPTO


YOGYAKARTA

VISI

Menjadi tempat pendidikan tenaga kesehatan yang unggul dan profesional dalam
ilmu kesehatan terapan dengan keikhlasan kesehatan penerbangan MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan vokasional yang berkualitas, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat di bidang ilmu kesehatan dengan kekhasan kesehatan penerbangan.
2. Mendorong kemajuan penelitian dan publikasi ilmiah di bidang ilmu kesehatan dengan
kekhasan kesehatan penerbangan di jurnal nasional maupun internasional.
3. Membantu pemerintah khususnya TNI AU untuk meyiapkan tenaga kesehatan yang
unggul dalam ilmu kesehatan dengan kekhasan kesehatan penerbangan
4. Menyelenggarakan tata kelola kampus yang baik (Good University
Governance).

2
PROGRAM STUDI D3 FARMASI

VISI

Menjadi program studi D3 Farmasi yang unggul dibidang pelayanan kefarmasian khususnya
farmasi penerbangan pada tahun 2025.

MISI

1. Menyelenggarakan pendidikan D3 Farmasi untuk menghasilkan lulusan yang unggul


dibidang pelayanan kefarmasian khusunsya farmasi penerbangan.

2. Menyelenggarakan penelitian dibidang pelayanan kefarmasian yang berguna bagi


masyarakat.

3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama dengan berbagai pihak


dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dibidang pelayanan kefarmasian.

4. Membentuk tenaga ahli madya farmasi yang memiliki keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta sikap disiplin.

3
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikan harus sudah hadir paling lambat sepuluh menit sebelum praktikum dimulai,
dengan mengenakan jas praktikum dan sepatu yang bersih.

2. Praktikan diwajibkan untuk mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk


praktikum.

3. Sebelum memulai praktikum, praktikan harus mempersiapkan diri untuk memahami


tentang praktikum yang akan dikerjakan, dengan membuat Laporan Sementara dan
melakukan pretes materi percobaan.

4. Setelah selesai praktikum, praktikan wajib membuat laporan resmi praktikum dan
dikumpulkan pada waktu pratikum berikutnya.

5. Apabila praktikan tidak dapat mengikuti praktikum sesuai jadwal karena sakit dan
memberikan surat ijin resmi wajib mengganti praktikum pada hari lain dan harus
dikonsultasikan dengan koordinator praktikum.

6. Praktikan wajib membawa perlengkapan praktikum berupa jas praktikum, serbet, label,
tissue, dan perlengkapan lain yang dibutuhkan.

7. Pada saat praktikum, praktikan tidak diperbolehkan makan, minum, dan merokok di
dalam laboratorium.

8. Selama praktikum di laboratorium, praktikan diwajibkan menjaga kebersihan dan


keselamatan kerja.

9. Apabila praktikan merusakkan alat-alat laboratorium, harus segera lapor ke laboran dan
wajib mengganti segera dengan spesifikasi yang sama.

10. Sebelum meninggalkan laboratorium, meja, kursi, lantai, dan semua peralatan yang
digunakan harus dalam keadaan bersih dan dikembalikan ketempat semula.

11. Hal-hal lain yang belum diatur dalam ketentuan ini akan diatur kemudian. Demikian tata
tertib ini dibuat untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Koordinator Praktikum Fitokimia

4
DAFTAR ISI

Visi Misi..................................................................................................................................
.......................................................................................................................................... iii

Tata Tertib Praktikum.............................................................................................................


............................................................................................................................................ v

Materi dan Metode Isolasi dan Identifikasi..............................................................................


........................................................................................................................................... vi

Persiapan Bahan ...................................................................................................................


.......................................................................................................................................... vii

Percobaan 1. Isolasi dan Identifikasi Minyak Atsiri Bunga Cengkeh......................................


............................................................................................................................................1

Percobaan 2. Isolasi dan Identifikasi Etil Para Metoksi Sinamat dari Rimpang Kencur...........
............................................................................................................................................6

Percobaan 3. Isolasi dan Identifikasi Piperin dari Biji Merica ..................................................


..........................................................................................................................................12

Percobaan 3. Isolasi dan Identifikasi Poliketida Kayu Angin...................................................


..........................................................................................................................................19

Percobaan 5. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid Daun Ketela Pohon.......................


..........................................................................................................................................27

Percobaan 6. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Kurkuminoid ..................................................


..........................................................................................................................................3

5
MATERI DAN METODE ISOLASI & IDENTIFIKASI

Percobaan Materi Metode Separasi Parameter Metode


(ekstraksi, kemurnian identifikasi
fraksinasi,
isolasi)
P1 Isolasi identifikasi Destilasi uap Indeks bias KLT (standar
minyak atsiri dengan alat eugenol)
1. Daun destilasi STAHL
Cengkeh
2. Bunga
cengkeh
P2 Isolasi dan Maserasi dengan Titik lebur KLT (standar
identifikasi minyak pelarut etanol EPMS)
atsiri 96%
1. rimpang
kencur
2. temu lawak

P3 Isolasi dan Maserasi dengan Titik lebur KLT (standar


identifikasi pelarut etanol piperin)
alkaloida 96%
1. Biji merica
2. Biji Pala
hitam

P4 Isolasi dan Ekstraksi dengan Titik lebur KLT (standar


identifikasi
alat Soxhlet dan asam usnat)
poliketida
Usnea dan pelarut aceton
biji Kemiri

P5 Isolasi dan Ekstraksi Titik lebur KLT (standar

identifikasi glikosida rutin, quersetin,


flavonoid flavonoid dengan glukosa dan
daun metode dekokta rhamnosa
ketela
pohon

6
P6 Isolasi dan Maserasi dengan Titik lebur KLT (standar

identifikasi pelarut etanol 96 kurkumin)


senyawa
kurkuminoi %
P7 d
Kunjungan Identifikasi HPLC
Industri ( minyak telon
bila waktu
mencukupi
)

7
PERSIAPAN BAHAN

Persiapan simplisia Buah dan rimpang = 10 x bobot yang diperlukan


basah Daun = 5 – 10 x bobot yang diperlukan
Biji = 2 – 5 x bobot yang diperlukan
Bunga cengkeh Bahan kering
Daun Cengkeh Masih Basah
Rimpang kencur dan Bahan dicuci, diiris, dikeringkan dengan cara ditutup kain hitam.
temu lawak
Setelah kering dibuat serbuk kasar
Biji merica dan Pala Diblender
Biji Kemiri Diparut/ dicacah halus
Daun ketela pohon Setelah dikeringkan tidak perlu diblender tapi cukup dihancurkan
untuk infusa (diremas-remas) dengan tangan dan jangan terlalu halus supaya
mudah saat penyaringan
Catatan : pengeringan harus sampai kering betul sehingga
mudah hancur ketika diremas
Usnea thallus Tidak diblender tetapi digunting kecil-kecil

8
9
PERCOBAAN 1

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI DAUN DAN BUNGA

CENGKEH

Tujuan pendalaman materi

1. Mahasiswa memahami yentang pengertian minyak atsiri, penggolongan dan tata nama
serta sifat fisikokimia dan teknik ekstraksinya.
2. Mahasiswa dapat menentukan cara identifikasi miyak atsiri.

Tanaman Nama latin Nama Lokal

Kandungan senyawa
kimia dalam
tanaman
Senyawa yang Nama senyawa (rumus Struktur kimia (Golongan
diisolasi molekul&berat molekul) dan gugus fungsional)

1
Karakteristik Sifat Fisika Kimia (polaritas, kelarutan, titik lebur, stabilitas, dll)
senyawa yang
diisolasi

1
ekstraksi Metode dan prosedur alasan

Isolasi dan Metode dan prosedur alasan


pemurnian

Puritas (kemurnian) Metode dan prosedur alasan

2
Identifikasi Metode dan prosedur alasan

Tujuan praktikum

1. Mahasiswa dapat melakukan isolasi minyak atsiri dengan menggunakan ALAT


DESTILASI STAHL.
2. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi komponen utama minyak atsiri.

Prinsip kerja isolasi

Alat destilasi STAHL adalah alat yang digunakan untuk memisahkan minyak atsiri
dari suatu bahan baku alami (simplisia). Prinsip kerja dari alat destilasi STAHL dapat
dipelajari di Materia Medika. Alat destilasi Stahl dirakit sedemikian rupa sehingga ddengan
alat ini dapat dilakukan penyulingan dengan air dari simplisia, sedang destilat yang terdiri dari

3
campuran antara minyak atisiri dan air, dapat ditampung dalam penampung berskala sehingga
volume minyak atisiri yang tertampung dapat segera terbaca.

Prinsip kerja identifikasi

Komponen minyak atsiri umumnya adalah monoterpen dan seskuiterpen. Untuk


identifikasi monoterpen dan seskuiterpen digunakan kromatografi lapis tipis (KLT) dan
kromatografi gas (FC). Dengan GC dimungkinkan sekali kerja dapat digunakan untuk
spektrometri massa, karena kebanyakan terpen membErikan pecahan yang khas. Kombinasi
GC=MS dapat digunakan untuk penentuan struktur kimia atau identifikasi senyawa alam,
bahan hayati dan hasil sintesis, terutama yang mudah menguap. Identifikasi tersebut dapat
dilakukan dengan membandingkan spectrum massa zat murni serta fragmentasinya. Instrumen
GC-MS biasanya dilengkapi dengan library yang memuat pola fragmentasi dari berbagai
senyawa.
Bahan: 50 gram bunga cengkeh
Alat: perangkat alat steril dan perangkat KLT
Cara kerja
1. Pasang alat destilasi Stahl sesuai petunjuk
2. Masukkan 50 g simplisia, dan diisi aquades setengah labu.
3. Destilasi selama 2 jam.
4. Ukur minyak yang diperoleh utuk mengetahui randemen.
5. Pisahkan minyak atsiri dari air, simpan pada flakon tertutup dan terlindungi dari
cahaya.
6. Identifikasi menggunakan metode KLT dengan pembanding augenol. Identifikasi
secara kromatografi lapis tipis dengan sistem sebagai berikut.
Fase diam: silika gel GF 254
Fase gerak: heksan-kloroform (3:2)
Cuplikan: larutan isolat dalam etanol dan larutan pembanding eugenol
Deteksi: sinar ultraviolet 254, 366 nm dan larutan FeCI3

HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

1. Nama simplisia=
Bobot simplisia Vol. Minyak atsiri Rendemen (%) Indeks Bias

2. Hasil kromatografi
Foto/gambar Kromatogram

4
UV 254 UV 366 Pereaksi semprot

Catatan: setiap bercak dihitung harga Rf-Nya baik pada deteksi dengan sinar tampak (visible),
UH254, UV366 maupun pereaksi semprot. Hasil perhitungan dirangkum pada tabel berikut:

No Rf UV 254 UV 366 Setelah Interpretasi


bercak disemprot hasil
regen
Sampel 1

Pembanding

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

5
SARAN

DAFTAR PUSTAKA

6
PERCOBAAN II

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI PARA METOKSI SINAMAT

DARI RIMPANG KENCUR

Tujuan pendalaman materi:

1. Mahasiswa memahami tentang pengertian minyak astiri, penggolongan dan tata


namanya serta sifat fisikokimia dan teknik ekstraksinya.
2. Mahasiswanya dapat menentukan cara identifikasi minyak astiri dari rimpang kencur.

Tanaman Nama latin Nama Lokal

Kandungan
senyawa kimia
dalam tanaman
Senyawa yang Nama senyawa (rumus Struktur kimia (Golongan
diisolasi molekul&berat molekul) dan gugus fungsional)

7
Karakteristik Sifat Fisika Kimia (polaritas, kelarutan, titik lebur, stabilitas, dll)
senyawa yang
diisolasi

ekstraksi Metode dan prosedur alasan

Metode dan prosedur alasan

7
Isolasi dan
pemurnian

Puritas (kemurnian) Metode dan prosedur alasan

Identifikasi Metode dan prosedur alasan

8
Tujuan praktikum

Mahasiswa mampu melakukan isolasi dan identifikasi etil para metoksi sinamat dari rimpang
kencur.

Prinsip kerja

Etil para metoksi sinamat merupakan kandungan kimia utama ripang kencur. Sebagai
turunan senyawa fenol, etil para metoksi sinamat dapat dideteksi dengan pereaksi yang
merupakan senyawa aldehid seperti anisaldehid asam sulfat dan vanilin asam sulfat. Sebagai
ester asam sinamat dengan gugus fenol yang termetilasi, polaritasnya refil tidak tinggi.larut
baik dalam heksan, petroleum eter tetapi juga larut dalam etanol, tidak larut dalam air. Etil
para metoksi sinamat merupakan komponen utama secara kuantitatif dari rimpang kencur yang
dapat diekstraksi dengan etanol dan kristalisasi melalui pemekatan dan pendinginan.

Bahan: 100 gram serbuk kasar rimpang kencur dan Etamol 95% 300 ml

Alat: botol betutup 2 buah (disediakan prektilin)

Cawan porselin 1 buah

Perangkat penangas air 1 unit

Perangkat KLT 1 buah

9
Cara kerja

1. Minggu I:
• 100 gram serbuk rimpang kencur dimasukkan ke dalam botol tertutup yang
bersih, ditambah 200 ml etanol 95% kemudian digojog selama 2,5 jam.
• Selanjutnya diamkan termaserasi selama 1 minggu dalam suhu kamar sambil
sering digojog (harap dibawa pulang dan sering digojog).
• Setelah 1 minggu (pada saat pretest) dilakukan penyaringan dan didapatkan
maserat 1.
• Dilakukan remaserasi dengan pelarut etanol 95%, digojog (harap di bawa
pulang dan sering digojog)
2. Minggu II
• Dilakukan penyaringan sehingga didapat maserat (digabungkan dengan
maserat awal)
• Diuapkan dengan evaporator hingga volume ±10 ml
• Tuangkan cairan kedalam botol kecil tertutup
• Sisa zat yang tertinggal pada cawan porselin dicuci dengan 5 ml etanol 95%
dan dicampurkan ke dalam botol.
3. Minggu III
• Kristal yang diperoleh dipisahkan dari cairannya dengan cara menuangkan
kedalam corong yang diberi kertas saring yang telah ditara.
• Kristal pada kertas saring dikeringkan dalam oven 50ºC
4. Minggu IV
• Karakterisasi dilakukan
➢ Dengan mengamati bentuk kristal di bawah mikroskop
➢ Menguji kelarutan dalam petroleum eter, etanol 95% dan air
➢ Mengukur titik lebur dan dibandingkan terhadap standar
• Identifikasi secara kromatografi lapis tipis dengan sistem sebagai berikut:
Fase diam: silika gel G
Fase gerak: toluena
Cuplikan: larutan isolat dalam etanol dan larutan pembanding etil para metoksi
sinamat
Deteksi: sinar ultraviolet 366 nm

1
Pereaksi anisaldehid asam sulfat, dipanaskan dalam oven 110ºC selama 5 menit

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama simplisia =

Bobot simplisia Bobot kristal Rendemen (%)

HASIL KROMATOGRAFI

Foto/Gambar Kromatogram

UV 254 UV 366 Pereaksi semprot

Catatan: Setiap bercak dihitung harga Rf baik pada deteksi dengan UV 254 nm, UV 366 nm
maupun pereaksi semprot. Hasil perhitungan dirangkum pada tabel berikut:

1
No Rf UV 254 UV 366 Disemprot Interpretasi
bercak hasil
Sampel 1

Pembanding

PEMBAHASAN:

KESIMPULAN:

SARAN :

DAFTAR PUSTAKA:

1
PERCOBAAN 3

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI ALKALOID DARI BIJI MERICA

Tujuan mendalam materi:

1. Mahasiswa memahami tentang pengertian alkaloid, penggolangan dan tata namanya


serta sifat fisikokima dan teknik ekstraksinya
2. Mahasiswa dapat menentukan cara identifikasi alkaloid

Tanaman Nama latin Nama Lokal

Kandungan
senyawa kimia
dalam tanaman
Senyawa yang Nama senyawa (rumus Struktur kimia (Golongan
diisolasi molekul&berat molekul) dan gugus fungsional)

Karakteristik Sifat Fisika Kimia (polaritas, kelarutan, titik lebur, stabilitas, dll)
senyawa yang
diisolasi

1
ekstraksi Metode dan prosedur alasan

Isolasi dan Metode dan prosedur alasan


pemurnian

Puritas (kemurnian) Metode dan prosedur alasan

1
Identifikasi Metode dan prosedur alasan

Tujuan praktikum:

Mahasiswa mampu melakukan isolasi dan identifikasi piperin dari biji merica.

Prinsip kerja:

Piperin merupakan senyawa alkaloid. Piperin berupa senyawa amida basa lemah yang dapat
membentuk garam dengan asam mineral kuat. Piperin dihidrolisis dengan KOH-etanolik akan
menghasilkan kalium piperin dan piperidin. Tumbuhan yang termasuk jenis piper ini selain
mengandung 5-9% piperin juga mengandung: minyak atsiri berwarna kuning berbau aromatis,

1
senyawa berasa pedas (kavisin), amilum, resin, protein. Senyawa piperin secara fisik berupa
kristal berbentuk jarum berwarna kuning, tak berbau, tak berasa lama kelamaan pedas, larut
dalam etanol asam cuka, benzene dan kloroform. Piperin disari dari buah piper dengan etanol
96%, dipisahkan dari senyawa resin dengan penambahan KOH-etanol 10% b/v, kristalisasi
dilakukan dengan etanol.

Bahan:

• Serbuk biji merica


• Etanol 96% (teknik)
• KOH-etanolik 10%
• Silica gel F 254
• Benzene
• Etil asetat
• Pereaksi semprot Dragendorrf

Alat:

• Tabung maserasi
• Batang pengaduk
• Cawan porselin
• Corong
• Perangkat KLT
• Glass woll

Cara Kerja

1. Minggu I
• Serbuk merica 50 g dimaserasi seperti pada rimpang kencur dengan
menambahkan pelarut etanol 95% sebanyak 100 ml.
• Dilakukan remaserasi.
2. Minggu II
• Dilakukan penyaringan
• Diuapkan dengan penangas air sampai volume tinggal setengahnya
• Ditambahkan 10 ml KOH-etanolik 10% sambil diaduk sehingga timbul endapan

1
• Sari dari bagian yang tidak larut dipisahkan menggunakan kertas saring yang
telah dibahasi etanol
• Sari jernih yang didapat dimasukan flakon atau botol kecil dan didiamkan dalam
almari es sampai terbentuk kristal (botol diberi label)
3. Minggu III
• Kristal, kristal yang diperoleh dipisahkan dari cairan dengan kertas saring yang
telah ditara.
• Kristal dicuci dengan etanol 96% (dingin) dan dikeringkan dalam almari
pengering pada suhu 40ºC selama 30-40 menit kemudian disimpan dalam
eksikator yang dilengkapi kapur tohor.

4. Minggu IV
• Dihitung rendemennya
• Dilakukan identifikasi menggunakan KLT terhadap larutan kristal dalam etanol
Fase gerak: toluen: etil asetat (7:3) sebanyak10ml
Fase diam: silica gel F 254
Pembanding: piperin standar
• Amati warna bercak yang timbul pada kromatogram
a. Pada sinar tampak
b. Pada sinar UV 254 dan 366 nm
c. Pada sinar tampak setelah disemprot Dragendorrf
• Hitung hRf bercak
• Lakukan pengamatan organoleptik terhadap kristal yang diperoleh (bau, warna,
dan rasa)
• Tentukan jarak lebur kristal yang diperoleh. Serahkan kristal yang diperoleh
kepda tugas laboratorium dalam flakson yang diberi nama kristal dari tanaman
apa dan nama kelompok

HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN ALKALOID


1. Nama Simplisia =
Bobot simplisia Bobot kristal Rendemen (%)

1
2. Hasil kromotografi lapis tipis
Fase gerak: …………………………………
Fase diam: ………………………………….
Larutan penotolan:………… % dalam pelarut…………….
Larutan pembanding: …………% dalam pelarut……………
Detektor: Sinar UV 254 nm, UV 366 nm dan pereaksi……………

Foto/gambar Kromatogram

UV 254 UV 366 Pereaksi semprot

Catatan: Setiap bercak dihitung harga Rf-Nya baik pada deteksi dengan UV 254, UV
366, maupun pereaksi semprot. Hasil perhitungan dirangkum pada tabel berikut:

1
Tabel kromatogram

No Rf UV 254 UV 366 Disemprot Interpretasi


bercak hasil
Sampel 1

Pembanding

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

SARAN

DAFTAR PUSTAKA

1
PERCOBAAN 4
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI POLIKETIDA KAYU ANGIN

Tujuan pendalaman materi


1. Mahasiswa memahami tentang pengertian poliketida penggolongan dan tata namanya
serta sifat fisikokimia dan teknik ekstraksinya.
2. Mahasiswa dapat menentukan cara identifikasi poliketida

Tanaman Nama latin Nama Lokal

Kandungan
senyawa kimia
dalam tanaman
Senyawa yang Nama senyawa (rumus molekul&berat Struktur kimia (Golongan
diisolasi molekul) dan gugus fungsional)

Karakteristik Sifat Fisika Kimia (polaritas, kelarutan, titik lebur, stabilitas, dll)
senyawa yang
diisolasi

2
ekstraksi Metode dan prosedur alasan

Isolasi dan Metode dan prosedur alasan


pemurnian

Metode dan prosedur alasan

2
Puritas
(kemurnian)

Identifikasi Metode dan prosedur alasan

Tujuan praktikum:

Pada akhir praktikum diharapkan mahasiswa mampu melakukan isolasi asam urat dari Usnea
sp, dan melakukan identifikasi hasil isolasi secara kualitatif

2
Prinsip kerja:

Asam usnat merupakan salah satu senyawa lichen dan termasuk senyawa yang
mempunyai khasiat sebagai antibakteri. Selain terdapat dalam spesies usnea, asam usnat ini
juga terdapat di dalam lichen-lichenes yang lain seperti: Alectoria, Ramalia, Everinea.
Cetraria, Cladonia, Lacanora, dan Hematoma. Dilihat dari struktur kimia, asam usnat
merupakan derivat dibenzofuran. Asam usnat larut antara lain dalam aseton dan kloroform,
dan tahan pemanasan, maka untuk ekstraksinya menggunakan metode Soxhlet menggunakan
aseton dilanjutkan pemurnian dengan kloroform.

Bahan:

• Serbuk kasar Usnea sp (yang berwarna kekuningan)


• Aseton teknik
• Heksana Pa
• Kloroform pa
• Aseton pa
• Aquades dingin
• Etil asetat pa
• Asam asetat glasial
• Etil asetat pa
• Lempeng KLT siliki gel GF 254

Alat:

• Perangkat alat Soxhlet


• Gelas ukur 100 ml
• Corong gelas
• Piring Petri
• Erlenmeyer 100 ml
• Bejana Kromatografi
• Alat pengukur titik lebur

Pereaksi semprot: Anisaldehid asam sulfat; FeC13;2,4-dinitro fenilhidrasin

2
Cara kerja

1. Minggu I
• Ditimbang 25 gram serbuk Usnea sp dan dibungkus dengan kertas saring
• Dimasukkan dalam alat Soxhlet bagian extraction thimble
• Rangkaikan dengan labu alas bulat 250 ml yang telah diberi batu didih 2-5 butir
(anti bumping granules)
• Tambahkan aceton secukupnya sampai terjadi 2 kali sirkulasi
• Lakukan penyarian dengan alat Soxhlet selama 1,5 jam
• Hasil penyarian didinginkan pada suhu kamar kemudian saring
• Uapkan filtrat yang dperoleh sehingga asetonnya habis dengan evaporator
• Residu dilarutkan dalam kloroform dengan cara digojog 2 kali, setiap kali
menggunakan 25 ml kloroform
• Saring melalui kertas saring, tampung dalam botol bersih
• Uapkan kloroform dengan evaporator sehingga kloroformnya habis
• Tambahkan 3 ml aseton ke dalam labu untuk melarutkan residu
• Tuangkan campuran ke dalam botol kecil yang bersih dan kering
• Bilas labu dengan aseton dan campurkan bilasan dengan larutan dalam botol,
sampai padatan tepat larut. Simpan dalam almari pendingin sehingga terbentuk
kristal
2. Minggu II
• Kristal yang terbentuk dipisahkan dari cairannya dengan corong berlapis kertas
saring yang telah ditara
• Bilas botol dengan etanol yang sudah didinginkan dalam freezer selama 1 jam,
bilasan digunakan untuk mencuci kristal yang usah ada pada kertas saring.
• Kristal yang diperoleh dikeringkan dalam oven 50ºC. Timbang hasilnya dan
hitung rendemennya.
3. Minggu III
• Ambil sedikit kristal menggunakan ujung jarum, larutkan dalam 2 ml etil asetat
dan lakukan percobaan kromotografi lapis tipis
Fase diam: silika gel GF 254
Fase gerak: Heksana:etil asetat:asam asetat=4:1:1
Pembanding: asam usnat baku pembanding

2
Cuplikan: 10 mikroliter larutan asam usnat baku pembanding dalam etil asetat
(1%)
• Deteksi
1. Sinar UV254 dan 366 mm
2. Pereaksi anisaldehid-asam sulfat, panasi lempeng pada suhu 100ºC, selama
menit
3. Pereaksi FeC13 dalam HCI 0,5 N
4. Pereaksi 2,4 dinitrofenilhidrasin (larutan 2,4_DNP 0,4% dalam HCI 2N)
• Tentukan titik lebur kristal yang diperoleh dengan alat Tieele.

HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN POLIKETIDA

1. Nama simplisia = ……………..


Bobot simplisia Bobot kristal Rendemen (%)

2. Hasil kromatografi lapis tipis


A. Fase gerak: ………………………………………………
Fase diam: ……………………………………………….
Larutan penotolan: …………% dalam pelarut ………………
Larutan pembanding: …………% dalam pelarut…………..
Detektor: sinar tampak (visible), UV 254 nm, UV 366 nm dan pereaksi

2
Foto/Gambar Kromatogram

UV 254 UV 366 Pereaksi semprot

Catatan: setiap bercak dihitung harga Rf-Nya baik pada deteksi dengan sinar tampak (visible),
UH 254 nm, UV 366 nm maupun pereaksi semprot. Hasil perhitugan dirangkum pada tabel
berikut:

Tabel Kromatogram

No Rf UV 254 UV 366 Pereaksi Interpretasi


bercak semprot hasil

Sampel 1

2
5

Pembanding

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

SARAN

DAFTAR PUSTAKA

2
PERCOBAAN 5
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GLIKOSIDA FLAVANOID
DARI DAUN KETELA POHON
Tujuan pendalaman materi:
1. Mahasiswa harus telah memahami tentang pengertian flavonoid, penggolongan dan
tata nama flavonoid serta fisikokimia dan teknik ekstraksinya
2. Mahasiswa dapat menentukan cara identifikasi flavonoid.

Tanaman Nama latin Nama Lokal

Kandungan
senyawa kimia
dalam tanaman
Senyawa yang Nama senyawa (rumus Struktur kimia (Golongan
diisolasi molekul&berat molekul) dan gugus fungsional)

Karakteristik Sifat Fisika Kimia (polaritas, kelarutan, titik lebur, stabilitas, dll)
senyawa yang
diisolasi

2
ekstraksi Metode dan prosedur alasan

Isolasi dan Metode dan prosedur alasan


pemurnian

Puritas (kemurnian) Metode dan prosedur alasan

2
Identifikasi Metode dan prosedur alasan

Tujuan praktikum

1. Mahasiswa mampu melakukan teknik ekstraksi terhadap simplisia yang mengandung


senyawa flavonoid
2. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi flavonoid

Bahan:

1. 100 gram daun singkong kering


2. Uap amoniak
3. Pereaksi sitroborat
(asam sitrat 2,5 g; asam borat 2,5 g; metanol ad 50 ml)

3
Alat:

1. Panci infus
2. Corong pisah dan corong Buchner
3. Alat-alat gelas
4. Kompor listrik
5. Chamber
6. Pipa kapiler
7. Kertas saring

Cara kerja

a. Penyarian Flavonoid
Minggu pertama
• sebanyak 50 gram simplisia dimasukkan dalam panci infusa, lalu dibasahi
dengan air ekstra 100 mL 92x bobot bahan)
• ditambah akuades sebanyak 250 ml panaskan 30 menit pada suhu 90ºC
• cairan yang diperoleh disaring panas dengan kain flanel (jangan diremas).
Filtrat panas disaring lagi kertas saring
• dekokta (filtrat) yang diperoleh dimasukkan dalam botol dan disimpan dalam
kulkas hingga diperoleh kristal (kuning)
Minggu kedua
• Kristal yang diperoleh disaring dingin dengan kertas saring yang telah ditara.
• Dicuci dengan akuades dingin (catatan : siapkan telebih dahulu akuades di
kulkas sebelum menyaring kristal)
• Kristal yang diperoleh dikeringkan dioven pada suhu 50ºC
• Ditimbang untuk menghitung rendemennya
• Bila tidak diperoleh kristal maka perlu dilakukan isolasi flavonoid secara
preparatif (b dan c)
• Bila diperoleh kristal langsung masuk ke tahap pemeriksaan kemurnian
flavonoid dengan KKt 2 dimensi (d)
b. Pemeriksaan kandungan Flavonoid
• Pemeriksaan kandungan flevonoid dilakukan secara kromatografi kertas
dengan menggunakan berbagai fase gerak.

3
• Fase diamnya adalah kertas Whatman no.1 dan fase geraknya adalah BAW
(4:1:5) dan asam asetat 15%
• Fase gerak yang paling baik untuk pemisahan senyawa flavonoid digunakan
untuk analisis selanjutnya (c)
c. Isolasi Flavonoid secara KKt preparatif
• Sampel ditotolkan pada kertas Whatman no.1 ukuran 15x15 cm sebanyak 40
lembar berupa pita (6-7 totolan tiap lembar)
• Dikembangkan dengan fase gerak asem asetat 15% atau BAW (4:5:1)
• Bercak flavonoid yang berwarna kuning jika diuapi amonia dan memiliki Rf
yang sama, dipotong, dikumpulkan dan diekstrasi dengan metanol p.a
secukupnya
• Diambil sari metanolnya dengan disaring sehingga diperoleh isolat flavonoid.
d. Pemeriksaan kemurnian flovonoid dengan KKt dua demensi
Untuk mengetahui kemurnian isolat flavonoid yang diperoleh dilakukan
pemeriksaan kemurnian dengan kromatografi kertas dua dimensi
Minggu ketiga
• 10 mg kristal Glikosida flavonoid dalam 1 ml MeOH dititolkan pada Whatman
no.1 berukuran 20x20 cm
• Dikembangkan dengan asam asetat 15%
• Setelah diangkat dan kering, dikembangkan lagi dengan BAW (4:1:5)
• Jika yang timbul hanya satu bercak berarti telah murni
• Bagi yang tidak diperoleh kristal gunakan isolat dalam MeOH hasil isolasi
glikosida flavonoid secara KKt preparatif
e. Pemeriksaan hidrolisis isolat flavonoid
Minggu ketiga
• Glikosida flavonoid (10 mg) dilarutkan dalam 10 ml HCI 2N : MeOH (1:1)
• Dipanaskan (refluks) dengan tabung reaksi pada penangas air selama 30 menit
• Larutan MeOH-air diuapkan sampai volumenya tinggal setengah agar MeOH
hilang
• Dilakukan 3 kali ekstraksi dengan EtOAc (dengan mengocok kuat-kuat dalam
corong pisah)
• Fraksi EtOAc diuapkan sampai semua pelarut menguap
• Fraksi air diuapkan hingga tinggal sepertiga bagian

3
• Disimpan dalam flakson (dilanjutkan minggu depan)

Minggu keempat

• Dibuat 3 sari yaitu:


Sari I: larutan 10 mg kristal dalam 10ml MeOH
Sari II: Fraksi EtOAc ditambah MeOH hingga volumenya 10 ml
Sari III: Fraksi air ditambah MeOH (1:1)
• Ketiga sari ditotolkan pada 2 buah kertas Whatman bersama dengan
pembanding rutin, quersetin, glukosa dan rhamnosa. Sehingga total masing-
masing kertas Whatmann ada 7 totolan.
• Dikembangkan pada 2 fase gerak BAW (4:1:5) dan asam asetat 15%

Skema urutan tempat penotolan KKt

● ● ● ● ● ● ●
Sari I Sari II Quersetin Rutin Sari III Glukosa Ramnosa

• Deteksi kromatogram
a. Sinar tampak
b. Sinar UV 366nm
c. Diuapi amonia (khusus untuk sari I, sari II, quersetin dan rutin)
d. Diuapi amonia dan dilihat dibawah sinar UV 366 (khusus untuk sari I, sari
II, quersetin dan rutin)
e. Disemprot dengan KMn04, untuk mendeteksi glikon (khusus untuk sari III,
glikosa, dan ramnosa)
Catatan: setelah deteksi dengan sinar tampak (a) dan sinar UV 366 nm (b)
kertas kromatografi dipotong diantara rutin (glikosida) dan sari III

HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN GLIKOSIDA


FLAVONOID

3
1. Nama simplisia = ..............................................................
Bobot simplia Bobot kristal Rendemen (%)

2. Hasil kromatografi Kertas


A. Fase gerak : BAW 4:1:5 (fase atas)
Fase diam : .......................................................
Larutan penotolan : ............% dalam pelarut ..............
Larutan oembanding : ...........................% dalam pelarut .............
Detektor : a. Sinar tampak
b. UV 366 nm
c. uap amonia
d. uap amonia dan UV 366
e. pereaksi KmnO4

Foto/Gambar Kromatografi

3
Visible UV 366 Uap amoniak uap amoniak KmnO4
+UV 366

Catatan : setiap bercak dihitung harga Rf-Nya baik pada deteksi dengan
sinar tampak, UV 366 maupun pereaksi. Hasil perhitungan dirangkum
pada tabel berikut :
Tabel kromatogram
sampel No. Rf visib UV Uap Uap KmnO4 Interpretasi
bercak le 366 amoniak amoniak hasil
+ UV
366
Sari-1

Sari-2

Sari-3

pembanding

Keterangan :

3
B. Fase gerak : asam asetat 15%
Fase diam : .......................................................
Foto/Gambar Kromatografi

Visible UV 366 Uap uap KmnO4


amoniak amoniak
+UV 366
Catatan : setiap bercak dihitung harga Rf-Nya baik pada deteksi dengan
sinar tampak, UV 366 maupun pereaksi. Hasil perhitungan dirangkum
pada tabel berikut :
Tabel kromatogram
sampel No.bercak Rf visib UV Uap Uap KmnO4 Interpretasi
le 366 amoniak amoniak hasil
+ UV
366
Sari-1

Sari-2

Sari-3

3
pembanding

Keterangan :

Foto/Gambar Hasil Uji Kemurnian Dengan KLT 2 Dimensi


A
S
A
M
A
S
E
T
A
T
15
%
BAW 4:1:5 (FASE ATAS)

Arah pengembangan

PEMBAHASAN GLIKOSIDA FLAVONOID BERDASARKAN HASIL


KROMATOGRAFI

3
KESIMPULAN :

SARAN

DAFTAR PUSTAKA

3
PERCOBAAN 6

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KURKUMINOID

Tujuan pendalaman materi

1. Mahasiswa memahami tentang pengertian kurkuminoid, penggolongan dan tata nama


serta sifat fisikokimia dan teknik ekstraksinya.
2. Mahasiswa dapat menentukan cara identifikasi kualitatif senyawa kurkuminoid

Tanaman Nama latin Nama Lokal

Kandungan senyawa
kimia dalam
tanaman
Senyawa yang Nama senyawa (rumus Struktur kimia (Golongan
diisolasi molekul&berat molekul) dan gugus fungsional)

Karakteristik Sifat Fisika Kimia (polaritas, kelarutan, titik lebur, stabilitas, dll)
senyawa yang
diisolasi

3
ekstraksi Metode dan prosedur alasan

Isolasi dan Metode dan prosedur alasan


pemurnian

Puritas (kemurnian) Metode dan prosedur alasan

4
Identifikasi Metode dan prosedur alasan

Tujuan praktikum

1. Mahasiswa dapat melakukan isolasi senyawa kurkuminoid dengan metode maserasi.


2. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi komponen senyawa kurkuminoid

Prinsip kerja isolasi

Senyawa kurkuminoid merupakan kandungan kimia utama rimpang kunyit dan temulawak.
Sebagai turunan senyawa fenol, senyawa kurkuminoid dideteksi dengan pereaksi yang
merupakan senyawa aldehid seperti anisaldehid asam sulfat dan vanilin asam sulft. Senyawa
kurkuminoid merupakan komponen utama secara kuantitatif dari rimpang kunyit dan
temulawak yang dapat diekstraksi dengan etanol dan kristalisasi melalui pemekatan dan
pendinginan.

Prinsip kerja identifikasi

Identifikasi senyawa kurkuminoid digunakan kromatografi lapis tipis (KLT) dan


kromatografi gas (FC). Dengan GC dimungkinkan sekali kerja dapat digunakan untuk
spektrometri massa, karena kebanyakan kurkuminoid memberikan pecahan yang khas.
Kombinasi GC=MS dapat digunakan untuk penentuan struktur kimia atau identifikasi
senyawa alam, bahan hayati dan hasil sintesis, terutama yang mudah menguap. Identifikasi
tersebut dapat dilakukan dengan membandingkan spectrum massa zat murni serta
fragmentasinya. Instrumen GC-MS biasanya dilengkapi dengan library yang memuat pola
fragmentasi dari berbagai senyawa.
Bahan: 50 gram serbuk temulawak dan kunyit
Alat: perangkat alat steril dan perangkat KLT
Cara kerja
Minggu Pertama
1. Siapkan alat maserasi
2. Masukkan 50 g simplisia, dan diisi etanol 96 % 100 ml.
3. Maserasi selama 2 hari.
Minggu Kedua
4. Saring dan uapkan
5. Pisahkan filtrat, simpan pada flakon tertutup di dalam almari pendingin
Minggu Ketiga
6. Identifikasi menggunakan metode KLT dengan pembanding kurkumin. Identifikasi secara
kromatografi lapis tipis dengan sistem sebagai berikut.
Fase diam: silika gel GF 254
Fase gerak: kloroform: methanol (95:5 v/v)
Cuplikan: larutan isolat dalam etanol dan larutan pembanding kurkumin
Deteksi: sinar ultraviolet 254, 366 nm dan larutan FeCI3

HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

3. Nama simplisia=
Bobot simplisia Vol. Minyak atsiri Rendemen (%) Indeks Bias

4. Hasil kromatografi
Foto/gambar Kromatogram

UV 254 UV 366 Pereaksi semprot


Catatan: setiap bercak dihitung harga Rf-Nya baik pada deteksi dengan sinar tampak (visible),
UH254, UV366 maupun pereaksi semprot. Hasil perhitungan dirangkum pada tabel berikut:

No Rf UV 254 UV 366 Setelah Interpretasi


bercak disemprot hasil
regen
Sampel 1

Pembanding

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

SARAN

DAFTAR PUSTAKA
4
DAFTAR PUSTAKA

Harbone, J.B., 1987, Phytochemical Methods, diterjemahkan oleh Kosasih Padamawinata,


Edisi II, Penerbit ITB, Bandung

Mabry, T.J., Markham, K.R., Thomas, M.B., 1970, The Systemic and Identification of

Flavonoid, Springer Verlag, Hiedelbarg, Berlin


Markham, K.R., 1998, Thecniques of Flavonoid Identification, Diterjemahkan oleh Kosasih
Padamawinata, Penerbit ITB, Bandung
Robinson T., 1991, The Organic Constituen of Higher Plants, Diterjemahkan oleh Kosasih
Padamawinata, Penerbit ITB, Bandung

Anda mungkin juga menyukai