Anda di halaman 1dari 24

PERCOBAAN II

A. Judul Percobaan

Optik

B. Tujuan Percobaan

Kegiatan ini bertujuan untuk:

1. Mengamati sifat bayangan pada cermin cekung, cembung, dan datar.

2. Mengamati pembiasaan cahaya pada lensa.

3. Menyelediki hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak titik

api.

C. Dasar Teori

Optik adalah suatu cabang ilmu pengetahuan alam yaitu ilmu fisika yang

dipelajari di sekolah maupun di perguruan tinggi dan memegang peranan penting

dalam bidang keilmuan. Optik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pengelihatan. Menurut Agustin (2022: 2) menyatakan bahwa “Optik adalah

cabang fisika yang menggambarkan kelakuan dan sifat cahaya dan interaksi

cahaya dengan materi. Optik menerangkan dan diwarnai oleh gejala optik”. Lebih

lanjut menurut Thressia (2022: 1) menjelaskan bahwa:

Optika merupakan salah satu ilmu fisika yang mempelajari sifat-sifat


cahaya dan interaksi dengan medium yang dilewatinya. Di mana kata
optik berasal dari bahasa latin yang artinya tampilan. Optika dapat
dibagi menjadi dua yaitu optik geometri dan optik fisis. Optika
geometri atau optika sinar menjelaskan tentang pemantulan dan
pembiasan, seperti berkas sinar yang melewati sebuah cermin,
sedangkan optika fisis menjelaskan tentang polarisasi, interferensi,
dan difraksi cahaya.
Dalam kehidupan, kita kerap kali memanfaatkan ilmu optika. Menurut

Saprudin (2018) mengemukakan bahwa optika adalah salah satu cabang ilmu

fisika yang menjelaskan perilaku dan sifat cahaya serta interaksi antara cahaya

dengan materi. Optik diklasifikasikan menjadi optika geometri, optika fisis dan

optika kuantum. Optik geometri sendiri merupakan bagian dari optik yang

membahas mengenai cahaya berdasarkan sifat cahaya merambat lurus,

mempelajari pemantulan dan pembiasan cahaya serta menjadi dasar dalam

penyusunan aplikasi serat optik. Optik geometri menggunakan pendekatan

matematika terutama geometri dan trigonometri. Selanjutnya optika fisis, optik

fisis sendiri adalah cabang dari optik di mana mempelajari mengenai cahaya

berdasarkan teori gelombang. Optik fisis mempelajari tentang interferensi,

difraksi dan polarisasi cahaya. Terakhir adalah optik kuantum, dimana optik ini

mempelajari gejala-gejala yang berkaitan dengan cahaya dengan perubahan energi

dan massa.

Untuk mempelajari sifat-sifat cahaya maka diperlukan alat optik. Menurut

Agustin (2022) mengemukakan bahwa alat-alat optik merupakan alat-alat yang

dilengkapi lensa optik untuk bisa menjalankan fungsinya dalam membantu suatu

kegiatan tertentu. Lensa optik berasal dari material kaca, plastik, fiber, dan lain-

lain. Alat optik yang sering yang biasa kita lihat sehari-hari diklasifikasikan

menjadi dua, yaitu alat optik alamiah dan alat optik buatan.

Alat optik mempermudah kehidupan manusia, mulai dari kacamata yang

membantu kita melihat lebih jelas. Menurut Wahyuni & Arief (Eliana, dkk, 2017)
menyatakan bahwa salah satu benda fisik yang dikenal dalam kehidupan manusia

adalah alat optik. Instrumen optik adalah alat yang biasanya menggunakan lensa,

seperti kamera, teleskop, mikroskop, dan mata manusia. Persyaratan kualifikasi

materi ini mengharuskan mahasiswa mampu mengamati bagian-bagian alat optik

serta ciri-ciri gambar alat optik untuk dapat bertanya mengenai permasalahan

tersebut. Selain itu, fenomena-fenomena yang sering mereka jumpai dalam

kehidupan sehari-hari membuat mereka membenarkan teori yang mereka peroleh

dalam bentuk eksperimen, sehingga pada akhirnya mereka dapat menyampaikan

apa yang telah mereka pelajari baik secara teoritis maupun empiris. Alat optik

sangatlah beragam. Lebih lanjut menurut Dewi & Sunarti (2018: 382)

menjelaskan bahwa:

Alat optik adalah alat-alat yang salah satu atau lebih komponennya
menggunakan benda optik, seperti: cermin, lensa, serat optik atau
prisma. Prinsip kerja dari alat optik adalah dengan memanfaatkan
prinsip pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya.

Cermin adalah alat optik yang paling sederhana, salah satu cermin adalah

cermin datar. Menurut Gunardi & Ramadewi (2022) mengemukakan bahwa

cermin datar merupakan cermin yang di mana permukaannya berbentuk datar dan

terlihat mengkilap. Contoh dari cermin datar adalah cermin yang sering kita

gunakan untuk berkaca. Adapun sifat bayangan yang terbentuk pada cermin datar

saat berkaca adalah semu, tegak, besar bayangan sama dengan besar benda.

Selain cermin datar terdapat juga cermin lengkung yang terdiri dari dua,

yaitu cekung dan cembung. Menurut Gunardi & Ramadewi (2022)

mengemukakan bahwa cermin cekung yaitu cermin dengan bidang atau sisi pantul

melengkung ke dalam. Contoh dari cermin cekung yang dapat kita lihat yaitu
bagian dalam lampu mobil dan lampu senter. Adapun sifat bayangan yang

dihasilkan cermin cekung bertumpu pada posisi atau letak bendanya. Apabila

benda terletak diantara titik pusat bidang cermin dengan titik api cermin, maka

sifat bayangan yang akan dihasilkan adalah tegak, semu, dan diperbesar. Namun,

apabila benda berada diantara titik api dengan titik pusat kelengkungan cermin,

maka sifat bayangan yang dihasilkan adalah bayangan terbalik, nyata dan

diperbesar. Jika benda berada diantara titik pusat kelengkungan sampai jauh

sekali, maka sifat bayangan yang dihasilkan adalah terbalik, nyata, dan diperkecil.

Hal ini menjelaskan bahwa sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin cekung

akan berbeda-beda tergantung letak atau posisi benda.

Bagian pantul pada cermin cekung berada pada lengkungan ke dalam.

Menurut Erniwati & Okimustava (2018) mengemukakan bahwa cermin cekung

yaitu cermin yang memiliki permukaan yang mengkilap serta melengkung ke arah

dalam. Bagian lengkungan ke dalam inilah yang dapat memantulkan cahaya.

Dapat dikatakan bahwa permukaan pantul cermin cekung berada pada sisi dalam

lengkungan, sehingga pusat cermin melengkung menjauhi orang yang melihat.

Sifat cermin cekung yaitu konvergen yang artinya bersifat mengumpulkan cahaya.

Cermin ini bisa juga dikatakan sebagai cermin positif dikarenakan titik fokus

cermin ini berada di depan cermin, sehingga jarak fokusnya bernilai positif.

Bayangan yang dihasilkan oleh cermin cekung adalah bayangan nyata terbalik

dari benda dengan posisi di luar fokus utama. Apabila benda diletakkan di antara

fokus utama dan cermin, maka bayangan yang dihasilkan maya, tegak dan

diperbesar.
Sesuai dengan namanya, cermin cekung memiliki bentuk yang cekung

atau melengkung. Menurut Setiawan, dkk (2015) mengemukakan bahwa cermin

cekung adalah sebuah cermin dengan penampang berbentuk cekung seperti

mangkuk. Cermin ini sering kali disebut sebagai cermin konvergen karena

sifatnya yang mengumpulkan bayangan atau sinar pantul. Titik berkumpulnya

bayangan atau sinar pantul ini dikenal sebagai titik fokus atau titik api.

Cermin lengkung lainnya adalah cermin cembung. Menurut Thressia

(2022: 12) menjelaskan bahwa:

Cermin cembung (conveks), merupakan cermin lengkung yang bagian


luarnya dapat memantulkan cahaya dan bersifat negatif karena titik
fokus berada di belakang cermin yang merupakan titik potong
perpanjangan sinar-sinar pantul dari berkas sinar datang yang sejajar.
Karena itu, jarak fokus (f) cermin cembung bernilai negatif.

Ada beberapa kriteria suatu cermin dapat dikatakan cermin cembung.

Menurut Erniwati & Okimustava (2018) mengemukakan bahwa sebuah cermin

dapat dikatakan cembung apabila pantulan terjadi pada permukaan luar yang

melengkung sehingga pusat permukaan cermin menggembung ke arah luar

menuju orang yang melihat. Sifat yang dimiliki cermin cembung yaitu divergen

atau menyebarkan cahaya. Dengan demikian, apabila terdapat berkas-berkas

cahaya yang sejajar mengenai permukaan cermin cembung, maka berkas cahaya

pantulnya akan disebarkan dari satu titik yang sama. Adapun bayangan yang

dihasilkan cermin cembung yaitu bayangan maya, tegak, diperkecil dari benda

yang diletakkan di depannya.

Dalam dunia optika, lensa merupakan salah satu alat yang memiliki peran

penting. Menurut Imansyah, dkk (2016) mengemukakan bahwa lensa merupakan


sebuah benda bening atau transparan yang dibatasi oleh dua permukaan dan

biasanya terbuat dari sepotong gelas yang dibentuk. Lensa memiliki fungsi yaitu

mengumpulkan atau menyebarkan cahaya. Fokus yang dihasilkan lensa akan

berbeda tergantung pada jarak benda dan cahaya disekitarnya. Biasanya lensa

dipergunakan dalam hal membantu orang yang mengalami masalah dalam

pengelihatan agar orang yang cacat mata bisa melihat benda dengan jelas kembali.

Sama seperti cermin, lensa juga terdiri dari beberapa jenis. Menurut

Leonardy (2020) mengemukakan bahwa lensa terbagi menjadi dua jenis yaitu

lensa cembung dan lensa cekung. Lensa optik selalunya diaplikasikan dalam

beragam alat diantaranya kamera, proyektor, mikroskop, teleskop, teropong, dan

lain sebagainya. Lensa cembung sendiri terdapat pada alat optik mikroskop yang

digunakan sebagai lensa okuler dan lensa objektif yang memiliki kemampuan

untuk memperbesar bayangan objek. Lensa cembung dikatakan sebagai lensa

yang bersifat positif. Secara konseptual proses terbentuknya bayangan yaitu

keseluruhan total cahaya mengenai objek, lalu cahaya akan saling berinteraksi

dengan lensa dan akan terkumpul menjadi suatu titik gambar, yang selanjutnya

total cahaya tersebut akan membentuk sebuah titik bayangan dan memasuki mata

pengamat.

Lensa cembung kerap kali kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Wiguna & Nata (2016) mengemukakan bahwa lensa cembung yaitu

lensa dengan bagian tengah memiliki tingkat ketebalan yang lebih besar

dibandingkan dengan bagian tepi lensa. Pada umumnya bentuk lensa cembung
yaitu berbentuk lingkaran dan terbuat dari kaca ataupun plastik yang

menyebabkan lensa mempunyai indeks bias cahaya lebih besar dibandingkan

indeks bias udara.

Lensa cekung merupakan salah jenis satu dari lensa yang sangat penting

dalam bidang optik lensa yang sangat penting dalam bidang optik. Menurut

Leonardy (2022) mengemukakan bahwa lensa cekung merupakan lensa yang

dimana bagian tengahnya berbentuk cekung dan lebih tipis dibandingkan bagian

tepinya. Sinar paralel yang melewati lensa cekung akan tersebar dan terlihat

seolah-olah berasal dari titik-titik pertemuan yang berada di depan lensa. Maka

dari itu fokus lensa cekung bersifat negatif dan berada di depan lensa. Lensa

cekung dikatakan juga sebagai lensa divergen. Biasanya lensa cekung digunakan

sebagai lensa tontonan bagi orang yang menderita rabun jauh dikarenakan jarak

bayangan yang dihasilkan lebih dekat daripada jarak benda. Tidak berbeda dengan

lensa cembung, pembentukan bayangan pada lensa cekung dapat terjadi dengan

adanya bantuan diagram sinar. Secara gambaran bayangan akan muncul dengan

bantuan paling sedikit dua sinar istimewa, dimana kebanyakan sinar yang

digunakan adalah sinar sejajar sumbu utama dan sinar titik fokus dalam

membentuk bayangan.

D. Alat dan Bahan

Kegiatan 1

1. Alat

a. Cermin cekung

b. Cermin cembung
c. Cermin datar

d. Penggaris

e. Pulpen

2. Bahan

a. Lilin

b. Korek api

Kegiatan 2

1. Alat

a. Rel prasisi

b. Meja optik

c. Pasangan kaki rel

d. Diafragma

e. Lensa cekung dan cembung

f. Tempat diafragma

g. Senter

2. Bahan

Kegiatan 3

1. Alat

a. Meja optik

b. Rel prasisi

c. Pemegang slide diafragma

d. Diafragma anak panah


e. Tumpukan berpenjepit 3 buah

f. Lensa 100 mm

g. Lensa 200 mm

h. Senter

i. Penggaris

j. Penyambung rel

k. Kaki rel

E. Langkah Kerja

Kegiatan 1

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Meletakkan lilin dan cermin dengan cara saling berhadapan.


3. Mengatur jarak lilin dengan cermin sejauh 15 cm.

4. Mengamati sifat bayangan yang dihasilkan.

5. Melakukan kembali langkah kerja ke-2 sampai ke-4 menggunakan cermin

yang lainnya.
6. Mencatat hasil pengamatan.

Kegiatan 2

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Memasang tempat diafragma pada pasangan kaki rel kemuadian memasang

diafragma atau meletakkan pada rel prasisi.


3. Meletakkan meja optik di depan diafragma.

4. Menyalakan sumber cahaya mengarah pada diafragma.

5. Meletakkan lensa cembung dan cekung secara bergatian di atas meja optik.

6. Menuliskan hasil pengamatan.


Kegiatan 3

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Merakit peralatan seperti pada gambar di bawah.


3. Mengatur jarak antara lensa 200 mm dan benda (anak panah) sejauh 20 cm.

4. Menyalakan sumber cahaya.

5. Menggeser meja optik mendekati atau menjauhi lensa sehingga diperoleh

bayangan yang paling jelas, mengukur jarak lensa 200 mm (S 1) terhadap meja

optik, memasukkan hasil pengukuran ke dalam table pengukuran.


6. Mengulangi langkah 2 dan 3 pada jarak 30 cm, 40 cm dan 50 cm.

F. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

1. Hasil Pengamatan

Kegiatan 1

Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan diperoleh hasil pengamatan

sebagai berikut:

Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Kegiatan 1

No Jenis cermin Sifat bayangan yang dihasilkan


1 Cermin datar Tegak, maya dan sama besar
2 Cermin cekung Terbalik, maya dan lebih besar
3 Cermin cembung Tegak, maya dan lebih kecil

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa sifat bayangan yang

dihasilkan yaitu pertama pada cermin datar sifat bayangan yang dihasilkan yaitu

maya, tegak, bayangan di cermin sama dengan jarak benda ke cermin, ukuran

benda sama dengan ukuran benda di cermin. Kedua pada cermin cembung sifat

bayangan yang dihasilkan yaitu tegak, diperkecil dan maya. Ketiga pada cermin

cekung sifat bayangan yang dihasilkan yaitu maya, terbalik dan diperbesar.

Kegiatan 2
Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan diperoleh hasil pengamatan

bahwa cahaya yang melewati lensa cembung akan dibiaskan menuju satu titik atau

mengumpulkan cahaya (konvergen), sedangkan cahaya yang melewati lensa

cekung akan dibiaskan seolah-olah berasal dari satu titik fokus lensa atau bersifat

menyebarkan cahaya (divergen).

Kegiatan 3

Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan diperoleh hasil pengamatan

sebagai berikut:

Tabel 2.2 Hasil Pengamatan Kegiatan 3


Jarak benda 1/S0 Jarak Bayangan 1/S1
No. (S ) (cm) (S ) (cm)
1/S0+1/S1 f
0 1

1. 20 cm 1/20 70 cm 1/70 1/20+1/70 15,56cm


2. 30 cm 1/30 56 cm 1/56 1/30+1/56 19,53cm
3. 40 cm 1/40 44.cm 1/44 1/40+1/44 20,95cm
4. 50 cm 1/50 36 cm 1/36 1/50+1/36 20,93cm

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa pada jarak benda 20

cm diperoleh bayangan yang jelas dengan jarak bayang 70 cm dan menghasilkan

titik fokus 15,56 cm. Kedua jarak benda 30 cm, jarak bayangan 56 cm dan

hasilnya 19,53 cm, jarak benda 40 cm dan jarak bayangan 44 cm maka hasilnya

20,95 cm jarak benda 50 cm dan jarak bayangannya 36 cm hasilnya 20,93 cm.

2. Pembahasan

Percobaan ini dilakukan dengan tujuan mengamati sifat bayangan pada

cermin cekung, cembung, dan datar. Cermin adalah kaca bening yang satu
diantara sisinya dicat dengan air raksa dan perak. Berdasarkan hasil pengamatan

pada kegiatan 1 dapat diketahui bahwa bahwa sifat bayangan yang dihasilkan

yaitu pertama pada cermin datar sifat bayangan yang dihasilkan yaitu maya, tegak,

jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin dan ukuran

bayangan sama dengan ukuran benda. Kedua pada cermin cembung sifat

bayangan yang dihasilkan yaitu tegak, diperkecil dan maya. Ketiga pada cermin

cekung sifat bayangan yang dihasilkan yaitu maya, terbalik dan diperbesar. Hal ini

sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Gunardi & Ramadewi (2022) bahwa

cermin datar merupakan cermin yang di mana permukaannya berbentuk datar dan

terlihat mengkilat. Contoh dari cermin datar adalah cermin yang sering kita

gunakan untuk berkaca. Adapun sifat bayangan yang terbentuk pada cermin datar

saat berkaca adalah semu, tegak, besar bayangan sama dengan besar benda.

Kita perlu memahami pembiasan yang terjadi pada lensa cekung dan lensa

cembung, sehingga dapat menganut pemahaman lebih dalam mengenai sifat optik

keduanya. Lensa cembung adalah jenis lensa yang bagian tengahnya lebih tebal

dibandingkan bagian tepi. Sedangkan lensa cekung adalah jenis lensa yang bagian

tengahnya lebih tipis dibandingkan bagian tepinya. Berdasarkan hasil pengamatan

pada kegiatan 2 menunjukkan bahwa cahaya yang melewati lensa cembung akan

dibiaskan menuju satu titik atau mengumpulkan cahaya (konvergen), sedangkan

cahaya yang melewati lensa cekung akan dibiaskan seolah-olah berasal dari satu

titik fokus lensa atau bersifat menyebarkan cahaya (divergen). Hal ini sejalan

dengan teori yang dikemukakan oleh Leonardy (2022) bahwa lensa cekung

merupakan lensa yang di mana bagian tengahnya berbentuk cekung dan lebih tipis
dibandingkan bagian tepinya. Sinar paralel yang melewati lensa cekung akan

tersebar dan terlihat seolah-olah berasal dari titik-titik pertemuan yang berada di

depan lensa. Maka dari itu fokus lensa cekung bersifat negatif dan berada di depan

lensa. Lensa cekung dikatakan juga sebagai lensa divergen. Biasanya lensa cekung

digunakan sebagai lensa tontonan bagi orang yang menderita rabun jauh

dikarenakan jarak bayangan yang dihasilkan lebih dekat daripada jarak benda.

Tidak berbeda dengan lensa cembung, pembentukan bayangan pada lensa cekung

dapat terjadi dengan adanya bantuan diagram sinar. Secara gambaran bayangan

akan muncul dengan bantuan paling sedikit dua sinar istimewa, dimana

kebanyakan sinar yang digunakan adalah sinar sejajar sumbu utama dan sinar titik

fokus dalam membentuk bayangan.

Titik fokus adalah titik proyeksi cahaya atau titik pertemuan garis sinar

bias dan disebut sebagai fokus utama. Berdasarkan hasil pengamatan pada

kegiatan 3 menunjukkan bahwa pada jarak benda 20 cm diperoleh bayangan yang

jelas dengan jarak bayang 70 cm dan menghasilkan titik fokus 15,56 cm. Kedua

jarak benda 30 cm diperoleh bayangan yang jelas dengan jarak 56 cm dan

menghasilkan titik fokus 19,53 cm. Ketiga dengan jarak benda 40 cm diperoleh

bayangan yang jelas dengan jarak bayangan 44 cm dan menghasilkan titik fokus

20,95. Keempat dengan jarak benda 50 cm diperoleh bayangan yang jelas dengan

jarak bayangan 36 cm dan menghasilkan titik fokus 20,93. Hal ini sejalan dengan

teori yang dikemukakan oleh Wiguna & Nata (2016) mengemukakan bahwa lensa

merupakan sebuah benda bening atau transparan yang dibatasi oleh dua

permukaan dan biasanya terbuat dari sepotong gelas yang dibentuk. Lensa
memiliki fungsi yaitu mengumpulkan atau menyebarkan cahaya. Fokus yang

dihasilkan lensa akan berbeda tergantung pada jarak benda dan cahaya

disekitarnya. Biasanya lensa dipergunakan dalam hal membantu orang yang

mengalami masalah dalam pengelihatan agar orang yang cacat mata bisa melihat

benda dengan jelas kembali. Adapun rumus yang diperoleh untuk menentukan

titik fokus yaitu 1/S0+1/S1.

G. Simpulan dan Saran

1. Simpulan

Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

a. Pada kegiatan 1 dapat diketahui bahwa bahwa sifat bayangan yang dihasilkan

yaitu pertama pada cermin datar sifat bayangan yang dihasilkan yaitu maya,

tegak, jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin dan

ukuran bayangan sama dengan ukuran benda. Kedua pada cermin cembung

sifat bayangan yang dihasilkan yaitu tegak, diperkecil dan maya. Ketiga pada

cermin cekung sifat bayangan yang dihasilkan yaitu maya, terbalik dan

diperbesar.

b. Pada kegiatan 2 dapat diketahui bahwa cahaya yang melewati lensa cembung

akan dibiaskan menuju satu titik atau mengumpulkan cahaya (konvergen),

sedangkan cahaya yang melewati lensa cekung akan dibiaskan seolah-olah


berasal dari satu titik fokus lensa atau bersifat menyebarkan cahaya

(divergen).

c. Pada kegiatan 3 dapat diketahui bahwa pada jarak benda 20 cm diperoleh

bayangan yang jelas dengan jarak bayang 240 cm dan menghasilkan titik

fokus 18,46. Kedua jarak benda 30 cm diperoleh bayangan yang jelas dengan

jarak 63 cm dan menghasilkan titik fokus 20,32. Ketiga dengan jarak benda

40 cm diperoleh bayangan yang jelas dengan jarak bayangan 41 cm dan

menghasilkan titik fokus 20,24. Keempat dengan jarak benda 50 cm

diperoleh bayangan yang jelas dengan jarak bayangan 35 cm dan

menghasilkan titik fokus 20,58.

2. Saran

Pada praktikum selanjutnya sebaiknya praktikan lebih menguasai segala

aspek mengenai percobaan yang akan dilakukan sehingga praktikan lebih mudah

dalam melakukan praktikum serta praktikum lebih efektif dan efisien. Adapun

Solusi dari kendala-kendala yang dihadapi pada saat melakukan praktikum yaitu

salah satunya mencari referensi terkait percobaan yang akan dilakukan, bisa

berupa video di YouTube tentang cara atau langkah-langkah percobaan tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Erinda Wibianti. 2022. Aneka Ragam Alat Optik. Surabaya: CV Media
Edukasi Creative.

Dewi, Nandah Ayo Rosdiana & Titin Sunarti. 2018. Upaya Meningkatkan
Kemampuan Literasi Sains dengan Model Pembelajaran Guided Inquiry
Pada SMA Untuk Materi Alat Optik. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol.
7 (3): 382.

Eliana, Nur, Trapsilo Prihandono & Sri Wahyuni. 2017. Pengembangan Modul
Alat-Alat Optik Berbasis Pictorial Riddle pada Mata Pelajaran Fisika di
Madrasah Aliyah. FKIP e-Procedding. Vol. 2 (1): 1-2.

Erniwati, Tri & Okimustava. 2018. Ensiklopedia Cahaya Terintegrasi Sains Al-
Qur’an. Yogyakarta: K-Media.

Gunardi, Ari & Susilawati Ramadewi. 2022. Pengaruh Penggunaan Model


Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Siswa
Kelas V SDN Keronjen Kota Serang Tahun Ajaran 2021/2022. Jurnal Pelita
Calistung. Vol. 3 (1): 21.
Imansyah, Rizky Badgja Wiguna & Yudi Nata. 2016. Alat Pemanas Bertenaga
Matahari dengan Metode Magnifying Glass untuk Sistem Pengering
Genteng Keramik. Jurnal Rekayasa Teknologi Nusa Putra. Vol. 2 (2): 28-29.
Leonardy, Joshu. 2019. Peran Fisikawan Indonesia dalam Pengembangan Ilmu
Pendidikan, Sains, dan Teknologi sebagai Upaya Membangun Sumber
Daya Manusia yang Berkualita di Era Society 5.0. Sidoarjo: Uwais Inspirasi
Indonesia.

Saprudin. 2018. Analisis Kesiapan dan Strategi Monitoring Evaluasi Program


Pengembangan Perkuliahan Gelombang dan Optik Berbasis Game. Jurnal
Inovasi Pendidikan Fisika Dan Riset Ilmiah. Vol. 2 (1): 28-29.

Setiawan, Arif, Yuningtyastuti & Susatyo Handoko. 2015. Analisis Penggunaan


Cermin Cekung, Cermin Datar, dan Kombinasi Cermin Cekung-Datar
Untuk Meningkatkan Daya Keluaran pada Sel Surya. Jurnal Ilmiah Teknik
Elektro. Vol. 4 (4): 927.

Thressia, Merry. 2022. Buku Ajar Optika. Yogyakarta: DEEPUBLISH.

LAMPIRAN
OPTIK

Anda mungkin juga menyukai