Pengolahan Dan Analisis Data RDTR - 231121
Pengolahan Dan Analisis Data RDTR - 231121
TINGKAT MENENGAH
0
Modul Mata Diklat Pengoahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Jl. Akses Tol Cimanggis, Ds. Cikeas Udik, Kab. Bogor, Jawa Barat
Telp. (021) 8674586
Editor:
1
Modul Mata Diklat Pengoahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya modul
yang menjadi pegangan bagi peserta Diklat Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) Tingkat Menengah. Modul ini dapat terselesaikan karena kerjasama
Tim Penyusun yang sudah dirangkum melalui beberapa kali workshop dan
dukungan dari berbagai pihak di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/ Badan Pertanahan Nasional.
Untuk itu dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional;
2. Dirjen Tata Ruang Kementerian ATR/BPN;
3. Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI);
4. Tim Penyusun Modul; dan
5. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya
penyusunan modul ini.
Akhir kata, semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi
peserta Pelatihan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah.
Kritik dan saran dengan senang hati akan diterima untuk perbaikan modul
ini.
Jakarta, 2021
Kementerian ATR/BPN
2
Modul Mata Diklat Pengoahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
DAFTAR ISI
3
Modul Mata Diklat Pengoahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
4
Modul Mata Diklat Pengoahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
DAFTAR GAMBAR
5
Modul Mata Diklat Pengoahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
6
Modul Mata Diklat Pengoahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
DAFTAR TABEL
7
Modul Mata Diklat Pengoahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
8
Modul Mata Diklat Pengoahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Apabila anda masih mengalami kesulitan memahami materi yang ada dalam
modul ini, silahkan diskusikan dengan teman atau guru anda.
9
Modul Mata Diklat Pengoahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
BAB I
PENDAHULUAN
Modul ini disusun sebagai bagian dari mata diklat penyusunan Rencana
Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah, dimana dalam rangkaian
proses penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), modul ini
penggunaannya berada pada, dan pararel dengan tahap pengumpulan dan
kompilasi data, sebelum masuk ke dalam tahapan Perumusan Konsep RDTR.
Modul ini akan berguna bagi peserta diklat yang bertugas melakukan
perumusan dalam penyusunan RDTR atau melakukan evaluasi terhadap
kualitas RDTR dalam rangka persetujuan substansi.
10
Modul Mata Diklat Pengoahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
memiliki ruang memiliki ruang kreasi yang lebih besar dibanding RDTR
kota administratif. Hal ini dimungkinkan karena, RDTR kabupaten
cukup berlindung pada asas dominasi fungsi yang harus dijaga dari
RTRW kabupaten.
Dari segi tingkat kedalaman, kesamaan klasifikasi, ldan ruang
kreasi, maka RDTR kabupaten melibatkan kegiatan ‘menggambar’ dan
‘mewarnai’ yang lebih banyak dibanding RDTR Kota administratif.
2. Umur Kota/Perkotaan
Untuk kota/perkotaan yang sudah lama berdiri, sudah banyak
berlangsung aktivitas pembentuk kota yang hampir tidak
memungkinkan untuk diubah, sehingga aktivitas kegiatan
‘menggambar’ akan sangat terbatas, sedangkan kegiatan ‘mewarnai’
lebih mendominasi. Pada penyusunan RDTR kota/perkotaan
berkembang dan kota baru, kegiatan ‘menggambar’ dan mewarnai
memiliki porsi yang sama besar.
3. Jarak dari Titik Pusat Kota/Perkotaan
Semakin dekat dengan titik pusat kota, maka sudah banyak
berlangsung aktivitas pembentuk kota yang hampir tidak
memungkinkan untuk diubah, sehingga aktivitas kegiatan
‘menggambar’ akan sangat terbatas, sedangkan kegiatan ‘mewarnai’
lebih mendominasi. Pada penyusunan RDTR kota/perkotaan yang jauh
dari pusat kota, semakin banyak lahan pengembangan dan lahan
cadangan yang masih memungkinkan untuk dikembangkan, sehingga
kegiatan ‘menggambar’ dan ‘mewarnai’ memiliki porsi yang sama besar.
4. Jumlah Pusat Kegiatan Level WP
Semakin banyak pusat kegiatan pada orde-2, yaitu Sub Pusat
Pelayanan Kota (SPPK) dan orde-3, yaitu Pusat Lingkungan (PL),
semakin banyak tuntutan penyediaan sarana pelayanan umum (SPU)
yang harus disediakan sesuai dengan standarnya, seperti jumlah
sekolah, terminal, puskesmas, olahraga, aula, peribadatan, dan ruang
terbuka. Hal tersebut akan berimplikasi pada kegiatan ‘menggambar’
dan ‘mewarnai’ yang lebih banyak dibandingkan dengan WP yang
memiliki sedikit SPPK dan PL.
11
Modul Mata Diklat Pengoahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
12
Modul Mata Diklat Pengoahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
13
Modul Mata Diklat Pengoahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
14
Modul Mata Diklat Pengoahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Adapun hasil pembelajaran dari Modul ini yaitu peserta Diklat RTDR
Tingkat Menengah mampu melakukan tahapan-tahapan analisis terkait
struktur ruang, analisis terkait pola ruang, analisis terkait pemanfaatan
ruang dan analisis terkait isu strategis.
15
Modul Mata Diklat Pengoahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
16
Modul Mata Diklat Pengoahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
17
Modul Mata Diklat Pengoahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
18
Modul Mata Diklat Pengoahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Tahapan analisis RDTR dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
paralel dan seri (berurutan). Bagi analisis-analisis yang dilakukan secara
paralel merupakan analisis-analisis yang hanya memerlukan input hasil
pengolahan data saja. Sedangkan untuk analisis-analisis yang dilakukan
secara seri selain memerlukan input hasil pengolahan data juga memerlukan
keluaran dari analisis yang dilakukan secara seri maupun paralel.
19
Modul Mata Diklat Pengoahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
20
Modul Mata Diklat Pengoahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
22
Modul Mata Diklat Analisis Penyusunan Rencana Detail Tata
Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
BAB II
2.1.1. TUJUAN
2.1.2. FUNGSI
Penetapan fungsi dan peran WP dalam wilayah yang lebih luas yang
akan mempengaruhi pada pembentukan jaringan prasarana terutama
lintas sub wilayah/ lintas kawasan atau yang mengemban fungsi layanan
dengan skala yang lebih luas dari wilayah WP.
23
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
1) Gempa Bumi
2) Tsunami
25
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
3) Gunung Api
4) Banjir
5) Tanah Longsor
6) Kekeringan
26
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
8) Cuaca Ekstrim
Bahaya cuaca ekstrim dalam hal ini bahaya angin puting beliung
dibuat sesuai Perka No. 2 BNPB Tahun 2012 dengan menggunakan
metode skoring terhadap parameter-parameter penyusunnya yaitu
Keterbukaan Lahan (KL), Kemiringan Lereng (L), dan Curah Hujan
Tahunan (CH).
27
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
29
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
30
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
2.2.1. TUJUAN
Sumber daya buatan merupakan sumber daya alam yang telah/ akan
ditingkatkan dayagunanya untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Pemanfaatan sumber daya buatan akan mengurangi eksploitasi sumber
daya alam sehingga tetap dapat menjaga keseimbangan ekosistem suatu
wilayah. Misalnya, waduk, dinding talud penahan tanah, reklamasi pantai,
sodetan sungai, terasering, dan lain-lain.
2.2.2. FUNGSI
Analisis sumber daya buatan dilakukan untuk memahami kondisi,
potensi, permasalahan, dan kendala yang dimiliki dalam peningkatan
pelayanan sarana dan prasarana pada WP. Melalui analisis ini, diharapkan
teridentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
memaksimalkan fungsi WP.
32
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
33
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
34
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
35
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Dimana :
Pn = penduduk pada tahun n
Po = penduduk pada tahun awal
1 = angka konstanta
r = angka pertumbuhan penduduk (dalam persen)
n = jumlah rentang tahun dari awal hingga tahun n
36
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Dimana:
S(n) = Jenis Sarana berdasarkan standar
Pn = Jumlah Penduduk Hasil Proyeksi (tahun 2020)
Sm = Standar Minimum
37
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
38
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
39
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
42
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
43
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Bahu Jalan
Perkerasan
Pedestrian
Perumahan Dawasja n.
Trotoar
(m)
(m)
(m)
(m)
Damaja Damija Min. (m) (m
(m) (m) )
Lokal 3.0-7.0 1.5-2.0 1.5 0.5 10.0- 13.0 4.0 10.5 ---
Sekunder (mobil- (darurat (pejalan 12.0
I motor) parkir) kaki,
vegetasi
,
penyanda
ng cacat
roda)
Lokal 3.0-6.0 1.0-1.5 1.5 0.5 10.0- 12.0 4.0 10.0 ---
Sekunder (mobil- (darurat (pejalan 12.0
II motor) parkir) kaki,
vegetasi
,
penyan
dang
cacat
roda)
Lokal 3.0 0.5 1.2 0.5 8.0 8.0 3.0 7.0 Khusus
Sekunder (mobil- (darurat (pejalan pejalan
III motor) parkir) kaki, kaki
vegetasi
,
penyan
dang
cacat
roda)
Lingkungan I 1.5-2.0 0.5 --- 0.5 3.5- 4.0 2.0 4.0 Khusus
(pejalan 4.0 pejalan
kaki, kaki
penjual
dorong)
Lingkungan 1.2 0.5 --- 0.5 3.2 4.0 2.0 4.0 Khusus
II (pejalan pejalan
kaki, kaki
penjual
dorong)
44
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Sarana
Prasarana
d) hidran kebakaran
46
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
47
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
48
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
b) Jaringan listrik.
49
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
50
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
sambungan/rumah
51
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
52
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Biaya C pada rumus diatas dapat dianggap sebagai biaya pertama (Cf)
sehingga rumusnya menjadi:
53
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Di mana:
BCR = perbandingan manfaat terhadap biaya (benefit- cost
ratio)
(PV)B = nilai sekarang benefit
(PV)C = nilai sekarang biaya.
2.3.1. TUJUAN
Analisis kependudukan ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan proyeksi perubahan demografi seperti pertumbuhan dan
komposisi jumlah penduduk serta kondisi sosial kependudukan dalam
memberikan gambaran struktur dan karakteristik penduduk. Hal ini
berhubungan erat dengan potensi dan kualitas penduduk, mobilisasi,
tingkat pelayanan dan penyediaan kebutuhan sektoral (sarana, prasarana,
maupun utilitas minimum).
Analisis sosial budaya dilakukan untuk mengkaji kondisi sosial
budaya masyarakat yang mempengaruhi pengembangan wilayah
perencanaan seperti elemen-elemen kota yang memiliki nilai historis
dan budaya yang tinggi (urban heritage, langgam arsitektur, landmark
kota) serta modal sosial dan budaya yang melekat pada masyarakat (adat
istiadat) yang mungkin menghambat ataupun mendukung pembangunan,
tingkat partisipasi/ peran serta masyarakat dalam pembangunan,
kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, dan pergeseran nilai dan
norma yang berlaku dalam masyarakat setempat.
54
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
2.3.2. FUNGSI
Fungsi analisis kependudukan digunakan sebagai pertimbangan
dalam penyusunan RDTR karena dari analisis ini diperoleh gambaran
potensi penduduk, dan gambaran situasi dan kondisi objektif dari
perencanaan pengembangan/pemberdayaan masyarakat, gambaran
kepadatan dan distribusi penduduk serta data komposisi penduduk
berdasarkan umur dan jenis kelamin.
Fungsi analisis sosial budaya ini akan digunakan sebagai bahan
masukan dalam penentuan bagian dari wilayah kota yang diprioritaskan
penanganannya di dalam penyusunan RDTR.
55
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
𝑲𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒏𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌=
𝑷𝒆𝒏𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌=
56
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
57
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Besarnya kelahiran;
Besarnya kematian;
Besarnya migrasi masuk dan keluar.
Keadaan penduduk pada tahun tertentu dapat dilukiskan
sebagai berikut:
58
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Dengan:
B : Jumlah kelahiran
D : Jumlah kematian
59
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Dimana :
Pt : Jumlah Penduduk Tahun Proyeksi
Po : Jumlah Penduduk Tahun dasar
R : Prosentase Pertumbuhan
n : Tahun Proyeksi
Dimana:
P(t+x) : Jumlah Penduduk Tahun Proyeksi
x : Tambahan Tahun Terhitung dari Tahun Dasar
a&b : Konstanta dengan rumus
Model Komparatif (Comparative Model)
Asumsi dasar penggunaan model ini adalah bahwa pola
pertumbuhan penduduk pada suatu lokasi relatif akan sama atau
proporsional atau analog dengan pola pertumbuhan penduduk
pada wilayah yang lebih luas, atau pada suatu lokasi yang
memiliki kesamaan karakteristik dengan lokasi pengamatan. Ada
tiga jenis metode komparatif, yaitu:
Ratio Methods
Model matematisnya:
Pc (t) = k Ps(t)
Dimana:
Pc(t) : Jumlah penduduk kecamatan pada tahun t
Ps(t) : Jumlah penduduk kota pada tahun t
k : Proportional factor
Time Lag Methods
Model matematisnya:
Pa(t) = Pb(t-T)
60
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Dimana:
Pa(t) : Jumlah penduduk area a pada tahun t
Pb(t-T) : Jumlah penduduk area b pada tahun t –T
k : Proportional factor
T : Time lag
Combination Methods
Model matematisnya:
Pa(t) = kPb (t – T)
Dimana:
Pa(t) : Jumlah penduduk area a pada tahun t
Pb(t-T) : Jumlah penduduk area b pada tahun t –T
k : Proportional factor
T : Time lag
Minimum Sum of Square Method
Metode ini digunakan untuk menguji tingkat kecocokan suatu
model terhadap kondisi faktualnya. Tingkat kecocokan dapat
dilihat dari jumlah kuadrat simpangannya. Nilai jumlah kuadrat
simpangan terkecil merupakan indikator tingkat kecocokan suatu
model. Dalam proses perencanaan kota, metode ini digunakan
untuk menguji tingkat kecocokan beberapa model pertumbuhan
penduduk. Bentuk matematisnya adalah sebagai berikut:
= ( Yi – Ya)
Dimana:
: Nilai simpangan
Yi : Perkiraan jumlah penduduk
Ya : Jumlah penduduk factual
2.4.1. TUJUAN
Analisis ini dilakukan untuk menciptakan kemudahan dalam
pergerakan, mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan, dan mendukung
fungsi masing-masing zona.
2.4.2. FUNGSI
Analisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun
rencana struktur ruang. Analisis ini didasarkan pada pusat kegiatan,
proyeksi kebutuhan lalu lintas.
63
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
64
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Kapasitan Jalan
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
Dimana:
C : kapasitas smp per jam
FCw : faktor koreksi kapasitas untuk lebar jalan
FCsp : faktor koreksi kapasitas akibat pembagian arah
Q=n/t
Dimana:
Q : Volume lalu lintas
n : Jumlah Kendaraan
t : Waktu
Level Of Batas
Service Karakteristik Lingkup
(LOS) (V/C)
Arus mendekati tidak stabil, kecepatan
D masih dikendalikan, Q/C masih dapat 0,75 – 0,84
ditolerir
Volume lalu lintas mendekati/berada pada
E kapasitas arus tidak stabil, terkandang 0,85 – 1,00
berhenti
Arus yang dipaksa/macet, kecepatan
rendah, V di atas kapasitas, antrian
F >1,00
panjang dan terjadi hantabatan-hambatan
yang besar
Sumber: MKJI, 1997.
66
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
67
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
68
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Jalan Fungsi
JKS Menghubungkan secara berdaya guna
antarKawasan Sekunder-II
Menghubungkan secara berdaya guna antara
Kawasan Sekunder – II dan Kawasan Sekunder –
III
JLS Menghubungkan secara berdaya guna antara
Kawasan Sekunder – I dan perumahan
Menghubungkan secara berdaya guna antara
Kawasan Sekunder – II dan perumahan
Menghubungkan secara berdaya guna antara
Kawasan Sekunder – III dan seterusnya sampai
ke perumahan
JLing-S Menghubungkan secara berdaya guna antar
persil dalam kawasan perkotaan
Sumber: Permen PU Nomor 03/PRT/M/2012
Dimana:
Dimana:
71
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
i j
73
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
i j
Untuk setiap pasang zona (i,j), berapa arus yang berasal dari
zona i menuju ke zona j
Trip Distribution ini mencakup :
Sistem Kegiatan / Tata Guna Lahan
Sistem Jaringan (Aksesibilitas)
Distribusi Pergerakan dapat direpresentasikan dalam bentuk :
Garis keinginan/Desire line
Matrik Asal Tujuan (OD Matriks)
To 1 2 3 Oi
From
1 T11 T12 T13 O1
Dd D1 D2 D3 T
74
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Dimana:
76
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
77
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
79
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
T
Transportartio
n system
F
1 Flow
A
Activity
system
2
81
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
2.5.1. TUJUAN
Analisis struktur internal kawasan WP dilakukan untuk merumuskan
kegiatan fungsional sebagai pusat dan jaringan yang menghubungkan
antar pusat di dalam WP ruang dari RTRW Kabupaten/ Kota ke RDTR.
Analisis struktur internal kawasan perkotaan didasarkan pada kegiatan
fungsional di dalam kawasan perkotaan tersebut, pusat-pusat kegiatan
dan sistem jaringan yang melayaninya.
2.5.2. FUNGSI
Hasil dari analisis struktur internal WP digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan pusat aktivitas atau pelayanan di dalam
WP.
Keterangan:
C : bobot dari atribut fungsional suatu fasilitas
t : nilai sentralitas gabungan dalam hal ini 100
T : jumlah total dari atribut dalam sistem
83
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
85
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
86
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Pn = P1 x Rn-1
Keterangan:
Pn = jumlah penduduk kota rde ke n
P1 = jumlah penduduk kota terbesar di wilayah tersebut
(orde I)
Rn-1 = orde kota dengan pangkat -1 atau 1/Rn
Pada metode ke dua, penentuan orde dengan
menggunakan metode rank size zipf dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
n = ( P1 / Pn ) / 1q
Keterangan:
n = Orde Kota
P1 = Jumlah penduduk kelurahan terbesar
Pn = Jumlah penduduk kelurahan n
q = konstanta yang didapat dari log5q / log 5 (sesuai
jumlah orde yang diinginkan)
Terdapat banyak kelurahan dengan orde tertinggi
dikarenakan jumlah penduduk pada 5 kelurahan tertinggi relatif
tidak berbeda jauh. Untuk lebih lengkapnya mengenai hasil
analisis rank size rule untuk wilayah dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
87
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
88
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Jalan Nasional
Jalan Nasional terdiri dari: Jalan Arteri Primer Jalan Tol
Penyelenggaraan. Jalan Nasional merupakan kewenangan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yaitu
di Direktorat Jenderal Bina Marga yang dalam pelaksanaan
tugas penyelenggaraan jalan nasional dibentuk Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional sesuai dengan wilayah kerjanya
masing-masing. Sedangkan untuk wilayah Jawa Tengah dan
DIY dilaksanakan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan
Nasional VII yang berkantor di Jalan Murbei Barat I
Sumurboto Banyumanik Semarang. Sesuai dengan
kewenangannya, maka ruas-ruas jalan nasional ditetapkan
oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam
bentuk Surat Keputusan (SK) Menteri PUPR.
Jalan Kabupaten
Penyelenggaraan Jalan Kabupaten merupakan kewenangan
Pemerintah Kabupaten. Jalan Kabupaten terdiri dari:
Jalan kolektor primer yang tidak termasuk jalan nasional
dan jalan provinsi.
Jalan lokal primer yang menghubungkan ibukota kabupaten
dengan ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat
desa, antar ibukota kecamatan, ibukota kecamatan dengan
desa, dan antar desa.
Jalan sekunder yang tidak termasuk jalan provinsi dan jalan
sekunder dalam kota.
Jalan strategis kabupaten.
Jalan Kota
Jalan Kota adalah jalan umum pada jaringan jalan sekunder
di dalam kota, merupakan kewenangan Pemerintah Kota.
Ruas-ruas jalan kota ditetapkan oleh Walikota dengan Surat
Keputusan (SK) Walikota.
Jalan Desa
Jalan Desa adalah jalan lingkungan primer dan jalan lokal
primer yang tidak termasuk jalan kabupaten di dalam
90
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
92
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
c) Kondisi Jalan
Kondisi jalan yang dilihat merupakan kondisi jalan
eksisting yang di bagi sebagai berikut.
Jalan dengan kondisi baik
Jalan dengan kondisi sedang
Jalan dengan kondisi buruk
Kondisi jalan didapatkan dari survey primer ataupun data
sekunder berupa perhitungan pada peta.
d) Konektivitas Kawasan
Uji konektivitas kawasan dilakukan untuk mengetahui
keterhubungan antar pusat wilayah pengembangan yang telah
ditentukan sebelumnya. Keterhubungan yang dimaksud
berkaitan dengan jaringan jalan yang menghubungkan antar
pusat wilayah pengembangan.
Dari rumusan diatas, dilakukan formulasi sebagai berikut:
Nilai struktur = jumlah garis– jumlah titik + network
Uji struktur menggunakan pusat wilayah pengembangan
sebagai titik. Jaringan jalan arteri primer, kolektor primer dan
lokal primer sebagai garis. Sedangkan network adalah satu
kesatuan jaringan.
Keluaran yang dihasilkan dapat berupa permasalahan di
pada ruas-ruas jalan yang telah dianalisis, apakah kondisi yang
ada pada saat ini sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
93
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
perkotaan seperti pusat kota, pusat bagian wilayah kota, dan pusat
lingkungan yang ditunjang dengan sistem prasarana jalan seperti
jalan arteri, jalan kolektor dan jalan lokal.
Menurut Sinulingga (2005), bentuk struktur ruang kota apabila
ditinjau dari pusat pelayanan terbagi menjadi tiga yaitu:
1. Monocentric city dimana kota yang belum berkembang pesat,
jumlah penduduknya belum banyak, dan hanya mempunyai satu
pusat pelayanan (CBD).
2. Polycentric city dimana kota bertambah besar, lebih dari satu pusat
pelayanan.
3. Kota Metropolitan merupakan kota besar yang dikelilingi oleh kota-
kota satelit yang terpisah cukup jauh dengan urban fringe, tetapi
semuanya membentuk satu kesatuan sistem dalam pelayanan
penduduk wilayah metropolitan.
Berdasarkan pusat-pusat pelayanannya model struktur ruang
terbagi seperti berikut:
1. Mono centered, terdiri dari satu pusat dan beberapa sub pusat
yang tidak saling terhubung antara sub pusat yang satu dengan
sub pusat yang lain.
2. Multi nodal, terdiri dari satu pusat, beberapa sub pusat dan sub-
sub pusat yang saling terhubung satu sama lain dan ada yang
tidak terhubung.
3. Multi centered, terdiri dari beberapa pusat, sub pusat dan sub-sub
pusat yang saling terhubung satu sama lainnya.
4. Non centered, tidak terdapat pusat. semua node memiliki hirarki
yang sama dan saling terhubung antara yang satu dengan yang
lainnya.
95
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
2.6. RANGKUMAN
97
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
98
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
BAB III
ANALISIS TERKAIT POLA RUANG
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada Bab III Analisis Terkait Pola Ruang, peserta
pelatihan diharapkan mampu melakukan: Analisis Sumber Daya Alam dan
Fisik/Lingkungan, Analisis Ekonomi dan Sektor Unggulan, Analisis Lingkungan Binaan,
Analisis Sistem Penggunaan Lahan; Analisis Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan
Lahan; Analisis Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal Per Zona dan Sarana
Minimal, Analisis Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Zonasi, Analisis Teknik Pengaturan
Zonasi
3.1.1. TUJUAN
Analisis ini bertujuan untuk memberikan gambaran kerangka fisik
pengembangan wilayah serta batasan dan potensi alam WP dengan
mengenali karakteristik sumber daya alam, menelaah kemampuan dan
kesesuaian lahan agar pemanfaatan lahan dalam pengembangan wilayah
dapat dilakukan secara optimal dengan tetap memperhatikan
keseimbangan ekosistem dan meminimalkan kerugian akibat bencana.
3.1.2. FUNGSI
Hasil studi analisis fisik dan lingkungan ini akan menjadi masukan
dalam penyusunan rencana tata ruang maupun rencana pengembangan
wilayah dan/atau kawasan (rencana tindak, rencana inventasi, dan lain-
lain), karena akan memberikan gambaran kerangka fisik pengembangan
wilayah dan/atau kawasan.
99
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
1. Data Klimatologi
2. Data Topografi
Data topografi dapat berupa peta topografi dengan skala
terbesar yang tersedia yang dapat diperolah pada instansi: Badan
Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) dan
instansi terkait lainnya.
Peta topografi dapat diturunkan beberapa data yang berkaitan
dengan bentuk bentang alam dan kemiringannya, yakni peta
morfologi dan peta kemiringan lereng/lahan.
Peta kelerengan diolah dari peta ketinggian (kontur) atau data
ketinggian (Digital Elevation Model) sebagaimana masing-masing
digambarkan pada Gambar dibawah ini.
100
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
3. Data Geologi
Untuk mengetahui kondisi geologi regional wilayah dan/atau
kawasan perencanaan dan daerah sekitarnya, maka diperlukan data
fisiografi daerah yang lebih luas. Data geologi yang diperlukan dalam
analisis aspek fisik dan lingkungan terdiri dari tiga bagian, yakni data
geologi umum, data geologi wilayah dan data geologi permukaan.
Data geologi umum yang diperlukan untuk mengetahui kondisi
fisik secara umum, terutama pada batuan dasar yang akan menjadi
tumpuan dan sumber daya alam wilayah ini, data geologi mencakup
stratigrafi dan uraian litologinya, struktur geologi dan penampang-
penampang geologi (satuan buatan: batuan vulkanik, batuan
sedimen, alluvium). Data geologi wilayah lebih terinci dari geologi
umum dan bersifat geologi tinjau dan lebih menekankan pada rincian
karakteristik litologi dan struktur geologinya dan memperhatian
stratigrafi (satuan batuan: halosen, plistosen, dan pliosen).
101
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
4. Data Hidrologi
Data hidrologi yang dimaksud adalah data yang berkaitan
dengan kondisi keairan, baik air permukaan maupun air tanah.
Untuk itu penyajian data hidrologi ini dibedakan atas air permukaan
dan air tanah. Air permukaan yang dimaksud adalah air yang
muncul atua mengalir di permukaan seperti: mata air, danau, sungai
dan rawa dan hendaknya diikuti besaran dan debitnya sehingga
dapat terlihat potensi air permukaan secara umum. Data air
permukaan dapat diperoleh pada instansi pengairan setempat atau
pusat dilengkpai dengan pengamatan lapangan. Sedangkan air tanah
yakni air tanah yang memerlukan teknologi tambahan untuk
pengadaannya, secara umum dapat diketahui dari kondisi geologinya
dan dapat diperoleh dari Kementerian ESDM atau instansi terkait
lainnya.
102
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
103
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Morfo Kemu Kestab Kestabil Keterse Terhada Draina Pembuan Bencan Kema
logi dahan ilan an diaan p Erosi se gan a Alam mpuan
Diker Lereng Pondasi Air Limbah Lahan
jakan
Bobot Bobot Bobot Bobot = Bobot = Bobot = Bobot Bobot = Bobot Jumlah
=5 =1 =5 3 5 3 =5 0 =5 Nilai
Bobot x nilai
5 1 5 3 5 3 25 0 25
10 2 10 6 10 6 20 0 20
15 3 15 9 15 9 15 0 15
20 4 20 12 20 12 10 0 10
25 5 25 15 25 15 5 0 5
104
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
106
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
110
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
112
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
114
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
115
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
118
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
119
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
120
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
124
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Kelas Nilai
Klasifikasi
Kemampuan
Lahan
126
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Kelas Nilai
Klasifikasi
Kemampuan
Lahan
127
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
128
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
130
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
2. Habitat 4. Kesehatan
Daya
3. Produksi 5. Hubungan
Tampung
4. Informasi sosial
131
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
132
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
136
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
137
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
3.2.1. TUJUAN
Analisis ini dilakukan untuk menciptakan keterkaitan intra-regional
(antar kawasan/kawasan perkotaan/perdesaan/kabupaten/kota) maupun
inter-regional sehingga teridentifikasi sektor-sektor riil unggulan, dan
solusi-solusi secara ekonomi yang mampu memicu peningkatan ekonomi
wilayah kota.
3.2.2. FUNGSI
Analisis ini berfungsi sebagai bahan pertimbangan dalam
penyusunan RDTR karena dari hasil analisis ini teridentifikasi
karakteristik perekonomian wilayah perencanaan dan ciri-ciri ekonomi
kawasan perencanaan.
138
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Struktur Ekonomi
Tabel 3.43 Contoh Analisis Struktur Ekonomi Kota Palu Tahun 2017 -
2018
2017 % 2018 %
A. Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan 644,505.90 4.42 662,060.20 4.32
B. Pertambangan dan
Penggalian 1,008,258 6.91 1,014,917.90 6.62
C. Industri Pengolahan 1,180,131.00 8.09 1,181,667.50 7.71
D. Pengadaan Listrik dan
Gas 28,671.30 0.2 3,780.30 0.02
E. Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 48,628.50 0.33 50,614.60 0.33
F. Konstruksi 2,044,265.10 14.01 2,216,300.30 14.46
G. Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 1,504,427.30 10.31 1,547,307.00 10.1
H. Transportasi dan
Pergudangan 1,358,740.80 9.31 1,438,204.50 9.38
I. Penyediaan Akomodasi
dan Makan Minum
160,688.50 1.1 160,878.10 1.05
139
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
2017 % 2018 %
J. Informasi dan
Komunikasi 1,471,405.70 10.09 1,597,988.30 10.43
K. Jasa Keuangan dan
Asuransi 935,347.80 6.41 945,435.90 6.17
L. Real Estate 385,885.40 2.65 400,804.10 2.62
M, N Jasa Perusahaan 172,175.00 1.18 179,578.50 1.17
O. Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib 1,904,644.90 13.06 2,055,219.50 13.41
P. Jasa Pendidikan 1,161,306.20 7.96 1,209,404.30 7.89
Q. Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial 429,233.30 2.94 480,719.50 3.14
R,S,T,U. Jasa Lainnya 149,140.40 1.02 152,909.10 1
Produk Domestik
Regional Bruto 14,587,454.70 100 15,324,789.70 100
Sumber : RDTR Kota Palu WP I Provinsi Sulawesi Tengah Berbasis Mitigasi
Bencana
Keterangan :
R = Tingkat pertumbuhan ekonomi dalam satuan persentase (%)
PDBt = PDRB pada tahun t
PDBt-1 = PDRB pada tahun sebelumnya
Tabel 3.44 Contoh Laju Pertumbuhan PDRB Kota Palu Tahun 2017-
2018
Laju Pertumbuhan PDRB Kota
Palu Atas Dasar Harga Konstan
Lapangan Usaha
Menurut Lapangan Usaha
(Persen) Tahun 2017-2018
140
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
F. Konstruksi 8.42
G. Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2.85
141
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
142
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
3.3.1. TUJUAN
Analisis kondisi lingkungan binaan dilakukan untuk menciptakan
ruang yang berkarakter, layak huni dan berkelanjutan secara ekonomi,
lingkungan, dan sosial. Analisis ini didasarkan pada kondisi fisik kawasan
perencanaan dan kriteria lokal minimum. Analisis kondisi lingkungan
binaan tersebut meliputi:
a. analisis figure and ground;
b. analisis aksesibilitas pejalan kaki dan pesepeda;
c. analisis ketersediaan dan dimensi jalur khusus pedestrian;
d. analisis karakteristik kawasan (langgam bangunan);
e. analisis ketersediaan ruang terbuka hijau dan non hijau;
f. analisis vista kawasan (pelataran pandang);
g. analisis tata massa bangunan;
h. analisis intensitas bangunan;
i. analisis land value capture (pertambahan nilai lahan); dan
j. analisis cagar budaya.
3.3.2. FUNGSI
Analisis ini berfungsi untuk menggantikan beberapa fungsi
lingkungan alamiah sesuai dengan kebutuhan manusia, analisis ini
terbentuk karena adanya kemampuan manusia dalam membuat
lingkungan hidup binaan agar bisa lebih efektif dan efisien dalam
memenuhi kebutuhannya. Analisis ini juga berfungsi sebagai analisis
dalam perumusan aturan dasar Peraturan Zonasi pada konsep RDTR.
143
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
144
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
145
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
sedang
Daerah terbuka, penghijauannya
3 banyak/padat, infiltrasinya 0,8 1,0 1,2
tinggi
Sumber: Stern, 1979 dalam Suwandono, 1988
Contoh:
Diketahui di suatu daerah:
Luas area : 3,2975 ha = 32975 m2
Intensitas infiltrasi (I) : 1101 mm/166 hari (ada tabelnya)
Koefisien infiltrasi (C) : 1,8 (pada kemiringan 0-5%)
Koefisien penyimpanan air (S) : 0,0018 berdasarkan hasil
pemboran setempat
(Setiap pengambilan 0,18 m3 terjadi penurunan sebanyak 1 m/100
m2)
Iinf = S x A
Qinf = C.I.A
= 1,38 l /detik/ha
KDB Maksimum =
= (2.5807/3.2975) x 100%
= 78%
147
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
148
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
149
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
150
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
151
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
152
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
153
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Rujukan :
Pemanfaatan bagian-bagian jalan untuk kepentingan tertentu dapat merujuk kepada
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2010 tentang Pedoman Pemanfaatan dan
Penggunaan Bagian-Bagian Jalan.
155
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
157
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
158
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
159
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
160
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
161
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Lebar
Bentuk Kondisi Fisik
No. Jenis Aktivitas Sempadan
Pantai Pantai
(m)
Labil dengan 150
pengendapan
Labil tanpa 200
pengendapan
Landai Stabil dengan 150
dengan pengendapan
gelombang >2
Stabil tanpa 200
m
pengendapan
Labil dengan 200
pengendapan
Labil tanpa 250
pengendapan
Curam Stabil 200
dengan
Labil 250
gelombang <2
m
Curam Stabil 250
dengan
Labil 300
gelombang >2
m
Sumber: Pedoman Pemanfaatan Ruang Tepi Pantai di Kawasan Perkotaan
162
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
163
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
164
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
165
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
166
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
167
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
168
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
e) Amplop Bangunan
Amplop bangunan ditetapkan dengan mempertimbangkan
GSB, tinggi bangunan maksimum, dan bukaan langit.
169
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
170
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
a. Path
Path merupakan suatu jalur yang digunakan oleh
pengamat untuk bergerak atau berpindah
tempat.
b. Edges
Merupakan batas, dapat berupa suatu desain, jalan,
sungai, gunung. Edge memiliki identitas yang kuat karena
tampak visualnya yang jelas.
c. District
Merupakan suatu bagian kota mempunyai karakter
atau aktivitas khusus yang dapat dikenali oleh pengamatnya.
d. Nodes
Merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis di
mana arah atau aktivitasnya saling bertemu dan dapat diubah
ke arah atau aktivitas lain, misalnya persimpangan lalu lintas,
stasiun, lapangan terbang, jembatan, kota secara
keseluruhan dalam skala makro besar, pasar, taman, square,
tempat suatu bentuk perputaran pergerakan, dan sebagainya.
171
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
e. Landmark
Merupakan simbol yang menarik secara visual dengan
sifat penempatan yang menarik perhatian. Biasanya landmark
mempunyai bentuk yang unik serta terdapat perbedaan skala
dalam lingkungannya.
Citra kota adalah gambaran mental yang terbentuk dari
ritme biologis tempat dan ruang tertentu yang mencerminkan
waktu (sense of time), yang ditumbuhkan dari dalam secara
mengakar oleh aktivitas sosial-ekonomi-budaya masyarakat kota
itu sendiri” (Lynch, 1960).
Dari gambaran tersebut diperoleh tiga komponen yang
sangat mempengaruhi gambaran mental orang terhadap suatu
kawasan yaitu:
a. Identitas sebagai potensi yang dibacakan artinya orang
dapat memahami gambaran perkotaan (identifikasi objek-
objek, perbedaan antar objek, perihal yang dapat diketahui).
b. Struktur sebagai potensi yang disusun artinya orang dapat
melihat pola perkotaan (hubungan objek-objek, hubungan
subjek-objek, pola yang dapat dilihat).
c. Makna sebagai potensi yang dibayangkan artinya orang
dapat memahami ruang perkotaan (arti objek-objek, arti
subjek-objek, rasa yang dapat dialami).
172
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
c. Theory of Place
Linkage Theory berasal dari hubungan yang berbentuk
garis dari elemen-elemen yang satu ke elemen lainnya.
Bentuk elemen ini berupa jalan-jalan, pedestrian, ruang
terbuka yang berbentuk garis.
173
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
174
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
d) Vista Kawasan
Arti vista secara harafiah berhubungan dengan view yang
berarti pandangan sejauh yang dapat tertangkap oleh mata
manusia. View hanya dapat dibatasi oleh sesuatu yang
menghalangi. View merupakan sesuatu yang sangat penting
dalam perencanaan kawasan. Bagaimana suatu kawasan
mempunyai nilai estetika yang baik sangat ditentukan oleh
faktor view. Hal ini berhubungan dengan kontur, gaya
bangunan, jalur jalan dan elemen-elemen lain seperti furniscape,
taman kota, dan public area.
e) Skyline
Skyline merupakan simbol untuk kota dan warganya,
mencerminkan identitas sosial, dapat menjadi ikon serta skyline
dapat dihargai karena memiliki kualitas estetika dan pembawa
nilai kolektif kota. Estetika skyline tergantung pada bentuk
skyline kota itu sendiri, keadaan lingkungan disekitarnya dan
pemikiran serta kecenderungan pergaulan yang dibawa ketika
175
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Keterangan:
UHI : Urban Heat Island
Tmean : Land Surface Temperature (°C)
µ : nilai rerata Land Surface Temperature (°C)
178
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
3.4.1. TUJUAN
3.4.2. FUNGSI
Hasil dari analisis sistem penggunaan lahan digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan rencana pola ruang.
180
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
183
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
184
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
4. Neraca PGT
185
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
189
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
190
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
191
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
192
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
193
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
194
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
195
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
197
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
198
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
199
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
200
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
materi wajib dalam perumusan aturan dasar Peraturan Zonasi pada konsep
RDTR.
204
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
4. Aturan Peralihan
Mengatur status pemanfaatan ruang yang berbeda dengan fungsi
ruang zona peruntukannya. Terkait pemanfaatan ruang yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang harus disesuaikan dan diberi masa
transisi selama 36 (tiga puluh enam) bulan / 3 tahun untuk
menyesuaikan terhadap fungsi zona peruntukannya atau pindah ke
zona yang sesuai. Untuk pemanfaatan ruang tertentu yang memenuhi
persyaratan dapat mengajukan persetujuan “legal non-conforming use”
atau persetujuan “conditional use”.
205
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
206
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
208
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Sumber: Diolah dari Paparan RM. Petrus Natalivan Indradjati, ITB, 2018,
Perangkat-Perangkat Inovatif Dalam Penyediaan Fasilitas Perkotaan
209
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Lokasi
- kawasan terpadu kompak dengan pengembangan
konsep TOD;
211
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
212
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Bentuk TPZ
KKOP dengan ketentuan pembatasan tinggi bangunan,
dan jenis kegiatan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
TPZ Pelestarian Kawasan Cagar Budaya sebagai
perangkat untuk mempertahankan bangunan dan situs
yang memiliki nilai sejarah
Lokasi
- KKOP
Cagar Budaya:
- Kawasan Kota Tua;
- Kawasan Pulau Onrust, Pulau Cipir, Pulau Kelor,
dan Pulau Bidadari;
- Kawasan Menteng; dan
- Kawasan Kebayoran Baru.
Aturan
TPZ KKOP:
- pembatasan tinggi bangunan, dan jenis kegiatan
214
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
216
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
f) TPZ LAINNYA
Penerapan :
218
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Bentuk TPZ
Lokasi
kawasan yang memiliki karakteristik spesifik
dan keberadaannya dipertahankan oleh
pemerintah.
Pengaturan khusus
- pada kawasan taman merdeka (taman
monas) diperkenankan pemanfaatan ruang
bawah tanah sebagai ruang pamer, pusat
informasi, parkir dan penunjang;
219
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Penerapan:
a. Aturan dan arahan penegendalian renovasi dan redevelopment
disusun untuk mengendalikan ketinggian dan masa bangunan
dalam suatu distrik, dan arahan rancangan arsitektur spesifik
untuk bangunan lama dan baru.
b. Design review biasanya diperlukan sebagai bagian dari proses
pembangunan atau renovasi. Design review dapat
menyediakan kebutuhan fleksibilitas untuk pembangunan
yang sensitif.
c. Kompensasi yang didapat oleh pemilik bangunan historis
biasanya pengurangan pajak, pemberian TDR.
d. Estetika, faktor estetika dalam peraturan zoning ditempatkan
untuk mengeluarkan persyaratan detail, mengontrol tanda,
ketinggian bangunan, fasade bangunan, peraturan bangunan
diatas lahan, dan lansekap.
220
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Penerapan:
a. Zona pengambangan digunakan dalam suatu pembangunan
unit perencanaan multifamily, pusat perbelanjaan, taman
perumahan.
b. Zona pengambangan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
publik, bukan pribadi, yang tidak diketahui
221
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
3.9. RANGKUMAN
222
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
223
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
BAB IV
4.1.1. TUJUAN
Analisis ini bertujuan untuk memahami kapasitas pemerintah kota
dalam menyelenggarakan pembangunan yang mencakup struktur
organisasi dan tata laksana pemerintah, sumber data manusia, sarana dan
prasarana kerja, produk-produk pengaturan serta organisasi non
pemerintah, perguruan tinggi dan masyarakat.
4.1.2. FUNGSI
Analisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan penyusunan
RDTR dimana analisis ini menghasilkan beberapa bentuk dan operasional
kelembagaan di wilayah perencanaan sehingga semua pihak yang terlibat
dapat berpartisipasi dalam perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian
pemanfataan ruang.
224
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
225
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
226
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
4.2.1. TUJUAN
Analisis pembiayaan pembagunan dilakukan untuk mengidentifikasi
besar pembelanjaan pembangunan, alokasi dana terpakai, dan sumber-
sumber pembiayaan pembangunan yang terdiri dari:
Pendapatan asli daerah;
Pendanaan oleh pemerintah;
Pendanaan dari pemerintah provinsi;
Investasi swasta dan masyarakat;
Bantuan dan pinjaman luar negeri; dan
Sumber-sumber pembiayaan lainnya.
4.2.2. FUNGSI
Analisis ini berfungsi sebagai gambaran tentang kapasitas atau
kemampuan keuangan daerah untuk mendanai penyelenggaraan
pembangunan daerah, mengingat bahwa pengelolaan keuangan daerah
diwujudkan dalam suatu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD).
227
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
b) Belanja Daerah
Gambaran tentang realisasi Belanja Daerah yang disajikan
secara series menginformasikan mengenai rata-rata
perkembangan/kenaikan realisasi Belanja Daerah Kabupaten
Sumba Barat sebagaimana tertuang pada gambar berikut:
228
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
c) Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah adalah seluruh transaksi keuangan
Pemerintah Daerah, baik penerimaan maupun pengeluaran,
yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam
penganggaran Pemerintah Daerah terutama dimaksudkan untuk
menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran.
Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan Rekening
Kas Umum Daerah antara lain berasal dari penerimaan
pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil privatisasi
perusahaan daerah, penerimaan kembali pinjaman yang
229
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
230
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
231
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
232
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
4.3. RANGKUMAN
233
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
234
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
BAB V
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada Bab V Analisis Terkait Isu Strategis, peserta
pelatihan diharapkan mampu melakukan: Analisis Potensi dan Masalah (SWOT, Isu
Strategis dan Strategi Pengembangan)
235
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
S W
1. Sektor perdagangan di 1. Penyebaran penduduk yang
Kawasan Palu Selatan tidak merata dan
berskala Kota dan regional cenderung berkonsentrasi
yang melayani kota palu disekitar pusat kegiatan
dan kabupaten sekitarnya dimana terkonsentrasinya
2. Terdapat Bandara Mutiara berbagai fasilitas umum
berskala regional yang dan fasilitas sosial.
dapat memacu 2. Sungai yang berhulu di
perekonomian di Kecamatan barat, timur dan selatan
Palu Selatan. menyatu di Sungai Palu.
3. Jumlah penduduk umur Kearah pusat kota sungai
produktir lebih nesar ini sangat berpotensi
sehingga dapat mendukung menimbulkan banjir.
kegiatan perekonominan 3. Perkembangan
4. Kawasan perencanaan pembangunan perumahan
cukup tinggi untuk yang tinggi, namun
dikembangkan sebagai perkembangan tersebut
perkotaan dan daya tidak diimbangi dengan
tampung penataan sistem
transportasi yang baik, hal
5. Terdapat Potensi untuk
ini menyebabkan sistem
dikembangkan Home
jaringan jalan yang tidak
industry cindera mata
teratur.
untuk kota palu di
kelurahan Nunu; 4. Permasalahan prasarana
pendukung dalam
6. Terdapat stadion induk
pengembangan wilayah,
sebagai potensi penunjang
Adanya kelurahan seperti
kegiatan olahraga
Kelurahan Palupi yang
7. Adanya pengembangan tidak memiliki saluran
jalan lingkar luar yang drainase dan Biroboli Utara
melewati WP II sebagai saluran drainase tersumbt.
pemicu pertumbuhan
5. Belum terlayaninya
aktivitas baru;
nenerapa sarana dasar baik
8. Huntap Duyu berpotensi dalam jumlah maupun
menjadi Perkembangan jangkauan sarana
baru
6. Beberapa jaringan jalan
rusak dan terputus akibat
236
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
bencana
7. Belum adanya pengelolaan
sampah
8. Belum terlayani
sepenuhnya WP ii oleh
transportasi umum
9. Kegiatan aktivitas
perekonomian penduduk
paska bencana mengalami
penurunan;
10. Masih terdapatnya
permukiman penduduk
yang harus dibebaskan di
sekitar area pengamanan
Bandara Mutiara Palu.
O
1. Kota palu WP II 1. Mengoptimalkan peran 1. Penataan sistem dan
ditetapkan sebagai bandara dalam jaringan transportasi
kawasan pusat pengembanngan WP II; sebagai penghubung WP II;
pengembangan 2. Penataan kawasan WP II 2. Pengembangan dan
kegiatan sebagai pusat kegiatan perbaikan jaringan
perdaganagn perdagangan dan jasa prasarana perkotaan.
regional,
transportasi dan
pemerintahan di
pusat kota
2. Kecamatan palu
selatan ditetapkan
sebagai kawasan
strategis kota palu
dari sudut
kepentingan
pertumbuhan
ekonomi
3. Terdapat potensi
alih fungsi lahan
dari kegiatan
permukiman
menjadi kegiatan
perdagangan dan
jasa
4. Lokasi terdampak
pada ZRB 4 dapat
dijadikan RTH
public.
T
1. WP II rawan
terhadap bencana 1. Menetapkan pengaturan Pengendalian resiko bencana
(bencana liquifaksi, zona rawan bencana; dengan penyediaan
gerakan tanah dan infrastruktur berbasis
2. Penanganan permukiman
banjir) yang mitigasi bencana.
kembali korban bencana
mempengaruhi
dengan pendekatan
kegiatan perkotaan
berbasis masyarakat.
di WP ii
2. Terdapat konflik
237
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
masyarakat pasca
bencana. Di
Kecamatan Tatanga
terdapat potensi
alih fungsi lahan
dari kegiatan
permukiman
menjadi kegiatan
perdagangan dan
jasa;
3. Adanya
permasalahan
terkait relokasi yang
berdampak pada
penurunan mata
pencaharian
4. Huntap Duyu
menjadi peluang
sebagai
Perkembangan baru
Analisis isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan
atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya
yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) di masa datang. Isu
strategis juga diartikan sebagai suatu kondisi/kejadian penting /keadaan
yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar
atau sebaliknya akan menghilangkan peluang apabila tidak dimanfaatkan.
Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat
penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembagaan/
keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan datang. Oleh
karena itu, untuk memperoleh rumusan isu-isu strategis diperlukan analisis
terhadap berbagai fakta dan informasi kunci yang telah diidentifikasi untuk
dipilih menjadi isu strategis.
Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat
penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembagaan/
keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan datang. Oleh
karena itu, untuk memperoleh rumusan isu-isu strategis diperlukan analisis
terhadap berbagai fakta dan informasi kunci yang telah diidentifikasi untuk
dipilih menjadi isu strategis.
238
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
dengan cita-cita dan harapan masyarakat terhadap kepala daerah dan wakil
kepala daerah terpilih. Sumber lain isu strategis dari lingkungan eksternal
(misal, dari masyarakat, dunia swasta, perguruan tinggi, dunia riset, lembaga
nonprofit, dan lain-lain) skala regional, nasional, dan internasional juga
merupakan unsur penting yang perlu diperhatikan dan menjadi masukan
dalam menganalisis isuisu strategis pembangunan jangka menengah daerah.
5.2. RANGKUMAN
Analisis terkait isu strategis terdiri dari Analisis Potensi dan Masalah
(SWOT), Isu Strategis, Dan Strategi Pengembangan (SWOT, Isu Strategis dan
Strategi Pengembangan). Analisis ini bertujuan untuk memberikan penilaian
yang bersifat kondisi internal: kekuatan (strength), kelemahan (weakness),
dan kondisi eksternal: peluang (opportunity), dan ancaman (threat). Keluaran
yang dihasilkan dari analisis terkait isu strategis menghasilkan matriks
SWOT yang dapat dijadikan sebagai arahan dalam membuat suatu rencana.
239
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
BAB VI
PENUTUP
240
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
DAFTAR PUSTAKA
241
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang
Diklat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat Menengah
Adjie Sengka, Chrystiawan., 2015. Analisis Tenaga Kerja Sektoral di Kota Tomohon,
Manado: Universitas Sam Ratulangi
Al Hamid, A. D., 20XX. ANALISIS PENGELOLAAN DAN PELESTARIAN BANGUNAN
CAGAR BUDAYA OLEH PEMERINTAH KOTA SALATIGA. GEDEBAGE
MENGGUNAKAN HEDONIC PRICING MODEL
Fahirah, F., Basong, H., Tagala, H. H. 2010. Identifikasi Faktor Yang
Mempengaruhi Nilai Jual Lahan Dan Bangunan Pada Perumahan Tipe
Sederhana. SMARTek, 8(4).
Hidayat, W. 2011. Aplikasi Langgam Arsitektur Melayu sebagai Identitas Kawasan
Menuju Kota Berkelanjutan. Local Wisdom: Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan
Lokal, 3(2), 27-32.
Indradjati, RM. Petrus Natalivan, ITB, 2018, Paparan tentang Perangkat-Perangkat
Inovatif Dalam Penyediaan Fasilitas Perkotaan
Muhammad, M., Sofyan, D. K., & Iswardi, I. 2017. Analisis Perbandingan Manfaat
Dan Biaya Stasiun Pemadam Kebakaran Kota Lhokseumawe. Industrial
Engineering Journal (IEJ), 5(1).
Muta‘ali, Luthfi, 2015. Teknik Analisis Regional untuk Perencanaan Wilayah, Tata
Ruang, dan Lingkungan, Yogyakarta: UGM
Rotinsulu, F. A., Franklin, P. J., & Sembel, A. 2017. ANALISIS KETERSEDIAAN
DAN KEBUTUHAN SARANA PERMUKIMAN DI KECAMATAN KALAWAT.
SPASIAL, 4(3), 42-51.
Tamin, Ofyar Z., 2000. Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Bandung: ITB
242
Modul Mata Diklat Pengolahan dan Analisis Data Rencana Detail Tata Ruang