Anda di halaman 1dari 2

ASSESMEN NYERI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


88/SPO/VII/2021 0 1/2
DENKESYAH 04.04.03
RUMKITBAN 04.08.04
KARTIKA HUSADA
KUDUS
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Kepala Rumkitban 04.08.04 Kartika
27 Juli 2021 Husada Kudus
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
drg. Edlyn Nathania
Lettu CKM (K) NRP 11170033411286

Menemukan adanya pengalaman sensorik dan emosional yang


PENGERTIAN diakibatkan adanya kerusakan jaringan yang akan atau sedang
terjadi, atau pengalaman sensorik dan emosional yang merasakan
seolah – olah terjadi kerusakan jaringan.

TUJUAN Mendapatkan informasi adanya gangguan kenyamanan klien.

Keputusan Kepala Rumkitban 04.08.04 Kartika Husada No.


88/SPO/VII/2021
Tentang Panduan Manajemen Nyeri.

KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Melakukan skreening awal nyeri pasien saat pertama kali
pasien masuk.
2. Gali adanya sensasi nyeri pada klien mulai dari penyebab,
penjalaran sifat, lama dan tingkat nyeri.
3. Pada klien dewasa dan anak > 7 tahun tingkat nyeri diukur
dengan skala numerik, sebagai berikut :
 0 = tidak nyeri
 1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktifitas sehari –
hari)
 4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktifitas
sehari- hari )
 7 – 10 = nyeri berat ( tidak dapat melakukan aktifitas
sehari – hari)
ASSESMEN NYERI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


0 2/2
DENKESYAH 04.04.03
88/SPO/VII/2021
RUMKITBAN 04.08.04
KARTIKA HUSADA
KUDUS

4. Pada klien klien anak > 3 tahun tingkat nyeri diukur dengan
skala Wong Baker faces pain, sebagai berikut :

5. Pada bayi dibawah usia 28 hari tingkat nyeri diukur dengan


NIPS (Neonatal Infant Pain Score)
6. Pada klien tidak sadar dan yang dirawat di ICU diukur dengan
CCPOT Critical Care Pain Obsevation Tools
7. Lakukan penanganan manajemen nyeri sesuai peraturan dan
ketentuan rumah sakit.

1. IGD
2. IRI
UNIT TERKAIT
3. IRJ
4. IRB

Anda mungkin juga menyukai