Anda di halaman 1dari 23

ii

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 04.03.04


RUMKITBAN 04.08.04 KARTIKA HUSADA KUDUS

PANDUAN KERJA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN


RUMKITBAN 04.08.04 KARTIKA HUSADA KUDUS

TAHUN 2022
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat yang telah dikaruniakan
kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan panduan kerja komite peningkatan mutu dan
keselamatan pasien di Rumkitban 04.08.04 Kartika Husada Kudus.

Diharapkan dengan adanya panduan kerja komite peningkatan mutu dan keselamatan pasien
di Rumkitban 04.08.04 Kartika Husada Kudus dapat dijadikan salah satu indikator pendukung
dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Rumkitban 04.08.04 Kartika Husada Kudus.

Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan
semua pihak dalam menyelesaikan panduan peningkatan mutu dan keselamatan pasien di
Rumkitban 04.08.04 Kartika Husada Kudus.

Kami sangat menyadari banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penyusunan


panduan ini. Kekurangan ini secara berkesinambungan akan terus diperbaiki sesuai dengan
tuntunan dalam pengembangan Rumkitban 04.08.04 Kartika Husada Kudus.

Kudus, 16 JUNI 2022


Hormat kami,

Tim Penyusun

DAFTAR ISI
iv

Keputusan Kepala Rumkitban 04.08.04 Kartika Husada kudus Nomor : KEP/ /VI/2022 tanggal
Juni 2022 tentang Panduan Kerja Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumkitban 04.08.04
Kartika Husada Kudus.

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i


KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
KEPUTUSAN KEPALA RUMKITBAN 04.08.04 Kartika Husada Kudus ................ iv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... v


1. Umum..................................................................................................... 1
2. Maksud danTujuan ................................................................................ 1
3. Sasaran ................................................................................................. 2
4. Dasar ..................................................................................................... 2
5. Pengertian ............................................................................................. 2

BAB II RUANG LINGKUP ...................................................................................... 3


6. Ruang Lingkup Kerja PMKP................................................................... 3

BAB III TATA LAKSANA ........................................................................................ 4


7. Fungsi Komite PMKP ................................................................................... 4
8. Ruang Lingkup Kerja PMKP................................................................... 4
9. KPI (Key Performance Indicator) ........................................................... 15
BAB IV DOKUMENTASI..................................................................................................... 16
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 04.04.03
RUMKITBAN 04.08.04 KARTIKA HUSADA KUDUS

LAPORAN

PANDUAN KERJA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN


RUMKITBAN 04.08.04 KARTIKA HUSADA KUDUS

TAHUN 2022
KEPALA RUMKITBAN 04.08.04 KARTIKA HUSADA KUDUS

Menimbang : a. bahwa Rumkitban 04.08.04 Kartika Husada Kudus sebagai institusi


yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan harus mampu meningkatkan
pelayanan yang lebih bermutu untuk mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya;

b. bahwa Rumah Sakit membuat, melaksanakan, dan menjaga standar


mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani
pasien;

c. bahwa Setiap Rumah Sakit wajib menerapkan standar keselamatan


pasien;

d. bahwa berdasarkan pada huruf a, b dan c, maka perlu menetapkan


Keputusan Kepala Rumkitban 04.08.04 Kartika Husada Kudus tentang
Panduan kerja Komite Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien.

Mengingat : 1. Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang


Kesehatan;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang


Rumah Sakit;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang


Praktek Kedokteran;
vi

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1438/


MenKes/Per/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Panduan Kerja Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien

Ditetapkan di : Kudus
pada tanggal, 16 Juni 2022
Karumkitban 04.08.04
Kartika Husada Kudus

Lettu Ckm (K) drg.Edlyn Nathania


NRP. 11170033411286
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 04.03.04
RUMKITBAN 04.08.04 KARTIKA HUSADA KUDUS
Jln.Jend.Sudirman No.64 Kudus
Telp (0291)432532 Fax (0291) 432532

PANDUAN KERJA KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN


RUMKITBAN 04.08.04 KARTIKA HUSADA KUDUS

BAB I
DEFINISI

1. Umum

Pelaksanaan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit memerlukan
dukungan dan perhatian penuh dari kepala rumah sakit dalam bentuk peraturan dan kebijakan.
Disamping itu, perlu adanya sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi dan
profesionalisme serta didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai sehingga mempercepat
proses peningkatan mutu dankeselamatan pasien sehingga rumah sakit dapat memberikan layanan
yang memuaskan bagi semua pihak yang membutuhkan dengan tetap mengedepankan keselamatan
pasien.

Sejalan dengan hal tersebut diatas diperlukan adanya buku Pedoman Pengorganisasian
Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) di Rumkitban 04.08.04 Kartika
Husada Kudus. Di harapkan Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien dapat memberikan
pelayanan yang bermutu sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.

2. Maksud dan Tujuan

a. Tujuan Umum

Terlaksananya peningkatan mutu pelayanan RS yang memenuhi standar pelayanan,


keselamatan pasien dan memberikan kepuasan kepada pasien secara berkelanjutan dan
berkesinambungan.

b. Tujuan Khusus

1) Mengimplementasikan siklus PDSA dalam upaya peningkatan mutu dan


keselamatan pasien;

2) Meningkatkan mutu klinis pelayanan rumah sakit berkelanjutan;


3) Meningkatkan mutu manajemen rumah sakit berkelanjutan;

4) Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit;

5) Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.

3. Sasaran

Panduan kerja komite peningkatan mutu dan keselamatan pasien merupakan panduan yang
mengatur bagaimana komite peningkatan mutu dan keselatan pasien mengukur mutu di Rumkitban
04.08.04 Kartika Husada Kudus. Sasaran dari pengukuran mutu tersebut adalah seluruh unit-unit
yang ada di Rumkitban 04.08.04 Kartika Husada Kudus.

4. Dasar

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

c. Undang-Undang RI No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.

d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1438/MenKes/Per/IX/ 2010


tentang Standar PelayananKedokteran.

5. Pengertian

Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien adalah salah satu unit kerja/komite yang
mempunyai tugas pokok yaitu membuat indikator, mengumpulkan data indikator serta membuat
analisa terhadap hasil dari pengumpulan data indikator yang dilakukan oleh unit kerja yang ada di
Rumkitban 04.08.04 Kartika Husada Kudus yang selanjutnya mengubahnya menjadi suatu
informasi tentang peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang akan dilaporkan ke
KepalaRumkitban 04.08.04 Kartika Husada Kudus .Di Rumkitban 04.08.04 Kartika Husada Kudus
Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien bertanggung jawab langsung kepada
KepalaRumkitban 04.08.04 Kartika Husada Kudus.
BAB II
RUANG LINGKUP

6. Ruang Lingkup Kerja Komite PMKP

a. Sub Komite Peningkatan Mutu;

b. Sub Komite Peningkatan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Dan Manajemen Risiko;

c. Manajemen resiko;

d. Peningkatan Budaya Keselamatan.


BAB III
TATA LAKSANA

7. Fungsi Komite Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien

Melaksanakan peningkatan mutu pelayanan RS yang memenuhi standar pelayanan,


keselamatan pasien dan memberikan kepuasan kepada pasien secara berkelanjutan dan
berkesinambungan.

8. Ruang Lingkup Kerja Komite Peningkatan Mutu DanKeselamatan Pasien

Ruang lingkup tata laksana Komite Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien mencakup:

a. Sub Komite Peningkatan Mutu :

1) Penyusunan program PMKP

a) Komite PMKP/Sub Komite Peningkatan Mutu mengusulkan


program PMKP;

b) Usulan program PMKP disampaikan kepada kepalarumahsakit dan BPH;

c) KepalaRumahsakitdan BPH mengesahkan program PMKP;

d) Monitoring dan evaluasi program PMKP dipantau oleh


kepala rumah sakit dan BPH.

2) Penyusunan dan Pengukuran indikator mutu Bagian / Instalasi

a) Penyusunan indikator mutu dilakukan oleh kepala bagian/instalasi


bersama Komite PMKP/ Sub Komite Peningkatan Mutu;

b) Indikator mutu berasal dari bagian/instalasi pelayanan;

c) Komite PMKP/Sub Komite Peningkatan Mutu melakukan koordinasi


dan mengorganisasi pemilihan indikator mutu di Bagian/Instalasi, sehingga
indikator yang dipilih tersebut valid, reliable, sensitive, dan spesifik;
d) Setiap indikator mutu yang sudah dipilih dilengkapi dengan profil
indikator sebagaimana berikut ;

(1) judul indikator;

(2) definisi operasional;

(3) tujuan dan dimensi mutu;

(4) dasar pemikiran/alasan pemilihan indicator;

(5) numerator, denominator, dan formula pengukuran;

(6) metodologi pengumpulan data;

(7) cakupan data;

(8) frekuensi pengumpulan data;

(9) frekuensi analisis data;

(10) metodologi analisis data;

(11) sumber data;

(12) penanggung jawab pengumpul data;

(13) publikasi data.

e) Pengukuran indikator mutu dilakukan oleh bagian/instalasi terkait;

f) Pengukuran indikator mutu memperhatikan dimensi mutu dari WHO,


yaitu effective, efficient, accessible, accepted (patientcentred), equity, and
safe;

g) Penanggung jawab data indikator mutu mengumpulkan data hasil


pengukuran;

h) Penanggung jawab data indikator mutu menganalisis hasil pengukuran


mutu;

i) Penanggung jawab data indikator mutu menyerahkan laporan hasil


analisis indikator mutu kepada Komite PMKP/Sub Komite Peningkatan
Mutu.
3) PemilihandanPengukuranMutuUtama

a) Kepala Rumah Sakit bersama Komite PMKP/ Sub Komite Peningkatan


Mutu memilih dan menetapkan pengukuran indikator mutu utama untuk
dilakukan evaluasi;

b) Pemilihan Indikator mutu utama didasarkan atas proses yang


berimplikasi risiko tinggi atau cenderung menimbulkan masalah;

c) Pengukuran Indikator mutu utama tersebut dilakukan menggunakan


indikator-indikator mutu sebagai berikut:

(1) Indikator mutu area klinik (IAK) yaitu indikator mutu yang
bersumber dari area pelayanan;

(2) Indikator mutu area manajemen (IAM) yaitu indikator mutu yang
bersumber dari area manajemen;

(3) Indikator mutu Sasaran Keselamatan Pasien (ISKP) yaitu indikator


mutu yang mengukur kepatuhan staf dalam penerapan sasaran
keselamatan pasien dan budaya keselamatan.

d) Setiap indikator mutu utama yang sudah dipilih dilengkapi dengan profil
indikator sebagaimana berikut :

(1) judul indikator;

(2) definisi operasional;

(3) tujuan dan dimensi mutu;

(4) dasar pemikiran/alasan pemilihan indicator;

(5) numerator, denominator, dan formula pengukuran;

(6) metodologi pengumpulan data;

(7) cakupan data;

(8) frekuensi pengumpulan data;

(9) frekuensi analisis data;

(10) metodologi analisis data;


(11) sumber data;

(12) penanggung jawab pengumpul data.

e) publik Pengukuran indikator mutu dilakukan oleh bagian/instalasi


terkait;

f) Pengukuran indikator mutu memperhatikan dimensi mutu dari WHO,


yaitu effective, efficient, accessible, accepted (patient centred),
equity,and safe;

g) Penanggung jawab data indikator mutu mengumpulkan data hasil


pengukuran;

h) Penanggung jawab data indikator mutu menganalisis hasil pengukuran


mutu.;

i) Penanggung jawab data indikator mutu menyerahkan laporan hasil


analisis indikator mut kepada Komite PMKP/Sub Komite Peningkatan Mutu.

4) Analisis Data

a) Analisis data dilakukan menggunakan metode dan teknik statistik yang


sesuai dengan kebutuhan ( P-D-S-A / plan-do-study-action) yaitu:

(1) Membandingkan data di rumah sakit dari waktu ke waktu


data (analisis trend), misalnya dari bulanan ke bulan atau dari tahun
ke tahun;

(2) DO (menyelenggarakan pendidikan dan latihan,


melaksanakanpekerjaan);

(3) STUDY ( Memeriksa akibat pelaksanaan );

(4) ACTION ( Mengambil tindakan yang tepat ).

b) Analisis data dilakukan dengan melakukan perbadingan dari waktu


ke waktu di dalam rumah sakit, analisis yang dilakukan yaitu:

(1) Membandingkan data di rumah sakit dari waktu ke waktu


data (analisis trend), misalnya dari bulanan ke bulan atau dari tahun
ke tahun;
(2) Membandingkan dengan rumah sakit lain bila mungkin yang
sejenis seperti melalui database eksternal baik nasional maupun
internasional;

(3) Membandingkan dengan standar seperti yang ditentukan oleh


badan akreditasi atau organisasi profesional ataupun standar yang
ditentukan oleh peraturan perundang- undangan;

c) Pelaksana analisis data yaitu staf komite PMKP/ Sub Komite


Peningkatan Mutu dan penanggung jawab data di unit pelayanan/kerja;

d) Hasil analisis data disampaikan kepada Direktur Utama, para kepala


bidang/divisi, dan kepala unit untuk di tindaklanjuti.

5) Validasi Data

Proses validasi data dilakukan sebagaimana berikut:

a) Menggunakan sampel tercatat, kasus, dan data lainnya yang sahih


secara statistik. Sampel 100% hanya dibutuhkan jika jumlah pencatatan,
kasus, atau data lainnya sangat kecil jumlahnya;

b) Mengumpulkan ulang data oleh orang kedua yang tidak terlibat dalam
proses pengumpulan data sebelumnya (data asli);

c) Membandingkan data asli dengan data yang dikumpulkan ulang;

d) Menghitung keakuratan dengan membagi jumlah elemen data yang


ditemukan dengan total jumlah data elemen dikalikan dengan
100. Tingkat akurasi 90% adalah patokan yang baik;

e) Validasi data dilakukan dengan menelusuri ke lapangan untuk melihat


bagaimana data dikumpulkan dan dicatat, apabila diperlukan dilakukan
pengumpulan data kembali oleh individu yang berbeda;

f) Validasi data dapat dilakukan pada data sekunder (rekam medis).


6) Pelaporan

a) Laporan dari penanggung jawab data kepada Komite PMKP/Sub


Komite Peningkatan Mutu yaitu :

(1) Penanggungjawab data indikator mutu memberikan laporan hasil


pengukuran dan disertai analisis kepada Komite PMKP/Sub Komite
Peningkatan Mutu;

(2) Pelaporan dilaksanakan setiap ( 1 ) satu bulan sekali;

(3) Laporan dalam bentuk narasi analisis dari masing-masing profil


indikator mutu.

b) Laporan dari Komite PMKP/Sub Komite Peningkatan Mutu


kepada Direktur Utama yaitu:

(1) Komite PMKP/Sub Komite Peningkatan Mutu Membuat pencatatan


dan membuat laporan hasil dari kegiatan yang dilakukan kepada
Direktur Utama;

(2) Pelaporan dilaksanakan setiap( 3 ) tiga bulan sekali;

(3) Laporan dalam bentuk diagram dan dilengkapi analisis;

(4) Hasil yang teruji validitasnya dapat di publikasi melalui media


komunikasi rumah sakit.

7) SupervisiPengumpulan Data

a) Komite PMKP/Sub Komite Peningkatan Mutu melakukan supervisi


Pengumpulan data yang dilakukan oleh pimpinan Instalasi / penanggung
jawab data masing-masing Indikator Mutu;

b) Supervisi Pengumpulan data diatur pada Peraturan Direktur Tentang


Pedoman Pengorganisasian PMKP.

8) Sosialisasipelaksanaan PMKP

a) Komite PMKP/Sub Komite Peningkatan Mutu bekerja sama dengan


bagian Humas dan PKRS dalam melalukan sosialisasi;

b) Komite PMKP/Sub Komite Peningkatan Mutu menyiapkan materi/


data/file hasil pelaksanaan PMKP dan di serahkan ke bagian Humas dan
PKRS;
c) Sosialisasi pelaksanaan PMKP melalui :

(1) Papan pengumunan;

(2) Website Rumah Sakit;

(3) Media sosial Rumah Sakit;

(4) Leaflet d.l.l

9) Pendidikandanpelatihan PMKP

a) Komite PMKP menyiapkan materi pendidikan dan pelatihan PMKP


sebagaimana berikut :

(1) Manajemen Risiko:

(a) Risk grading dan Root cause analysis (RCA)

(b) Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

(2) Budaya keselamatan pasien;

(3) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi;

(4) Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana.

b) Pendidikan dan pelatihan PMKP berikan oleh Pemateri/orang yang


sudah terlatih dan bersertifikasi.

c) Komite PMKP mementukan sasaran dari program pendidikan dan


pelatihan PMKP yaitu terdiri dari :

(1) BPH;

(2) Direksi;

(3) Manajer dan Supervisor;

(4) Komite PMKP;

(5) Seluruh karyawan dan staf.


b. Sub Komite Peningkatan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Dan Manajemen Risiko

1) Sistem pelaporan Insiden Keselamatan Pasien

a) Internal

Komite PMKP/Sub Komite keselamatan pasien dan manajemen resiko


membuat sistem pelaporan Insiden Keselamatan Pasien sebagaimana berikut :

(1) Kebijakan terkait pelaporan Insiden Keselamatan Pasien;

(2) Sistem, prosedur dan alur pelaporan Insiden Keselamatan


Pasien;

(3) Formulir pelaporan Insiden Keselamatan Pasien;

(4) Merumuskan insiden yang harus dilaporkan, yaitu kejadian


yang sudah terjadi,potensial terjadi, ataupun yang nyaris terjadi;

(5) Merumuskan siapa saja yang membuat laporan dan batas


waktu pelaporan.

b) Eksternal

(1) Komite PMKP/Sub Komite keselamatan pasien dan


manajemen resiko menentukan insiden yang harus dilaporkan ke
Komite Nasional Keselamatan Pasien;

(2) Komite PMKP/Sub Komite keselamatan pasien dan


manajemen resiko membuat laporan ke Komite Nasional
Keselamatan Pasien sesuai dengan peraturan perundangan- undangan
dan dijamin keamanannya, bersifat rahasia, anonim (tanpa identitas),
serta tidak mudah diakses oleh yang tidak berhak.

2) Sistem investigasi Insiden Keselamatan Pasien

a) Komite PMKP/Sub Komite keselamatan pasien dan manajemen resiko


melakukan membuat grading awal setiap ada Insiden Keselamatan Pasien;
b) Komite PMKP/Sub Komite keselamatan pasien dan manajemen resiko
membentuk tim investigasi;

c) Tim investigasi melakukan tugas investigasi terkait insiden keselamatan


pasien;

d) Tim investigasi melakukan grading atas temuan dari investigasi yangtelah


dilakukan;

e) Tim investigasi memberikan laporan dari garding yang telah dilakukan


kepada komite PMKP/Sub Komite keselamatan pasien dan manajemen resiko;

f) Komite PMKP/Sub Komite keselamatan pasien dan manajemen resiko


akan menganalisa kembali hasil Investigasi dan Laporaninsiden untuk
menentukan apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan (RCA) dengan
melakukan Regrading;

g) Monitoring dan Evaluasi Perbaikan oleh Komite PMKP/Sub Komite


keselamatan pasien dan manajemen resiko.

c. Manajemen resiko

1) Komite PMKP/Sub Komite keselamatan pasien dan manajemen resiko


melakukan manajemen resiko dengan membuat program Risk Assessment tahunan;

2) Komite PMKP/Sub Komite keselamatan pasien dan manajemen resiko


membentuk tim manajemen resiko;

3) Komite PMKP/Sub Komite keselamatan pasien dan manajemen resiko


memberikan pendidikan dan pelatihan kepada tim manajemen resiko;

4) Komite PMKP/Sub Komite keselamatan pasien dan manajemen resiko


membuat alur kerja tim manajemen resiko;

5) Tim manajemen resiko dalam melaksanakan tugasnya di rumah sakit dengan


langkah langkah sebagai berikut :

a) Melakukan Identifikasi resiko.


Pendekatan terhadap identifikasi risiko meliputi:

(1) Brainstorming ( curah pendapat );


(2) Mapping out proses dan prosedur perawatan atau jalan keliling
dan menanyakan kepada petugas tentang identifikasi risiko pada
setiap lokasi;

(3) Membuat checklist risiko dan menanyakan kembali sebagai


umpan balik

b) Melakukan Analisis manajemen resiko dengan cara menilai seberapa


sering peluang resiko itu muncul, serta berat ringannya dampak yang muncul
dengan menggunakan metode “matrik grading resiko “.

c) Melakukan Evaluasi Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan


dievaluasi lebih lanjut sesuai skor dan grading yang didapat dalam analisis.

6) Alat-alat tim manajemen risiko yang digunakan antara lain:

a) Statistical tools seperti lembar periksa (check sheet);

b) Non statistical tools tersebut meliputi RCA, FMEA;

(1) Root CausesAnalysis (RCA)

Langkah-langkah melakukan RCA:

(a) Investigasi kejadian;

(b) Rekonstruksi kejadian;

(c) Analisis sebab :mengidentifikasi penyebab masalah;

(d) Menyusun rencana tindakan;

(e) Melaporkan proses analisis dan temuan.

(2) FMEA (Failure Mode and Cause Analysis) Delapan tahap FMEA
(JCAHO, 2005)

(a) Memilih proses yang berisiko tinggi dan membentuk tim;

(b) Membuat diagram proses atau alur proses dengan flow


chart yang rinci;
(c) Untuk setiap kemungkinan kegagalan (failure mode),
identifikasi efek yang mungkin terjadi ke pasien (the effect);

(d) Menetapkan kemungkinan tingkat keparahan dari efek tersebut ke pasien;

(e) Melakukan Root Cause Analysis dari failure mode;

(f) Desain ulang proses;

(g) Analisa dan ujicobakan proses yang baru;

(h) Terapkan dan awasi proses yang sudah didesain ulang tadi.

d. Peningkatan Budaya Keselamatan

1) Komite PMKP/Sub Komite keselamatan pasien dan manajemen resiko


melakukan manajemen resiko mempromosikan Budaya Keselamatan melalui forum,
media sosial RS, papan pengumuman leaflet, bekerja sama dengan bagian HUMAS dan
PKRS;

2) Komite PMKP/Sub Komite keselamatan pasien dan manajemen resiko


membangun Budaya Keselamatan bekerja sama dengan kepala bagian/instalasi yakni
dengan :

a) Membangun lingkungan yang mendorong budaya keselamatan;

b) Membangun budaya tidak menyalahkan, tidak mempermalukan, tidak


sebut nama;

c) Membangun budaya tidak saling lempar tanggung jawab.

3) Komite PMKP/Sub Komite keselamatan pasien dan manajemen resiko


mendorong Budaya Pelaporan, bekerja sama dengan kepala bagian/instalasi yakni
dengan :

a) Menghargai pelapor insiden keselamatan pasien;

b) Merespon setiap laporan sesegera mungkin;

c) Menghindari menutupi permasalahan;


d) Mengkomunikasikan permasalahan secara terbuka untuk mencari solusi.

9. KPI (Key Performance Indicator)

KPI (Key Performance Indicator) Komite PMKP

a. Basic

1) Produktifitas

a) Kedisiplinan;

b) Penampilan;

c) Kehadiran kegiatan.

b. Utama

1) Pelaporan indikator mutu;

2) Pelaporan insiden keselamatan pasien;

3) Pelaporan OPPE;

4) Pelaksanaan Rapat.
BAB IV
DOKUMENTASI

Kerja Peningkatan mutu dan keselamatan pasien akan didokumentasikan dalam bentuk
diagram dan dilengkapi analisis. Hasil yang teruji validitasnya dapat di publikasikan melalui
media komunikasi rumah sakit.
17

Anda mungkin juga menyukai