Anda di halaman 1dari 4

TOPIK 2 EKSPLORASI KONSEP

PEMAHAMAN TENTANG PESERTA DIDIK DAN PEMBELAJARANNYA

Nama : Sayidatul Fitriyah

Kelas : B

A.1 Pembelajaran yang Berdiferensiasi (Developmentally Appropriate Practice)

1. Apa keunggulan dan kelemahan penerapan DAP di ruang kelas?


2. Menurut Anda, apa yang akan terjadi pada proses pembelajaran di ruang kelas jika guru
memahami perkembangan peserta didik dengan baik?
3. Menurut Anda, mengapa guru perlu menjadikan pengetahuan tentang perkembangan anak
sebagai bekalnya dalam melakukan pembelajaran di kelas?

Jawaban

1. Keunggulan dan Kelemahan Penerapan DAP (Developmentally Appropriate Practice) di Ruang


Kelas:

a. Keunggulan:
1) Relevansi: DAP menekankan keterkaitan antara materi pembelajaran dengan tahap
perkembangan peserta didik, membuat pembelajaran menjadi lebih relevan dan bermakna
bagi mereka.
2) Motivasi: Dengan menyesuaikan pendekatan pembelajaran dengan tingkat kesiapan peserta
didik, DAP dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar mereka.
3) Pengembangan Holistik: DAP mendukung pengembangan fisik, sosial, emosional, dan
kognitif peserta didik, sehingga memberikan pendekatan holistik dalam pendidikan.

b. Kelemahan:
1) Penerapan yang Sulit: Mengidentifikasi dan menerapkan DAP memerlukan pemahaman
mendalam tentang perkembangan anak, dan hal ini mungkin sulit bagi beberapa guru.
2) Waktu dan Sumber Daya: Menerapkan DAP mungkin memerlukan lebih banyak waktu dan
sumber daya dalam perencanaan dan persiapan pembelajaran.

2. Dampak Memahami Perkembangan Peserta Didik pada Proses Pembelajaran di Ruang Kelas:

Jika guru memahami perkembangan peserta didik dengan baik, beberapa dampak positif dapat
terjadi:

a. Pengajaran yang Terpersonalisasi: Guru dapat menyesuaikan pendekatan pembelajaran


sesuai dengan gaya belajar, kebutuhan, dan tingkat kesiapan individu peserta didik.
b. Pemahaman Lebih Baik: Guru yang memahami perkembangan anak dapat lebih baik
memahami tanda-tanda kelelahan, stres, atau perubahan emosional, dan merespon dengan
tepat.
3. Pentingnya Pengetahuan tentang Perkembangan Anak bagi Guru:

Guru perlu memiliki pengetahuan tentang perkembangan anak sebagai bekal dalam pembelajaran
karena:

a. Personalisasi Pembelajaran: Memahami tahapan perkembangan memungkinkan guru untuk


merancang pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi setiap peserta didik.
b. Intervensi yang Tepat: Guru yang memahami perkembangan anak dapat lebih cepat
mendeteksi masalah atau hambatan belajar, memungkinkan intervensi yang lebih tepat
waktu.
c. Pengembangan Hubungan Positif: Pengetahuan tentang perkembangan anak membantu guru
membangun hubungan yang positif dan mendukung dengan peserta didik, menciptakan
lingkungan belajar yang aman dan mendukung.

Semua ini berkontribusi pada menciptakan lingkungan pembelajaran yang memadai dan positif
bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.

A.2 Pembelajaran yang Tanggap Budaya (Culturally Responsive Teaching)

4. Menurut Anda, mengapa guru perlu memahami tentang kerangka strategi dalam
pembelajaran yang tanggap budaya?
5. Apa implikasinya dalam kegiatan belajar di kelas?
6. Menurut Anda, apakah proses pembelajaran yang pernah Anda amati sudah menggunakan
kerangka strategi pembelajaran yang tanggap budaya? Mengapa demikian?

Setelah berefleksi dan berdiskusi bersama, simaklah kembali sekilas kisah pembelajaran yang
dilakukan oleh Made berikut sebagai salah satu contoh gambaran pembelajaran yang tanggap
budaya.

Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali, tepatnya di
salah satu desa di Kabupaten Buleleng. Di sekolah tersebut, Ia mengampu mata pelajaran bahasa
Indonesia untuk murid-murid kelas 7. Ia hendak mengajarkan materi teks deskripsi pada muridnya.
Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat mengajar, terdapat beberapa contoh teks deskripsi
yang menceritakan tentang bangunan-bangunan pencakar langit dan beragam alat transportasi.
Tentu saja, contoh-contoh tersebut sebagian besar hanya dapat ditemukan di Ibu Kota.
Made menyadari bahwa latar belakang pengalaman belajar serta hasil pengamatan terhadap
lingkungan di sekitar merupakan bekal yang mumpuni bagi setiap muridnya dalam memahami dan
membuat teks deskripsi yang kaya akan informasi. Setelah mempertimbangkan dan memperhatikan
latar belakang setiap muridnya tersebut, Made pun mencoba untuk memberikan contoh berbeda
sesuai dengan konteks tempat murid-muridnya belajar. Ia memberikan contoh teks deskripsi tentang
pantai dan beberapa makanan khas di Bali. Made juga membedah satu persatu penggunaan gaya
bahasa dalam teks deskripsi dengan mengambil contoh-contoh yang dapat diamati murid-muridnya
dengan mudah. Misalnya, angin pantai semilir membuat nyiur melambai girang, matahari terbenam
di antara langit yang berwarna jingga, nikmatnya sate lilit yang membuat lidah bergoyang, dan lain
sebagainya. Berkat modifikasi yang Made lakukan, sebagian besar murid dapat memahami dan
membuat teks deskripsi dengan mudah.

Dari contoh Made di atas, menurut Anda,

1. tantangan apa yang mungkin muncul jika Made tidak menerapkan pembelajaran yang tanggap
budaya di kelasnya?
2. Mengapa?
3. Apa kaitannya dengan teori yang sudah Anda pelajari pada topik sebelumnya?

1. tantangan apa yang mungkin muncul jika Made tidak menerapkan pembelajaran yang
tanggap budaya di kelasnya?

Jika Made tidak menerapkan pembelajaran yang tanggap budaya di kelasnya, beberapa
tantangan yang mungkin muncul termasuk: kurangnya keterlibatan dan minat belajar,
kesulitan memahami materi, kesenjangan budaya, kurangnya keterlibatan orang tua

2. Mengapa?

Sebab hal tersebut dapat membuat;


a. Kurangnya Keterlibatan dan Minat Belajar: Murid-murid mungkin merasa kurang terhubung
dengan materi yang diajarkan jika tidak relevan dengan pengalaman atau latar belakang
budaya mereka. Ini dapat mengakibatkan kurangnya minat belajar dan keterlibatan dalam
pembelajaran.
b. Kesulitan Memahami Materi: Materi yang tidak terkait dengan pengalaman atau latar
belakang budaya murid dapat sulit dipahami karena kurangnya titik referensi atau konteks
yang dikenali oleh mereka. Hal ini dapat menghambat pemahaman mereka terhadap konsep
yang diajarkan.
c. Kesenjangan Budaya: Tanpa memperhitungkan latar belakang budaya murid, ada risiko
menciptakan kesenjangan budaya di kelas. Hal ini dapat memicu perasaan tidak diakui atau
dihargai oleh murid-murid yang mungkin berasal dari latar belakang budaya yang berbeda.
d. Kurangnya Keterlibatan Orang Tua: Orang tua mungkin kurang terlibat dalam pembelajaran
jika mereka merasa kurangnya relevansi antara materi yang diajarkan di kelas dengan
pengalaman atau nilai budaya keluarga mereka.

3. Apa kaitannya dengan teori yang sudah anda pelajari pada topik sebelumnya?

Penerapan pembelajaran yang tanggap budaya oleh Made memiliki kaitan erat dengan teori
pembelajaran yang telah dipelajari sebelumnya. Salah satu teori yang relevan adalah Teori
Konstruktivisme, yang menekankan pentingnya konstruksi pengetahuan oleh siswa melalui
pengalaman yang relevan dan bermakna bagi mereka. Dengan mempertimbangkan latar
belakang budaya murid dan mengaitkannya dengan materi pembelajaran, Made membantu
menciptakan pengalaman belajar yang lebih berarti dan memungkinkan siswa untuk
membangun pengetahuan mereka sendiri secara aktif. Ini sesuai dengan prinsip-prinsip
konstruktivisme yang menekankan peran aktif siswa dalam pembelajaran mereka.

Anda mungkin juga menyukai