Addendum Spesifikasi Pekerjaan
Addendum Spesifikasi Pekerjaan
PAKET PEKERJAAN :
Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Malunda
Kab. Majene Tahap I
Ben
dun
g
Mal
u
APBN
Tahun Anggaran 2024
SPESIFIKASI KHUSUS (TEKNIS)
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 Mobilisasi Dan Demobilisasi
a. Umum
Yang dimaksud mobilisasi adalah pengangkutan peralatan dan personil sesuai yang
tercantum dalam Kontrak, dari tempat asalnya ke lokasi pekerjaan dimana akan digunakan.
Sedangkan yang dimaksud demobilisasi adalah pengangkutan kembali, peralatan dan
personil dari lapangan pekerjaan ketempat semula.
b. Cara Pelaksanaan
- Penyediaan Peralatan dan Personil
Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan personil, sesuai kebutuhan Kontrak,
guna menangani pekerjaan.
Bila mobilisasi telah lengkap, maka Penyedia Jasa harus segera melaporkan kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan, dan bila dipandang perlu, Direksi dapat
meminta tambahan peralatan, maupun personil atas tanggungan Penyedia Jasa.
- Program dan Pemberitahuan Mobilisasi
Penyedia Jasa harus membuat schedule mobilisasi peralatan dan personil yang
dilengkapi dengan keterangan akan jenis, kapasitas yang akan didatangakan.
Penyedia Jasa harus membuat pemberitahuan tertulis kepada Direksi perihal
kedatangan maupun pengangkutan kembali peralatan dan personil.
Penyedia Jasa harus meminta persetujuan Direksi atas setiap perubahan jadwal
peralatan dan penyediaan personil.
Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan, bila tidak diperlukan dapat
dipindahkan dari areal pekerjaan seizin Direksi.
c. Daftar Peralatan Yang Digunakan Dalam Pelaksanaan Pekerjaan
- Concrete Mixer/molen kapasitas min 0,35 m3 Jumlah 8 Unit
- Buldoser Kapasitas min 100 Hp Jumlah 1 Unit
- Vibro Roller Kapasitas 8 s/d 12 Ton Jumlah 1 Unit
- Excavator Kapasitas min 0,9 m3 Jumlah 3 Unit
- Dump Truk Kapasitas 6 Ton s/d 10 Ton (Berat Kendaraan + Muatan) Jumlah 4 Unit
- Concrete Vibrator Kapasitas 10 HP Jumlah 2 Unit
- Water Tanker Kapasitas 3000 Ltr Jumlah 1 Unit
- Pompa Air Kapasitas 3 Inci Jumlah 1 Unit
- Jack Hammer Kapasitas 50 Hp Jumlah 2 Unit
- Crane Truck Kapasitas min 3 Ton Jumlah 1 Unit
d. Penerapan K3
Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem perlindungan
terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu- rambu peringatan dan kewajiban
pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada
pekerjaan tersebut yang telah diatur dalam rencana keselamatan kerja (RKK);
e. Cara Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran pembayaran dilakukan sebagai berikut :
Dibayar 50% (lima puluh persen) apabila pekerjaan mobilisasi telah selesai yang terdiri
atas peralatan dan tenaga telah berada seluruhnya di lapangan dan diterima oleh
Direksi.
Dibayar 50% (lima puluh persen) sisanya setelah pekerjaan demobilisasi telah selesai
seluruhnya.
Pembayaran didasarkan atas satuan lump sum (ls) sesuai yang tercantum dalam
daftar Kuantitas dan Harga.
1 2 3 4
A Penyiapan RK3K
1 Pembuatan Manual Prosedur, Instruksi Kerja dan Ijin Kerja Set 1
D Asuransi ls 1
G Rambu-Rambu
1 Rambu Petunjuk bh 10
2 Rambu Larangan bh 10
3 Rambu Peringatan bh 10
4 Rambu Kewajiban bh 10
5 Rambu Informasi bh 10
c. Cara Pembayaran
Pengukuran untuk pembayaran akan dilakukan berdasarkan lumpsum (Ls)
sebagaimana ditunjukkan pada kontrak atau sebagaimana ditentukan oleh Direksi
Pembayaran untuk pekerjaan ini akan dilakukan berdasarkan harga satuan yang
dimasukkan di dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus mencakup semua biaya-
biaya untuk penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, sarana, pelaksanaan alat-
alat bantu dan lain-lain untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan teknik
pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua persyaratan yang
digambarkan dalam spesifikasi ini pengadaan dan pelaksanaan dilakukan boleh secara
bersamaan atau bertahap berdasarkan kebutuhan kegiatan dilapangan.
2. Pencampuran Beton
Perbandingan Campuran
Beton harus terdiri dari semen, bahan pengisi (agregat), air dan bahan tambahan, bila
diijinkan, diaduk dengan sempurna, untuk mendapatkan kekuatan yang ditentukan.
Beton diklasifikasikan berdasarkan kekuatan tekan pada 28 (dua puluh delapan) hari
dengan penggunaan ukuran agregat maksimum seperti terlihat dibawah ini :
C (K-175) 175 40 50
D (K-125) 125 80 55
E (K-100) 100 20 60
Tipe A : Beton bertulang untuk konstruksi atas jembatan, pipa beton pracetak,
tiang pancang beton pracetak
Tipe B : Untuk berbagai bangunan air dan lining saluran
Tipe C : Beton tak bertulang untuk beton dengan volume besar seperti tubuh bendung,
lantai olakan, pilar dan tembok pangkal jembatan, beton perkuatan saluran
dan plat jembatan.
Tipe D : Beton tak bertulang untuk pondasi dan untuk pengisi.
Slump adukan beton harus serendah mungkin yang akan menghasilkan pemadatan
sempurna dengan peralatan yang diijinkan untuk pekerjaan tersebut, tetapi dalam
beberapa hal harus terletak diantara nilai-nilai batas seperti terlihat dibawah ini, setelah
beton dituang.
Pengadukan beton.
Bahan-bahan campuran beton harus diaduk menggunakan Concrete mixer / Molen tidak
kurang dari 1-1/2 menit setelah semua bahan dimasukkan, kecuali air.
Seluruh air pencampur harus dituangkan sebelum ¼ waktu pengaduk dilampaui. Waktu
pengadukan untuk alat pencampur yang lebih besar dari 0,75 m3 harus ditambah ¼
menit untuk setiap tambahan 0,5 m3.
Alat pencampur tidak boleh dibebani lebih dari kapasitas rata-ratanya, serta tidak boleh
dioperasikan dengan kecepatan yang lebih tinggi dari kecepatan yang dianjurkan oleh
pabriknya. Mesin pencampur tersebut harus menghasilkan beton yang seragam
sepanjang waktu kerjanya sesuai dengan persetujuan direksi.
Semua peralatan pencampur harus dibersihkan sebelum memulai pencampuran dan
harus bebas dari beton yang telah mengeras. Campuran pertama setelah pembersihan
setiap alat pencampur harus dibuang. Pisau pelempar yang ada didalam alat pencampur
harus diganti jika telah mencapai tingkat keausan 2 cm atau 10% dari ukuran tingginya.
Semua alat pencampur yang digunakan untuk beton harus dari tipe mekanis dengan
kapasitas yang disetujui oleh direksi.
3. Pembesian
a. Umum
Baja tulangan harus terdiri dari besi beton bulat berulir atau besi beton bulat sesuai
dengan diameter yang tertera dalam gambar/ sesuai petunjuk direksi adapun
ketentuan-ketentuan besi beton bulat berulir atau besi beton bulat berikut ini:
Besi beton bulat Besi beton bulat
berulir U – 32 U – 24
Potongan melintang dari setiap batang tulangan yang akan digunakan harus
mempunyai bentuk yang tetap dengan diameter yang sama pada setiap titik sepanjang
batang tersebut.Diameter rata-rata tulangan-tulangan yang dipilih dari contoh setiap
kiriman dengan ukuran yang sama dari setiap tulangan beton yang dikirimkan kelokasi
pekerjaan, tidak boleh lebih besar atau lebih kecil dari 2 (dua) persen dari diameter
yang ditentukan. Tulangan-tulangan harus bebas dari sisik, minyak, karat, kotoran
dan kerusakan-kerusakan struktur.
Jika diperlukan oleh direksi, penyedia jasa harus menyampaikan 3 (tiga) copy
keterangan teknis (mill-sheet) tentang baja-baja tulangan yang dikeluarkan oleh
pabriknya untuk mendapat persetujuan direksi sebelumnya. Setiap pengiriman dan
pemeriksaan di lokasi harus dilakukan oleh direksi berdasarkan spesifikasi dan
keterangan teknis (mill-sheet) di atas.
b. Cara Pelaksanaan
1. Penempatan Tulangan Beton
Semua tulangan beton harus dibersihkan sebelum pemasangan dari sisi yang
lepas, karat yang lepas, minyak, gemuk, kotoran dan bahan-bahan asing
lainnya. Tulangan harus dipasang dan dikuatkan dalam posisi yang pasti/tepat
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar dan tidak berubah pada
posisinya didalam cetakan tanpa penggeseran selama proses penggetaran,
pengisian dan penumbukan beton ditempat. Semua ujung yang bebas dari
tulangan bulat yang licin harus dibuat kait sebagaimana ditunjukkan dalam
gambar atau menurut petunjuk direksi.
Penyedia jasa harus menyediakan semua ganjal pengatur jarak yang diperlukan
atas biayanya sendiri untuk memelihara tulangan beton dalam posisi yang tepat.
Setiap pengikat, sambungan, atau sambungan sengkang tulangan harus kencang
sehingga tulangan-tulangan benar-benar kokoh. Sebelah dalam bagian-bagian
yang melengkung harus bersentuhan langsung dengan tulangan-tulangan
disekitar mana akan tercapai kekuatan yang baik. Tulangan-tulangan harus diikat
bersama-sama dengan menggunakan kawat baja hitam yang harus
mendapatkan persetujuan direksi, dan pengikatan harus dililit kuat-kuat dengan
tang/pengunci kawat beton. Ujung kawat ikat harus dilipat ke dalam. Pengelasan
besi tulangan tidak diperbolehkan kecuali ditentukan lain terutama disetujui direksi.
Jika tulangan beton telah dipasang dan telah siap untuk dilakukan pengecoran,
maka harus diperiksa dulu oleh direksi dan tidak boleh dilakukan pengecoran
sampai tulangan beton telah disetujui. Penyedia jasa harus melaporkan kepada
direksi selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam sebelumnya, tentang
maksudnya untuk meminta dilakukan pemeriksaan atas penulangan yang telah
disiapkan.
2. Penyiapan Gambar Tulangan Beton
Penyedia Jasa atas biayanya sendiri harus menyiapkan semua gambar detail
tulangan beton berdasarkan gambar-gambar yang diberikan oleh direksi
sebagaimana diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Gambar- gambar
tulangan beton ini harus meliputi gambar penempatan tulangan, gambar
pembengkokan tulangan, daftar besi dan gambar-gambar penulangan lainnya
yang mungkin diperlukan untuk memudahkan pembuatan dan pemasangan
besi tulangan. Semua gambar penulangan harus diajukan kepada direksi untuk
mendapat persetujuan. Persetujuan direksi tersebut tidak membebaskan
penyedia jasa dari tanggung jawabnya atas kebenaran detail atau untuk
penyesuaian dengan keperluan menurut persyaratan.
3. Sambungan Tulangan Beton
Jika dianggap perlu untuk meyambung batang tulangan pada titik-titik lain dari
pada yang diperlihatkan dalam gambar, posisi dan metode penyambungan
harus ditetapkan berdasarkan perhitungan kekuatan dan disetujui oleh direksi.
Dalam hal ini sambungan lewatan, panjang lewatan harus memenuhi ketentuan
gambar atau tabel dibawah ini :
a. Diameter tulangan (mm) 10 12 16 19 22 25 28 32
b. Panjang sambungan lewatan 43 43 45 65 84 109 136 177
minimum (cm)
Batang tulangan harus diikat pada beberapa tempat diatas sambungan lewatan
dengan menggunakan kawat besi pengikat dengan diameter lebih dari 0,9
milimeter atau pengikat yang cocok. Untuk sambungan lewatan,diperlukan kait
pada batang tulangan licin dan kait tidak diperlukan pada tulangan berulir.
4. Selimut Beton
Selimut beton minimum diukur dari sisi luar batang tulangan harus sesuai
dengan gambar atau daftar dibawah ini :
Selimut Beton
Minimum
Jenis Pekerjaan (cm)
1. Balok……………………………………….. 2,5
2. Pelat………………………………………... 1,5
3. Dinding…………………………………… 2,5
4. Kolom…………………………………… 3,0
5. Bangunan yang masuk dalam tanah atau nampak dan
terpengaruh cuaca atau kena gerusan…………..
5,0
Selimut beton dalam semua hal, paling tidak harus sama dengan diameter batang
tulangan.
5. Cara Pengukuran dan pembayaran
Pengukuran untuk pembayaran atas pengadaan dan pemasangan
tulangan beton harus dibuat sesuai dengan rencana batang tulangan
yang terpasang di dalam beton menurut gambar atau sesuai dengan
petunjuk direksi. Satuan berat batang tulangan harus seperti berikut,
kecuali ada ketentuan lain.
Tulangan Bulat Yang Licin
Diameter (mm) 10 12 16 19 22 25 28 32
Satuan Berat
(kg/m) 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31
Tulangan Bulat Yang Berulir
Ukuran D10 D12 D16 D19 D22 D25 D28 D32
Nominal
(diameter
dalam mm)
SatuanP Berat 0,56 0,995 1,56 2,25 3,04 3,98 5,04 6,23
(kg/m)e
4. Pengecoran
Pengecoran tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan perancah dan pekerjaan persiapan,
telah sempurna dikerjakan dan disetujui oleh direksi.
Persiapan
Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan penunjang siap dipakai, material dan
pekerja-pekerja harus sudah berada di tempat pengecoran.
Permukaan sebelah dalam dari acuan harus sudah dibersihkan dari bahan-bahan
lepas, kotoran-kotoran maupun potongan kawat/besi.
Acuan yang terbuat dari kayu dan dimana dikhawatirkan adanya pengisapan air oleh
kayu, maka kayu tersebut harus terlebih dahulu dibasahi dengan air hingga jenuh.
Pelaksanaan Pengecoran
Sebelum pengecoran beton, harus dilakukan persiapan sedemikian rupa sehingga
dalam semua keadaan adukan beton dapat diangkat dengan lancar dan ditempatkan
pada posisi yang diperlukan tanpa perlu adanya pengakutan lebih lanjut serta tidak terjadi
pemisahan bahan-bahan.
Beton tidak boleh diangkut dengan talang miring atau dijatuhkan dari tempat
pengadukan atau dengan cara lain dengan ketinggian lebih dari 1,5 m kecuali dengan
persetujuan direksi yang dapat memerintahkan adukan beton dijatuhkan ke atas bak
penampung dan harus diaduk lagi dengan tangan sebelum ditempat/dicor.
Tinggi pengangkutan harus lebih kecil dari 1,5 m, kecuali ada ketentuan lain atas ijin
direksi.
Tempat dimana beton akan dituang harus dijaga agar bebas dari genangan air selama
pelaksanaan pengecoran, kecuali ada persetujuan lain dari direksi. Aliran air yang
melintas atau masuk ketempat pekerjaan tersebut harus diamankan sebelum proses
pengecoran beton dimulai. Jika pengecoran dalam genangan air tidak dapat dihindari
dan telah didapat persetujuan khusus dari direksi, adukan beton harus dituangkan
melalui pipa. Ketentuan khusus tentang bagian-bagian campuran dan tata cara
pengecoran dapat ditentukan oleh direksi dan penyedia jasa tidak berhak atas
kompensasi biaya yang diakibatkannya.
Sebelum melanjutkan pengecoran beton pada pekerjaan yang dilaksanakan terdahulu,
yang kemudian diistirahatkan atau dihentikan, permukaan dan ujungnya harus
dikasarkan dengan sempurna dengan menggunakan pahat yang tajam sedemikian
rupa sehingga tidak ada lagi lapisan kulit yang lunak. Permukaan yang dikasarkan
tersebut harus dibersihkan dengan sempurna dengan penyemprotan angin dan air atau
cara-cara lain yang disetujui, disikat dan disiram sesaat sebelum proses pengecoran
lapisan beton berikutnya dilaksanakan. Biaya untuk semua pengkasaran permukaan
tersebut harus dianggap telah termasuk dalam harga-harga satuan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
Beton untuk pekerjaan beton bertulang harus dicor dalam jumlah sedikit- sedikit,
dalam keadaan dapat dibentuk dengan perbandingan air semen sedemikian rupa untuk
mencapai kekuatan yang ditentukan.
Pengecoran beton dalam bagian-bagian tersendiri harus dilaksanakan terus menerus
tanpa berhenti sampai batas sambungan yang disetujui sebelumnya, atau sampai
bagian tersebut selesai dan harus diselesaikan dengan cara sedemikian rupa
sehingga bagian-bagian sambungan harus monolit, kecuali ada ketentuan lain.
Beton bervolume besar harus dilaksanakan dalam bagian-bagian yang terlebih dahulu
dianjurkan atau disetujui oleh direksi dan harus dikerjakan secara terus menerus
tanpa berhenti sampai selesai dalam setiap bagiannya dan tidak diijinkan untuk istrahat
selama pekerjaan berjalan. Apabila diperlukan bekerja diluar batas jam kerja biasa
untuk terpenuhinya kondisi tersebut di atas, penyedia jasa harus sudah
memperhitungkannya dalam harga-harga satuan beton di dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.
Pengerjaan Beton Tidak Diijinkan Dalam Cuaca Tidak Memungkinkan Pengerjaan beton
tidak diijinkan selama ada badai atau hujan lebat. Semua bahan beton dan
perlengkapan instalasinya harus dilindungi dengan baik terhadap akibat terjadinya badai
atau angina kencang.
Campuran Yang Sudah Mengeras Tidak Boleh Digunakan
Dalam kejadian apapun campuran yang sudah mengeras tidak boleh digunakan.
Direksi berhak menolak beton dalam beberapa kejadian sebagai berikut:
- Jika pelaksanaan pengadukan tidak dapat dimulai dalam 30 menit setelah semen
dituangkan kedalam agregat.
- Jika lebih dari 30 menit telah dilampaui antara adukan yang telah masak
dikeluarkan dari alat pengaduk dengan pengecorannya tanpa pengaduk lagi.
- Jika telah dilampaui dari 1,5 jam antara penuangan semen pada agregat dan
pelaksanaan pengecoran beton.
- Jika slump dari beton telah menyusut lebih dari 2,5 cm atau cukup besar menurut
anggapan direksi, selama jangka waktu mulai matangnya beton sampai pengecoran
beton.
5. Pemadatan
Selama pengecoran beton harus dipadatkan dengan alat pemadat. (concrete vibrator)
Ketelitian dalam hal pemadatan perlu diperhatikan agar supaya sudut-sudut, sela-sela
diantara terisi dan disekeliling terpenuhi. Semua rongga-rongga/gelembung udara tidak
boleh terjadi pada pemadatan. Harus diperhatikan agar penggetaran/pemadatan tidak terlalu
lama yang dapat mengakibatkan pemisahan bahan-bahan ( segregation ).
Pengukuran pembayaran pekerjaan p e ma d a t a n beton ini berdasarkan jumlah volume
yang tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh direksi.
Pembayaran pekerjaan pemadatan beton ini berdasarkan satuan meter kubik (m3) sesuai
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan untuk pekerjaan ini
sudah termasuk biaya upah buruh, dan peralatan.
7. Perawatan
Beton yang baru selesai dicor harus dilindungi terhadap hujan dan panas matahari serta
kerusakan-kerusakan lainnya yang disebabkan oleh gaya-gaya sentuhan sampai beton
telah menjadi keras.
Permukaan beton harus diusahakan tetap dalam keadaan lembab, dengan cara
menutupinya dengan karung-karung basah atau menggenangi air sampai selama paling
sedikit 2 minggu.
Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh
diganggu. Tidak diperkenankan untuk mempergunakan lantai yang belum cukup mengeras
sebagai tempat timbunan bahan-bahan atau sebagai jalan untuk mengangkut bahan-
bahan yang berat. Permukaan lantai beton yang selesai sesudah beton mulai mengeras
harus segera ditutup dengan karung- karung basah agar beton tetap lembab dan
mengeras dengan sempurna.
Catatan : beton yang mengunakan semen Portland dan tidak memakai bahan pembantu
pembasahan dilakukan selama minimum 7 hari.
Beban hanya dapat diizinkan melewatinya setelah beton berumur 30 hari atau sampai
waktu yang ditentukan oleh direksi.
c. Penerapan K3
Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem perlindungan terhadap
pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu- rambu peringatan dan kewajiban pekerja
menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada pekerjaan
tersebut yang telah diatur dalam rencana keselamatan kerja (RKK);
2) Detail Sambungan
Sambungan melintang jenis lidah dan alur (shear key). Sambungan melintang
jenis lidah alur harus memerinci hal-hal sebagai berikut:
b. Lokasi lidah alur harus dilekatkan atau disambung dengan perekat untuk
beton pracetak.
Perkuatan Panel
a. Semua tepi panel harus diperkuat dengan tulangan, tetapi tulangan tidak boleh
dilas. Tebal penutup beton pracetak minimal 30 mm dari permukaan panel dan
38 mm dari bagian bawah panel harus disediakan untuk semua bentuk
perkuatan;
b. Tulangan yang diperlukan untuk perkuatan panel yang aman harus dirancang
oleh produsen panel dan harus ditunjukkan dengan jelas pada gambar
pelaksanaan.
c. Pertimbangan khusus harus diberikan pada panel berbentuk unik, misalnya
bentuk panel yang bersambungan dengan manhole dan belokan.
d. Panel pracetak harus dirancang untuk dapat menahan beban selama tahap
pemasangan
3. Baja Tulangan
a. Baja tulangan harus bebas dari kotoran, minyak,lemak, bahan-bahan
organik lainnya, karat, kerak, atau gabungannyan yang mempengaruhi
ukuran serta sifat fisik harus dibersihakan sesuai yang disyaratkan SNI 03-
6812 tentang Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk
tulangan beton.
b. Batang pengikat (tie bar) mempunyai persyaratan:
1) Harus terbuat dari batang baja polos/ulir dengan diameter minimum
sesuai dengan SNI 03-6812 tentang Spesifikasi anyaman kawat baja
polos yang dilas untuk tulangan beton;
2) Tie bar harus dilapisi bahan perekat beton sesuai dengan ketentuan;
3) Batang pengikat dipasok dalam bentuk ikatan dengan panjang
tertentu sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, dalam kondisi
baik dan bebas dari bahan pengotor, misal : karat, kotoran, bahan
lain yang lepas, minyak, gemuk, cat, lumpur, atau bahan-bahan
lainnya yang tidak dikehendaki;
Persyaratan Peralatan
1. Umum
Peralatan pencampuran harus direncanakan, dipasang, dioperasikan, dan sesuai
dengan kapasitasnya agar dapat menghasilkan campuran adukan beton yang
homogen, dengan kekentalan yang diperlukan untuk pengecoran dan pemadatan.
Apabila instalasi pencampur (batching plan) digunakan, harus dilengkapi dengan
alat pengukur berat, tepat sesuai dengan rancangan campuran.
2. Cetakan Panel Beton Pracetak
Cetakan untuk mencetak panel beton pracetak harus kaku dan terbuat dari kayu
(kaso, papan/triplek) atau dapat terbuat dari plat baja besi dengan tebal (minimum
5 mm) agar tidak terjadi deformasi serta mempunyai tinggi sesuai dengan tebal
panel yang direncanakan. Dinding cetakan harus dilengkapi dengan penyangga
besi yang dilaskan pada dinding luar cetakan. Tepi cetakan bagian atas harus rata
dan memudahkan untuk meratakan permukaan panel. Bentuk lidah-alur,
penirusan, dan bentuk lainnya harus disesuaikan dengan cetakannya.
4. Alat Pemadat
a. Pemadat Adukan Beton
Adukan beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis. Ada dua pilihan,
yaitu:
Vibrator yang dioperasikan dengan tangan (Handoperated vibrators atau
dikenal dengan nama vibrator spud) adalah batang panjang yang bergetar
dan dioperasikan oleh kompresor udara atau motor listrik dengan daya
kecil sekitar (1,5 - 3,0) kW, dan dengan kekuatan sekitar (2 - 4) tenaga
kuda. 2) Penempa bergetar (screed vibration), adalah peralatan seperti
rangka batang yang bergetar yang akan menggetarkan beton segar yang
sudah dituangkan dan ditempatkan. Getaran biasanya dioperasikan
dengan tenaga mekanis atau kompresor udara.
8. Alat Penandaan
Peralatan untuk menandai identitas setiap panel dapat menggunakan cat
berwarna mencolok yang kuat, kuas ukuran 1,25 cm (1/2 inci), atau bila
menggunakan cat semprot dapat menggunakan cetakan huruf atau angka yang
cukup besar. Penandaan dapat pula dibuat menggunakan batang besi diameter 8
mm, dengan cara menuliskan identitas yang diperlukan yang ditulis dengan rapi
dan jelas, pada saat beton dalam kondisi plastis dan belum mengeras,
9. Pengangkut Panel Beton Pracetak
Beton pracetak diangkut ke titik pemasangan menggunakan peralatan truk crane
yang sesuai dengan dimensi panel
Uji Beton
a. U m u m
Cara yang dipakai pada pengujian dari contoh beton, pembuatan, perawatan,
baik dilapangan atau di laboratorium harus mengikuti dengan standar yang
berlaku, seperti PBI 1971, ATM C 172, ASTM C 31, ASTM C 192, ASTM C 39.
b. Periode Pengujian
Uji beton dilakukan pada umur 3 hari, 7 hari dan 28 hari harus dibuat pada
silinder berdiameter 10 cm tinggi 30 cm untuk setiap campuran, dengan korelasi
kekuatan antara 7 hari dan 28 hari harus dibuat di laboratorium.
c. Jumlah Uji Silinder
Jumlah test dibuat berdasarkan kondisi yang bervariasi sebagai berikut :
(diameter 10 cm, tinggi 30 cm).
Test Tekan
Uraian Jumlah Benda Uji
7 Hari 28 hari
Sampai selesai dari setiap macam
6 3 3
campuran.
Untuk setiap 150 M3 atau setiap
2 1 1
periode pengecoran beton.
Penulangan
a. U m u m
Semua penulangan harus dari baja U - 32, produksi dalam negeri dengan
Standar Industri Indonesia atau sejenis dengan U 32.
Kecuali tertera pada gambar atau ditentukan Direksi, Hook, Bengkokan,
pengelasan selimut beton dan detail lainnya dari penulangan harus menurut
pada PBI-71.
c. Penempatan Tulangan
Tulangan harus ditempatkan seperti terlihat pada gambar atau dimana
ditentukan oleh Direksi.
Spasi harus ditempatkan seperti terlihat pada gambar. Atas dasar
persetujuan direksi, kontraktor dapat mengubah tempat jarak dan mungkin
spasi tulangan ditambah ditempat lain dari yang terlihat pada gambar.
Dipindahkannya spasi atau ditambahkannya spasi dengan persetujuan
Direksi, akan termasuk perhitungan volume pembayaran penulangan.
Penempatan tulangan harus rata dan sesuai pada standar tulangan.
Penulangan akan diperiksa untuk penyesuaian dengan kebutuhan ukuran,
bentuk, panjang, spasi, letak dan jumlah yang dipasang.
Sebelum penulangan disambungkan pada beton, permukaan tulangan dan
permukaan beberapa penyangga tulangan harus bersih dari karat berat,
kotoran, lemak atau bahan asing yang menurut pendapat Direksi dapat
mengganggu kekuatan beton. Panjang impitan pada penyambungan
tulangan harus sesuai dengan ketentuan dalam PBI.
Penulangan harus ditempatkan dengan teliti dan pada posisi yang tepat
dengan menggunakan kawat tidak kurang dari diameter 0,9 mm pada
pertemuan tulangan dan diikat pada penyangga dan penjaga jarak (spacer)
agar tidak berubah selama pengecoran beton.
Kecuali diisyaratkan oleh Direksi, tulangan harus ditempatkan dalam
toleransi berikut
Selimut beton, bervariasi sebagai berikut
Tulangan 6 mm dengan selimut beton 50 mm atau kurang
Tulangan 9 mm dengan selimut beton 51-60 mm
Tulangan 12 mm dengan selimut beton lebih dari 60 mm
Variasi dari syarat spasi tulangan : 25 mm
Tulangan Pada Sambungan Kontruksi
Dalam sambungan-sambungan konstruksi dan ekspansi, batang pantek (angker)
harus disediakan sebagaimana diperlihatkan dalam gambar-gambar atau
sebagaimana ditentukan oleh Direksi. Suatu batang pantek (angker) harus
merupakan suatu batang lurus, bulat berfrofil dari kepanjangan 100 cm dan 22 mm,
diameter kecuali diperlihatkan lain secara khusus dalam gambar atau ditentukan
Direksi. Panjang setengah dari batangan pantek harus ditutup dengan pipa PVC
diameter 25 mm bahan-bahan lain yang disetujui untuk mencegah pengikatan dan
harus ditetapkan pada jarak-jarak sebagaimana diperlihatkan pada gambar-gambar
atau ditentukan oleh Direksi. Setengahnya yang lain harus diikat kuat pada suatu sisi
dari sambungan.
Bekisting
a. U m u m
Sebelum membuat bekisting, Kontraktor harus memperoleh gambar desain dari
bekisting tersebut untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
Penggunaan Bekisting pekerjaan yang berulang kali akan tergantung pada
persetujuan Direksi.
Pembayaran untuk pekerjaan pemasangan dan pembuatan beiksting untuk
beton termasuk harga satuan beton seperti yang tercantum Rencana Anggaran
Biaya.
b. Bahan Bekisting
Bekisting umumnya terdiri dari perancah dan cetakan beton. Bekisting yang
dimaksud disini adalah konstruksi cetakan terbuat dari kayu (kaso, papan/triplek)
atau dapat terbuat dari plat baja .
c. Struktur dan Penempatan Bekisting
Bekisting tersebut hendaknya memiliki kekuatan dan kekakuan yang cukup
untuk menyangga beton dan menahan tekanan, tumbukan dan getaran
seperlunya tanpa melendut dari garis yang ditentukan.
Permukaan dari semua bekisting yang berhubungan dengan beton hendaknya
bersih, kaku dan cukup rapat untuk menghindari tumpahnya adukan
semen/beton. Ujung dari pertemuan permukaan beton yang akan menghadap
pada pandangan langsung serta ujung lain yang ditentukan oleh Direksi harus
dibuatkan tidak kurang dari 2 cm.
Tepat sebelum beton dicor, pemeriksaan harus dilakukan kembali untuk
memastikan bahwa bekisting dan penyangga bekisting tersebut betul-betul rapat
dan aman.
d. Pengikat
Bila digunakan batang dari besi rekat untuk menahan bekisting, batang-batang
tersebut harus tetap rekat dan ujungnya jangan kurang dari 3 cm dibelakang
permukaan beton dimana ukuran agregat maksimum 40 mm dan jangan kurang
dari 4 cm untuk beton dengan ukuran agregat maksimum 80 mm.
Lubang-lubang yang tertinggal dengan diambilnya pengikat bekisting dari ujung
batang dan karena diambilnya pentil sistem prouting (grouting system nipple),
harus dibesarkan atau diratakan dengan alat-alat yang sesuai agar permukaan
lubang tersebut bersih dan kasar sebelum diisi dengan adukan semen. Pengikat-
pengikat kawat harus dipotong tepat dengan permukaan beton setelah bekisting
dilepas.
e. Pembersihan dan Peminyakan Bekisting
Setelah beton dicor kedalam bekisting, permukaan bekisting yang akan
berhubungan dengan beton harus dibersihkan dari segala mortar atau adukan
semen yang mengering dan dari segala kotoran, serta diminyaki dengan minyak
mineral sehingga tidak akan mengotori permukaan beton. Bila minyak mineral
melakat pada permukaan baja tulangan beton, harus dibersihkan sama sekali.
f. Melepas Bekisting
Pelepasan atau pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan hati-hati untuk
menghindari kerusakan pada beton. Bekisting harus tetap terpasang untuk waktu
tertentu setelah beton cor. Batas waktu tersebut adalah sebagai berikut :
Kolom : 7 hari
Balok, pilar, dinding : 7 hari
Plat lantai : 14 hari
Salehe. ST.
NIP. 19721010 200212 1 002