Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PENGAUDITAN I

TUJUAN AUDIT
Dosen Pengampu: Nurafni Oktaviyah, S.E., M.Si.

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
HARIANTO : 220901502024
KARDILLA : 220901501020
MERSI TIKA : 220901500015
FAJRIAH MAGFIRANTI : 220901501024
RAHMAWATI PUTRI : 220901504001
ANDI TENRI ULY GANIYYU WULANDARI : 220901502033
MUHAMMAD NABIIL : 220901502035
NURUL IZZATUN AINIYAH : MBKM (20211220019)
YETTY SIAHAAN : MBKM (21510158)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
"Tujuan Audit". Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah
Pengauditan 1 yang diampu oleh Ibu Nurafni Oktaviyah, S.E., M.Si.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik.
Khususnya kepada Ibu Nurafni Oktaviyah yang telah memberikan kami
kesempatan untuk mempelajari dan mendalaminya lebih jauh.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca khususnya
mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pengauditan 1.
Akhir kata, semoga hasil kerja keras kelompok 5 ini dapat memenuhi harapan
dan memberikan manfaat yang maksimal bagi pembaca. Terima kasih.
Hormat kami,
Makassar, Kelompok 5
Mata Kuliah Pengauditan 1.
Daftar Isi
Kata Pengantar········································································ I
Daftar Isi················································································ II
BAB I PENDAHULUAN···························································· 1
a. Latar Belakang·································································· 1
b. Rumusan Masalah······························································ 2
c. Tujuan Penulisan································································2
BAB II PEMBAHASAN····························································· 4
a) Tujuan Pelaksanaan Audit Atas Laporan Keuangan······················ 4
b) Tanggung Jawab Auditor······················································7
c) Tanggug Jawab Manajemen·················································· 8
d) Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Tranksasi··························· 9
e) Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo································ 11
f) Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Penyajian dan Pengungkapan··· 14
g) Bagaimana Tujuan Audit Dipenuhi··········································16
Soal Studi Kasus······································································· 20
BAB III PENUTUP··································································· 21
- Kesimpulan······································································· 21
- Penutup············································································ 21
Daftar Pustaka········································································· 22
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Audit merupakan suatu proses pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor
independen terhadap entitas atau organisasi guna menilai keakuratan dan kewajaran
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Proses audit memiliki tujuan yang
sangat penting untuk memastikan keandalan informasi keuangan dan memberikan
keyakinan kepada berbagai pemangku kepentingan. Dalam konteks ini, terdapat
beberapa tujuan audit yang perlu dipahami.
Tujuan utama dari pelaksanaan audit atas laporan keuangan adalah untuk
memberikan pendapat independen terkait dengan kewajaran penyajian laporan
keuangan. Auditor berusaha untuk mengidentifikasi apakah laporan keuangan
mencerminkan posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Hal ini penting karena laporan keuangan merupakan
alat penting bagi pemangku kepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan pihak
terkait lainnya dalam pengambilan keputusan.
Audit juga memiliki tujuan yang berkaitan dengan transaksi. Auditor melakukan
audit atas transaksi untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi yang terjadi telah
dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi. Tujuan ini mencakup identifikasi
transaksi yang sah, mengukur transaksi dengan tepat, serta memeriksa kelengkapan
dan akurasi pencatatan transaksi.
Audit juga bertujuan untuk memeriksa saldo-saldo dalam laporan keuangan.
Auditor menguji saldo-saldo seperti kas, piutang, utang, persediaan, dan modal untuk
memastikan kebenaran dan kewajaran nilai-nilai tersebut. Tujuan ini sangat penting
untuk menjamin bahwa entitas tidak mengalami ketidakpastian atau kesalahan
material dalam neraca keuangan.
Selain memeriksa kebenaran saldo dan transaksi, audit juga memiliki tujuan yang
berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan.
Auditor mengevaluasi apakah penyajian laporan keuangan sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku umum, termasuk pengungkapan informasi yang diperlukan.
Tujuan ini memastikan bahwa pemangku kepentingan mendapatkan informasi yang
relevan dan cukup untuk pengambilan keputusan.
Tujuan-tujuan audit ini dipenuhi melalui serangkaian prosedur audit yang cermat.
Auditor akan merencanakan audit, mengumpulkan bukti audit, mengevaluasi bukti,
dan akhirnya memberikan pendapat independen berdasarkan temuan mereka. Audit
dilakukan dengan cermat, objektif, dan independen untuk memastikan bahwa
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah akurat, dapat diandalkan,
dan sesuai dengan standar yang berlaku.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang tujuan audit ini, kita dapat lebih
menghargai peran penting auditor dalam memastikan integritas dan keandalan
informasi keuangan suatu entitas. Hal ini juga membantu memahami mengapa audit
sangat penting bagi pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan yang tepat.

b. Rumusan Masalah
1) Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi pencapaian tujuan pelaksanaan
audit atas laporan keuangan dalam konteks entitas atau organisasi tertentu?
2) Bagaimana efektivitas proses audit terkait dengan transaksi dalam
memastikan pencatatan yang benar dan akurat, dan apa saja tantangan
yang mungkin dihadapi dalam mencapai tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi?
3) Bagaimana auditor menguji dan mengevaluasi saldo-saldo tertentu dalam
laporan keuangan untuk memastikan kebenaran dan kewajaran nilai-nilai
tersebut, dan apa dampaknya jika terdapat ketidakpastian atau kesalahan
material dalam saldo-saldo tersebut?
4) Apa kriteria yang digunakan oleh auditor untuk menilai penyajian dan
pengungkapan informasi dalam laporan keuangan, dan bagaimana auditor
memastikan bahwa penyajian tersebut sesuai dengan standar akuntansi
yang berlaku umum?
5) Bagaimana prosedur audit yang cermat, objektif, dan independen dapat
memastikan bahwa tujuan audit terkait dengan informasi keuangan dapat
dipenuhi dengan efektif, dan apa implikasinya terhadap integritas dan
keandalan informasi keuangan suatu entitas?

c. Tujuan Penulisan
1. Mempelajari faktor-faktor yang memengaruhi pencapaian tujuan audit
dalam berbagai konteks organisasi.
2. Menganalisis proses audit terkait dengan transaksi, pengujian saldo-saldo,
dan evaluasi penyajian informasi dalam laporan keuangan.
3. Menyoroti tantangan dan implikasi dari ketidakpastian atau kesalahan
dalam pencatatan transaksi dan saldo-saldo keuangan.
4. Mengidentifikasi kriteria dan standar yang digunakan auditor dalam
menilai kualitas penyajian dan pengungkapan informasi dalam laporan
keuangan.
5. Memahami bagaimana prosedur audit yang cermat, objektif, dan
independen berkontribusi pada memastikan integritas dan keandalan
informasi keuangan, serta dampaknya pada pengambilan keputusan oleh
pemangku kepentingan.
BAB II
PEMBAHASAN
a) TUJUAN PELAKSANAAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tujuan pelaksanaan audit atas laporan keuangan adalah untuk menilai kewajaran
atau kelayakan penyajian laporan keuangan yang telah dibuat oleh suatu perusahaan.
Audit dilakukan oleh auditor independen untuk memberikan pendapat atas kewajaran
laporan keuangan. Tahapan audit atas laporan keuangan meliputi:
1. Penerimaan Perikatan Audit: Auditor harus memahami bisnis dan industri
yang kepemilikannya bersumber dari klien, melakukan prosedur analitis,
menentukan materialitas, menentukan risiko audit dan risiko bawaan,
memahami struktur pengendalian internal dan menentukan risiko
pengendalian, mengembangkan rencana audit dan program audit.
2. Pelaksanaan Pengujian Audit: Auditor akan melakukan pengujian analitis,
pengujian pengendalian, dan pengujian substantif. Pengujian ini memiliki
tujuan untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian internal perusahaan dan
untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan memadai.
3. Penyelesaian Audit: Auditor akan mengevaluasi bukti audit yang telah
diperoleh dan memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan
Langkah-langkah untuk mengembangkan tujuan audit
Memahami Tujuan dan Tanggung Jawab Audit
Tujuan Audit :
1) Memberikan pendapat auditor kepada pengguna laporan keuangan atas
kewajaran penyajian laporan keuangan
2) Menilai kewajaran atau kelayakan penyajian laporan keuangan yang telah
dibuat oleh suatu perusahaan
3) Memastikan kelengkapan, ketepatan, eksistensi, dan membuat penilaian atas
estimasi akuntansi yang signifikan
Tanggung Jawab Audit :
a) Memastikan kelengkapan, ketepatan, eksistensi, dan membuat penilaian atas
estimasi akuntansi yang signifikan
b) Memperoleh bukti audit yang cukup dan memadai
c) Mengevaluasi efektivitas pengendalian internal perusahaan
d) Memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan
e) Mengidentifikasi kelemahan yang material dalam pengendalian internal atas
pelaporan keuangan

Membagi Laporan Keuangan Menjadi Berbagai Siklus


Laporan keuangan dapat dibagi menjadi beberapa siklus dalam proses akuntansi.
Berikut adalah tahapan siklus akuntansi yang umumnya diterapkan dalam pembuatan
laporan keuangan:
1. Identifikasi transaksi
2. Analisis transaksi
3. Pencatatan transaksi pada jurnal
4. Mencatat transaksi ke dalam buku besar
5. Penyusunan neraca saldo sebelum penyesuaian
6. Penyesuaian
7. Penyusunan neraca saldo setelah penyesuaian
8. Penyusunan laporan keuangan
9. Penutupan buku
10. Penyusunan laporan keuangan tahunan
11. Audit laporan keuangan

Mengetahui Asersi Manajemen Tentang Laporan Keuangan


Asersi manajemen adalah pernyataan yang dibuat oleh manajemen perusahaan
tentang pengelompokan transaksi dan akun terkait serta pengungkapannya di dalam
laporan keuangan, baik secara eksplisit ataupun implisit. Asersi manajemen terkait
dengan pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan dari berbagai unsur
dalam laporan keuangan. Asersi manajemen dapat diklasifikasikan menjadi tiga
kategori, yaitu asersi mengenai pengelompokan transaksi dan peristiwa dalam periode
audit, asersi mengenai saldo akun di akhir periode, dan asersi mengenai penyajian dan
pengungkapan.
Berikut adalah beberapa contoh asersi manajemen yang terkait dengan laporan
keuangan :
1. Semua aset dalam laporan keuangan benar-benar ada (exist).
2. Semua transaksi dalam penjualan telah dicatat dalam periode terjadi.
3. Persediaan tercantum dengan nilai yang tepat.
4. Penjualan dalam laporan laba-rugi menunjukkan pertukaran barang atau jasa
dengan kas atau aktiva bentuk lain (misalnya piutang) dengan pelanggan.
5. Seluruh pembelian barang dan jasa dicatat dan dicantumkan dalam laporan
keuangan.
6. Utang usaha di neraca telah mencakup semua kewajiban entitas.
7. Piutang usaha yang tercantum di neraca dinyatakan berdasarkan nilai bersih
yang dapat direalisasikan.
Asersi manajemen sangat penting dalam audit laporan keuangan karena menjadi
dasar bagi auditor untuk mengevaluasi kewajaran penyajian laporan keuangan. Jika
manajemen memberikan asersi yang salah, maka dapat berdampak pada kesalahan
keuangan yang signifikan. Oleh karena itu, auditor harus memeriksa kebenaran asersi
manajemen dan memastikan bahwa laporan keuangan disajikan secara akurat dan
terpercaya.

Mengetahui Tujuan Audit Umum Kelas Transaksi, Akun, dan Pengungkapan


1. Tujuan audit umum untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapan adalah
sebagai berikut :
2. Kejadian - Transaksi yang dicatat memang ada
3. Kelengkapan - Semua transaksi yang seharusnya dicatat telah dicatat
4. Akurasi - Transaksi dicatat dengan jumlah yang tepat
5. Kepemilikan - Aset dan kewajiban yang dicatat benar-benar dimiliki oleh
perusahaan
6. Penilaian - Aset dan kewajiban dicatat dengan nilai yang tepat
7. Pengungkapan - Informasi yang diberikan dalam laporan keuangan cukup dan
memadai
Tujuan audit umum ini bertujuan untuk memastikan bahwa transaksi yang dicatat
dalam laporan keuangan benar-benar terjadi, dicatat dengan jumlah yang tepat, dan
dicatat dengan nilai yang tepat. Selain itu, tujuan audit umum juga bertujuan untuk
memastikan bahwa laporan keuangan disajikan secara akurat dan lengkap.
Selain tujuan audit umum, auditor juga dapat menetapkan tujuan audit khusus
untuk setiap kelas transaksi yang material. Tujuan audit khusus ini dapat berbeda-
beda tergantung pada jenis transaksi yang dilakukan oleh perusahaan. Tujuan audit
khusus ini bertujuan untuk memastikan bahwa transaksi yang material telah dicatat
dengan benar dan disajikan secara akurat dalam laporan keuangan.
Dalam melakukan audit, auditor harus memastikan bahwa tujuan audit umum dan
khusus telah terpenuhi dan memberikan pendapat atas kewajaran laporan
keuangan. Tujuan audit umum dan khusus sangat penting dalam memastikan bahwa
laporan keuangan disajikan secara akurat dan terpercaya.

b) TANGGUNG JAWAB AUDITOR


Menurut PSA 1 (SA 110) revisi, menyatakan bahwa:
Auditor memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan menjalankan audit
untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan telah bebas
dari salah saji material, yang disebabkan oleh kesalahan ataupun kecurangan. Karna
sifat dari bahan bukti audit dan karakteristik kecurangan, auditor harus mampu
mandapatkan keyakinan yang memadai, namun bukan absolute, bahwa salah saji
material telah dideteksi.
Berikut merupakan tanggung jawab auditor untuk mendeteksi kesalahan penyajian
yang sifatnya material dalam laporan keuangan serta diskusi terkait dalam standar
mengenai tanggung jawab auditor untuk mendeteksi salah saji yang material.
Auditor memiliki tanggung jawab, yaitu:
Auditor memiliki tanggungjawab terhdapap laporan yang diterbitkan dan terhadap
laporan keuangan. Pada dasarnya auditor melakukan perencanaan dan melakukan
audit untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji
material dengan mengacu pada bukti – bukti yang benar. Auditor memiliki
tanggungjawab untuk mendeteksi berbagai jenis salah saji material, penyimpangan
yang diakibatkan dari kegiatan ilegal dan yang melawan hukum serta kesalahan lain.
Cukup dan tepat merupakan dasar bukti audit dalam menyatakan pendapat audit
pada laporan audit.
Tanggung jawab auditor untuk menilai internal kontrol, auditor bertanggung jawab
menilai internal kontrol pada pelaporan keuangan dan melaporkan penilainnya kepada
pemegang saham dan user lain dari laporan keuangan berbeda untuk perusahaan
public dan perusahaan privat. Auditor perusahaan umum harus memberikan audit
yang terpadu yang menghasilkan opini pada laporan keuangan, opini penaksiran
manajemen dari internal kontrol pada laporan keuangan, opinin pada efektifitas
internal kontrol pada laporan keuangan.
Tanggung jawab auditor dalam mendeteksi kecurangan pada suatu audit atas
laporan keuangan. Pada dasarnya auditor tidak bertanggung jawab atas ada atau
tidaknya suatu kecurangan dalam suatu entitas tersebut namun auditor bertanggung
jawab atas opini yang diberikan. Auditor hanya memberikan informasi kecurangan
pada suatu entitas dan hal tersebut jika memeng suatu entitas terbukti adanya
kecurangan. Auditor memiliki tannggung jawab terhadap kecurangan bilamana
auditor itu sendiri lalai secara profesional seperti tidak memberitahukan adanya
indikasi kecurangan kepada pihak klien pada saat melakukan pemeriksaan internal
control, dan tidak mencoba menambah sampel pemeriksaanya terkait dengan indikasi
kecurangan tersebut.
Tanggung jawab auditor terhadap subsequent event, Auditor bertanggung jawab
dalam menjamin bahwa klien telah mengambil langkah – langkah yang dianggap
perlu dalam memberitahukan pemakai laporan keuangan atas kesalahan – kesalahan
laporan tersebut, atau dalam arti lain auditor memiliki kewajiban untuk menjamin
bahwa pemakai laporan keuangan tersebut telah diberitahukan tentang kesalahan
laporan tersebut.

c) TANGGUNG JAWAB MANAJAMEN PADA TUJUAN AUDIT


Manajemen mempunyai tanggung jawab atas laporan keuangan perusahaannya.
Oleh karena itumanajemen bertanggung jawab untuk menerapkan kebijakan akuntansi
yang sehat membangun dan memelihara pengendalian intern, serta melaksanakan
kewajiban mencatatmengolah, meningkatkan dan melaporkan transaksi yang
konsisten dalam laporan keuangan sehingga dapat memberikan informasi yang andal
dan dapat dipercaya serta dapat dipertanggungjawabkan. Dan apabila manajemen
bersikeras mempertahankan pengungkapan laporan keuangan yang dianggap auditor
tidak dapat diterimamaka auditor dapat menerbitkan opini tidak wajar (adverse)opini
wajar dengan pengecualian (qualified) atau menarik diri dari kontrak kerja. Senada
dengan yang diungkapkan PSA 02 bahwa tujuan pengauditan laporan keuangan
adalah pemberian opini atas laporan keuangan.
Management audit adalah suatu teknik yang secara teratur dan sistematis
digunakan untuk menilai efektivitas unit atau pekerjaandibandingkan dengan standar-
standar perusahaan dan industri, dan menggunakan petugas yang bukan ahli dalam
lingkup objek yang dianalisis, untuk menyakinkan manajemen bahwa tujuannya
dilaksanakan, dan keadaan yang membutuhkan perbaikan ditemukan(Amin Widjaja
Tunggal, 2000). Audit manajemen dirancang secara sistematis untuk mengaudit
aktivitas, program-program, yang diselenggarakan, atau sebagian dari entitas yang
bisa diaudit untuk menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah
digunakan secara efesien, serta apakah tujuan dari program dan aktivitas yang telah
direncanakan dapat tercapai tidak melanggar ketentuan aturan dan kebijakan yang
telah ditetapkan perusahaan.
Ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen.
Ruang lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat juga hanya mencakup
bagian tertentu dari program/aktivitas yang dilakukan. Periode audit juga bervariasi,
bisa untuk jangka waktu satu minggu, beberapa bulan, satu tahun, bahkan untuk
beberapa tahun sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

d) TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN TRANSAKSI


Tujuan audit berkaitan dengan transaksi yang mengikuti dan berhubungan erat
dengan asersi manajemen, dan yang berkaitan dengan transaksi untuk memberikan
kerangka kerja guna membantu auditor dalam mengumpulkan bukti audit yang cukup
kompeten yang diisyaratkan oleh standard pekerjaan lapangan ketiga dan
memutuskan bukti audit yang tepat yang harus dikumpulkan bagi kelas transaksi
sesuai dengan situasi penugasan audit. Tujuan audit ini tetap sama antara satu audit
ke audit lainnya, tetapi bukti-buktinya bervariasi tergantung dengan situasinya.
Terdapat beberapa perbedaan antara tujuan audit umum yang berkaitan dengan
transaksi dan tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi bagi setiap kelas
transaksi. Terdapat 6 (enam) tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi bagi
setiap kelas transaksi yang akan di audit.
1. Keterjadian Transaksi yang Dicatat Memang Ada
Tujuan ini berkaitan dengan apakah transaksi yang tercatat betul-betul
terjadi. Tujuan ini merupakan padanan auditor terhadap asersi keterjadian
utnuk kelas transaksi. Pencatatan transakksi penjualan ke dalam jurnnal
penjualan padahal transaksi itu tidak dilakukan merupakan suatu pelanggaran
terhadap tujuan keterjadian.
2. Kelengkapan Transaksi yang Telah Dicatat
Tujuan ini berkaitan dengan apakah semua transaksi yang harus
dimasukkan dalam jurnal benar-benar sudah dicatat. Tujuan ini merupakan
padanan bagi asersi manajemen tentang kelengkapan untuk kelas transaksi.
Kelalaian dalam memasukkan transaksi ppeenjualan ke dalam jurnal
penjualan dan buku besar ketika transaksi penjualan itu terjadi merupakan
suatu pelanggaran terhadap tujuan kelengkapan. Tujuan keterjadian dan
kelengkapan menekankan kepentingan audit yang berlawanan. Keterjadian
berhubungan dengan kemungkinan lebih saji, sedangkan kelengkapan
berhubungan dengan kemungkinan transaksi tidak dicatat atau kurang saji.

3. Keakuratan Transaksi yang Dicatat Dinyatakan pada Jumlah yang Benar


Tujuan ini berkaitan dengan keakuratan informasi terkait transaksi akutansi
serta erupakan salah satu bagian dari asersi keakuratan untuk kelas transaksi.
Dalam transaksi penjual;an, tujuan ini dilanggar apabila jumlah barang yang
dikirmkan ternyata berbeda dengan jumlah yang dicantumkan dalam faktur
penagihan, harga jual yang salah diguunakan dalam faktur penagihan, terjadi
kesalah dalam penjumlahan atau pperkalian dalam faktur penagihan, atau
jumlah yang salah dimasukkan dalam jurnal penjualan.
Penting untuk mengetahui apa yang menjadi pembeda antara keakuratan
dan keterjadian atau kelengkapan. Contohnya, apabila transaksi penjualan
telah dicatat namun belum boleh dicatat karena pengiriman barang itu
dilakukan atas dasar konsinyasi, tujuan terhadap keterjadian sudah dilanggar
meskipun jumlah dalam faktur telah dihitung dengan benar. Apabila transaksi
penjualan yang dicatat itu telah dikirimkan tetapi jumlahnya tidak sesuai,
maka tujuan terhadap keakuratan telah dilanggar tetapi dalam tujuan
keterjadian tidak dilanggar. Hubuungan yang sama juga ada antara
kelengkapan dan keakuratan.

4. Posting dan Pengikhtisaran Transaksi yang Dicatat Dimasukkan ke dalam File


Induk dan Diikhtisarkan dengan Benar
Tujuan ini berhubungan dengan keakuratan transfer informasi dari transaksi
yang dicatat dalam jurnal ke buku besarr pembantu dan ke buku besar. Tujuan
ini merupakan padanan bagi asersi manajemen tentang keakuratan untuk kelas
transaksi. Contohnya, apabila transaksi penjualan dicatat dalam catatan
pelanggan yang salah atau jumlah yang salah dicatat ke dalam file indu,
jumlah semua transaksi penjualan yang diposting dari jurnal penjualan ke
dalam buku besar tidak akurat maka terjadi pelanggaran.
Karena posting transaksi dari jurnal ke buku besar pembantu, buku besar,
file induk lain yang berkaitan umumnya dilakukan secara otomatis leh sistem
akuntansi yang terkomputeriisasi maka risiko kesalahan dalam melakukan
posting ini kecil kemungkinan akan terjadi.

5. Klasifikasi Transaksi yang Dicatat dalam Jurnal Klien telah Diklasifikasikan


secara tepat
Tujuan ini menyatakan apakah transaksi telah dimasukkan dalam akun yang
tepat, dan merupakan padanan auditor asersi klasifikasi manajemen untuk
kelas transaksi. Contohnya, misklasifikasi penjualan merupakan mencatat
penjualan tunai sebagai penjualan kredit, mencatat aktiva tetap operasi sebagai
pendapatan, dan salah dalam mengklasifikasi penjualan komersial sebagai
penjualan residensial.
6. Penetapan Waktu Transaksi Dicatat pada Tanggal yang benar
Tujuan dalam penetapan waktu transaksi merupakan padanan auditor asersi
cutoff manajemen. Kesalahan dalam penetapan waktu dapat terjadi apabila
suatu transaksi tidak dicatat pada saat terjadi. Contohnya, transaksi penjualan
harus dicatat pada tanggal pengiriman barang.

e) TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN SALDO


Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo, diterapkan pada saldo akun seperti
piutang usaha dan persediaan. Menurut cara audit dilaksanakan, tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo selalu diterapkan pada saldo akhir dalam akun neraca, seperti
piutang usaha, persediaan, dan wesel bayar. Namun, beberapa tujuan audit beberapa
tujuan audit yang berkaitan dengan saldo juga diterapkan pada akun laporan laba rugi
tertentu. Biasanya melibatkan transaksi nonrutin dan beban yang tidak dapat
diprediksi, seperti beban hukum atau perbaikan dan pemeliharaan. Apabila digunakan
tujuan audit yang berkaitan dengan saldo untuk mengaudit saldo akun, auditor akan
mengumpulkan bukti untuk memverifikasi rincian yang mendukung saldo akun,
bukan memverifikasi saldo akun itu sendiri.

Ada 8 tujuan Audit umum yang berkaitan dengan saldo:


i. Eksistensi jumlah yang tercantum memang ada. Tujuan ini
bersangkutan dengan apakah jumlah yang tercatat dalam laporan
keuangan memang harus dicantumkan. Tujuan ini adalah padanan
auditor atas asersi manajemen tentang eksistensi saldo akun. Elsistensi
berkaitan dengan lebih saji yang potensial.
ii. Kelengkapan Jumlah yang ada telah dicantumkan. Tujuan ini
bersangkutan dengan apakah semua jumlah yang harus tercatat pada
suatu akun benar telah dicatat. Kelalaian untuk mencantumkan piutang
usaha pelanggan dalam neraca saldo piutang usaha jika piutang usaha
itu memang ada merupakan pelanggaran tujuan kelengkapan. Tujuan
ini adalah padanan auditor terhadap asersi manajemen tentang
kelengkapan saldo akun. Kelengkapan bersangkutan dengan jumlah
yang tidak tercatat atau kurang saji.
iii. Keakuratan jumlah yang tercantum telah dinyatakan dengan
benar. Tujuan ini mengacu pada jumlah yang tercantum secara
aritmetika sudah benar. Keakuratan merupakan salah satu bagian dari
asersi penilaian dan alokasi untuk saldo akun.
iv. Klasifikasi jumlah yang tercantum dalam daftar klien telah
diklasifikasikan dengan tepat. Tujuan ini melibatkan penentuan
apakah pos dalam daftar klien sudah dicantumkan dalam akun buku
besar yang benar. Klasifikasi merupakan bagian dari asersi penilaian
dan alokasi. Klasifikasi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
berhubungan erat dengan tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian
dan pengungkapan, yaitu bagaimana saldo itu diklasifikasikan dalam
akun buku besar sehingga dapat disajikan serta diungkapkan secara
tepat pada laporan keuangan.
v. Cutoff transaksi yang mendekati tanggal neraca telah dicatat pada
periode yang tepat. Untuk menguji cutoff pada saldo akun tujuan
auditor adalah menentukan apakah transaksi telah dicatat dalam saldo
akun pada periode yang tepat. Cutoff berhubungan dengan asersi
penilaian dan alokasi untuk saldo akun.
vi. Hubungan yang rinci (Detail Tie In) rincian saldo akun sesuai
dengan jumlah pada file induk yang berkaitan, sesuai dengan total
saldo akun, dan sesuai dengan total buku besar. Saldo akun dalam
laporan keuangan didukung oleh rincian pada file induk dan skedul
yang dibuat oleh klien. Tujuan hubungan yang rinci ini memastikan
rincian dalam daftar telah disiapkan secara akurat, ditambahkan dengan
benar, dan sesuai dengan buku besar. Hubungan yang rinci juga
merupakan bagian dari asersi penilaian dan alokasi untuk saldo akun.
vii. Nilai yang dapat direalisasi aset yang telah dicantumkan dalam
jumlah yang diestimasi akan direalisasi. Tujuan ini terkait dengan
apakah saldo akun telah dikurangi untuk memperhitungkan penurunan
biaya historis ke nilai realisasi bersih. Tujuan ini hanya diterapkan pada
akun aset merupakan bagian dari asersi penilaian dan alokasi untuk
saldo akun.
viii. Hak dan kewajiban. Hak selalu berkaitan dengan aset dan kewajiban
dengan utang. Tujuan ini adalah padanan auditor terhadap asersi
manajemen tentang hak dan kewajiban untuk saldo akun.

Tujuan Audit khusus yang berkaitan dengan saldo:


1. Semua persediaan yang dicatat ada pada tanggal Auditor Kelengkapan neraca.
2. Semua persediaan yang ada telah dihitung dan dicatat dalam ikhtisar
persediaan.
3. Kuantitas persediaan pada catatan perpetual klien sesuai dengan item-item
yang ada di tangan.
4. Harga yang digunakan untuk menilai persediaan secara material benar.
5. Perkalian harga dengan kuantitas telah benar dan rinciannya telah
ditambahkan dengan benar.
6. Item persediaan diklasifikasikan secara tepat sebagai bahan baku, barang
dalam proses dan barang jadi.
7. Cutoff pembelian pada akhir tahun sudah tepat. Total item persediaan sesuai
dengan buku besar.
8. Persediaan telah dikurangi apabila nilai realisasi bersih menurun.
9. Perusahaan mempunyai hak atas semua item persediaan yang tercantum.
10. Persediaan tidak dijaminkan sebagai agunan.

f) TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN PENYEJIAN DAN


PENGUNGKAPAN
Tujuan Audit untuk Penyajian dan Pengungkapan (valuation and disclosure).
Tujuan audit ini biasanya mengikuti asersi manajemen dengan meningkatnya
kompleksitas transaksi dan kebutuhan untuk meningkatkan pengungkapan terkait
transaksi-transaksi yang dilakukan. Empat macam tujuan audit terkait penyajian
dan pengungkapan diantaranya keterjadian dan hak serta kewajiban, kelengkapan,
penilaian dan alokasi, klasifikasi dan pemahaman.
Empat Tujuan Audit Penyajian dan Pengungkapan
 Kejadian dan hak kewajiban:
Ungkapan peristiwa dan transaksi yang telah terjadi dan berkaitan dengan
entitas
 Kelengkapan:
Semua pengungkapan yang seharusnya dimasukkan kedalam laporan
keuangan yang telah dimasukkan
 Penggolongan dan kejelasan:
Informasi keuangan telah digolongkan dengan tepat dan pengungkapannya
dinyatakan dengan jelas
 Keakuratan dan penilaian:
Informasi keuangan dan infprmasi lainnya telah diungkapkan secara wajar dan
peda jumlah yang tepat

Hillsburg Hardware Co:


Asersi Manajemen dan
Tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan yang
diterapkan pada wesel bayar
Tujuan Audit
Asersi Manajemen Umum yang Tujuan Audit Khusus yang
Tentang Penyajian Berkaitan dengan Berkaitan dengan Penyajian
dan Pengungkapan Penyajian dan dan Pengungkapan
Pengungkapan
Keter jadian serta Keterjadian serta hak Wesel bayar sebagaimana
hak dan kewajiaban dan kewajiban diuraikan dalam catatan kaki
ada dan merupakan kewajiban
perusahaan
Semua pengungkapan yang
diperlukan yang berkaitan
Kelengkapan Kelengkapan dengan wesel bayar telah
dicatat dalam catatan kaki
laporan keuangan
Pengungkapan catatan kaki
Keakuratan dan Keakuratan dan yang berkaitan dengan wesel
penilaian penilaian bayar sudah akurat

Wesel bayar secara tepat


diklasifikasikan sebagai
kewajiban jangka pendek dan

Klasifikasi dapat Klasifikasi dapat jangka Panjang dan

dipahami dipahami pengungkapan laporan


keuangan yang berkaitan dapat
dipahami.

Berkaitan dengan masalah penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure),


biasanya auditor akan memastikan hal-hal sebagai berikut:
1. Pengklasifikasian (classification). Transaksi dan saldo telah diklasifikasikan
sebagaimana mestinya dalam laporan keuangan
2. Pengungkapan (disclosure). Semua pengungkapan yang dipersyaratkan oleh
GAAP telah tercantum dalam laporan keuangan
g) BAGAIMANA TUJUAN AUDIT TERPENUHI
Auditor harus memperoleh bukti audit yang mencukupi guna mendukung semua
asersi manajemen dalam laporan keuangan. Hal ini dilakukan dengan
mengumpulkan bukti untuk mendukung beberapa kombinasi yang tepat dari tujuan
audit yang berkaitan dengan transaksi dan tujuan audit yang berkaitan dengan
saldo. Hak dan kewajiban merupakan satu-satunya asersi yang berkaitan dengan
saldo tanpa melibatkan asersi yang berkaitan dengan transaksi yang serupa. Tujuan
audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan berhubungan erat
dengan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Auditor sering kali
mempertimbangkan tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan
pengungkapan ketika menetapkan tujuan audit yang berkaitan dengan
saldo.Auditor harus memutuskan tujuan audit yang tepat dan bukti yang
harusdikumpulkan untuk memenuhi tujuan tersebut pada setiap audit. Dengan cara
auditor mengikuti suatu proses audit, yaitu metodologi yang telah didefinisikan
dengan baik untuk untuk menata audit guna memastikan bahwa bukti yang telah
diperoleh sudah mencukupi serta tepat, dan bahwa semua tujuan audit yang
disyaratkan sudah ditetapkan dan dipenuhi
PCAOB Auditing Standard 5 mengharuskan bahwa audit keefektifan
pengendalian internal dipadukan dengan audit atas laporan keuangan. Proses audit
tersebut mempunyai empat fae khusus
Merencanakan dan Merancang Pendekatan Audit ?( Fase I)
Ada banyak cara yang dapat ditempuh auditor untuk mengumpulkan bukti audit
guna memenuhi tujuan audit secara keseluruhan agar dapat memberikan pendapat
atas laporan keuangan. Ada dua pertimbangan utama yang mempengaruhi
pendekatan yang akan digunakan auditor:
1. Bukti audit yang mencukupi harus dikumpulkan agar dapat memenuhi
tanggung jawab professional auditor
2. Biaya pengumpulan bukti audit ini harus ditekan serendah mungkin.
Perhatian atas pengumpulan bukti audit yang cukup dan pengendalian biaya
audit membutuhkan perencanaan penugasan. Rencana ini harus menghasilkan
pendekatan audit yang efektif dengan biaya yang masuk akal. Perencanaan dan
perancangan pendekatan audit ini menjadi tiga aspek kunci agar terhindar dari
salah saji yaitu sbb:
1. Memperoleh pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, Auditor harus
mempunyai pemahaman yang menyeluruh atas bisnis klien dan tentang
strategi dan lingkungan yang terkait, meliputi pengetahuan proses. Auditor
harus mempelajari model bisnis klien, melakukan prosedur analitis, dan
membuat perbandingan dengan pesaing. Auditor juga harus memahami
setiap persyaratan akuntansi yang unik dari industry klien.
2. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian, Menilai
risiko pengendalian adalah proses dimana auditor mengidentifikasi
pengendalian internal keefektifannya. Jika pengendalian internal dianggap
efektif, risiko pengendalian yang ditetapkan dapat dikurangi dan jumlah
bukti audit yang harus dikumpulkan secara signifikan dapat menjadi lebih
sedikit ketimbang pengendalian internal yang tidak memadai dan
mengevaluasi
3. Menilai risiko salah saji yang material, Auditor menggunakan
pemahamannya atas industry klien dan strategi bisnisnya, serta keefektifan
pengendalianinternalnya, untuk menilai risiko salah saji dalam laporan
keuangan. Penilaian ini kemudian akan mempengaruhi rencana dan sifat
audit, penetapan waktu, dan tentang prosedur audit.

Melaksanakan Pengujian Pengendalian Pengujian Substantif atas Transaksi


(Fase II)
Sebelum dapat memutuskan untuk mengurangi penilaiannya atas risiko
pengendalian yang direncanakan apabila pengendalian internal dianggap efektif, yang
pertama dilakukan dengan pengujian pengendalian (test of control) dimanal auditor
harus menguji keefektifan pengendalian tersebut.Pengendalian ini berkaitan secara
langsung dengan keakuratan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi untuk
penjualan. Auditor dapat menguji keefektifan pengendalian ini dengan
membandingkan sampel faktur penjualan terhadap dokumen pengiriman terkait dan
pesanan penjualan dari pesana penjualan pelanggan atau dengan melaksanakan
pengujian atas pengendalian terkomputerisasi terkait dengan proses
Auditor juga mengevahiasi pencatatan transaksi oleh klien-dengan mema jumlah
moneter tramaki itu Proses ini disebut sebagai pengujian atas transaksi (stantive tests
of transactions).

Melakukan Prosedur Analitis dan Pengujian atas Rincian Saldo (Fase III)
Terdapat dua kategori umum dalam prosedur yang dilakukan di fase
ketiga.Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan keterkaitan untuk menilai
apakah saldo akun atau data lain disajikan secara wajar. Menguji rincian saldo
merupakan prosedur khusus yang dimaksudkan untuk menguji salah saji nilai nominal
saldo akun di laporan keuangan.

Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan Laporan Audit (Fase IV)


Setelah auditor menyelesaikan seluruh prosedur untuk masing-masing tujuan audit
dan laporan keuangan serta pengungkapan yang terkait, sangat penting untuk
menggabungkan informasi yang didapatkan untuk mencapai kesimpulan menyeluruh
mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Proses penarikan
kesimpulan ini merupakan hal yang sangat subjektif karena sangat bergantung pada
penilaian professional auditor.
Soal Studi Kasus
Studi kasus di bawah ini adalah contoh situasi yang dapat terjadi terkait dengan
tujuan audit:
Studi Kasus: Audit Keuangan Perusahaan ABC
Perusahaan ABC adalah perusahaan manufaktur yang cukup besar. Mereka
memutuskan untuk melakukan audit keuangan tahunan sebagai bagian dari praktik
bisnis yang baik dan untuk memastikan keakuratan laporan keuangannya. Berikut
adalah beberapa tujuan audit yang mungkin terkait dengan audit keuangan
perusahaan ABC:
1. Memastikan Kepatuhan Hukum dan Peraturan Keuangan:
Salah satu tujuan utama dari audit adalah memastikan bahwa perusahaan ABC
telah mematuhi semua hukum dan peraturan keuangan yang berlaku. Auditor akan
memeriksa apakah perusahaan ini telah mengikuti standar akuntansi yang berlaku
dan telah mengungkapkan semua informasi yang diperlukan dalam laporan keuangan
mereka.
2. Memverifikasi Kepatuhan Internal:
Audit juga akan bertujuan untuk memverifikasi kepatuhan perusahaan terhadap
prosedur internal dan kebijakan yang telah ditetapkan. Auditor akan mengevaluasi
apakah perusahaan telah mengikuti prosedur yang ada untuk memastikan bahwa aset-
aset mereka dilindungi dan data keuangan mereka aman.
3. Menilai Risiko dan Ketidakpastian:
Auditor akan mengidentifikasi dan menilai risiko dan ketidakpastian yang mungkin
memengaruhi perusahaan ABC. Ini bisa termasuk risiko-risiko ekonomi, regulasi,
atau perubahan dalam pasar yang dapat memengaruhi nilai aset atau liabilitas
perusahaan.
4. Memastikan Kualitas Informasi Keuangan:
Audit bertujuan untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan adalah
akurat dan dapat diandalkan. Auditor akan memeriksa metode akuntansi yang
digunakan, estimasi nilai, dan kebijakan pengungkapan yang digunakan perusahaan
untuk memastikan kualitas informasi keuangan.
5. Mendeteksi Kecurangan atau Kesalahan:
Salah satu tujuan terpenting dari audit adalah mendeteksi kecurangan atau
kesalahan dalam laporan keuangan. Auditor akan melakukan audit forensik untuk
mencari tahu apakah ada tanda-tanda kecurangan atau kesalahan yang perlu diselidiki
lebih lanjut.
6. Memberikan Rekomendasi Perbaikan:
Selain mengidentifikasi masalah, auditor juga akan memberikan rekomendasi
perbaikan kepada manajemen perusahaan ABC. Rekomendasi ini dapat membantu
perusahaan untuk meningkatkan proses bisnis dan mengurangi risiko di masa depan.
7. Memberikan Keyakinan kepada Pemegang Saham:
Salah satu tujuan akhir dari audit adalah memberikan keyakinan kepada pemegang
saham bahwa laporan keuangan perusahaan adalah representasi yang adil dari
keadaan keuangan perusahaan. Ini dapat meningkatkan kepercayaan pemegang
saham dan investor dalam perusahaan.
Dalam studi kasus ini, tujuan audit adalah untuk memastikan keakuratan,
integritas, dan kepatuhan perusahaan ABC terhadap berbagai standar dan regulasi
keuangan. Auditor akan bekerja untuk memberikan keyakinan bahwa laporan
keuangan perusahaan dapat diandalkan dan bahwa risiko potensial telah diidentifikasi
dan dievaluasi dengan baik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Audit merupakan suatu proses yang penting dalam memastikan keakuratan dan
kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan suatu entitas
atau organisasi. Tujuan utama dari audit adalah memberikan pendapat independen
terkait dengan kewajaran penyajian laporan keuangan, yang membantu memberikan
keyakinan kepada berbagai pemangku kepentingan seperti pemegang saham, kreditur,
dan pihak terkait lainnya dalam pengambilan keputusan. Selain itu, audit memiliki
tujuan yang berkaitan dengan transaksi, saldo-saldo dalam laporan keuangan, serta
penyajian dan pengungkapan informasi.
Saran:
1. Pentingnya Kepatuhan Terhadap Prinsip Akuntansi: Entitas atau organisasi harus
memastikan bahwa mereka mematuhi prinsip akuntansi yang berlaku umum
dalam penyusunan laporan keuangan. Hal ini akan membantu proses audit
berjalan lebih lancar dan meminimalkan potensi temuan kesalahan atau
ketidaksesuaian.
2. Transparansi dan Pengungkapan Informasi: Untuk memastikan audit berjalan
dengan baik, entitas harus memastikan bahwa mereka memberikan
pengungkapan yang cukup dan relevan dalam laporan keuangan mereka. Hal ini
akan membantu auditor dalam mengevaluasi informasi dengan lebih baik.
3. Kepatuhan Terhadap Prosedur Audit: Entitas juga perlu memahami dan
mengikuti prosedur audit yang telah ditetapkan oleh auditor independen.
Kerjasama yang baik antara entitas dan auditor dapat mempercepat proses audit
dan mengurangi potensi ketidaksepakatan.
4. Penggunaan Hasil Audit: Hasil audit harus digunakan secara bijak oleh
pemangku kepentingan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. Hasil audit
dapat membantu dalam mengidentifikasi masalah potensial dan mencari solusi
yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, A., Elder, R. & Beasley, M. (2014). Auditing dan Jasa Assurance.
Penerbit Erlangga.
Arens, Alvin A, Elder, Randal J., Beasley, Mark S. (2008). Audting and
Assurance Service, Integrated Approach (12th ed). Prentice Hall: Pearson Education,
Inc.
Bayangkara, IBK. (2008). Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi.
Jakarta: Salemba Empat.
Binus University School Of Accounting. (2015, Sep 23). Asersi-Asersi Dalam
Audit Laporan Keuangan. [diakses 19 September 2023] Asersi asersi Dalam Audit
Laporan Keuangan - Accounting (binus.ac.id).
Mohammadi Fahmi Rijal. (2022). "Audit Laporan Keuangan Tahapan dan
Dokumen Persyaratan". diakses 19 September 2023.
Mohammadi Fahmi Rijal. (2022). "17 Tahapan Siklus Akuntansi yang Perlu
Anda Dipahami". diakses 19 September 2023, 11 Tahap Siklus Akuntansi yang Perlu
Anda Dipahami (jurnal id).
Rahman, Fatahul. (2011). Peran Manajemen dan Tanggung Jawab Auditor
dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan.
riandy, novita. (2013). Tujuan dan tanggung jawab audit. Retrieved from
ariandy.wordpress.com.

Anda mungkin juga menyukai