Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Macam Macan Kalimat

Dosen Pengampu :

Ustadz Muhammad Zaky Sya'bani S.Pd.I., M.Pd.

Disusun Oleh :

Dicky Ramadhan (22212044)

Yauman Syauki (22212048)

STIT DARUL FATTAH

Prodi Pendidikan Agama Islam

Tahun ajaran 2022-2023

JL. Kopi No. 23 A, Gedong Meneng, kec Rajabasa,Kota Bandar Lampung,

lampung 35145
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wata’ala karena dengan
nikmat dan karuniaNya serta kasih sayang Nya yang selalu dicurahkan sehingga makalah ini

yang berjudul “Macam Macam Kalimat” dapat kami selesaikan dan semoga kedepannya
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua aamiin. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada nabi kita suri tauladan bagi kita yakni Rosulullah Muhammad SAW.

Bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, karena itu dalam kesempatan kali ini kami ingin menghaturkan rasa hormat
dan terima kasih kami kepada orang tua kami yang telah berkontribusi terhadap kelancaran
pembuatan makalah ini. Kemudian tentunya kepada dosen-dosen kami terkhusus Bapak Dr.
Imam Wahyudi, M.Pd.I. selaku pengampu dalam pembuatan makalah ini, dan kepada semua
pihak yang telah berkontribusi terhadap kelancaran pembuatan makalah ini.

Demikian makalah ini kami buat, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Maka dari itu apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini kami
mohon maaf dan kami dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun.

Bandar Lampung 26 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................
1.3 Tujuan Masalah......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Macam Macam kalimat........................................................................
2.2 Contoh kalimat ......................................................................................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH


Struktur bahasa Arab dalam bentuk Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi’liyah
memiliki dilalah (makna) yang dapat dipahami melalui pengenalan pola struktur dari
masing-masing kalimat tersebut. Struktur kalimat Ismiyah (kalimat yang
menggunakan kata benda) misalnya yang terdiri dari mubtada’ dan khabar
menunjukkan makna Tsubut (tetap) dan Istimrar (terus menerus). Sedangkan Jumlah
Fi’liyah (kalimat yang menggunakan kata kerja) yang terdiri dari fi’il, fail dan
keterangan ( jar majrur atau zharaf ) atau terdiri dari fi’il, fail dan maf’ul.
menunjukkan makna Tajaddud (baru) dan Huduts (temporal)4 . Dalam hal ini tidak
terkecuali bahasa Alqur’an. Oleh karena itu kajian terhadap kedua bentuk kalimat itu
amat penting sebab pemahaman masing-masing berbeda secara mendasar, bahkan
antara kata kerja lampau (fi’il madhi) dan kata kerja masa kini (fi’il mudhari’) pun
mengandung pemahaman yang jauh berbeda. Meskipun keduanya sama-sama
berkonotasi tajaddud namun maknanya berbeda. Kata kerja masa lampau misalnya,
menunjukkan kepada peristiwa yang terjadi pada masa lampau; sedangkan kata kerja
masa kini menunjuk kepada peristiwa yang terjadi secara berulang-ulang.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1 . Apa itu Jumlah ismiyah Dan Fi’liyah
2 .Apa saja contoh jumlah ismiyah Dan Fi’liyah
3 . Apa itu kaidah ismiyah Dan Fi’liyah

1.3. TUJUAN MASALAH


1. Mengetahui jumlah ismiyah Dan Fi’liyah
2. Mengetahui contoh ismiyah Dan Fi’liyah
3. Mengetahui kaidah ismiyah Dan Fi’liyah
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Jumlah Ismiyah dan Fi’liyah

Jumlah Ismiyah adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan isim (kata benda).
Jumlah ismiyah juga dapat diartikan sebagai susunan kalimat yang terdiri dari mubtada’ dan
khabar. Mubtada’ adalah subyek pada jumlah ismiyah dan terletak diawal jumlah. Sifat dari
mubtada' adalah harus berupa isim ma'rifat. Khobar adalah isim yang berfungsi untuk
Kaidah-kaidah dalam Jumlah Ismiyah
Dalam Jumlah ismiyah terdapat kaidah-kaidah yang
pembahasannya sangat panjang dan mendetail. Kaidah-kaidah tersebut adalah :
a. Dibaca rofa’
Tanda Rofa’ pada isim adalah dhommah, wawu, alif, dan nun
Contoh: ‫ = الَبْيُت َصِغ ْيٌر‬rumah itu kecil
b. Mubtada’ harus berupa Isim Ma’rifat.
Yang di maksud Isim Ma’rifat adalah Isim yang sudah jelas maknanya.
c. Khobar berupa isim nakiroh.
Isim nakiroh adalah isim yang maknanya tidak jelas atau masih umum. Tanda isim nakiroh
adalah adanya tanwin.
Contoh: ‫ = الِباَل َط َنِظ ْيٌف‬lantai itu bersih

Jumlah fi’liyah (kalimat verbal) adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan fi’il (kata
kerja). Jumlah ismiyah juga dapat diartikan sebagai susunan kalimat yang terdiri
dari fi’il (kata kerja) dan fa’il (pelaku).
Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang terjadi pada
suatu masa atau waktu tertentu (lampau, sekarang dan yang akan datang). Fa’il (subjek)
adalah isim yang terletak setelah fi’il dan berfungsi sebagai pelaku kata kerja tersebut.
Apabila fa’il berbentuk muannas, maka fi’il juga harus muannas. Begitu juga apabila
berbentuk musanna (ganda) ataupun jamak (banyak), maka fi’il harus tetap mufrod (tunggal).
Kaidah Fi’il dan Fa’il dalam Jumlah Fi’liyah
Kaidah-kaidahnya terdiri dari fi’il dan fa’il yang terkadang membutuhkan maf’ul yang
disebut sebagai fi’il muta’addi dan terkadang pula tidak membutuhkan yang disebut sebagai
fi’il laazim karena maf’ul bukanlah syarat mutlak terbentuknya jumlah fi’liyah. Juga terdiri
dari fi’il dan naibul fa’il, fi’ilnya dinamakan sebagai fi’il majhul.
2.2.Contoh kalimat ismiyah dan fi’liyah

NO Jumlah ismiyah Jumlah fi’liyah arti


1 ‫َاْلُم َدِّرُس َد َّرَس الَّتَالِمْيَذ‬ ‫َد َّرَس اْلُم َدِّرُس الَّتَالِمْيَذ‬ Seorang guru mengajar
murid-murid
2 ‫َاْلُم َد ِّرَس اِن َد َّرَس ا الَّتَالِمْيَذ‬ ‫َد َّرَس اْلُم َد ِّرَس اِن الَّتَالِمْيَذ‬ Dua orang guru mengajar
murid-murid
3 ‫َاْلُم َدِّر ُسوَن َدَّرُس وا الَّتَالِمْيَذ‬ ‫َد َّرَس اْلُم َدِّرُسوَن الَّتَالِمْيَذ‬ Beberapa orang guru
mengajar murid- murid
4 ‫َاْلُم َدِّر سُة َد َّرَس ْت الَّتَالِمْيَذ‬ ‫َد َّرَس ت َاْلُم َد ِّرَس ًُة الَّتَالِمْيَذ‬ Seorang guru (pr) mengajar
murid-murid
5 ‫َاْلُم َد ِّرَس َتاِن َد َّرَس َتا الَّتَالِمْيَذ‬ ‫َد َّرَس ت اْلُم َد ِّرَس َتاِن الَّتَالِمْيَذ‬ Dua orang guru(pr)
mengajar murid-murid
6 ‫َاْلُم َد ِّرَس اُت َدَّرْسَن الَّتَالِمْيَذ‬ ‫َد َّرَس ت اْلُم َد ِّرَس اُت الَّتَالِمْيَذ‬ Beberapa orang guru(pr)
mengajar murid- murid
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Jumlah Ismiyah adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan isim (kata benda). Jumlah
ismiyah juga dapat diartikan sebagai susunan kalimat yang terdiri dari mubtada’ dan khabar.
2. Mubtada’ adalah subyek pada jumlah ismiyah dan terletak diawal jumlah. Sifat dari
mubtada' adalah harus berupa isim ma'rifat
3. Khobar adalah isim yang berfungsi untuk melengkapi mubtada’ agar menjadi kalimat
yang sempurna.
4. Jumlah fi’liyah (kalimat verbal) adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan fi’il (kata
kerja). Jumlah ismiyah juga dapat diartikan sebagai susunan kalimat yang terdiri
dari fi’il (kata kerja) dan fa’il (pelaku).
5. Kaidah-kaidahnya terdiri dari fi’il dan fa’il, berikut adalah beberapa ketentuan
mengenai fi’il dan fa’il : Fa’il wajib berkedudukan setelah fi’il, Fi’il wajib Ifrod meskipun
fa’ilnya, Fi’il wajib dimu’anaskan jika fa’ilnya Mu’annas hakiki.

B. Saran
Setelah mempelajari teori tentang Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi’liyah, diharapkan
kepada para pembaca agar mengetahui secara teoritis tentang Jumlah Ismiyah dan Jumlah
Fi’liyyah, dan mampu menerapkan dikalangan masyarakat, atau dimanapun kita berada.
Disarankan pula kepada para pembaca agar terus menerus mempelajari ilmu-ilmu
dalam menggunakan bahasa arab, karena Umar bin Khattab Radhiyallohu ‘Anhu pernah
berkata: “Belajarlah bahasa Arab, karena sesungguhnya bahasa Arab itu adalah bagian dari
agama kalian”. Selain itu, Imam Syafi’i pernah berkata : “Wajib bagi setiap muslim
mempelajari bahasa Arab dengan mengerahkan kemampuannya, hingga ia dapat bersyahadat
dengannya, dapat membaca al-Qur’an dengannya, dapat mengucapkan dzikir-dzikir yang
diwajibkan baginya (dalam shalat) berupa takbir, tasbih, tasyahud dan lain-lainnya.”
DAFTAR PUSTAKA

http://arabiasamawa.blogspot.co.id/2013/01/jumlah-filiyah.html
http://ilmislam.blogspot.co.id/2010/10/tata-bahasa-arab-1-jumlah-ismiyah.html
http://pgmickudus.blogspot.co.id/2013/12/makalah-jumlah-fi.html
http://firdanizha.blogspot.co.id/2015/05/jumlah-filiyah.html
http://sulufiyyah.blogspot.co.id/2009/11/mubtada-dan-khobar.html
http://huda-hudaazizahcaem.blogspot.co.id/2012/05/jumlah-ismiyah-dan-jumlah-filiyah.html
http://islamiceducation001.blogspot.co.id/2015/09/jumlah-dalam-bahasa-arab.html
http://annisa-mardhotilla.blogspot.co.id/2012/02/bahasa-arab-fiil.html

Anda mungkin juga menyukai