Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ULFIA RAMLI

NIM : A61123716
PRODI : MATEMATIKA

TOPIK 1 MENGENAL PESERTA DIDIK


01.02.3-T1-4 RUANG KOLABORASI

1. Kasus I
Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda
hendak menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-
rata (mean). Untuk memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda
mencoba untuk membuat urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta
didik agar dapat mencari nilai rata-rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada
peserta didik untuk mengerjakan soal yang Anda berikan. Hasilnya, peserta didik
mampu mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah yang telah Anda siapkan.
Beberapa saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik untuk mengulangi soal
yang sama tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik mampu
mengerjakannya dengan benar.
a. Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan
baik pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?
Jawab :
Yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik pada
percobaan kedua tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal yaitu :
1) Pada awal pemberian soal pertama peserta didik telah memahami penjelasan
pengerjaan dengan membuat urutan atau langkah-langkah penyelesaian
dengan benar. Sehingga pada percobaan kedua diberikan soal yang sama
sekalipun penyelesaiannya tidak sesuai dengan urutan pengerjaan soal namun
mampu dikerjakan dengan pembiasaan sudah biasa terlatih.
2) Peserta didik menggunakan metode penghafalan, karena pada contoh kasus
dijelaskan bahwa soal yang diberikan oleh guru adalah soal yang sama.
Sehingga tidak menutup kemungkinan peserta dapat mengerjakan dengan
benar karena telah menghafal jawaban dari contoh yang diberikan sebelumnya.
b. Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di atas
dapat diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang
berkaitan.

Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya


1
NAMA : ULFIA RAMLI
NIM : A61123716
PRODI : MATEMATIKA

Jawab :
kegiatan belajar yang diterapkan dalam kasus pertama adalah metode latihan soal
dan penugasan. Hal ini berdasar Teori Belajar Behavioristik yang berfungsi sebagai
dasar penguatan terhadap impelementasi metode belajar diatas. Berkaitan dengan
teori behavioristik bahwa perubahan perilaku peserta didik disebabkan oleh
adanya interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus tersebut berupa lingkungan
belajar peserta didik, baik bersifat internal maupun eksternal, sedangkan respon
merupakan reaksi fisik terhadap rangsangan/stimulus yang diterima tersebut.
Stimulus yang diberikan berupa latihan dan pengulangan pada langkah-langkah
penyelesaian soal. Sehingga diharapkan respon peserta didik mampu memahami
langkah-langkah menyelesaikan soal tanpa melihat contoh yang diberikan
sebelumnya.

2. Kasus II
Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa
berhitung dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu
setiap peserta didik menyelesaikan tantang belajarnya.
a. Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya
sesuai dengan tahapan perkembangan usia?
Jawab :
Berdasarkan kasus ini yang dapat dilakukan Rina untuk membantu peserta
didiknya, yaitu :
1) Dengan menciptakan metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan
yaitu belajar sambil bermain. Misal mengajak peserta didik berhitung sambil
bernyanyi.
2) Dapat menggunakan alat peraga yang dapat membuat peserta didik mudah
memahami konsep berhitung dengan memberikan latihan berulang yang
berkaitan dengan kehidupan seharihari. Misal menggunakan metode
penjumlahan maupun pengurangan, dapat diberikan contoh dengan
memperlihatkan satu pisang ditambah satu pisang menghasilkan dua pisang
maupun sebaliknya.

Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya


2
NAMA : ULFIA RAMLI
NIM : A61123716
PRODI : MATEMATIKA

b. Mengapa kamu menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan


menyertakan teori yang berkaitan.
Jawab :
Karena disarankan melakukan hal tersebut dengan melihat dari karakteristik
peserta didik yang duduk di kelas 1 SD berada rentang usia 6 – 8 tahun (Tahap
Praoperasional menuju ke Tahap Operasional Konkrit). Pada masa ini, individu
sudah mulai tertarik dengan lingkungan sekolah. Yang mana peserta didik senang
akan hal-hal menyenangkan semisal belajar sambil bermain. Sehingga sebagai guru,
Rina dituntut untuk dapat menyesuaikan dengan karakter yang dimiliki peserta
didiknya dengan baik.

3. Kasus III
Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali. Ia
mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan materi teks
deskripsi pada peserta didiknya. Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat
mengajar, terdapat beberapa contoh teks deskripsi menceritakan tentang bangunan-
bangunan pencakar langit yang ada di Ibu Kota. Dengan memperhatikan latar belakang
setiap peserta didiknya, Made pun mencoba untuk memberikan contoh berbeda. Ia
memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan khas di Bali.
a. Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai? Mengapa
demikian?
Jawab :
Berdasarkan pertimbangan dan keputusan yang diambil Made sudah sesuai
sekalipun diberikan contoh yang berbeda namun dapat mendeskripsikan teks
sesuai dengan sosial-budaya di daerahnya. Karena Made memulai dengan
memperhatikan dan memperkenalkan lingkungan belajar peserta didiknya agar
lebih mudah memberikan pemahaman sesuai dengan apa yang dilihat dan ada
disekitarnya. Made dapat mendeskripsikan teks pada buku cetak sesuai dengan
contoh konkrit yang ada dilingkungannya yaitu pantai dan makanan khas di Bali.

Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya


3
NAMA : ULFIA RAMLI
NIM : A61123716
PRODI : MATEMATIKA

b. Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban Anda
dengan menyertakan teori yang berkaitan.
Jawab :
Prinsip yang made gunakan dalam kasus tersebut menggunakan prinsip
pembelajaran budaya atau kultural dimana made memilih contoh soal yang
berkaitan dengan lingkungan peserta didik yaitu seperti contoh budaya di Bali. Agar
peserta didik lebih mudah memahami, dengan melihat contoh yang familiar
dilingkungannya. Teori yang berkaitan dengan kasus ini yaitu teori konstruktivisme
dimana menurut Vygotsky, belajar adalah sebuah proses melibatkan dua elemen
penting salah satunya proses secara psikososial sebagai proses yang lebih tinggi
dan esensinya berkaitan dengan lingkungan sosial budaya. Metode pembelajaran
yang digunakan Made juga merupakan pembelajaran berdiferensiasi. Dalam hal ini
diferensiasi lingkungan, yang mana Made menyesuaikan materi pembelajaran yang
akan diberikan dengan memperhatikan latar belakang setiap peserta didiknya

Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya


4

Anda mungkin juga menyukai