Puji syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
untuk mata kuliah Sistem Transportasi yang berjudul “Analisis Interaksi Pergerakan Sistem
Transportasi Jalan Soekarno Hatta Kelurahan Batu Ampar, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota
Balikpapan” dengan tepat waktu.
Pada kesempatan ini, kami selaku tim penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Sistem Transportasi yaitu Bapak Dr. Eng. Ir. Arief
Hidayat, ST., MSP, Ibu Dwiana Novianti Tufail, S.T., M.T, dan Bapak Rizky Arif Nugroho, S.T.,
M.T. atas bimbingannya selama pengerjaan laporan ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu serta memberikan dukungan dalam penyusunan data
pada laporan ini. Harapan kami semoga informasi dan materi yang ada dalam laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun penggunaan
kata pada laporan ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak
agar kedepannya kami mampu menyusun laporan menjadi lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penyusunan laporan sistem transportasi pada Kelurahan Batu Ampar
Kota Balikpapan sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi komponen sistem transportasi pada wilayah Kelurahan Batu Ampar.
2. Mengidentifikasi kondisi pergerakan jalan pada wilayah Kelurahan Batu Ampar.
3. Mengidentifikasi permasalahan sarana prasarana transportasi dan sistem pergerakan yang
ada di Kelurahan Batu Ampar.
Berikut ini adalah persyaratan teknik jalan pada fungsi jalan yang terdapat di sistem
jaringan jalan primer dan jalan sekunder.
Persyaratan
Jalan GSB
Perkerasa Bahu Jalan Pedestrian Trotoar Damaja Damija Dawasja Ket.
Perumahan Min. (m)
n (m) (m) (m) (m) (m) (m) Min. (m)
Lokal 3.0-7.0 1.5-2.0 1.5 (pejalan 0.5 10.0-12.0 13.0 4.0 10.5 …
Sekunder I (mobil- (darurat kaki, vegetasi,
motor) parkir) penyandang
cacat roda)
Lokal 3.0-6.0 1.0-1.5 1.5 (pejalan 0.5 10.0-12.0 12.0 4.0 10.0 …
Sekunder II (mobil- (darurat kaki, vegetasi,
motor) parkir) penyandang
cacat roda)
Lokal 3.0 (mobil- 0.5 (darurat 1.2 (pejalan 0.5 8.0 8.0 3.0 7.0 Khusus
Sekunder III motor) parkir) kaki, vegetasi, Pejalan Kaki
penyandang
cacat roda)
Lingkungan 1.2 (pejalan 0.5 … 0.5 3.2 4.0 2.0 4.0 Khusus
II kaki, Pejalan Kaki
penjual
dorong)
Jangkauan (Wilayah
Pelayanan)
No. Moda Transportasi
Hierarki Batas Alat Transportasi
Wilayah Administrasi
Moda transportasi
Mobil, sepeda, sepeda
lokal atau moda
1 Lokal Desa - Kota motor, bus, kereta api,
transportasi desa
dll
dan kota
Moda transportasi
regional atau Bus kecil/sedang/besar,
2 Regional Provinsi moda transportasi truk sedang/besar,
antar kota dalam kereta api, dll
provinsi (AKDP)
Moda transportasi
Nasional atau Bus kecil/sedang/besar,
3 Nasional Antar Provinsi moda transportasi truk sedang/besar,
antar provinsi kereta api, dll
(AKAP)
Moda transportasi
Internasional atau Bus besar, truk besar,
4 Internasional Antar Negara
mda transportasi kereta api, dll
lintas negara
Menurut Putranto (2016), Arus atau Volume (V) pada lalu lintas adalah jumlah
kendaraan dalam satuan mobil penumpang (SMP) yang melalui suatu potongan melintang
jalan dalam satuan waktu tertentu. Arus memiliki satuan kendaraan SMP dibagi dengan
waktu. Berikut ini adalah perbedaan antara arus dengan volume.
Arus Volume
Lalu Lintas Lalu Lintas
Diukur pada waktu yang pendek Diukur pada waktu yang pendek
Membedakan arah Tidak membedakan arah
KS Bus dan truk 2 sumbu, dengan panjang tidak Bus kota dan truk sedang
lebih dari atau sama dengan 12.0 meter.
KB Truk dengan jumlah sumbu sama dengan Bus kota dan truk
atau lebih dari 3 dengan panjang lebih 12.0 kombinasi (truk gandengan
meter. dan truk tempelan)
Sumber: PKJI-2014
Nilai arus lalu lintas (Q) mencerminkan komposisi lalu lintas, dengan menyatakan
arus dalam satuan mobil penumpang (SMP). Semua ini arus lalu lintas (per arah dan total)
diubah menjadi satuan penumpang (SMP) dengan menggunakan Ekivalensi Mobil
Penumpang (EMP). Ekivalensi Mobil Penumpang (EMP) untuk masing-masing tipe
kendaraan tergantung pada tipe jalan dan arus lalu lintas total yang dinyatakan dalam
(kend/jam). Berikut ini adalah tabel ekivalensi kendaraan penumpang untuk jalan
perkotaan terbagi dan tak terbagi.
EMP
Tipe Jalan: Jalan Satu Arah Perlajur
dan Jalan Terbagi (kend/jam)
HV MC
Tabel 2.8 Ekivalensi Kendaraan Penumpang Untuk Jalan Perkotaan Tak Terbagi
EMP
Arus Lalu Lintas 2
MC
Arah
Tipe Jalan: Jalan
(kendaraan/jam)
Tak Terbagi Lebar Jalur Lalu Lintas
HV
WC (m)
Kapasitas Dasar
Type Jalan/Type Alinyemen Catatan
(SMP/jam)
Datar 1900
Gunung 1600
Datar 3100
2.6.3 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw)
Faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu lintas (FCw) merupakan faktor
penyesuaian untuk kapasitas dasar dari akibat lebar jalan. Faktor ini ditentukan dengan
berdasar pada lebar jalur lalu lintas efektif (Wc) yang dapat diperoleh dari tabel berikut.
Tabel 2.12 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw)
Pemisahan arah SP
50-50 55-45 60-40 65-35 70-30
%-%
Tingkat Rasio
Karakteristik
Pelayanan (Q/C)
B 0.60 < Q/C < 0.70 Arus stabil, kecepatan sedikit terbatas oleh lalu
lintas, pengemudi masih dapat bebas dalam
memilih kecepatannya.
C 0.70 < Q/C < 0.80 Arus stabil, kecepatan dapat dikontrol oleh lalu
lintas.
D 0.80 < Q/C < 0.90 Arus mulai tidak stabil, kecepatan rendah dan
berbeda-beda, volume mendekati kapasitas
E 0.90 < Q/C < 1 Arus tidak stabil, kecepatan rendah dan
berbeda-beda, volume mendekati kapasitas
Adapun lokasi yang menjadi kajian studi ini yaitu Jalan Soekarno Hatta. Pada lokasi di
kawasan studi yang diambil, lokasi studi terletak pada sepanjang ruas jalan Soekarno Hatta,
Kelurahan Batu Ampar, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan. Kawasan lokasi studi
merupakan kawasan yang termasuk ke dalam wilayah secara administratif, dikarenakan
penggunaan lahan pada kawasan tersebut diperuntukkan untuk kegiatan perdagangan dan jasa.
Jalan Soekarno Hatta merupakan jenis jalan arteri sekunder. Berikut ini merupakan batas ruas jalan
lokasi segmen jalan Soekarno Hatta.
Sebelah Utara : Jalan Subulussalam (Jalan Lokal Sekunder)
Sebelah Selatan : Jalan Pattimura (Jalan Kolektor Sekunder)
Sebelah Barat : Jalan Abdul Wahab Syahranie (Jalan Kolektor Sekunder)
Sebelah Timur : Jalan MT Haryono (Jalan Arteri Sekunder)
Gambar 4.1 Peta Jaringan Jalan Kelurahan Batu Ampar
Sumber: Penulis, 2022
4.2 Guna Lahan dan Pusat Aktivitas
SMAN 6
Balikpapan
SDN 020
Balikpapan Utara
5 Alat isyarat lalu lintas Alat isyarat lalu lintas pada jalan
Soekarno Hatta cukup lengkap
namun dalam kondisi kurang
baik karena tidak semuanya
berfungsi
06.00 07.00 933 235 88 1256 15.00 16.00 2232 675 82 2989
07.00 08.00 1675 481 180 2336 16.00 17.00 2398 669 95 3162
08.00 09.00 2125 552 121 2798 17.00 18.00 2761 558 72 3391
09.00 10.00 1773 600 159 2532 18.00 19.00 1581 356 51 1988
10.00 11.00 1697 629 142 2468 19.00 20.00 1625 319 32 1976
11.00 12.00 1589 647 98 2334 20.00 21.00 1578 356 69 2003
12.00 13.00 2356 613 76 3045 21.00 22.00 1574 314 77 1965
Jenis Kendaraan Jenis Kendaraan
Periode Periode
MC LV HV Total MC LV HV Total
13.00 14.00 3213 478 59 3750 22.00 23.00 1232 271 81 1584
14.00 15.00 2019 529 72 2620 23.00 00.00 722 188 62 972
Berdasarkan perhitungan jumlah kendaraan (unit) arah ke platinum pada Kelurahan Batu
Ampar titik tertinggi seluruh jenis kendaraan berada di waktu 13.00 - 14.00. Berikut ini adalah
bentuk gambar grafik volume lalu lintas arah platinum.
Gambar 4.5 Grafik Volume Lalu Lintas Arah Platinum tiap 1 jam
Sumber: Penulis, 2022
Tabel 4.5 Volume Lalu Lintas Arah Kopi Rumah Mantan (KRM)
06.00 07.00 678 216 95 989 15.00 16.00 1966 633 120 2719
Jenis Kendaraan Jenis Kendaraan
Periode Periode
MC LV HV Total MC LV HV Total
07.00 08.00 1547 349 159 2055 16.00 17.00 2089 678 102 2869
08.00 09.00 1923 556 111 2590 17.00 18.00 3521 646 98 4265
09.00 10.00 1835 492 134 2461 18.00 19.00 1639 370 41 2050
10.00 11.00 1584 435 118 2137 19.00 20.00 2022 479 58 2559
11.00 12.00 1342 513 123 1978 20.00 21.00 1882 583 62 2527
12.00 13.00 2688 613 130 3431 21.00 22.00 1354 341 60 1755
13.00 14.00 2127 478 101 2706 22.00 23.00 1109 224 88 1421
14.00 15.00 1175 424 111 1710 23.00 00.00 965 216 45 1226
Berdasarkan perhitungan jumlah kendaraan (unit) arah ke KRM pada Kelurahan Batu
Ampar titik tertinggi seluruh jenis kendaraan berada di waktu 17.00 - 18.00 dikarenakan diwaktu
tersebut merupakan jam pulang bagi para pekerja atau pegawai negeri sipil dan juga anak
sekolahan. Berikut bentuk gambar grafik volume lalu lintas arah KRM sebagai berikut :
Gambar 4.6 Grafik Volume Lalu Lintas Arah KRM tiap 1 jam
Sumber: Penulis, 2022
BAB V
ANALISIS
Dimana:
C = Kapasitas (smp/jam)
C₀ = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = Faktor penyesuaian lebar jalur lalu-lintas
FCsp = Faktor penyesuaian pemisahan arah
FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping
FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota
Setelah kapasitas dasar dan semua faktor penyesuaian yang diperlukan untuk
perhitungan kapasitas jalan diketahui, maka dapat dilakukan perhitungan menggunakan
persamaan berikut.
𝐶 = 𝐶₀ 𝑥 𝐹𝐶𝑤 𝑥 𝐹𝐶𝑠𝑝 𝑥 𝐹𝐶𝑠𝑓 𝑥 𝐹𝐶𝑐𝑠
𝐶 = 2.900 𝑥 1,29 𝑥 1 𝑥 0,82 𝑥 0,94
𝐶 = 2.883,56
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka kapasitas Jalan Soekarno Hatta di
wilayah studi sebesar 2.883,56 atau dapat dibulatkan menjadi 2.884.
5.1.3 Analisis Volume Lalu Lintas
Volume lalu lintas merupakan banyaknya jumlah kendaraan yang melewati suatu
titik tertentu pada suatu ruas jalan yang dinyatakan pada satuan waktu tertentu. Analisis
volume lalu lintas dapat digunakan untuk mengetahui kinerja ruas jalan dan tingkat
pelayanan.
Jalan Soekarno-Hatta merupakan tipe jalan dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD),
berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997, nilai ekivalensi mobil penumpang
(EMP) pada tipe jalan 2/2 UD dapat dilihat pada tabel berikut.
EMP
MC
Arus Lalu Lintas 2
Tipe Jalan: Jalan
Arah
Tak Terbagi
(kendaraan/jam) Lebar Jalur Lalu Lintas
HV
WC (m)
<6m >6m
Berdasarkan tabel tersebut, nilai satuan mobil penumpang (SMP) dapat dihitung
dengan menggunakan data arus lalu lintas (kend/jam) yang dikalikan dengan EMP masing-
masing jenis kendaraannya. Berikut merupakan tabel contoh perhitungan SMP yang
menggunakan data arus lalu lintas pada periode 12.00-13.00.
LV 1226 1 1226
Periode Q (smp/jam)
06.00-07.00 1073.35
07.00-08.00 2042.3
08.00-09.00 2398.4
09.00-10.00 2345.6
10.00-11.00 2196.25
Periode Q (smp/jam)
11.00-12.00 2157.95
12.00-13.00 2734.2
13.00-14.00 2483
14.00-15.00 1971.1
15.00-16.00 2277.9
16.00-17.00 2569.65
17.00-18.00 2579
18.00-19.00 1690.4
19.00-20.00 1708.25
20.00-21.00 1826.2
21.00-22.00 1884.9
22.00-23.00 1537.55
23.00-00.00 1006.65
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa derajat kejenuhan tertinggi
berada pada pukul 12.00-13.00, dimana derajat kejenuhannya sebesar 0,95. Sedangkan
derajat kejenuhan terendah berada pada pukul 23.00-00.00, dimana derajat kejenuhannya
sebesar 0,35.
Setelah derajat kejenuhan diketahui, kemudian derajat kejenuhan tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi 6 kategori tingkat pelayanan. Adapun hasil identifikasi tingkat
pelayanan berdasarkan derajat kejenuhan dapat dilihat pada tabel berikut.
06.00-07.00 0.37 B
07.00-08.00 0.71 C
08.00-09.00 0.83 D
09.00-10.00 0.81 D
10.00-11.00 0.76 D
11.00-12.00 0.75 D
12.00-13.00 0.95 E
13.00-14.00 0.86 E
14.00-15.00 0.68 C
15.00-16.00 0.79 D
16.00-17.00 0.89 E
17.00-18.00 0.89 E
18.00-19.00 0.59 C
19.00-20.00 0.59 C
20.00-21.00 0.63 C
21.00-22.00 0.65 C
22.00-23.00 0.53 C
23.00-00.00 0.35 B
Rata-rata 0.70 C
Sumber: Penulis, 2022
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa tingkat pelayanan tertinggi berada pada
periode 06.00-07.00 dan 23.00-00.00, dengan tingkat pelayanan B, dimana arus lalu lintas
stabil; tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas, serta pengemudi
memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih kecepatan. Lalu, untuk tingkat pelayanan
terendah berada pada periode 12.00-13.00; 13.00-14.00; 16.00-17.00; dan 17.00-18.00
dengan tingkat pelayanan E, dimana volume lalu lintas mendekati/berada pada kapasitas,
arus tidak stabil, dan kecepatan terkadang terhenti. Adapun tingkat pelayanan rata-rata
sebesar 0,70, sehingga teridentifikasi sebagai tingkat pelayanan C, dimana arus lalu lintas
stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan, serta pengemudi dibatasi dalam
memilih kecepatan.
5.2 Peta Masalah Lalu Lintas
Berikut merupakan peta permasalahan lalu lintas yang terdapat di Kelurahan Batu Ampar, Kecamatan Balikpapan Utara.
5.3.1 Potensi
Didapatkan potensi transportasi setelah dilakukan survei primer pada di wilayah
studi. Pada wilayah studi memiliki jenis jalan sekunder yang menghubungkan antara Kota
Balikpapan dan Kota Samarinda. Pada wilayah studi juga didapatkan simpul transportasi
yaitu berupa terminal bis dan terminal angkot. Adanya simpul tersebut mempermudah
pergerakan masyarakat untuk bepergian, baik dalam kota maupun antarkota.
5.3.2 Permasalahan
Terdapat permasalahan transportasi setelah dilakukan survei primer pada wilayah
studi yaitu tidak memiliki parking on street. Banyaknya kendaraan yang terparkir di badan
jalan mengakibatkan terhambatnya laju kendaraan sehingga menimbulkan kemacetan di
periode waktu tertentu. Kendaraan yang sering terparkir pada badan jalan tidak hanya
kendaraan pribadi, melainkan angkutan umum seperti angkot dan bis antar kota. Pada
wilayah studi terdapat dua lampu lalu lintas yang tidak aktif , sehingga dapat menyebabkan
terhambatnya arus kendaran.
Pada wilayah studi tidak ditemukan fasilitas pejalan kaki, tidak adanya fasilitas
tersebut membuat para pejalan kaki menggunakan bahu jalan. Hal tersebut dapat
mengancam keselamatan pengguna jalan, baik pengendara maupun pejalan kaki.
BAB VI
KESIMPULAN
6.2 Rekomendasi
Adapun beberapa rekomendasi untuk mengurangi permasalahan transportasi yang ada di
Jalan Soekarno Hatta sebagai berikut.
1. Pengalihan Moda Transportasi
Untuk mengurangi padatnya transportasi yang memenuhi volume lalu lintas, salah satu
rekomendasi yang bisa dilakukan adalah pemilihan moda transportasi dari kendaraan
pribadi menjadi angkutan umum dengan begitu kepadatan volume arus lalu lintas pada
jalan dapat berkurang.
2. Penataan masalah tempat parkir di sekitar pusat kegiatan
Dengan penataan tempat parkir dan penyediaan yang lebih banyak seperti pelebaran untuk
ruang parkir dapat memudahkan arus lalu lintas transportasi agar tidak adanya antrian
kendaraan dan tidak menyebabkan gangguan samping terhadap kendaraan di jalan.
3. Penerapan Pajak Tinggi Kendaraan
Dengan tingginya jumlah transportasi maka penerapan ini tentunya bisa dilaksanakan
untuk menahan dan mengurangi masyarakat terhadap kendaraan pribadi sehingga pemilik
dan pembeli kendaraan pribadi hanya masyarakat dengan ekonomi berpendapatan tinggi.
4. Peningkatan Pengelolaan Lalu Lintas
Dengan meningkatkan dan memperhatikan kinerja rambu, marka jalan dan fasilitas
pendukung lainnya serta kebijakan dalam lalu lintas, seperti traffic light tentunya sangat
memberi pengaruh terhadap arus transportasi dan sebaliknya kinerja lalu lintas yang tidak
sesuai dengan kondisi sangat mengganggu arus transportasi.
DAFTAR PUSTAKA
Trem Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.
BPS. (2021). Kota Balikpapan Dalam Angka 2021. Balikpapan: Badan Pusat Statistik Kota
Balikpapan.
Firdaus, O. (2018, 8 21). Analisis Tingkat Pelayanan Jalan Pada Ruas Jalan Utama Kota
Khairulnas, Haris, V. T., & Winayati. (2018 ). Analisis Derajat Kejenuhan dan Tingkat Pelayanan
Warnantyo, G. B., Bachnas, & Romadhona, P. J. (2015). Analisis Kinerja Ruas Jalan Kaliurang
Widodo, W., Wicaksono, N., & Harwin. (2012). Analisis Volume, Kecepatan, dan Kepadatan Lalu
Lintas dengan Metode Greenshields dan Greenberg. Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, 178-
184.
LAMPIRAN
Periode Jenis Kendaraan Total arus 2 arah EMP SMP Total SMP
HV 92 1.2 110.4