Makalah Kelompok 2 Bina Diri
Makalah Kelompok 2 Bina Diri
Prinsip Dan Teknik Pembelajaran Pengembangan Bina Diri Bagi Peserta Didik
Tunagrahita
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Kelompok 2
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur selalu kita panjatkan kehadiran Allah SWT,yang telah
melimpahkan Rahmat hidayah dan ibadahnya kepada kita semua sehingga kita
dapat menikmati segala kenikmatan yang sudah ada ini. Tidak lupa sholawat
serta salam selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad saw. yang
sudah membimbing kita semua dari masa kegelapan menuju zaman yang terang
benderang. Segala maksud dan semua tujuan tidak akan bisa lepas karena
pertolongan Yang Maha Kuasa sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
bina diri ini.
Semua ini adalah merupakan karunia dari Allah swt. Sebuah landasan
dalam membuat makalah bina diri ini tentunya masih sangat jauh dari kata
sempurna. Untuk itulah nantinya kami sangat mengharapkan kritikan dan
masukan yang membangun dalam menjalankan usaha nantinya.
Semoga makalah yang kelompok kami buat dapat bermanfaat buat kita
semua. Jika terdapat kesalahan kami mohon maaf yang sebesar besarnya.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
a. Kesimpulan ......................................................................................... 11
b. Saran .................................................................................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Karena beberapa keterbatasan ini, perlu diadakan pembelajaran bina diri bagi
anak tunagrahita agar mereka menjadi baik serta memiliki kemampuan untuk
membangun kebiasaan sehari-hari yang dapat membantu mereka untuk mengurus
diri sendiri, merawat diri sendiri, memenuhi kebutuhan hidupnya, dan menjadi
bagian dari masyarakat.
b. Rumusan Masalah
1
c. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dikembangkan, tujuan hal tersebut adalah menanamkan rasa percaya diri dan
motivasi sehingga mempunyai keyakinan bahwa hambatan yang dialaminya
tidak menjadi hambatan untuk berprestasi.
c. Prinsip evaluasi bina diri: kegiatan layanan atau pembinaan secara terstruktur
dan dengan standar perkembangan atau kemampuan standar normal.
d. Prinsip Activity of Daily Living: pembinaan atau latihan yang diberikan
mengacu kepada segala aktiitas yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-
hari, kegiatan mulai dari bangun tidur sampai tidur Kembali
4
diri Untuk mengetahui kemampuan ini perlu dilakukan asesmen lebih dulu. Kriteria
ialah menetapkan sejumlah trial (betul) yang harus dicapai dalam satu pertemuan.
Pembelajaran dilakukan dalam beberapa pertemuan, pada setiap pertemuan dibagi
atas trial (betul) dan eror (salah). Jika jumlah tersebut (misalnya anak dalam
memakai pakaian selama tiga kali dengan betul) tercapai, maka anak dinyatakan
berhasil, dan guru akan menetapkan jumlah yang betul (trial) dalam pertemuan
tersebut. Reinforcement ialah penguatan yang diberikan oleh guru kepada anak
segera setelah anak itu melakukan kegiatan bina diri agar siswa terdorong
melakukan kegiatan bina diri lagi.
Teknik yang perlu dilakukan dalam pembelajaran pengembangan bina diri pada
peserta didik tunagrahita adalah sebagai berikut: a. Memberi contoh (modelling),
menunjukkan kepada anak apa yang harus dikerjakan b. Menuntun/mendorong
(promting), melakukan atau mengatakan sesuatu untuk membantu anak agar dapat
mengerti apa yang harus dilakukan c. Mengurangi tuntunan (fading), ialah
mengurangi tuntunan secara bertahap sejalan dengan keberhasilan siswa d.
Pentahapan (shaping), ialah membagi kegiatan dalam beberapa pentahapan,
dimulai dari yang mudah ke yang sukar.
Ada banyak cara untuk membantu siswa tunagrahita ringan menjadi lebih baik
dalam pengembangan diri mereka. Modeling, shaping, forward and backward
chaining, rewarding or positive reinforcement, dan stimulus fading adalah beberapa
teknik yang termasuk dalam kategori ini (Kaur & Kumar, 2015).
Salah satu teknik yang digunakan oleh guru untuk mengajarkan pengembangan
diri kepada siswa tunagrahita ringan adalah teknik shaping. Tujuannya adalah untuk
mengurangi perilaku siswa yang selalu bergantung pada orang lain, khususnya
dalam hal mengurus diri sendiri. Dewi (2016) menyatakan bahwa teknik shaping
adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai tujuan atau perilaku yang
diinginkan. Ini dilakukan dengan membagi langkah-langkah yang dipelajari
menjadi langkah-langkah yang lebih spesifik dan memberi penguatan kepada siswa
untuk setiap langkah yang mereka kuasai dengan baik. Namun, Faz (2015)
5
menyatakan bahwa shaping adalah prosedur yang digunakan untuk menciptakan
pola perilaku baru.
Untuk mencapai perilaku sasaran, teknik shaping digunakan untuk membagi
setiap tahapan kegiatan, dimulai dari tahap yang lebih mudah dan kemudian
memberikan penguatan untuk setiap perilaku yang muncul. Menurut Gutbrod
(2014), penerapan teknik shaping adalah teknik yang dilakukan oleh guru melalui
tahapan dari yang mudah ke yang sulit, sehingga membentuk perilaku yang belum
terbentuk. Tahapan ini termasuk menentukan tingkah laku awal yang dimiliki oleh
anak atau dasar, menentukan langkah-langkah pembentukan perilaku atau analisis
tugas, dan mulai memperbaiki perilaku.
a. Teknik modelling
Behavior modification, yaitu salah satu kajian psikologi yang berfokus pada
analisa dan modifikasi perilaku, Analisa artinya mengidentifikasi hubungan
fungsional kejadian di lingkungan dan perilaku tertentu untuk memahami alasan
atau penyebab perilaku individu. Modifikasi berarti pengembangan dan penerapan
prosedur untuk membantu individu mengubah perilakunya. Prosedur behavior
6
modification dibentuk oleh professional dan digunakan untuk perubahan perilaku
sosial secara signifikan, dengan tujuan untuk meningkatkan aspek kehidupan
seseorang (Miltenberger, 2012). Behavior modification memberikan perhatian
khusus pada perilaku dan performa, atau hal yang dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari. Pendekatan ini berfokus pada perkembangan adaptif, perilaku
prososial, dan mengurangi perilaku maladaptif dalam kehidupan sehari-hari
(Kazdin, 2013).
Social reinforcers seperti pujian secara verbal, perhatian, kontak fisik (termasuk
sentuhan kasih sayang atau rasa bangga, tepukan, dan pegangan tangan) dan
ekspresi wajah (termasuk senyuman, kontak mata, anggukan, dan kedipan mata)
merupakan reinforcement yang terkondisikan. Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa perhatian atau pujian dari orangtua, guru, atau teman sebaya
digunakan untuk mengontrol perilaku (Kazdin, 2013).
c. Teknik reinforcement
7
reward sebagai hadiah atau penghargaan atas pekerjaan yang telah diselesaikan
bertujuan sebagai alat pendidik untuk siswa agar siswa merasa senang.
Pemberian hadiah atau penghargaan dapat berupa materi maupun non materi
yang setiap bagiannya diberikan sebagai bentuk motivasi yang positif. Hadiah
diberikan sebagai bentuk motivasi yang baik yang berupa pujian, memberikan
tepuk tangan, mengacungkan jempol agar siswa menjadi senang.
8
d. Mengembangkan keterampilan hidup.
e. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar. Media dan sumber
belajar dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang
sengaja disiapkan.
f. Pembelajaran yang berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan dan
kemampuan anak. Ciri-ciri pembelajaran ini adalah 1) anak belajar dengan
sebaik-baiknya apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi, serta merasakan
aman dan tentram, 2) siklus belajar anak berulang, dimulai dari membangun
kesadaran, melakukan penjelajahan (eksplorasi), memperoleh penemuan
untuk selanjutnya anak dapat menggunakannya, 3) anak belajar melalui
interaksi sosial dengan orang dewasa dan teman sebayanya, 4) minat anak
dan keingintahuannya memotivasi belajarnya, 5) perkembangan dan belajar
anak harus memperhatikan perbedaan individual, 6) anak belajar dengan
cara dari sederhana ke yang rumit, dan tingkat yang termudah ke yang sulit.
9
kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam pengajarn kelas. Metode
demonstrasi mempunyai beberapa kelebihan dan kelekurangan.
b. Metode pemberian tugas
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan
oleh guru dan penggunaanya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai setelah pengajaran berakhir. Menurut Daradjat, metode pemberian
tugas/ penugasan/ resitasi, adalah cara dalam proses pembelajaran bilamana
guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas
tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru
c. Metode simulasi
Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi
tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada
objek yang sebenarnya (Senjaya, 2008). Gladi resik merupakan salah satu
contoh simulasi, yakni memperagakan proses terjadinya suatu upacara
tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam
waktunya nanti. Jadi metode simulasi adalah peniruan atau perbuatan yang
bersifat menirukan suatu peristiwa seolah-olah seperti peristiwa yang
sebenarnya.
d. Metode karyawisata
Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian
karyawisata berarti siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat mana
obyek tersebut berada. Karyawisata dapat dilakukan dalam waktu singkat
beberapa jam saja ataupun cukup lama sampai beberapa hari
10
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Dwiandriani, E. (2021). Peningkatan Kemampuan Pengembangan Diri Melalui Teknik
Shaping pada Siswa Tunagrahita Ringan. Jurnal Ilmiah WUNY, 3(1).
Kusnawan, A., & Muslimah, S. R. (2022). Latihan Bina Diri pada Siswa Tunagrahita
dalam Meningkatkan Kemandirian. CONS-IEDU, 2(1), 7-15.
Mirnawati, M., & Pd. (n.d.). PEMBELAJARAN BINA DIRI BAGI ANAK TUNAGRAHITA DI SEKOLAH.
Putri, A. (2023). Peningkatan Kemampuan Bina Diri Memakai Sepatu Melalui Teknik
Modelling Pada Murid Cerebral Palsy Kelas Dasar III Di SLB Katolik
Rajawali Makassar.
12