Anda di halaman 1dari 4

AKSI NYATA TOPIK 4 FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

Oleh

Muhammad Adib Rizal/X9023083643

1. Mahasiswa mengobservasi secara kritis apa tantangan menghayati Pancasila sebagai


Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila
pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21.

Jawaban :
Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia memiliki makna bahwa Pancasila
adalah sesuatu gagasan yang berbeda dengan gagasan lain karena merupakan gagasan dan
pemikiran yang dikemukakan oleh bangsa Indonesia yang tentunya sesuai dengan jati
diri bangsa Indonesia. Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia memiliki makna
bahwa sila-sila yang terkandung di Pancasila merupakan ciri khas yang hanya dimiliki oleh
bangsa Indonesia dan dalam penerapan di kehidupan sehari-hari, sila-sila tersebut saling
berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Meskipun zaman telah berkembang pesat yaitu
memasuki abad ke-21, penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari harus terus
dilakukan. Hal ini dilakukan agar bangsa Indonesia tetap berada pada kaidahnya dan
tidak kehilangan jati dirinya di tengah perkembangan zaman yang begitu pesat ini.
Salah satu contoh penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yaitu penerapan
Pancasila dalam sektor pendidikan yang saat ini diwujudkan dengan Profil Pelajar
Pancasila. Namun, dalam menerapkan Profil Pelajar Pancasila pada pendidikan yang
berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad ke-21 tidak lah mudah, terdapat
berbagai tantangan diantaranya yaitu:
a. Keterlibatan peran orang tua dalam pendidikan kurang maksimal
Dalam mencapai keberhasilan pendidikan, peran guru sebagai pendidik tidak lah
cukup. Namun, harus ada peran serta orang tua dalam prosesnya. Kebanyakan orang
tua saat ini kurang peduli terhadap pendidikan anaknya khususnya pada aspek afektif.
Para orang tua hanya peduli pada aspek kognitif saya, sehingga terkadang sikap peserta
didik saat ini kurang baik meskipun aspek kognitif baik. Hal ini berlaku untuk aksi
nyata dalam penerapan Profil Pelajar Pancasila bahwa penerapan Profil Pelajar
Pancasila tidak cukup hanya diterapkan di sekolah saja, namun perlunya bantuan orang
tua dalam membiasakan perilaku Profil Pelajar Pancasila di rumah
b. Kurang tersedia jumlah guru yang memiliki motivasi, semangat dan
pengetahuan dalam menerapkan karakter Profil Pelajar Pancasila.
Fakta di lapangan, masih banyak guru-guru yang belum memiliki motivasi,
semangat dan pengetahuan dalam penerapan karakter Profil Pelajar Pancasila.
Guru-guru tersebut cenderung masih nyaman dan betah dengan perangkat
pembelajaran kurikulum sebelumnya dan sebagian kecil menganggap
kurikulum merdeka yang memuat Profil Pelajar Pancasila.kurang praktis dan
menambah beban kerja guru khususnya dalam merancang perangkat
pembelajaran yang memuat penerapan karakter Pelajar Profil Pancasila.
c. Adanya akses informasi yang sangat luas dan tidak terbatas
Pada abad ke-21 yang telah berkembang pesat dalam hal teknologi dimana
akses informasi sangat luas dan tidak terbatas dalam artian semua orang dari
segala umur bisa mengakses informasi tersebut jika memiliki perangkat
elektronik/gawai yang menyebabkan banyak anak muda saat ini kurang memiliki
tata krama dan sopan santun dalam berperilaku. Oleh karena itu, ketika
membiasakan peserta didik untuk bersikap sesuai dengan karakter Profil Pelajar
Pancasila, hendaknya guru berkerja sama dengan orang tua dalam memberikan
arahan dan batasan dalam mengakses informasi khususnya dari dunia digital.

2. Mahasiwa menuliskan secara kritis bagaimana Pancasila sebagai Entitas dan Identitas
Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak
pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas).

Jawaban:
Perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik
dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas) dapat dilakukan dengan
kegiatan-kegiatan berikut, yaitu:
a. Pada elemen Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
Berakhlak Mulia dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
• Membiasakan peserta didik untuk melakukan kegiatan ibadah
berdasarkan agama-agamanya masing-masing. Misalnya peserta didik
untuk yang beragama Islam mengaji Al-Qur’an setiap pagi sebelum
memulai pembelajaran di kelas.
• Membiasakan peserta didik untuk melakukan doa sebelum dan
sesudah memulai aktivitas belajar.
• Menumbuhkan karakter berperilaku baik terhadap sesama dapat
dilakukan dengan pembiasaan dari mulai hal yang sederhana seperti selalu
menyapa saat bertemu guru ataupun teman.
• Menanamkan nilai-nilai baik kepada peserta didik seperti menghormati
teman atau guru yang berbeda agama dan menunjukkan sikap toleransi
kepada semua warga sekolah.
b. Pada elemen Berkebinekaan Global dapat diwujudkan dalam kegiatan
berikut, yaitu
• Melaksanakan pembelajaran di kelas yang bermuatan lokal dan seni
budaya sesuai daerah sekolah masing-masing agar siswa mengenal identitas
budaya daerah masing-masing.
• Guru melaksanakan pembelajaran yang mengandung unsur-unsur kearifan
lokal pada mata pelajaran lain seperti pada sains menjadi etnosains.
• Melaksanakan peringatan hari besar Nasional seperti memakai baju
adat saat Hari Peringatan Sumpah Pemuda.
c. Pada elemen Bergotong Royong dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut,
yaitu:
• Melakukan pembelajaran dengan metode diskusi yang akan melatih kerja
sama dan semangat gotong royong peserta didik.
• Melakukan kegiatan bersih sekolah secara bersama-sama misalnya
pada kegiatan Kamis bersih, para siswa diajak untuk bergotong royong
dalam membersihkan lingkungan sekolah.
d. . Pada elemen Mandiri dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu: •
Memberikan peserta didik tugas mandiri
• Memberikan peserta didik wadah mengasah kemandirian seperti dalam
OSIS, MPK dan ekstrakurikuler lainnya.
Pada elemen Bernalar Kritis dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut,
yaitu:
• Guru dapat melaksanakan pembelajaran yang mengasah kemampuan
berpikir kritis siswa seperti pembelajaran Project Based Learning, Guided
Inquiry Learning dan lain sebagainya.
• Guru dapat memberikan tugas yang mengasah kemampuan berpikir
kritis siswa seperti meminta pendapat siswa terkait kasus/kejadian nyata
yang berhubungan dengan materi yang diajarkan.
e. Pada elemen kreatif dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
• Guru dapat melaksanakan pembelajaran yang mengasah kemampuan
berpikir kreatif siswa seperti pembelajaran Project Based Learning, Guided
Inquiry Learning dan lain sebagainya.
• Guru dapat memberikan tugas yang mengasah kemampuan berpikir
kreatif siswa seperti meminta siswa untuk membuat infografis terkait tugas
mereka.

Anda mungkin juga menyukai