A. Informasi Umum
Nama Guru : ………………………. Jenjang Kelas : …………
Asal Sekolah : ………………………. Mata Pelajaran : -
Alokasi Waktu : 1-5 pertemuan Jumlah Siswa : ………… Anak
210 menit
Model Pembelajaran Tatap Muka
Fase Pondasi
Tujuan Kegiatan Anak dapat menyebutkan benda – benda yang dijadikan sesaji
Anak dapat menghitung jumlah benda
Anak dapat bekerja sama dalam kegiatan
Anak dapat membuat proyek mainan dari batang padi (damen)
Profil Pelajar Pancasila Berkhebinekaan Global
Kata Kunci Methik pari, cok bakal, sesaji, takir
Deskripsi Umum Kegiatan Pada kegiatan ini anak diajak untuk mengenal tentang tradisi methik pari, benda –
benda apa saja yang dijadkan sesaji, menghitung jumlah telur yang dijadikan sesaji,
serta membuat mainan dari damen (batang padi)
Alat dan Bahan Batang padi, telur mainan, serta bahan alam lainnya
Sarana Prasarana Ruang Kelas dan lingkungan sekitar.
B. Komponen Inti
1. Membaca Buku Cerita
Identitas Buku Judul Buku : Tradisi Pesta Panen Methik Pari
Penulis : Tim Bhineka
Ilustrator : Tim Bhineka
Penerbit :-
Ringkasan Cerita Panji sedang berlibur kerumah neneknya. Pada saat itu sedang ada kegiatan
warga di sawah dekat rumah nenek Panji. Tradisi yang sedang dilakukan oleh
warga tersebut adalah Methik Pari. Selamatan yang dilakukan sebelum acara
memanen padi. Dilingkungan desa rumah nenekku ada tetua yang bernama Mar
Musriatun, atau yang lebih akrab kupanggil Lek Tun. Sungguh, perempuan Jawa
yang telah berusia 72 tahun dan tetap masih ethes sampai saat ini.
Pari atau padi merupakan makanan pokok masyarakat. Sebagai makanan pokok,
padi yang ditanam haruslah berkualitas bagus, panen dengan hasil yang maksimal,
serta menjadi beras yang bagus dan mengenyangkan ketika dimakan. Karena
faktor-faktor itulah, selamatan diadakan. Menurut Mbah Tun, sawah adalah lahan
yang juga memiliki penunggu. Untuk itu segala hal yang berkaitan dengan
menanam dan juga memanen bahan makanan pokok di sawah, harus diselamati.
Selamatan ini juga bertujuan untuk membayar si empunya sawah karena telah
menjaga sawah dan tanaman yang menacap di dalamnya.
Methik pari dilaksanakan ketika padi telah berusia hampir tiga bulan. Yaitu ketika
padi mulai berisi, dan tak lama kemudian tinggal menunggu waktu untuk memanen.
Hari dan tanggal yang digunakan untuk methik pari harus dipilih hari yang bagus,
dan merupakan hari dan pasaran yang sama dengan ketika padi ditanam. Yaitu
dicarikan hari pas tibo uwoh. Tibo uwoh maksudnya adalah hari pada penanggalan
Jawa yang dipercaya bagus, agar uwoh atau buah yang akan dipetik nantinya
berkualitas bagus dan panen melimpah.
Ketika akan dilaksanakan methik pari, bahan-bahan pun disiapkan, yaitu berupa
sesaji yang berupa pisang raja, kelapa, dan empat buah cok bakal. Cok bakal
merupakan takir kecil yang terbuat dari daun kelapa dengan berisikan telur ayam
jawa, teri, miri, ketumbar, merica, garam, gula merah, bawang merah, bawang
putih, cabai, tembakau, uang, gantalan (daun sirih yang dipelintir), dan juga
kembang boreh. Selain cok bakal, yang tak boleh tertinggal adalah janur (daun
kelapa muda), dadap, daun pulutan, sisir, kendhi kecil berisi air, tikar berukuran
kecil, dan badhek (air dari pembuatan tape). Sesaji yang akan digunakan haruslah
pepak, maksudnya komplit, tak kurang satupun.
Setelah semua kelengkapan siap, berbagai sesaji tersebut dibawa ke sawah
tempat padi yang telah menguning berisi. Ke empat cok bakal yang telah lengkap
dengan isi-isinya masing-masing diletakkan pada keempat pojok sisi sawah. Air di
dalam kendi dikucurkan ke sawah. Setelah mengucap salam, pemilik sawah
mengucap mantra: Mbok Sri Sedono kowe tak rujaki, oyot kawat wito wesi,
kembang emas woho inten, bakale balik nyang tarub Agung. (Artinya: Mbok Sri
Sedono, kamu saya rujaki, berakarlah kawat berdahan besi, berbunga emas
berbuahlah intan. Pulanglah kepada Yang Agung). Demikian mantra tersebut
dirapalkan.
Setelah berbagai ritual yang dilakukan di sawah selesai, pemilik sawah pulang ke
rumah dan mempersiapkan untuk selamatan kenduri. Selamatan ini biasanya
mengundang para tetangga untuk datang, namun terkadang hanya cukup dengan
membagikan berkat/takir kepada tetangga-tetangga terdekat. Jenang merah dan
buceng juga piranti kenduri yang tidak boleh terlewat.
Padi dalam adat kepercayaan orang-orang Jawa dinamakan dengan Mbah Sri
Sedono. Mbah Sri Sedono sebagai sumber penghidupan diyakini hidup dalam
butiran-butiran padi. Sebab itulah orang Jawa harus open (tidak menyia-nyiakan).
Terhadap padi, beras, atau yang telah menjadi nasi sekalipun, pantang untuk
dibuang-buang. Karena membuang berarti pula menyia-nyiakan Mbah Sri Sedono.
Sampai saat ini, berbagai tradisi Jawa yang diperoleh dari orang tua dan neneek
moyang masih teguh dipegang oleh Mbah Tun. Piranti sesaji pun harus pepak, tak
ada yang boleh terlewat. Berdasarkan pengalaman yang pernah dilalui, ayahnya
pernah kejang-kejang ketika dalam acara pernikahan yang diselenggarakan oleh
tetangganya. Sang ayah yang diperaya menyiapkan segala sesaji kejang-kejang
dan merintih kehausan. Ketika ditelisik, ternyata ada salah satu piranti sesaji yang
terlewat, yaitu badek. Sejak pengalaman itu tradisi Jawa tak pernah ia tinggalkan.
2. Peta Konsep
Kegiatan Awal Materi Pagi Pembukaan dan Inti Review Kegiatan Main Istirahat Penutup Refleksi Guru
Hari Pertama: Berdoa, salam Duduk melingkar, berdoa, salam Guru mengajak Guru Duduk Contoh:
Berbaris Menyanyikan Mengabsen anak, menanyakan anak menawarkan melingkar, Dari hasil gambar yang
Kegiatan lagu-lagu wajib kabar, dan perasaan anak mendiskusikan kepada anak berdoa dibuat anak dan hasil diskusi
pengalaman nasional dan Guru membacakan dan hasil menggambar untuk bermain sebelum dengan anak, pada esok hari
motoric kasar daerah. mendiskusikan isi buku cerita bebas yang telah di luar atau di makan anak akan bermain di
Gerak dan lagu Mengulang doa Memberi kesempatan anak dilakukan dalam ruangan Makan snack beberapa kegiatan antara
menanam padi. harian menyampaikan ide, pendapat, Guru Bersama Mencuci tangan Berdoa lain: 1) membuat kolase
Nada: dan membuat peta konsep anak sesudah gambar tumpeng dengan
Menanam bersama mendiskusikan makan gabah. 2) mengukur takaran
Jagung Guru memberi kesempatan anak kegiatan apa saja Bernyanyi berat bahan,
untuk menggambar bebas terkait yang ingin /bertepuk
hasil diskusi. dilakukan anak dan tangan
"MENANAM bahan apa saja Berdoa,
PADI" yang akan pulang, salam
digunakan esok
Ayo kawan kita hari
bersama
Menanam padi
di sawah kita
Ambil
cangkulmu
ambil
pangkurmu
Kita bekerja tak
jemu jemu
Cangkul
cangkul cangkul
sawahnya
Tanahnya
gembur padi ku
tanam
Beri pupuk
supaya subur
Tanamkan
benih dengan
teratur
Padinya lebat
padat buahnya
Tentu berguna
bagi semua
Cangkul
cangkul aku
gembira
Menanam padi
di sawah kita
Toilet training,
minum air putih
Hari Kedua: Berdoa, salam Duduk melingkar, berdoa, salam Duduk melingkar Guru Duduk Contoh:
Berbaris Menyanyikan Mengabsen anak, menanyakan Tanya jawab dan menawarkan melingkar, Anak-anak sangat antusias
Kegiatan lagu-lagu wajib kabar, dan perasaan anak menanyakan kepada anak berdoa terhadap kegiatan yang
pengalaman nasional dan Memberi kesempatan anak konsep apa yang untuk bermain sebelum dilakukan. Terutama pada
motoric kasar daerah. menyampaikan tentang buku ditemukan anak di luar atau di makan kegiatan Eksplor tempat
Toilet training, Mengulang doa cerita dan video melipat bentuk selama bermain dalam ruangan Makan snack mendapatkan bahan -bahan
minum air putih harian ayam Penguatan konsep Mencuci tangan Berdoa sesaji dan cok bakal
(https://youtu.be/bakWvtWDGiU) pengetahuan yang sesudah
Mengenal macam-macam bahan ditemukan anak makan
yang digunakan dalam slametan Diskusi tentang Bernyanyi /
Membuat kolase gambar kendala yang bertepuk
tumpeng dengan gabah dialami dan solusi tangan
Melipat bentuk ayam yang akan dipilih Berdoa pulang,
Eksplor tempat mendapatkan dan dilakukan esok salam
bahan -bahan untuk membuat hari
sesaji atau cok bakal.
Hari Ketiga: Berdoa, salam Duduk melingkar, berdoa, salam Duduk melingkar Guru Duduk Contoh :
Berbaris Menyanyikan Mengabsen anak, menanyakan Tanya jawab dan menawarkan melingkar, Anak dapat mel;akukan
Kegiatan lagu-lagu wajib kabar, dan perasaan anak menanyakan kepada anak berdoa kegiatan main yang telah
pengalaman nasional dan Memberi kesempatan anak konsep apa yang untuk bermain sebelum disepakato Bersama dan
motoric kasar daerah. menyampaikan tentang ditemukan anak di luar atau di makan berjalan baik. Anak-anak
Toilet training, Mengulang doa pengalaman yang di peroleh dari selama bermain dalam ruangan Makan snack sangat senang Mecoba dan
minum air putih harian kegiatan kemarin. Penguatan konsep Mencuci tangan Berdoa mencicipi keleman
Mencicipi keleman yang pengetahuan yang sesudah disediakan oleh guru yang
disediakan guru ditemukan anak makan kadang-kadang tidak disadari
Bermain peran suasana panen Diskusi tentang Bernyanyi / anak telah menunjukkan
(gagaki sesaji) kendala yang bertepuk perubahan yang baik dibuat
Mempersipakan dan menimbang dialami dan solusi tangan secara Bersama-sama.
bahan , mengenal konsep berat yang akan dipilih Berdoa pulang, Anak-anak melanjutkan
dan takaran. dan melanjutkan salam kegiatan hari kemarin dengan
kegiatan bermain menambahkan dan
esok hari melakukan beberapa
kegiatan yang telah
dilakukan. Di akhir kegiatan,
guru menawarkan Kembali
pada anak apakah ingin
melanjutkan kegiatan hari ini
atau memilih kegiatan lain di
esok hari.
Hari Keempat: Berdoa, salam Duduk melingkar, berdoa, salam Duduk melingkar Guru Duduk Contoh :
Berbaris Menyanyikan Mengabsen anak, menanyakan Tanya jawab dan menawarkan melingkar, Anak melanjutkan kegiatan
Kegiatan lagu-lagu wajib kabar, dan perasaan anak menanyakan kepada anak berdoa yang dilakukan pada hari
pengalaman nasional dan Memberi kesempatan anak konsep apa yang untuk bermain sebelum sebelumnya. Kegiatan yang
motoric kasar daerah. menyampaikan tentang ditemukan anak di luar atau di makan dilakukan anak berdasarkan
Toilet training, Mengulang doa pengalaman yang di peroleh dari selama bermain dalam ruangan Makan snack kesepakatan dan
minum air putih harian kegiatan kemarin. Penguatan konsep Mencuci tangan Berdoa melanjutkan kegiatan seperti
Permainan memindahkan telur pengetahuan yang sesudah hari sebelumnya dengan
sesuai jumlah yang disebutan ditemukan anak makan Membuat bentuk tumpeng
guru Diskusi tentang Bernyanyi / dan takir dari bahan sekitar.
Membuat bentuk tumpeng dari kendala yang bertepuk
pasir dialami dan solusi tangan
Membuat bentuk takir dari daun yang akan dipilih Berdoa pulang,
pisang dan melanjutkan salam
kegiatan bermain
esok hari
Hari Kelima: Berdoa, salam Duduk melingkar, berdoa, salam Duduk melingkar Guru Duduk Contoh:
Berbaris Menyanyikan Mengabsen anak, menanyakan Tanya jawab dan menawarkan melingkar, Anak melanjutkan kegiatan
Kegiatan lagu-lagu wajib kabar, dan perasaan anak menanyakan kepada anak berdoa yang dilakukan pada hari
pengalaman nasional dan Memberi kesempatan anak pengalaman untuk bermain sebelum sebelumnya. Anak-anak
motoric kasar daerah. menyampaikan tentang bermain anak hari di luar atau di makan mendiskusikan Bersama
Toilet training, Mengulang doa pengalaman yang di peroleh dari ini dalam ruangan teman-temannya tentang
Makan snack
minum air putih harian kegiatan kemarin. Diskusi tentang Mencuci tangan kegiatan yang akan dilakukan
Berdoa hari ini. Anak-anak
Membuat mainan dari damen kendala dan solusi
sesudah mendisplay dan melakukan
(bentuk boneka) yang ditemukan
selama bermain makan pameran.
Pameran hasil makanan dan
minuman yang telah dibuat Membereskan alat Bernyanyi /
( Pelibatan Orang tua sebagai main dan bertepuk
pembeli dan anak sebagai mengembalikan tangan
penjual). alat dan bahan
pada tempatnya Berdoa pulang,
salam
Tulungagung, ………………………
Mengetahui
Kepala KB/TK Guru Kelas,
…………………………. ………………………..
C. Asesmen Anak
Guru melakukan observasi dan dokumentasi terhadap kegiatan bermain anak. Jumlah anak yang
didokumentasikan sesuai dengan kemampuan guru, misalnya 3-5 anak. Guru mendokumentasikan perilaku,
celoteh, karya dan kemampuan yang muncul pada anak berupa pencatatan, pemotretan atau merekam video
aktivitas anak.
Nama Anak : ………………………
Usia : ………………………
Hasil Observasi Analisis Guru Tindak Lanjut
D. Foto Berseri
TAHAP PENGEMBANGAN
TAHAP PENGENALAN
HASIL AKHIR