Anda di halaman 1dari 1

A. Latar Belakang Masalah.

Perkembangan penafsiran dalam historisitas tafsir al-Qur’an telah membuktikan, bahwa tafsir
berkembang terus seakan tidak pernah terhenti, karena setiap zaman menghasilkan historisitas,
penemuan, wacana, dan teori penafsiran terhadap al-Qur’an yang berbeda dengan zaman lainnya. Setiap
ruang dan waktu menghasilkan wacana, warna, gerakan, pembaharuan tafsir tersendiri, yang setiap titik
akan mengkritisi penafsiran sebelumnya sambil menghasilkan teori baru tentang tafsir.

Dalam kajian ilmu tafsir, berbagai pereodesasi, klasifikasi, ataupun kronologi interpretasi, al-Qur’an
ditawarkan untuk mempermudah menjelaskan apa itu tafsir al-Qur’an dan bagaimana
perkembangannya, baik yang dilakukan oleh ulama’ Muslim maupun cendekiawan Barat, namun usaha-
usaha tersebut tidak membuat teori tentang tafsir itu sendiri final. Tafsir tetap membuka kemungkinan-
kemungkinan lahirnya wacana baru, yang mungkin tidak pernah berhenti. Sehingga melahirkan berbagai
macam corak tafsir sesuai kemampuan penafsir dan ilmu yang dikuasai penafsir. Maka dari itu akan
banyak muncul kecenderungan -kecenderungan penafsiran seperti itu dan memunculkan madzab tafsir
yang akan dibahas dalam makalah ini.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Madzab Tafsir.

Secara etimologis, istilah madzahibut tafsir, merupakan bentuk susunan idhafah dari kata “madzahib”
dan “at-Tafsir”. Kata madzahib adalah bentuk jamak (plural) dari madzhab, yang berarti : aliran
pemikiran, pendapat, teori. Sedangkan at-Tafsir secara garis besar adalah hasil pemahaman manusia
terhadap al-Qur’an, dengan menggunakan metode atau pendekatan tertentu yang dipilih oleh seorang
mufassir. Sedangkan secara terminologis madzab biasa didefinisikan sebagai hasil-hasil ijtihad atau
pemikiran, penafsiran para ulama’ yang kemudian dikumpulkan dan dinisbatkan kepada tokohnya, atau
kecenderungannya atau masa pereodesasinya.

Adapun kata at-tafsir secara bahasa merupakan bentuk masdhar dari “fassara-yasiru-tafsiran” yang
berarti pemahaman, penjelasan, dan perincian tafsir bisa pula berarti al-ibarah (menjelaskan), al-kasyf
(menyingkap), dan al-izhar (menampakkan) makna atau pengertian yang tersembunyi.

Dari tinjauan makna secara bahasa tersebut, maka tafsir secara istilah dapat diartikan sebagai suatu hasil
pemahaman manusia terhadap al-Qur’an yang dilakukan dengan menggunakan metode atau
pendekatan tertentu yang dipilih oleh seorang muffasir, dan dimaksudkan untuk memperjelas suatu teks
makna ayat-ayat al-Qur’an. Hal ini kemudian dikenal dengan melahirkan suatu istilah yang oleh para
ulama’, kemudian dikenal dengan madzahibut tafsir (aliran-aliran tafsir atau madzab-madzab dalam
penafsiran al-Qur’an).

Jadi madzahibut tafsir adalah aliran-aliran, madzab-madzab,kecenderungan, kecenderungan yang dipilih


oleh seorang muffasir al-Qur’an.[1]

Anda mungkin juga menyukai