Anda di halaman 1dari 17

PERSPEKTIF PEREMPUAN TERHADAP KETERKAITAN MINAT

MEMBACA DI PERPUSTAKAAN SOEMAN HS DAN HUBUNGANYA


DENGA PARIWISATA

Diajaukan untuk memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Sosiologi

Dosen Pengampu : Resdati, S.Sos, M.Si

Disusun Oleh

Kelompok I

Annisa Natasya Bilqis (2301112331)

Rifad Ade Putra (2301112965)

David Riski Saputra (2301113349)

Muhammad Fajar (2301114410)

PROGRAM STUDI USAHA PERJALANAN WISATA


FAKULTAS ILMU SOSISAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................1

BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................2

1.1. Latar Belakang...........................................................................................2

1.2. Rumusan Masalah......................................................................................2

1.3. Tujuan........................................................................................................3

1.4. Manfaat Pembuautan Makalah..................................................................3

BAB II. KAJIAN PUSTAKA..................................................................................4

2.1. Definisi......................................................................................................4

2.2. Tujuan membaca........................................................................................6

BAB III. Metode Penelitian.....................................................................................7

BAB IV. Temuan dan Pembahasan.........................................................................7

BAB V. Penutup......................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................14
BAB I

NPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada Tahun 2011, UNESCO merilis hasil survei budaya membaca di negara-
negara ASEAN. Dalam penelitian ini, indonesia menduduki peringkat terakhir
dengan nilai 0,001. Angka tersebut berarti hanya 1 dari 1000 masyarakat Indonesia
yang memiliki budaya membaca yang kuat. Agar budaya membaca dapat
berkembang dalam suatu masyarakat, minat membaca harus terus dikembangkan
(Triatma, 2016: 2).
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) juga dicanangkan pemerintah. Faiza dkk.
(2016:2) menyatakan bahwa literasi sekolah dalam GLS adalah kemampuan
mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara intelektual melalui
berbagai aktivitas seperti membaca, melihat, mendengarkan, menulis, dan berbicara.
Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Olah Raga, Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pengembangan Karakter, sekolah
wajib melakukan kegiatan membaca yaitu membaca buku selain buku pelajaran
selama 15 menit sebelum belajar setiap hari. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
mendorong pengembangan potensi pribadi siswa.
Herman Wahadaniah (1997:16) Minat membaca adalah minat yang kuat dan
mendalam yang berkaitan dengan kesenangan dalam kegiatan membaca, yang
menuntun seseorang untuk membaca baik secara spontan maupun melalui dorongan
dari luar. Minat membaca juga merupakan perasaan senang orang membaca karena
yakin bahwa membaca akan memberikan manfaat bagi dirinya. Dari pendapat di atas
dapat kita simpulkan bahwa minat membaca meliputi unsur keinginan, perhatian,
kesadaran dan kenikmatan membaca. Minat membaca cenderung melibatkan
keinginan dan minat yang kuat, usaha yang berkesinambungan dalam kegiatan
membaca, diikuti perasaan senang yang tidak dipaksakan, keinginan sendiri, dan
dorongan dari luar. Pahami apa yang dia baca Studi tersebut menemukan bahwa
minat perempuan untuk meluangkan waktu untuk membaca erat kaitannya dengan
budaya yang hampir punah karena kesibukan. Ada penekanan besar pada budaya
yang hampir punah dan digantikan dengan membaca pembaruan dan berita media
sosial versi digital. Dengan memeriksa apakah minat ini dipengaruhi oleh
ketergantungan perpustakaan pada fasilitas yang ada dan, lebih jauh lagi, oleh
konteks pariwisata itu sendiri.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah Minat Perempuan Berpengaruh pada aktivitas membaca?
2. Apakah tujuan masyarakat ke perpustakaan hanya untuk membaca?
3. Apakah fasilitas mempengaruhi kegiatan membaca perempuan?

1.3. Tujuan
Penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah kekurangan minat
literasi di kalangan muda, dari sudut pandang perempuan yang umumnya lebih sering
membaca, baik itu dalam buku non akademis maupun akademis. Minat mereka
membaca sangat dititikberatkan dalam makalah ini, sehingga pengembangan dalam
membaca bisa ditingkatkan.

1.4. Manfaat Pembuatan Makalah


Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi khususnya
bagi peminat ilmu linguistik. Penulis berharap dengan adanya esai ini dapat
memberikan pembaca wawasan yang lebih luas mengenai bidang membaca, dan
semoga dapat meningkatkan minat membaca.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Definisi
Pengertian gender menurut Muhtar (2002) menyatakan bahwa gender dapat
diartikan sebagai gender sosial atau implikasi dari masyarakat yang menentukan
peran sosial berdasarkan gender. Fakih (2008: 8), sebaliknya, mengartikan gender
sebagai karakteristik yang melekat pada diri laki-laki dan perempuan serta
dikonstruksi secara sosial dan budaya. Istilah gender berbeda dengan istilah gender.
Oakley, seorang sosiolog asal Inggris, adalah orang pertama yang membedakan
kedua istilah tersebut (Saptari dan Halzner, 1997: 88)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), perempuan adalah seseorang
(manusia) yang menderita puka, haid, dapat hamil, melahirkan anak, dan menyusui.
Menurut Subhan (2004), kata perempuan berasal dari kata emp yang berarti
dihormati. Definisi lain tentang perempuan berasal dari feminisme feminis, yang
menyatakan bahwa perempuan adalah istilah konstruksi sosial, dan istilah itu
ditentukan dan dikonstruksi melalui representasi (Humm, 2002). Dalam sistem sosial
budaya tertentu, perempuan berada pada posisi subordinat, artinya laki-laki
menempati posisi yang lebih dominan. Represi dan tekanan sosial merupakan bagian
integral dari sistem politik, ekonomi, sosial dan budaya.
Peran dan status perempuan dalam hal ini terlihat dari perempuan itu sendiri
yang membentuk ikatan yang homogen dengan kelompok sosial yang ikut serta
dalam kehidupan bermasyarakat, antara lain kehidupan rumah tangga, keluarga,
pembangunan, dan lain-lain. Kelompok sosial ini juga secara inheren menekankan
peran dan status perempuan, sejauh mana mereka bergantung pada individu lain, dan
elemen sosial mana yang diintegrasikan ke dalam kelompok tersebut agar lebih tahan
lama dan stabil. Keadaan masyarakat ini pada dasarnya dapat digambarkan sebagai
suatu sistem sosial.
Perpustakaan ini melakukan kegiatan yang meliputi pengumpulan,
pengumpulan, evaluasi, penyimpanan dan pengorganisasian secara baik, serta
pengambilan dan penyebaran informasi secara sistematis dalam lingkup suatu badan
atau instansi pemerintah (Rohanda, 1992). Pariwisata adalah suatu kegiatan dimana
masyarakat berpindah untuk sementara waktu ke suatu tujuan selain tempat
tinggalnya dan menikmati fasilitas yang ada di sana (Matheson dan Wall). Pariwisata
adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain tempat bersifat sementara,
dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mencari kebahagiaan. (Kodiyat).
Sarana wisata adalah segala jenis fasilitas yang dirancang khusus untuk memberikan
keselamatan, kenyamanan, dan keselamatan wisatawan pada saat mengunjungi
daerah tujuan wisata.
Menurut Spillane (Marhanah dan Wahadi, 2016), fasilitas adalah “sarana dan
prasarana yang mendukung beroperasinya suatu objek wisata untuk memenuhi segala
kebutuhan pariwisata, dan tidak secara langsung mendorong pertumbuhan, tetapi
digunakan secara bersamaan dengan pengembangan suatu objek wisata.., atau
dikembangkan setelah berkembangnya daya tarik wisata tersebut.” Menurut Tjiptono
(Erna Supriyanti, Moh Mukeri Warso, 2015), fasilitas merupakan sumber daya fisik
yang harus ada sebelum pelayanan dapat diberikan kepada konsumen. Peralatan
sangat penting bagi perusahaan jasa.
Oleh karena itu, terhadap fasilitas yang ada, terutama yang berhubungan
langsung dengan sentimen konsumen perlu memperhatikan kondisi fasilitas, kualitas
desain interior dan eksterior, kebersihan, dan lain-lain. Menurut Yoeti (Sulistiyana,
2015), fasilitas pariwisata diartikan sebagai “fasilitas yang berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan wisatawan yang berdiam sementara di daerah yang dikunjunginya, agar
dapat bersantai dan dapat beraktivitas”. fasilitas yang dapat dinikmati dan diikuti oleh
wisatawan." "Area sasaran".
Berdasarkan pemahaman ahli terhadap sistem ini, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1) Fasilitas sangat mempengaruhi kebutuhan wisatawan yang berkunjung
ke suatu daerah tujuan wisata untuk menikmati fasilitas yang tersedia.
2) Sarana Pariwisata juga merupakan sarana dan prasarana yang
menunjang berfungsinya fasilitas wisata yang memenuhi segala
kebutuhan wisatawan.
Sesuai dengan misi dan fungsinya, perpustakaan memberikan pelayanan
kepada masyarakat pemakainya berupa bahan perpustakaan dan informasi untuk
keperluan pendidikan, penelitian, informasi dan kebudayaan. Kegiatan ini
dilaksanakan di gedung perpustakaan atau di ruang khusus perpustakaan. Selain itu,
kegiatan ini juga harus didukung dengan furniture dan peralatan. Oleh karena itu,
keberhasilan layanan perpustakaan tidak hanya bergantung pada faktor-faktor seperti
staf yang berkualitas dan koleksi yang memadai di gedung-gedung yang representatif,
tetapi juga pada kuantitas dan kualitas prasarana dan peralatan fungsional dan
fungsional yang mendukung kegiatan perpustakaan. Furnitur perpustakaan dalam
pengertian ini mengacu pada peralatan fisik berupa furnitur yang digunakan di dalam
perpustakaan untuk menunjang berfungsinya perpustakaan dengan baik. Di sisi lain,
perlengkapan perpustakaan mengacu pada semua perlengkapan yang ada di
perpustakaan untuk menunjang perpustakaan.
Tugas di perpustakaan adalah: Contoh: alat tulis, mesin tik, komputer,
perangkat mikro, proyektor slide. Pengertian perangkat perpustakaan menurut
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (saat ini Kementerian Pendidikan
Nasional) adalah sebagai berikut. 1) Perabotan perpustakaan adalah suatu benda yang
berfungsi sebagai wadah atau wahana penunjang kegiatan perpustakaan seperti:
Contoh: meja, kursi, rak buku, papan pajangan. 2) Perlengkapan perpustakaan adalah
barang-barang yang digunakan untuk kegiatan perpustakaan, seperti mesin tik,
komputer, layar proyektor, kartu katalog, kartu perpustakaan, dan lain-lain (Hartono.
2016:259-256).
Moenir (2001:119) menyatakan: “Peralatan adalah segala jenis perlengkapan,
perlengkapan kerja atau jasa perlengkapan lainnya yang berfungsi sebagai alat
utama/penolong dalam pelaksanaan pekerjaan atau digunakan, diatur, digunakan,
dinikmati atau dinikmati oleh seorang pemakai Prastowo (2012 Pernyataan lain
mengenai fasilitas oleh : ``Infrastruktur perpustakaan merupakan fasilitas pendukung
yang paling penting bagi terselenggaranya kegiatan layanan perpustakaan.'' Sarana
dan prasarana perpustakaan biasanya akan dibahas lebih detail lagi seperti
perpustakaan, perlengkapan perpustakaan, dan lain-lain. , perabot perpustakaan,
perlengkapan perpustakaan, dan item perpustakaan. Perpustakaan adalah tempat yang
tepat bagi orang-orang berkumpul untuk memenuhi kebutuhan membaca mereka.
Oleh karena itu perpustakaan merupakan lokasi strategis yang menyediakan bahan
perpustakaan yang digunakan sebagai sarana pembelajaran mandiri (Supriyanto,
2006: 143).

2.1. Tujuan Membaca


Sabarti Akharga dkk. (1991:25) menyatakan bahwa tujuan membaca secara
umum dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Baca terus untuk mencari tahu. Pengetahuan yang dimaksud di sini berkisar
dari informasi tentang fakta dan kejadian sehari-hari hingga pengetahuan
tingkat lanjut tentang teori dan penemuan serta penemuan ilmiah tingkat
lanjut. Tujuan ini dapat dikaitkan dengan keinginan pembaca untuk
mengembangkan dirinya,
2. Membaca dengan tujuan meningkatkan citra diri seseorang. Mereka
membaca karya-karya penulis terkenal bukan karena tertarik dengan karya
tersebut, melainkan karena masyarakat memberikan nilai positif
terhadapnya. Tentu saja membaca orang seperti itu bukanlah suatu
kebiasaan sama sekali, melainkan hanya dilakukan sesekali di depan orang
lain
3. Membaca merupakan suatu pelarian dari kenyataan, misalnya ketika ia
merasa bosan, sedih, atau putus asa, dalam hal ini membaca dapat menjadi
sublimasi atau arus keluar yang positif, apalagi jika bacaan yang dipilihnya
merupakan bacaan bermanfaat yang sesuai dengan situasi yang ia hadapi.
4. Membaca untuk bersantai, bersenang-senang atau hiburan, seperti
menonton film atau bepergian. Untuk itu dipilihlah bacaan ringan atau
bacaan yang disukainya, misalnya cerita tentang cinta, detektif,
petualangan dan masih banyak lagi.
5. Membaca tanpa tujuan, hanya iseng saja, tidak tahu harus berbuat apa;
Artinya digantung. Dalam keadaan tidak aktif ini, orang tidak memilih atau
mengatur bacaan; membaca semuanya: iklan, tetapi juga cerita pendek,
berita keluarga, lelucon, dll. Kegiatan membaca seperti ini tentunya lebih
baik daripada kegiatan menyenangkan yang bersifat destruktif atau negatif,
dan
6. Tujuan tinggi membaca adalah untuk mencari nilai-nilai keindahan atau
pengalaman estetis dan nilai-nilai kehidupan lainnya. Dalam hal ini, bacaan
yang dipilih merupakan karya sastra yang bernilai tinggi.
Henry Guntur Tarigan (2008: 9) mengatakan bahwa tujuan utama membaca
adalah mencari dan memperoleh informasi termasuk isinya untuk memahami tujuan
membaca. Makna erat kaitannya dengan tujuan atau intensitas kita membaca. Dwi
Sunar Prasetyono (2008:60) mengemukakan bahwa membaca mempunyai tiga tujuan
umum, yaitu:
a. membaca itu menyenangkan dan tidak melibatkan proses berpikir yang
rumit. Kegiatan ini biasanya dilakukan untuk memberikan waktu
luang. Misalnya membaca novel, komik atau majalah,
b. membaca untuk menambah pengetahuan dan informasi. Misalnya
membaca buku teks atau buku sains dan
c. membaca untuk pekerjaan atau pekerjaan, misalnya membaca
keterampilan teknis praktis atau buku sains populer.Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Minat Baca Harris dan Sipay (Tidjan, 2001:6)
menyatakan ada dua kelompok yang mempengaruhi minat membaca,
yaitu faktor pribadi dan institusi.
Faktor pribadi adalah faktor yang timbul dari diri sendiri, antara lain : umur,
jenis kelamin, kecerdasan, kemampuan baca tulis, sikap, kebutuhan psikologis dan
Faktor kelembagaan merupakan faktor yang berasal dari luar individu yaitu : 1)
ketersediaan buku, 2) status sosial ekonomi, 3) pengaruh orang tua, teman sebaya.
Minat membaca tidak muncul dari diri seseorang, melainkan harus dikembangkan.
Pembentukan ini disebabkan oleh motivasi, yang mendorong munculnya perilaku
yang mengarah pada pencapaian tujuan. Oleh karena itu, dari pendapat di atas dapat
kita simpulkan bahwa minat membaca dipengaruhi oleh dua faktor:
a) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri wanita itu sendiri.
Hal ini meliputi kecerdasan, kemampuan berbahasa, kebutuhan dasar anak,
jenis kelamin, dan faktor psikologis.
b) faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri, seperti sosial
ekonomi keluarga, lingkungan, dan pengaruh teman sebaya
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk
mendeskripsikan fenomena, peristiwa, dan sikap kelompok. Menurut Afrizal (2015;
p. 173), kualitatif adalah suatu prosedur ilmiah untuk memperoleh pengetahuan
tentang realitas sosial, yang dilakukan secara sadar dan terkendali. Berdasarkan
definisi tersebut, peneliti berpendapat bahwa pendekatan kualitatif layak digunakan
sebagai langkah dalam melakukan penelitian yang diharapkan dapat menemukan
realitas sosial khususnya minat membaca perempuan di perpustakaan.
3.1.1. Metode Penelitian
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang menggunakan
metode, prosedur, dan prosedur untuk memperoleh gambaran utuh tentang objek
penelitian dengan menggunakan data dan informasi yang diperoleh dari subjek yang
mampu mengungkapkan jawaban dan perasaannya sendiri.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini berdasarkan observasi dan
wawancara. Tujuan dari metode ini adalah untuk mengetahui secara langsung dan
efektif minat membaca perempuan dari sudut pandang mereka sendiri. Selain itu,
observasi langsung terhadap pengunjung perpustakaan juga dilakukan untuk
memperkuat data. Data tersebut lebih valid karena aspek yang diamati juga mencakup
aktivitas perempuan di sekitar kampus.
3.1.2. Tempat Penelitian
Penelitian ini ini dilakukan di Perpustakaan Soeman HS yang berlokasi di Jl.
Jenderal Sudirman No.462, Jadirejo, Sukajadi, Kota Pekanbaru, Riau perpustakaan
ini mempunyai sejumlah fasilitas antara lain :
 Auditorium
 bilik budaya melayu
 atrium
 ruang pertemuan
 ruang Internet
 Musholla
 Kantin
 Energy Corner (Chevron Library)
Selain bangunannya yang megah, Perpustakaan Soman HS juga menyimpan
koleksi sastra Melayu yang cukup lengkap. Sastra ini disimpan di ruangan khusus
yang disebut Bilik Melayu. Nama perpustakaan ini diambil dari nama Soman Hs.,
seorang penyair asal Riau keturunan Tapanuli. Sejauh ini, Perpustakaan SMA Soman
yang menjadi landmark dan simbol wisata baru Kota Pekanbaru bisa dikunjungi
hingga 1.000 orang dari dalam dan luar negeri.
Bangunan Perpustakaan Soeman H.S terdiri dari enam lantai. Perpustakaan
ini mempunyai fasilitas yang lengkap mulai dari public library, children library,
student library, Energy Corner (Chevron Library), educational room, auditorium,
bilik melayu (ruangan khusus untuk literatur budaya Melayu ), atrium, meeting room,
discussion room, audio visual room,CCTV, internet room, WIFI disetiap ruangan,
musholla, café dan kantin.
3.1.3. Instrumen
Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri yang melakukan
pengumpulan data, wawancara, dan analisis berbagai dokumen yang berkaitan
dengan penelitian. Sebagaimana dikemukakan Sugiyono (2013, p. 307), alat utama
dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri, namun setelah fokus penelitian
menjadi jelas, maka dikembangkanlah alat penelitian yang sederhana.
Wawancara rinci
Wawancara mendalam sebaiknya dilakukan secara berulang-ulang terhadap
informan karena wawancara itulah yang memberikan informasi tentang informan
(Afrizal, 2015: 136). Dalam penelitian ini, seluruh partisipan mengikuti wawancara
mendalam. Wawancara mendalam memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
Selama proses wawancara, peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
telah disediakan dalam panduan wawancara yang telah disiapkan. Peneliti juga
menggunakan alat perekam seperti telepon seluler untuk mencatat hasil wawancara
dan memudahkan penelitian. Pedoman pertanyaan peneliti ialah sebagai berikut :
1. Nama
2. Asal
3. Niat pertisipan ke perpustakaan
4. Menurut kakak, kenapa sih membaca itu di gandrungi oleh kaum
perempuan?
5. Menurut kakak, apasih yg bisa membuat orang orang tertarik membaca?
6. Apakah tempat dan kenyamanan bisa berpengaruh dalam keteratrikan tsb?
7. Gimana perasaan kakak setelah melakukan kegiatan di perpus soeman hs?
Observasi Partisipan
Peneliti dapat melakukan observasi sambil mengamati siswa yang ditelitinya,
dan menggunakan berbagai temuan yang diperolehnya untuk memperbaiki data
penelitian dan kondisi perpustakaan. Kegiatan ini mencakup kegiatan mengamati
yang berkaitan dengan minat membaca, khususnya kegiatan di perpustakaan.
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas kejadian langsung di daerah mengenai minat membaca


perempuan dan data survei mengenai pengaruh institusi terhadap minat membaca
pengunjung. Data ini diperoleh dari para siswa melalui teknik observasi dan
wawancara dan juga dilakukan kepada pengunjung sebagai pendukung dan penguat
informasi hasil wawancara tersebut guna memperoleh data untuk membaca unsur-
unsur dari sudut pandang perempuan Masu. Observasi dilakukan selama satu hari
pada tanggal 18 September 2023 di lantai 1 sd 5 Perpustakaan Soman H.S. Jalan
Sudirman, dan dilakukan wawancara terhadap pengunjung wanita.Berikut adalah isi
dari wawancara yang telah dilaksanakan :
1. Nama :
Nadira
2. Asal:
Kuansing
3. Niat partisipan ke perpustakaan?
Mengurus surat bebas Pustaka sebagai tugas akhir
4. Menurut kakak, kenapa sih membaca itu di gandrungi oleh kaum perempuan?
Untuk keperluan pribbadi seperti healing atau keperluan healing, ilmu
Pendidikan atau sekedar mencari ketenangan.
5. Menurut kakak, apasih yg bisa membuat orang orang tertarik membaca?
Biasanya, untuk mengisi waktu luang ataupun diajdikan sebagai hobi.
6. Apakah tempat dan kenyamanan bisa berpengaruh dalam keteratrikan tsb?
Ya, sangat berpengaruh. Karena kebisingan dan suasana yang emndukung
biasanya tidak menggangu proses membaca atau pun kegiatan lain yamng
dilakukan di perpustakaan.
7. Gimana perasaan kakak setelah melakukan kegiatan di perpus soeman hs?
Ya sangat senang.
Berikut hasil penelitian terhadap pengunjung Perpustakan Soeman H.S :
a) Menurut salah satu pengunjung, minat baca biasanya dipengaruhi oleh
kebutuhan dari kegiatan itu sendiri, apaka itu mengerjakan tugas atau hal
lainnya.
b) Menurut salah satu penganjung, ruangan yang nyaman, asri dan tidak berisik
adalah salah satu penunjang dari minat membaca kaum perempuan, mewakili
dirinya sendiri yaitu seorang perempuan.
c) Tujuan ke perpustakaan sendiri bervariasi, yang di raih dari hasil observasi
yang kami lakukan dari lantai 1 – 5 di Perpustakaan Soeman HS. Hal ini besar
pengaruhnya dan datang dari fasilitas yang juga ada di Perpustakaan tersebut.
Perpustakaan ini tergolong sangat nyaman untuk segala ukuran
pengunjungnya atau wisatawan dengan maksud tersendiri, baik kitu urusan
edukasional maupun hanya berwisata.
d) Fasilitas sangat mempengaruhi minat baca seorang perempuan di
perpustakaan, hal ini ditunjukkan dari pernyataan perempuan yang kami
wawancarai. Ia menyatakan bahwa kenyamanan adalah salah satu faktor
paling besar yang seseorang bisa ambil dari kegiatan membaca, Ciri khas dari
perpustakaan sendiri, yaitu ketenangan adalah hal hal yang diinginkan dari
masyarakat yang masih menggunakan metode membaca offline dalam
kesehariannya.
Dalam observasi juga ditemukan bahwa sekitar 75% pengunjung
perpustakaan ini adalah perempuan dan sisanya laki-laki, dan semuanya tidak berniat
membaca buku, melainkan melakukan hal lain seperti belajar, jalan-jalan,
bersosialisasi dll.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Pada bab ini, berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, diperoleh
kesimpulan dan saran dari penelitian yang bertemakan “Perspektif Perempuan tentang
Hubungan Minat Baca dan Pariwisata pada Perpustakaan SMA Soman”. gigi:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data mengenai dampak
pembelajaran terhadap kinerja siswa dan dampak lembaga pendidikan terhadap
kinerja siswa. Survei dilakukan pada tanggal 18 September 2023 di lantai 1 s/d 5
Jalan Sudirman. Kajian ini juga menyoroti pentingnya fasilitas perpustakaan,
perlunya dukungan masyarakat ketika menerapkan metode pembelajaran luring, dan
bagaimana perempuan memikirkan kepekaannya terhadap lingkungan sekitar. Jelas
bahwa pendapat perempuan mengenai hal ini dapat memberikan manfaat besar bagi
pengembangan minat membaca yang didominasi oleh perempuan. Suara perempuan
dan kepekaannya terhadap lingkungan sekitar terbukti membantu menumbuhkan
minat membaca.
Kami berharap penelitian ini memberikan wawasan mengenai perempuan dan
adat istiadatnya, pengaruhnya terhadap kebijakan lokal dan adat istiadat manusia,
serta pengaruh-pengaruh lain yang belum kita ketahui namun dapat kita peroleh
melalui makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Sukan Darrumidi. 2006. Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti


Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Cleves Mosse Julia. (2007). Gender dan Pembangunan Yogyakarta: PustakaPelajar
Gunawan, I. (2013). Metode penelitian kualitatif, teori dan praktik. Jakarta : Bumi
Aksara. Mansour F. (2008). Analisis gender dan transformasi social.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Nawawi, H. (1995). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press
http://sinarnurul.blogspot.co.id/2015/03/makalah-bahasa-indonesia-tentang.html
http://dwicahyadiwibowo.blogspot.co.id/2014/04/tujuan-membaca-fungsi-
membacadan.html.

Anda mungkin juga menyukai