Anda di halaman 1dari 6

AREA PARKIR ALUN-ALUN SINGAPARNA,

APAKAH SUDAH SESUAI DENGAN ATURAN YANG BERLAKU?

Mata Kuliah : Kebijakan Publik

Ketua kelompok :

Fia Maulida (213522046)

Anggota Kelompok :

Satia Putra Wibawa (213522062)


Fahri Ferdiansyah (213522047)
Dini Juliani (213522095)

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI


YPPT PRIATIM TASIKMALAYA
2023
1. Hambatan/kendala yang dihadapi sehingga kebijakan tersebut
mengalami hambatan dalam implementasinya:

1) Ketidakpatuhan Masyarakat: Salah satu kendala utama adalah tingkat


ketidakpatuhan masyarakat terhadap kebijakan parkir resmi. Beberapa
orang mungkin masih enggan atau tidak mengikuti aturan parkir yang
berlaku dan memilih untuk melakukan parkir liar. Faktor-faktor seperti
kebiasaan, kenyamanan, dan kurangnya kesadaran akan konsekuensi
negatif parkir liar dapat menjadi penyebab tingginya tingkat
ketidakpatuhan.

2) Kurangnya Kesadaran dan Pendidikan: Kurangnya kesadaran dan


pendidikan mengenai pentingnya mengikuti aturan parkir yang berlaku
dan dampak negatif dari parkir liar dapat menjadi hambatan dalam
implementasi kebijakan. Jika masyarakat tidak memahami betapa
pentingnya menjaga ketertiban lalu lintas dan mematuhi aturan parkir,
mereka mungkin cenderung mengabaikan kebijakan tersebut.

3) Kurangnya Sarana Transportasi Umum yang Memadai: Jika sarana


transportasi umum di sekitar alun-alun tidak memadai atau tidak
memenuhi kebutuhan masyarakat, mereka mungkin lebih cenderung
menggunakan kendaraan pribadi dan mencari tempat parkir liar.
Kurangnya alternatif transportasi yang nyaman dan terjangkau dapat
menjadi hambatan dalam mengurangi parkir liar.

4) Kurangnya Ruang Parkir Resmi yang Cukup: Jika jumlah ruang parkir
resmi yang disediakan tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan,
masyarakat mungkin akan kesulitan menemukan tempat parkir legal. Hal
ini dapat mendorong mereka untuk mencari tempat parkir liar sebagai
solusi alternatif. Kurangnya ruang parkir resmi yang cukup menjadi
hambatan dalam mengimplementasikan kebijakan.

5) Kurangnya Sumber Daya dan Pengawasan: Implementasi kebijakan parkir


yang efektif memerlukan sumber daya yang cukup, seperti petugas
penegak hukum, sistem pengawasan, dan teknologi yang memadai. Jika
terdapat keterbatasan dalam sumber daya atau kurangnya pengawasan
yang efektif terhadap parkir liar, kebijakan tersebut mungkin sulit untuk
diterapkan secara konsisten dan berhasil.
6) Adanya pelanggaran terhadap rambu larangan parkir: Ada beberapa rambu
dilarang parkir di sekitar tempat tersebut yang dilanggar oleh para
pengunjung alun-alun maupun angkutan umum sehingga membuat jalanan
macet dan tak terkondisikan dengan baik.

7) Perubahan Perilaku yang Memerlukan Waktu: Mengubah perilaku


masyarakat dan mengurangi praktik parkir liar bukanlah tugas yang mudah
dan seringkali membutuhkan waktu yang cukup lama. Perubahan
kebiasaan dan perilaku masyarakat memerlukan pendekatan yang terus
menerus, edukasi yang berkelanjutan, serta komunikasi yang efektif untuk
mencapai hasil yang diinginkan.

Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, penting untuk melakukan


kampanye pendidikan yang intensif, meningkatkan sarana transportasi umum,
memperluas ruang parkir resmi, meningkatkan pengawasan dan penegakan
hukum, serta mengajak masyarakat dan pemangku kepentingan terkait untuk
berpartisipasi aktif dalam implementasi kebijakan parkir.
2. Hal yang harus dilakukan untuk mengatasi hal tersebut antara lain:

1) Penetapan Lokasi Parkir Resmi: Perlu ditentukan lokasi parkir resmi yang
memadai dan strategis di sekitar alun-alun. Tempat parkir resmi harus
mudah diakses dan memiliki kapasitas yang cukup untuk menampung
kendaraan. Dalam menentukan lokasi parkir resmi, perlu melibatkan
pemangku kepentingan terkait, seperti pemerintah daerah, polisi, dan
masyarakat sekitar.

2) Peningkatan Sarana Transportasi Umum: Salah satu langkah penting


adalah meningkatkan sarana transportasi umum yang menuju alun-alun.
Dengan memberikan alternatif transportasi yang nyaman dan terjangkau,
masyarakat akan lebih cenderung menggunakan transportasi umum
daripada membawa kendaraan pribadi.

3) Pengawasan dan Penegakan Hukum yang Ketat: Pemerintah daerah dan


aparat penegak hukum perlu meningkatkan pengawasan terhadap parkir
liar. Petugas keamanan dan polisi harus aktif dalam melakukan
penindakan terhadap pelanggaran parkir liar untuk memberikan efek jera
kepada pelanggar. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi
pengawasan seperti kamera CCTV dan sistem pengenalan pelat nomor
kendaraan.

4) Edukasi dan Kesadaran Masyarakat: Penting untuk mengedukasi


masyarakat tentang dampak negatif dari parkir liar dan pentingnya
mengikuti aturan parkir yang berlaku. Kampanye publik, sosialisasi, dan
pendekatan komunikasi yang efektif perlu dilakukan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ketertiban lalu lintas dan
menjauhi parkir liar.

5) Pengembangan Alternatif Transportasi: Pemerintah daerah dapat


mengembangkan alternatif transportasi, seperti pedestrianisasi atau jalur
sepeda, di sekitar alun-alun. Dengan memberikan fasilitas yang nyaman
dan aman bagi pejalan kaki dan pengendara sepeda, masyarakat akan lebih
cenderung menggunakan alternatif transportasi tersebut.
6) Peningkatan penegakan hukum: Tingkatkan penegakan hukum terhadap
pelanggaran rambu larangan parkir dengan meningkatkan patroli polisi di
area terkait. Sanksi yang diberikan kepada pelanggar haruslah tegas dan
konsisten untuk mencegah pelanggaran yang berulang.

7) Evaluasi dan Pemantauan Terus-Menerus: Penting untuk terus melakukan


evaluasi dan pemantauan terhadap kebijakan yang telah
diimplementasikan. Melakukan survei lalu lintas, pemantauan tingkat
kepatuhan, dan mendengarkan masukan dari masyarakat akan membantu
dalam menentukan keberhasilan kebijakan serta mengidentifikasi area
perbaikan yang diperlukan.

Selain itu, kerjasama yang baik antara pemerintah daerah, kepolisian, dan
masyarakat juga sangat penting untuk mencapai keberhasilan dalam menangani
parkir liar dan meminimalisir kemacetan di alun-alun.
DAFTAR PUSTAKA
 Iman Firmanda, Moehamad (2019) Analisis Kemacetan Di Bundaran
Alun-alun Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Sarjana Tesis, Universitas
Siliwangi.
 https://jdihn.go.id/search/daerah/detail/987053

Anda mungkin juga menyukai