Makalah Komunikasi Dan Advoksi
Makalah Komunikasi Dan Advoksi
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
Putri Anindra (‘202211013)
Cantika Amalia Putri (202211016)
Adi (202211026)
Andi Batara Simpuang (202211005)
Feri Ardiansa (202211006)
Muhammad Syamsu Ardi (202211048)
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
(STIA) AL-GAZALI BARRU
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami rahmat kesehatan
dan kesempatan, sehingga bisa menyusun atau menyelesaikan penyusunan makalah “Teknik
Komunikasi”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Rasda Rais, M.P.yang telah
membimbing penulis dan pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini penulis yakini bahwa jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangannya seperti pepatah yang mengatakan “tak ada gading yang tak retak”, baik isi
maupun penyusunnya. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi............................................................................................
B. Teknik-Teknik Komunikasi......................................................................................
a. Persuasi................................................................................................................
b. Kampanye............................................................................................................
c.Publisitas.................................................................................................................
C. Manfaat Komunikasi................................................................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................................16
B. Saran....................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengapa komunikasi penting dalam suatu organisasi ? Pertanyaan ini kerap
dilontarkan oleh mereka yang perhatian terhadap kajian fenomena komunikasi maupun
mereka yang tertarik pada gejala-gejala keorganisasian. Dalam kenyataan masalah
komunikasi senantiasa muncul dalam proses pengorganisasian. Komunikasi mempunyai
andil membangun iklim organisasi, yang berdampak kepada membangun budaya
organisasi, yaitu nilai dan kepercayaan yang menjadi titik pusat organisasi. Tujuan
komunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam rangka membentuk saling
pengertian (mutual understanding) . Pendek kata agar terjadi penyetaraan dalam
kerangka referensi, maupun dalam pengalaman.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pengertian komunikasi!
2. Menjelaskan teknik-teknik komunikasi yaitu:
A .persuasi
B .kampanye
C. publisitas
3. Menjelaskan manfaat komunikasi!
C. TUJUAN
1 Untuk ,mengindetifikasi pengertian komunikasi dan menganalisis beberapa teknik-
teknik komunikasi yang diantaranya(persuasi, kampanye, publisitas) dan memberikan
penjelasan tentang beberapa manfaat dalalm komunikasi.
2,untuk memenuhi tugas makalah Komunikasi dan Advokasi Kebijakan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi (serapan dari Belanda: communicatie) atau talimarga adalah "suatu proses
ketika seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat
menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan
orang lain". Komunikasi dapat berbentuk verbal dan nonverbal. Verbal merupakan
komunikasi yang dilakukan secara lisan dengan vokal berupa ucapan maupun
berbentuk tulisan dalam wujud aksara. Semenyata itu komunikasi nonverbal
merupakan komunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh atau gerak-gerik yang
menunjukkan sikap tertentu untuk mewakili pesan, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, dan mengangkat bahu.
Beberapa ahli berpendapat mengenai pengertian komunikasi, menurut Anwar Arifin,
komunikasi merupakan jenis proses sosial yang erat kaitannya dengan aktivitas
manusia serta sarat akan pesan maupun perilaku. Skinner juga berpendapat mengenai
bagaimana komunikasi sebagai suatu perilaku lisan maupun simbolik di mana pelaku
berusaha memperoleh efek yang diinginkan. Kemudian menurut Forsdale komunikasi
adalah jenis proses pembentukan, pemeliharaan serta pengubahan sesuatu dengan
tujuan agar sinyal yang telah dikirimkan berkesesuaian dengan aturan.Sedangkan
menurut Gode komunikasi merupakan suatu kegiatan untuk membuat sesuatu
kemudian ditujukkan kepada orang lain.
Adapun komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa
berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi, yaitu;
Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan
kepada pihak lain.
Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak
kepada pihak lain. Pesan berisi informasi yang sudah diolah dan disampaikan
oleh sumber informasi, seperti saat kita berbicara maka pesan tersebut adalah
apa yang dikatakan atau saat kita menulis maka apa yang ditulis adalah pesan.
Pesan dapat diproduksi melalui komunikasi tatap muka atau tulisan.
Saluran (channel) adalah media di mana pesan disampaikan kepada komunikan.
dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang
mengalirkan getaran nada/suara.
Penerima atau komunikan (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari
pihak lain.
Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan
yang disampaikannya.
Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi
itu akan dijalankan ("Protokol").
B. Teknik-teknik komunikasi
Teori Teknik Komunikasi Persuasif Teori teknik komunikasi persuasif yang
digunakan sebagai unit analisis dalam studi ini menggunakan lima belas teknik
komunikasi persuasif, lima teori teknik komunikasi persuasif menurut Onong
Uchjana Effendy serta sepuluh teori teknik komunikasi persuasif menurut William
S.Howell. Teori Lima belas teknik komunikasi persuasif mengkaji keberhasilan
komunikator dalam 16 Auliya Niswah, Skripsi Sarjana: “Aplikasi Teknik
Komunikasi Persuasif dalam Buku 7 Keajaiban Rezeki Karya Ippho Santoso”
( Skripsi --UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2014), 88-89. 17 Fitra Febiani, “Teknik
Komunikasi Persuasif dalam Buku Hijab I’m In Love Karya Oki Setiana Dewi”
(Skripsi -- UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2015), 85. mengemas pesan komunikasi
yang bersifat praktis sehingga menarik perhatian para mad’u, memberikan penjelasan
yang mudah dimengerti dan dipahami, sehingga mereka tertarik untuk mengikuti
ajakan da’i secara sadar atas kemauannya sendiri. Teknik komunikasi persuasif
adalah cara-cara pengemasan pesan komunikasi yang bersifat praktis untuk
mempengaruhi pendapat, sikap dan tindakan seseorang atau kelompok melalui proses
psikologis sehingga orang tersebut bisa bergerak atas kehendaknya sendiri.
Pengemasan pesan itu bisa berupa bahan materi, data pendukung, struktur paragraf,
kalimat penjelas, bahasa-bahasa yang dikemas untuk mendukung upaya mengajak
orang lain agar mau mengikuti tujuan komunikator.
1. Komunikasi Persuasif
Jalaluddin Rakhmat mendefinisikan komunikasi persuasif dengan pendekatan
psikologis, memiliki arti bahwa komunikasi persuasif merupakan proses
mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan orang dengan menggunakan alasan-
alasan psikologis sehingga persuadee tersebut bertindak seperti kehendaknya
persuader. A.W. Widjaja mendefinisikan bahwa komunikasi persuasif tidak lain
merupakan usaha persuader untuk meyakinkan orang lain (persuadee) agar berbuat
dan bertingkah laku sebagaimana harapan persuader, persuader dalam proses
penyampaiannya mempengaruhi persuadee tanpa memaksa dan tanpa menggunakan
kekerasan.21 Sedangkan menurut Maike Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi
(Bandung : Remaja Rosdakarya,2007), Nurhalima, “Komunikasi Persuasif Majelis
Tabligh Pimpinan Daerah Aisyiyah dalam Meningkatkan Akidah Islam Desyafitri,
komunikasi persuasif adalah proses komunikator dalam mempengaruhi kepercayaan,
sikap, dan perilaku komunikan, baik dengan pesan verbal maupun pesan nonverbal
sehingga bertindak sesuai maksud yang diinginkan oleh komunikator. Menurut
Ahmad Zaenuri, komunikasi persuasif dapat diartikan sebagai kegiatan
mempengaruhi orang lain dengan melibatkan sisi psikologis komunikan, sehingga
komunikan tersebut dengan sadar melakukan sesuatu atas kehendaknya sendiri.
Sehingga dari penjelasan definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa komunikasi
persuasif adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh komunikator kepada
komunikan dengan dengan menggunakan alasan psikologis, menekankan pada
kesadaran komunikan untuk berpendapat, bersikap dan bertindak didasarkan atas
kemauan, kerelaannya sendiri tanpa adanya paksaan dari orang lain. Deddy Mulyana
menjelaskan persuasif merupakan suatu keahlian atau kemampuan persuader dalam
mengungkapkan pesan persuasif yang bertujuan untuk persuadee yakin kemudian
melakukan atau berprilaku sesuai harapan persuader. Menurut K. Andeerson tujuan
atau efek yang diharapkan dari persuasif ini adalah membuat pembaca atau
pendengar (persuadee) baik individu atau kelompok pada akhirnya mengubah
keyakinan, sikap, atau perilaku melalui transmisi beberapa pesan (persuasif).
Ada pun beberapa teknik komunikasi persuasif yang mungkin juga dapat anda
pelajari. Teknik tersebut adalah :
Teknik Asosiasi yang menyajikan pesan dengan cara menggabungkannya dengan
objek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian komunikan.
Teknik Integrasi yang menyatukan diri komunikator dengan diri komunikan dengan
menggunakan kata-kata verbal yang bermakna menyatakan satu bagian atau satu sisi
dengan komunikan, seperti menggunakan kata “kita”.
Teknik Ganjaran merupakan teknik yang memperngaruhi seseorang atau kelompok
dengan memberikan sebuah janji atau imbalan tertentu.
Teknik Red – Herring yang biasanya digunakan komunikator ketika berada dalam
posisi yang terdesak sehingga harus menghindar dari pertanyaan demi pertanyaan
komunikan.
Teknik Tataan yaitu menyusun pesan komunikasi agar enak didengar, dilihat atau
dibaca serta memberikan efek agar komunikan mengikuti apa yang disarankan pada
pesan yang dibuat tersebut.
Selain kemampuan dalam menyampaikan pesan serta teknik-teknik diatas, masih
banyak terdapat aspek-aspek lain yang harus diketahui oleh seorang komunikator.
Antara lain :
1. Penyampaian pesan yang baik
Penyampaian pesan dari seorang komunikator akan mempengaruhi sikap komunikan
jika pesan tersebut disampaikan dengan baik, tidak bertele-tele dan langsung pada
point pembicaraan. Jika penyampaian pesan tersebut dilakukan dengan baik, maka
sikap dan perilaku komunikan dapat dipastikan akan berubah mengikuti kemauan
komunikator. Namun, jika penyampaian pesan yang dilakukan oleh seorang
komunikator tersebut terkesan bertele-tele, tidak memiliki solusi atau bahkan
terkesan memaksa, maka dapat dipastikan komunikan sebagai pendengar akan pergi
dan menghindar. Penyampaian pesan yang baik merupakan salah satu Penerapan
Strategi Komunikasi dalam Pembelajaran.
2. Komunikator sebagai pemilik kuasa
Komunikator dapat menimbulkan sikap tunduk dari seorang komunikan, karena
komunikator bertindak sebagai pemegang kekuasaan. Tapi, kekuasaaan tersebut
tidak boleh digunakan untuk menekan komunikan pada saat komunikasi terjadi.
Komunikator sebagai pemilik kekuasaan dapat kita lihat pada beberapa profesi
seperti guru, pemerintah, sales promotion, dan lain sebagainya yang menggunakan
komunikasi persuasif untuk mengambil sebuah keputusan dan kesepakatan.
3. Berikan keleluasaan terhadap komunikan
Pada saat berkomunikasi, seorang komunikan harus diberi kebebasan sebebasnya
untuk melihat baik dan buruknya sebuah pesan yang disampaikan. Jangan memaksa
komunikan agar mengikuti perkataan, tapi berusahalah agar dia mengikuti perkataan
komunikator atas kesadaran sendiri. Karena jika seorang komunikan merasa dirinya
tidak bebas atau cenderung dipaksa, kemungkinan besar komunikan tersebut akan
berontak dan membantah semua perkataan yang diucapkan atau disampaikan
komunikator.
4. Buat komunikan percaya
Pesan yang disampaikan oleh komunikator seperti kata-kata, gerak tubuh, intonasi
suara dan lain sebagainya harus mampu membuat seorang komunikan percaya dan
yakin dengan apa yang Ia dengarkan. Kepercayaan yang berhasil dibentuk oleh
komunikator, juga akan mempengaruhi minat dari komunikan untuk berbagi pesan
atau informasil. Jika komunikan telah percaya dan semakin percaya dengan
komunikator, maka semua informasi yang diinginkan oleh komunikator akan mudah
untuk didapatkan.
2. komunikasi kampanye
Kampanye adalah suatu aktivitas komunikasi atau kegiatan penyampaian informasi
yang dilakukan secara terencana untuk mendidik, meyakinkan, mempengaruhi serta
mengambil simpati individu atau masyarakat menggunakan berbagai media untuk
memenuhi target dalam satuan waktu tertentu.
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2008 tentang pemilihan umum DPR, DPD,
DPRD, kampanye adalah kegiatan peserta pemilu untuk meyakinkan para pemilih
dengan menawarkan visi, misi dan program peserta pemilu. Pada dasarnya kegiatan
kampanye dilandasi oleh prinsip persuasi, yaitu mengajak dan mendorong publik
untuk menerima atau melakukan sesuatu yang dianjurkan atas dasar kesukarelaan.
Berikut definisi dan pengertian kampanye dari beberapa sumber buku:
Menurut Cangara (2011), kampanye adalah aktivitas komunikasi yang ditujukan
untuk memengaruhi orang lain agar ia memiliki wawasan, sikap dan perilaku sesuai
dengan kehendak atau keinginan penyebar atau pemberi informasi.
Menurut Rogers dan Storey (1987), kampanye merupakan serangkaian tindakan
komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada
sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu
tertentu.
Menurut Ruslan (2007), kampanye dapat diartikan sebagai pemanfaatan berbagai
metode komunikasi yang berbeda secara terkoordinasi dalam periode waktu tertentu
yang ditujukan untuk mengarahkan khalayak pada masalah tertentu berikut
pemecahannya.
Menurut Venus (2004), kegiatan kampanye adalah aktivitas yang terorganisir dan
mengandung suatu proses komunikasi untuk mempengaruhi, membujuk,
memotivasi, menciptakan dampak bagi masyarakat serta bertujuan jelas dalam
kurun waktu yang telah ditentukan.
Menurut Nimmo (2011), kampanye adalah sebuah bentuk persuasi massa dimana
seorang komunikator politik memberikan himbauan kepada massa baik melalui
hubungan tatap muka ataupun melalui jenis media berperantara yaitu media
elektronik, media cetak, atau poster.
Jenis-jenis Kampanye
Menurut Venus (2004), berdasarkan tujuannya kampanye dapat diklasifikasikan
menjadi empat jenis, yaitu:
Kampanye Sosial. Adalah suatu kegiatan berkampanye yang mengkomunikasikan
pesan-pesan yang berisi tentang masalah sosial kemasyarakatan, dana bersifat non
komersil. Tujuan dari kampanye sosial adalah untuk menumbuhkan kesadaran
masyarakat akan gejala-gejala sosial yang sedang terjadi.
Kampanye Bisik. Yaitu kampanye yang dilakukan melalui gerakan untuk melawan
atau mengadakan aksi secara serentak dengan menyiarkan kabar angin.
Kampanye Promosi. Adalah kegiatan kampanye yang dilaksanakan dalam rangka
promosi untuk meningkatkan atau mempertahankan penjualan dan sebagainya.
Kampanye Politik. Yaitu kampanye yang menyampaikan pesan-pesan kepada
masyarakat agar masyarakat memperoleh informasi tentang apa dan bagaimana
suatu partai, program maupun visinya. Dengan demikian masyarakat dapat
memahami maksud dan tujuan dari partai tersebut untuk menentukan dipilih atau
tidak.
Teknik Komunikasi Kampanye
Menurut Ruslan (2007), terdapat beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk
melaksanakan sebuah kegiatan kampanye, yaitu:
Partisipasi, yaitu teknik yang mengikutsertakan audien agar memberi perhatian lebih
ke dalam suatu kegiatan.
Asosiasi, mengaitkan kampanye dengan suatu peristiwa atau fenomena yang sedang
menjadi sorotan atau sedang terjadi pada waktu sekarang.
Integratif, menggunakan kata-kata kita, kami, anda sekalian dengan tujuan
menyatukan kepentingan semua pihak.
Teknik Ganjaran, mempengaruhi dengan ganjaran baik itu manfaat (reward)
maupun ancaman (threat).
Teknik penataan patung es, menggunakan penggambaran yang indah, enak dilihat,
dibaca, dan didengar.
Empati, menempatkan diri pada suatu posisi/peristiwa.
Koersi, melibatkan unsur paksaan sehingga dapat menimbulkan kekhawatiran
tertentu apabila tidak dilakukan.
3. Teknik Publisitas
Publisitas adalah suatu upaya dalam meningkatkan kesadaran dari individu,
layanan, atau produk agar bisa diperhatikan oleh publik. Hal ini sangat penting untuk
dilakukan karena proses untuk membuat suatu produk agar bisa dilihat oleh banyak
orang bukanlah suatu hal yang mudah.
Namun, yang menariknya dari proses ini adalah biaya yang lebih sedikit apabila
dibandingkan dengan strategi pemasaran lainnya seperti iklan komersial. Walaupun
anggaran yang diperlukan lebih sedikit, namun publisitas mampu memberikan
manfaat yang sangat baik untuk suatu bisnis.
Manfaat Publisitas bagi Perusahaan
Walaupun publisitas tidak terlalu membutuhkan anggaran yang besar, tapi kegiatan
ini mampu memberikan dampak positif yang luar biasa untuk perusahaan. Dikutip
dari laman Patch, berikut ini adalah beberapa manfaat dari dilakukannya publisitas:
1. Membangun Kredibilitas
Suatu perusahaan atau bisnis harus mampu membangun kredibilitas untuk
perusahaannya. Kenapa? Karena, semakin bagus kredibilitas yang dimiliki oleh suatu
perusahaan maka akan semakin mudah untuk menarik minat banyak pelanggan.
Untuk suatu produk yang baru dirilis, maka publisitas wajib dilakukan agar
masyarakat bisa segera mengenali produk tersebut. Semakin banyak suatu produk
dilihat oleh publik, maka akan semakin mudah juga diingat dan akan terlihat kredibel
di mata masyarakat.
2. Membuat Bisnis Jadi Perhatian Publik
Manfaat yang kedua dari dilakukannya publisitas adalah membuat suatu bisnis
menjadi lebih mampu menarik perhatian masyarakat. Publisitas yang dilakukan
melalui media sosial akan mampu membuat suatu bisnis menjadi lebih cepat dikenal,
terlebih lagi jika konten di dalamnya sangat menarik. Perlu diketahui bahwa suatu
brand akan lebih mudah untuk diperhatikan ketika brand tersebut mampu membuat
suatu konten yang unik dan menarik. Untuk itu, suatu perusahaan atau bisnis harus
benar-benar memerhatikan media untuk melakukan kegiatan publisitas.
Kekurangan Publisitas
Pihak perusahaan tidak bisa mengontrol media
Pihak perusahaan juga tidak bisa mengontrol jenis informasi apa yang dibuat
oleh media, sehingga apabila informasi yang dibuat oleh media adalah
informasi yang menjelekkan perusahaan, maka akan sangat merugikan.
Publisitas hanya bisa dilakukan secara satu arah saja, yang mana publik
hanya bisa membaca ataupun melihat berita tanpa adanya dialog atau
interaksi secara langsung.
Sifat Publisitas
Beberapa sifat utama dari publisitas adalah sebagai berikut:
C. Manfaat Komunikasi
Kita tentu sering melakukan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari, seperti
saat menyapa teman atau ngobrol dengan orang tua. Pengertian komunikasi secara
umum adalah proses penyampaian informasi berupa pesan, ide, atau gagasan dari
satu pihak ke pihak lain, baik secara verbal maupun non-verbal. Komunikasi menjadi
salah satu syarat terjadinya interaksi sosial. Dalam sebuah proses komunikasi,
terdapat unsur-unsur tertentu seperti orang yang mengirim pesan (komunikator),
pesan yang disampaikan, saluran atau media, orang yang menerima pesan
(komunikan) serta umpan balik. Selain itu komponen komunikasi juga meliputi
protokol atau aturan yang disepakati oleh pelaku komunikasi tentang bagaimana
komunikasi dijalankan. Berdasarkan cara penyampaiannya, komunikasi dibagi
menjadi komunikasi verbal dan non-verbal. Selain itu terdapat jenis-jenis
komunikasi yang lainnya, misalnya dibagi berdasarkan jenis pesan (lisan dan
tulisan), berdasarkan kelangsungan (langsung dan tidak langsung), berdasarkan sifat
(formal dan non-formal), serta berdasarkan arah (1 arah dan 2 arah). Lantas kenapa
manusia melakukan komunikasi? Tentunya ada fungsi dan tujuan komunikasi yang
ingin didapatkan. Beberapa manfaat komunikasi yang utama misalnya untuk
mendapatkan informasi, untuk menjalin hubungan dengan orang lain, untuk lebih
mengenal orang lain, untuk memberikan pendapat dan sugesti serta fungsi dan
manfaat lainnya.
Kesimpulan
Komunikasi (serapan dari Belanda: communicatie) atau talimarga adalah "suatu
proses ketika seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan
masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain". Komunikasi dapat berbentuk verbal dan nonverbal.
Verbal merupakan komunikasi yang dilakukan secara lisan dengan vokal berupa
ucapan maupun berbentuk tulisan dalam wujud aksara. Semenyata itu komunikasi
nonverbal merupakan komunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh atau gerak-
gerik yang menunjukkan sikap tertentu untuk mewakili pesan, misalnya
tersenyum, menggelengkan kepala, dan mengangkat bahu.
DAFTAR PUSTAKA
Ruben Brent D dan Lea P Stewart. (2006). Communication and Human Behavior.
United States: Allyn and Bacon
"Komunikasi Verbal VS Komunikasi Non-Verbal". BINUS UNIVERSITY MALANG |
Pilihan Universitas Terbaik di Malang. 2020-06-12. Diakses tanggal
2023-12-14.
Dia, K., & Wahyuni, S. (2021). Teknik Komunikasi Persuasif Buya Yahya Pada
Ceramah “Apa Dan Bagaimana Hijrah Itu?”. Realita: Jurnal Penelitian
Dan Kebudayaan Islam, 19(1).
Cangara, Hafied. 2011. Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Nimmo, Dan. 2011. Komunikasi Politik - Komunikator, Pesan, dan Media. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Rogres, E. M. & Storey J. D. 1987. Communication Campaign. New Burry Park:
Sage.
Ruslan, Rosady. 2007. Kampanye Public Relations. Jakarta: Raja Grafindo. Persada.
Venus, Antar. 2004. Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis
Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekata
Media.
Gregory, Anne. 2010. Planning and Managing Public Relations Campaigns: A
Strategic Approach (PR In Practice). United Kingdom: Kogan Page.
https://accurate.id/marketing-manajemen/publisitas-adalah/
https://www.seluncur.id/manfaat-komunikasi/