Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PUISI ANGKATAN 2000

Dosen Pengampu:

Randy, M.Pd.

Disusun Oleh :

Amanda Putri Andriani (2323290052)

Muhammad Thoriq (2323290042)

PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA

FAKULTAS TABIYAH DAN TADRIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO


BENGKULU

TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabaralatu, puji syukur kita


panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberi rahmat serta
hidayahnya kepada kita sehingga kita bisa melaksanakan serta
menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Puisi Angkatan 2000”
sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Teori Sastra dengan Bapak Randy,
M.Pd. sebagai dosen pengampu. Terimakasih kepada teman-teman yang
telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini serta kepada
dosen pengampu mata kuliah Teori Sastra.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam


makalah kami. Dengan demikian, kami berharap pembaca dapat
memberikan kritik serta sarannya terhadap makalah yang telah kami buat
ini. Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Minggu, 31 Maret 2024

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................1
C. Tujuan............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................3

A. Membacakan Puisi-Puisi Angkatan 2000......................................3


B. Menentukan Tema Puisi-Puisi Angkatan 2000..............................4
C. Menentukan Situasi Penulisan Angkatan 2000..............................6
D. Mengutip Puisi-Puisi Angkatan 2000...........................................7
E. Contoh kritik sastra di web atau di media massa lain..................10
BAB III PENUTUP...................................................................................13
A. Kesimpulan...............................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puisi angkatan 2000 merujuk pada kumpulan puisi yang ditulis
oleh para penyair Indonesia pada awal milenium ketiga. Dalam periode
ini, sastra Indonesia mengalami perkembangan pesat dengan banyaknya
pemuda-pemudi yang tertarik untuk mengekspresikan diri melalui
puisi. Puisi angkatan 2000 menjadi wadah bagi generasi baru untuk
menyalurkan ide, pikiran, dan perasaan mereka melalui bahasa sastra
yang indah.
Puisi-puisi angkatan 2000 juga menjadi salah satu bentuk
perlawanan terhadap stereotip dan norma yang ada dalam masyarakat.
Para penyair berani mengungkapkan pandangan mereka secara terbuka,
menjadikan puisi sebagai sarana untuk menyampaikan kritik sosial dan
pemikiran alternatif. Puisi angkatan 2000 memiliki pengaruh yang
besar terhadap perkembangan sastra Indonesia. Para penyair dari
angkatan ini berhasil menciptakan puisi-puisi yang mendapatkan
apresiasi tinggi dari para pembaca dan kritikus sastra. Mereka mampu
menggambarkan perasaan dan emosi dengan sangat mendalam melalui
kata-kata yang terpilih.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Puisi-Puisi Angkatan 2000?
2. Apa tema Puisi-Puisi Angkatan 2000?
3. Bagaimana Situasi Penulisan Angkatan 2000?
4. Bagaimana Puisi-Puisi Angkatan 2000 Untuk Pengajaran?
5. Apa saja Contoh-contoh kritik sastra di web atau di media massa
lain?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Puisi-Puisi Angkatan 2000
2. Untuk Mengetahui Tema Puisi-Puisi Angkatan 2000
3. Untuk Mengetahui Situasi Penulisan Puisi-Puisi Angkatan 2000

1
4. Untuk Mengetahui Puisi-Puisi Angkatan 2000
5. Untuk Mengetahui Contoh-contoh kritik sastra di web atau di
media massa lain

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Membaca Puisi-Puisi Angkatan 2000


Puisi angkatan 2000 juga menjadi wahana untuk mengangkat
isu-isu kontemporer yang relevan dengan zaman modern. Mereka
menyoroti berbagai persoalan seperti urbanisasi, teknologi, kehidupan
kota, dan perubahan sosial. Melalui puisi, para penyair ini mengajak
pembaca untuk merenung dan memahami perubahan yang terjadi di
sekitar mereka. Selain itu, puisi angkatan 2000 juga menggambarkan
perjalanan pribadi dan perasaan intim para penyair. Puisi-puisi ini
menjadi sarana untuk menyampaikan kegelisahan, kebahagiaan, dan
pergulatan batin yang dialami oleh generasi muda saat itu. Puisi
menjadi bentuk terapi dan pembebasan emosi bagi para penyair dan
pembaca yang dapat merasakan dan menghayati setiap kata yang
dituangkan dalam puisi tersebut.
Puisi angkatan 2000 telah meninggalkan jejak yang kuat
dalam sastra Indonesia. Karya-karya mereka akan terus dikenang dan
memberikan inspirasi bagi generasi mendatang. Melalui puisi, para
penyair angkatan 2000 menghadirkan keindahan dan kekuatan kata-
kata yang menggetarkan jiwa pembaca. Secara keseluruhan, puisi
angkatan 2000 merupakan titik balik dalam perkembangan sastra
Indonesia. Mereka membuktikan bahwa puisi tetap relevan dan
memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan-pesan humanis,
kritis, dan penuh makna. Puisi angkatan 2000 adalah bukti nyata bahwa
bahasa sastra dapat menjadi kekuatan yang menggerakkan perubahan
dalam masyarakat.
Puisi dari Angkatan 2000 biasanya mencerminkan perasaan
dan pikiran para penyair tentang zaman mereka. Untuk membacanya
dengan baik:

3
1. Pahami Waktu dan Tempat. Cari tahu tentang kejadian-
kejadian atau tren yang sedang terjadi pada masa itu, serta
suasana sosial dan budaya di sekitar waktu puisi itu ditulis. Ini
akan membantumu mengerti konteksnya.
2. Amati Cara Penulisan. Puisi pada era tersebut mungkin lebih
santai dan menggunakan bahasa sehari-hari. Juga, penyair
mungkin mencoba gaya penulisan yang berbeda-beda. Jadi,
perhatikan cara mereka memilih kata-kata dan menyusun
kalimat.
3. Tangkap Tema yang Umum. Banyak puisi Angkatan 2000
membahas tentang perubahan zaman, kecemasan teknologi,
dan isu-isu pribadi. Cari tema-tema ini dalam puisi, karena itu
bisa membantumu memahami apa yang ingin disampaikan
oleh penyair.
4. Jangan Terjebak pada Makna Harfiah. Banyak puisi dari
periode ini menggunakan bahasa yang kreatif dan simbolis.
Jadi, jangan terlalu keras mencari makna harfiahnya. Lebih
baik mencoba merasakan makna yang lebih mendalam di balik
kata-kata itu.
5. Hayati Perasaan Penyair. Puisi sering kali merupakan cara bagi
penyair untuk mengekspresikan perasaan mereka. Cobalah
meresapi emosi yang terpancar dalam puisi tersebut, dan
pertimbangkan bagaimana perasaan itu bisa berkaitan dengan
pengalaman dan perasaanmu sendiri.
Dengan melihat konteks, gaya penulisan, tema, dan perasaan
yang terungkap dalam puisi-puisi Angkatan 2000, kamu bisa
mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang apa yang ingin
disampaikan oleh penyair pada masa itu.
B. Tema Puisi Angkatan 2000
Beberapa tema yang sering muncul dalam puisi Angkatan
2000 di Indonesia meliputi:

4
1. Pada awal milenium baru ini, teknologi digital mulai merajalela
dengan cepat di Indonesia. Banyak puisi mencerminkan dampak
teknologi ini pada kehidupan sehari-hari, mulai dari koneksi yang
semakin terhubung hingga isolasi yang semakin dalam.
2. Dengan meningkatnya konektivitas global, puisi-puisi ini sering
kali membahas tentang pengaruh globalisasi terhadap budaya,
identitas, dan nilai-nilai lokal. Hal ini dapat mencakup perubahan
dalam gaya hidup, pemikiran, dan hubungan sosial.
3. Angkatan 2000 adalah era di mana Indonesia masih mencoba
pulih dari krisis ekonomi dan politik yang terjadi pada era
sebelumnya. Puisi-puisi ini sering kali mencerminkan perasaan
dan pandangan tentang ketidakstabilan politik, ketidakadilan
sosial, dan pertarungan untuk keadilan.
4. Dalam suasana modernisasi yang cepat, banyak puisi yang
mengeksplorasi tema identitas pribadi, eksistensialisme, dan
pencarian makna hidup. Penyair sering mengeksplorasi
pertanyaan tentang siapa mereka, tempat mereka dalam dunia
yang terus berubah, dan apa arti keberadaan mereka.
5. Meskipun tema ini tidak terbatas pada era tertentu, cinta dan
hubungan pribadi tetap menjadi subjek utama dalam puisi
Angkatan 2000. Namun, dalam konteks masa itu, cinta sering
dipandang dalam konteks yang lebih modern dan kompleks,
dengan pertimbangan teknologi, globalisasi, dan perubahan
sosial.
6. Perhatian terhadap lingkungan dan ekologi juga mulai muncul
dalam puisi-puisi di era ini. Penyair sering merenungkan
hubungan manusia dengan alam, dampak aktivitas manusia
terhadap lingkungan, dan keindahan alam yang terancam oleh
perubahan iklim dan eksploitasi manusia.
Tema-tema ini mencerminkan dinamika sosial, budaya, dan
politik Indonesia pada era milenium baru, dan banyak puisi Angkatan

5
2000 yang mengeksplorasi tema-tema ini dengan cara yang kreatif dan
beragam.
C. Situasi Penulisan Puisi-Puisi Angkatan 2000
Sastra Angkatan 2000 atau sering disebut dengan sastra
mutakhir (Dekade 90-an dan Angkatan 2000). Memasuki era Reformasi
yang sangat anti KKN dan praktik otoriter, penuh kebebasan ekspresi
dan pemikiran, mengandung renungan religiusitas dan nuansa-nuansa
sufistik. Menampilkan euphoria menyuarakan hati nurani dan akal sehat
untuk pencerahan kehidupan multidimensional. Pada masa angkatan
2000 ini banyak sekali muncul pengarang wanita. Mereka umumnya
menulis dengan ungkapan perasaan dan pikiran yang tajam dan bebas.
Ada di antara mereka yang sangat berani menampilkan nuansa-nuansa
erotik, hal-hal yang sensual bahkan seksual, yang justru lebih berani
dibandingkan para sastrawan seumumnya.
Adapun para sastrawati Angkatan 2000 antara lain: Ayu
Utami, Jenar Mahesa Ayu, Fira Basuki, Herlinaties, Nukila Amal,
Linda Kristianti, Ratih Kumala, Oka Rusmini, dan lain-lain. Di antara
mereka yang mengusung ideology kebebasan wanita (woman libs) yang
dulu pernah dilakukan oleh Nh. Dini (namun ungkapan-ungkapan Dini
tetap literik, tidak vulgar). Sebenarnya minus idiom-idiom vulgar karya
mereka termasuk berbobot, seperti juga prosa liris karya Linus Suryadi
berjudul Pengakuan Pariyem . Di bagian-bagian tertentu karya Jenar
Mahesa Ayu dan Ayu Utami bahkan sangat puitis serta filosofis,
menampilkan ungkapan-ungkapan yang bernas dan cerdas, dengan
imajinasi-imajinasi yang kaya renungan, mungkin juga humanis dan
religius. Jadi mengandung hal-hal yang kontrovesial.
Nama ini diberikan Korrie Layun Rampan pada sejumlah
pengarang dan penyair yang telah melahirkan wawasan estetik baru
pada tahun 90-an. Korrie berkata, “ Afrizal Malna melansir estetik baru
yang digali dari sifat missal benda-benda dan manusia yang
dihubungkan dengan peristiwa tertentu dan interaksi missal. Estetik

6
missal ini merupakan penemuan Afrizal yang unik dalam sastra
Indonesia.
Pada awal milenium baru, internet menjadi lebih mudah
diakses oleh masyarakat luas di Indonesia. Ini memungkinkan penyair
untuk berbagi karya mereka secara online, berinteraksi dengan
komunitas sastra virtual, dan mencari inspirasi dari seluruh dunia.
Internet juga memfasilitasi perkembangan blog sastra dan platform
media sosial di mana puisi-puisi dapat dipublikasikan dan dibahas.
Dengan semakin terbukanya Indonesia terhadap pengaruh global, puisi-
puisi Angkatan 2000 sering kali mencerminkan dialog antara budaya
lokal dan global. Penyair sering mengeksplorasi tema-tema
multikulturalisme, migrasi, dan identitas diaspora dalam karya-karya
mereka.
Pada awal milenium, Indonesia masih dalam proses pemulihan
dari krisis ekonomi dan politik yang terjadi pada era sebelumnya.
Ketidakpastian politik dan sosial, bersama dengan perjuangan untuk
mencapai stabilitas dan keadilan, sering menjadi tema dalam puisi-puisi
Angkatan 2000. Banyak penyair pada Angkatan 2000 bereksperimen
dengan bahasa dan gaya penulisan mereka. Mereka mencoba
pendekatan yang lebih eksperimental, menggunakan bahasa sehari-hari
yang kreatif, serta menciptakan struktur dan format puisi yang inovatif.
Puisi pada era ini sering kali menjadi wadah untuk
menghadirkan isu-isu kontroversial seperti agama, seksualitas, dan
politik. Penyair sering menggunakan puisi sebagai medium untuk
menyuarakan pendapat mereka tentang isu-isu tersebut dan mengajak
pembaca untuk berpikir lebih dalam. Di era Angkatan 2000, komunitas
sastra di Indonesia berkembang pesat. Ada berbagai kelompok sastra,
festival, dan acara pembacaan puisi yang memfasilitasi pertukaran ide
dan karya antara penyair-penyair muda.
D. Mengutip Puisi-Puisi Angkatan 2000 Untuk Pengajaran
1. Karya Sapardi Djoko Darmono “Sunyi yang Lebat”

7
sunyi yang lebat: ujung-ujung jari
sunyi yang lebat: bola mata dan gendang telinga
sunyi yang lebat: lidah dan lubang hidung
sunyi yang dikenal sebagai hutan: pohon-pohon yang roboh,
margasatwa membusuk di tepi sungai kering, para pemburu
mencari jejak panca indra...

Analisis Kutipan Puisi: Puisi "Sunyi yang Lebat" adalah karya yang
singkat namun penuh dengan gambaran yang kuat tentang keadaan
sunyi dan kesunyian yang mendalam. Judul "Sunyi yang Lebat" segera
memperkenalkan tema utama puisi ini, yaitu kesunyian yang tebal dan
mendalam. Sunyi menjadi elemen pusat yang mendominasi seluruh
puisi. Penggunaan repetisi ini memperkuat makna dan kesan kesunyian
yang intens. Ketika kata-kata ini diulang, pembaca merasakan dampak
yang semakin kuat dari kesunyian yang digambarkan dalam puisi.
Kesunyian dalam puisi ini tidak hanya dianggap sebagai ketiadaan
suara, tetapi juga memiliki kehadiran yang hampir menyerupai makhluk
hidup. Ini tercermin dalam penggunaan frasa seperti "bola mata" dan
"lidah," yang memberikan kesan bahwa kesunyian itu memiliki
karakteristik fisik. Puisi ini menciptakan gambaran tentang alam yang
sunyi dan mati, dengan pohon-pohon yang roboh dan margasatwa yang
membusuk. Ini adalah gambaran yang kuat tentang kesunyian yang
merajalela di alam. Pemburu dalam puisi ini mencari "jejak panca
indra," yang kontras dengan kesunyian yang tebal dan hutan yang
sunyi. Pemburu mencoba untuk mengatasi kesunyian dengan
menggunakan indra mereka untuk mencari tanda-tanda kehidupan.
Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna kesunyian.
Kesunyian yang lebat dapat menjadi pengalaman yang menenangkan,
menyelamatkan dari kebisingan dunia, atau dapat menjadi pengingat
akan ketiadaan. Makna dari kesunyian ini tergantung pada perspektif
pembaca.

8
2. Karya Dorothea Rosa Herliany “Gaun Burung Gagak”
Akhirnya ku baca
Baris-baris sajak yang kau tulis
Pada sayap-sayap burung gagak
Hanya kehitaman dan kekeh kelaparan
Yang mengerikan, bukit-bukit, padang
Rumput, dan perkampungan tanpa penghuni
Tanah siapakah ini? Pada penantian
Yang tak pernah pasti (aku atau satwa liar itu)

Dan sajak-sajak, bagai sungai,


Terus mengalir
Tapi, lihatlah
Burung-burung gagak itu menggugurkan
Bulu-bulu sayapnya. Untuk mengganti
Gaunmu yang telah tua.

Analisis Kutipan Puisi: Puisi "Gaun Burung Gagak" karya Dorothea


Rosa Herliany adalah sebuah karya yang penuh dengan imajinasi,
simbolisme, dan refleksi tentang kehidupan. Burung gagak sering
dianggap sebagai simbol kematian, kegelapan, atau kejahatan. Dalam
puisi ini, burung gagak mewakili sebuah kehidupan yang keras dan
penuh dengan tantangan. Bulu-bulu sayap yang digugurkan dapat
dipahami sebagai pengorbanan untuk bertahan hidup, atau simbol
transformasi dan perubahan. Gaun yang dimaksud dalam puisi ini bisa
dimaknai sebagai simbol kepribadian atau citra diri. Ketika burung
gagak menggugurkan bulu-bulunya untuk mengganti gaun yang telah
tua, hal itu dapat diartikan sebagai upaya untuk beradaptasi dengan
lingkungan yang keras dan tidak ramah, serta untuk terus bertahan
hidup. Penyair menyoroti pertanyaan tentang identitas dan kepemilikan

9
atas tanah dan kehidupan. Pertanyaan tentang "tanah siapakah ini?"
mencerminkan rasa kebingungan dan kekosongan dalam mencari

9
makna dan tujuan hidup di tengah-tengah ketidakpastian. Dorothea
Rosa Herliany menggunakan metafora sungai untuk menggambarkan
aliran sajak yang terus mengalir. Ini mencerminkan aliran kehidupan
yang tak pernah berhenti, dengan semua kejadian dan perubahan yang
terjadi di sepanjang jalan. Puisi ini menyentuh tema perjuangan,
ketahanan, dan keberanian dalam menghadapi tantangan hidup.
Meskipun menggambarkan kehidupan yang keras dan penuh dengan
kegelapan, puisi ini juga mencerminkan keberanian untuk terus maju
dan bertahan.

E. Contoh-contoh kritik sastra di web atau di media massa lain


Analisis Kritik Sastra “Surat Kepada Bunda: Tentang Calon
Menantunya:”Karya W.S. Rendra
1. Tipografi (penyusunan baris dan bait dalam puisi)
Berdasarkan jenis tipografinya, puisi di atas termasuk jenis
puisi dengan tipografi teratur dengan jumlah baris dan bait yang tidak
sama. Alasannya, pada puisi tersebut pengarang masih menggunakan
persamaan bunyi atau rima, jumlah kata dan penyusunan kata
meskipun baris dan baitnya tidak sama.
2. Kata dan Diksi
Dalam puisi tersebut, pengarang lebih banyak menggunakan kata-kata
yang sudah familier dan mudah dipahami oleh pembaca meskipun ada
juga beberapa kata yang mengalami defamilier.
Sementara itu, diksi yang digunakan pengarang kebanyakan
bermakna konotatif. Misalnya, ia melukiskan kehidupannya dahulu
dan berubah saat ia telah menemukan jodohnya dengan “kapal yang
berlayar yang telah berlabuh dan ditambatkan”. Ia juga melukiskan
dirinya sewaktu belum menemukan jodohnya dengan istilah “burung
dara yang nakal”.
3. Bahasa Kiasan dan Bahasa Retorik
Bahasa kiasan yang terdapat dalam puisi tersebut antara lain:

10
a. Perbandingan
Contoh:
 Seseorang yang bagai kau
 Dan bagai Bunda ayahku melepaskannya
 Untuk mengawinimu
 Bagai dulu bundamu melepas kau
b. Metafora
Contoh
 Dan berganti dengan sandal rumah
 Yang tenteram, jinak, sederhana
 Burung dara yang nakal
c. Personifikasi
Contoh:
 Terpupuslah sudah masa-masa sepiku
 Hendaknya berhenti gemetar rusuh
 Dan sepatu yang berat serta nakal
d. Hiperbola
Contoh :
 Jalan-jalan yang mengkhawatirkan
 Dalam hidup lelaki yang kasar dan sengsara
 Kini terbang dan telah menemui jodohnya
e. Repetisi
Contoh :
 Begitu kata alam, begitu kau mengerti
 Apabila telah dimengerti
 Apabila Telah Disadari
4. Rima, Aliterasi, Asonansi
Rima (persamaan bunyi akhir kata yang terdapat antar baris
dalam satu bait, terdiri dari rima awal, tengah, akhir). Rima

11
dalam puisi di atas kebanyakan berupa rima akhir. Contohnya pada
bait pertama:
Mama yang tersayang
Akhirnya kutemukan juga jodohku
Seseorang yang bagai kau
Sederhana dalam tingkah laku dan bicara
Serta sangat menyayangiku
Bait tersebut rimanya abbab. Selanjutnya pada bait-bait berikutnya
dan
seterusnya juga mempunyai rima akhir.
Aliterasi (persamaan bunyi konsonan pada satu baris puisi)
Contoh:
Terpupulah sudah masa-masa sepiku
Telah berlabuh dan ditambatkan
Asonansi (persamaan bunyi vokal pada satu baris puisi)
Contoh:
Mama yang tersayang
Sederhana dalam tingkah laku dan bicara
Dan tiada akan pulang
Buat selama-lamanya
Yang ternama dan perkasa
5. Imaji (citra atau bayangan yang muncul dalam pikiran pembaca
puisi)
Contoh: Imaji penglihatan:
Karena kapal yang berlayar
Telah berlabuh dan ditambatkan
Jalan-jalan yang mengkhawatirkan
Kini terbang menemui jodohnya
Bila malam telah dating
Imaji pendengaran:

12
Dan panggillah ia dengan kata ; ’anakku!’

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Puisi Angkatan 2000 sering merefleksikan reaksi terhadap
dinamika modernisasi yang cepat, teknologi digital, dan globalisasi.
Penyair pada era ini sering mengeksplorasi tema-tema seperti identitas
pribadi, perubahan sosial, dan eksistensialisme dalam konteks zaman
yang berubah dengan cepat. Penyair pada Angkatan 2000 sering
bereksperimen dengan bahasa dan gaya penulisan mereka. Mereka
menggunakan bahasa yang lebih santai dan informal, serta menciptakan
struktur dan format puisi yang inovatif. Eksperimen semacam ini
memperkaya kreativitas dalam karya-karya sastra mereka.
Puisi Angkatan 2000 juga sering mengangkat isu-isu sosial
dan politik yang relevan dengan masa itu, seperti ketidakstabilan
politik, ketidakadilan sosial, dan dampak globalisasi. Puisi sering
digunakan sebagai sarana untuk menyuarakan pendapat dan perasaan
terhadap isu-isu kontemporer. Perkembangan teknologi digital dan
internet memengaruhi cara penyair menulis, mempublikasikan, dan
menyebarkan karya mereka. Banyak puisi Angkatan 2000 yang
terinspirasi oleh pengalaman dan realitas teknologi digital, serta
menggunakan medium online untuk berbagi karya mereka dengan
pembaca di seluruh dunia. Meskipun ada beberapa tema umum yang
sering muncul dalam puisi Angkatan 2000, seperti teknologi, identitas,
dan isu-isu sosial, namun, keberagaman tema dan gaya tetap menjadi
ciri khas karya-karya dari berbagai penyair pada masa tersebut. Hal ini
mencerminkan keberagaman pengalaman dan perspektif dalam
masyarakat yang semakin kompleks. Dengan demikian, puisi Angkatan
2000 merupakan manifestasi dari dinamika sosial, budaya, dan
teknologi pada masa tersebut. Karya-karya dalam periode ini
mencerminkan refleksi yang kreatif dan beragam tentang realitas zaman

13
mereka, serta menawarkan wawasan yang berharga tentang
kompleksitas pengalaman manusia pada era modern.

14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.noos.co.id/puisi-angkatan-2000-keindahan-dan-ekspresi-
sastra-kontemporer-11902.html.
Muhri Muhri. 2020. Analisis Reseptif Angkatan 2000 dalam Sastra
Indonesia. Jakarta Selatan.
N. Setyawati, Z. Arifin, Larasati, & I. Prayogi. 2013. Potret Eksploitasi
Perempuan oleh Penulis Perempuan dalam Susastra Angkatan
2000-An: Kajian Feminisme dalam Susastra Indonesia.
Taggerang.
Syahidah Izzata Sabiila. 2023. Kritik Sastra untuk Novel, Cerpen, dan
Puisi. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai