Anda di halaman 1dari 7

INTELEKTUALISME DAN SPIRITUALISME

Mata Kuliah Filsafat Pendidikan

Dosen Mata Kuliah :


Paisal Manurung., M.S

Disusun Oleh : Kelompok 4

 Anggie M Tamba (19052036)


 Silvi Pratiwi (19052022)
 Muhammad Akbar (19052009)

Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ASAHAN
2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang "INTELEKTUALISME DAN
SPIRITUALISME”. Dan kami berterima kasih kepada bapak Paisal Manurung., M.S selaku dosen
mata kuliah Filsafat Pendidikan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai filsafat pendidikan prakolonial. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan
datang, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang lain. Kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon dengan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Medan, Juni 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................... 3
BAB I.............................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN...........................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................4
BAB II............................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN..............................................................................................................5
A. Mengidentifikasi Dan Menganalisis Intelektualisme Dan Spiritualisme................5
B. Intelektualisme Pendidikan...................................................................................5
D. Spiritualisme Pendidikan.......................................................................................6
BAB III............................................................................................................................7
PENUTUP....................................................................................................................... 7
KESIMPULAN............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................7

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan secara etimologi berasal dari kata didik yang berarti proses pengubahan tingkah
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pendidikan dan
latihan. istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa yunani, yaitu paedagogie yang berarti
bimbingan yang di berikan kepada anak.

Dalam pendidikan di Indonesia, nilai kejujuran sudah tidak lagi dihargai, sehingga
tidak heran jika banyak peserta didik yang lebih memilih bersikap tidak jujur dibanding berlaku
jujur. Hal tersebut karena apresiasi tertinggi akan diperoleh jika kita mendapat nilai yang relatif
tinggi tanpa memandang latar belakangnya.

Nilai intelektualisme seseorang memang diperoleh melalui hasil belajar serta pengalaman,
namun saat ini pendidikan terutama di Indonesia mengalami kemunduran dalam hal moralitas
peserta didiknya. Sebagai peserta didik, dalam mencapai nilai intektual saya meyakini bahwa nilai
spiritualitas relevan untuk bisa mencapai suatu intelektualitas terbaik. Nilai-nilai spiritualitas serta
keyakinan bahwa ada kekuatan besar diluar diri manusia dirasa mampu memberikan dorongan
berpikir dalam melakukan sesuatu baik itu berkaitan dengan pembelajaran maupun kehidupan
lainnya.

B. Rumusan Masalah
• Pengertian Intelektualisme
• Tugas pendidikan intelektual
• Spiritualisme Pendidikan

C. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas dari dosen bidang studi danuntuk
membantu mahasiswa agar lebih mudah memahami tentang pendidikan diera revolusi mental.

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Intelektualisme Dan Spiritualisme Pendidikan

A. Intelektualisme Pendidikan

Defenisi intelektualisme adalah akal budi atau intelegensi yang berarti kemampuan untuk
meletakkan hubungan-hubungan dari proses berpikir. Dikatakan bahwa orang yang intelligent
adalah orang yang dapat menyesuaikan persoalan dalam tempo yang lebih singkat, memahami
masalah lebih cepat dan cermat, serta mampu bertindak cepat.
(mohammada asrori, 2009 : 48)

1. Tugas Pendidikan Intelektual

Pendidikan Intelektual mempunyai dua tugas yang penting, yaitu:


a) Pembentukan fungsional
ialah mengembangkan fungsi-fungsi jiwa, seperti pengamatan, ingatan, fantasti, berfikir, dan
kemauan.

b) Pengembangan Material
Penddikan telektual di sebut pembentukan material jika di dalamnya bermaksud menambah ilmu
pengetahuan atau bahan-bahan yang di butuhkan di dalam kehidupan manusia seperti tanggapan-
tanggapan, pengertiaan, pengetahuan, dan keterampilan yang penting bagi kehidupan.

2. Perkembangan pendidikan intelektual

Perkembangan manusia sepanjang hidup akan mengalami siklus dari sejak masa janin di
kandungan hingga lahir, tumbuh menjadi bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan terakhir pada fase
kematian. Agar individu mencapai kebahagiaan lahir dan batin di dunia di akhirat. Pendidikan
formal dan non formal itu sangatlah penting bagi seseorang individu atau seseorang anak di usia
yang sudah memasuki dunia pendidikan, agar perkembangan fisik dan kognitif menjadi dasar
penerapan strategi pengajar dan pendidikan yang mampu memaksimalkan potensi dengan baik dan
seorang individu atau anak ini akan mencapai kebahagiaan lahir batin dunia dan akhirat.

B. Spiritualisme Pendidikan

Pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan kehidupan


manusia dari generasi ke generasi. Pendidikan menjadi tumpuan bahwa tuntutan kemajuan
masyarakat dalam lintas zaman.

Spiritualisme berasal dari kata spirit yang berarti jiwa atau suma atau roh. spritualisme
berarti kejiwaan , rohani, batin, mental atau moral. Spiritualisme mengacu pada kecerdasan hati,
jiwa yang menurut terminology al-qur’an dan hadist nabi SAW. Sejarah membuktikan bahwa

5
keduanya memiliki kemampuan yang sangat luar biasa dalam penyucian jiwa (tazkiyatun-nafs) dan
ke sanggupan yang sangat dalam memperbaiki hati ( islah}ul-qalb).

1. Fungsi spiritualisme pendidikan


a. Mengungkan segi perenial dalam struktur kecerdasan manusia
b. Menumbuhkan kesehatan spiritualisme
c. Menciptakan kedamaian spiritualisme
d. Meraih ke damaian spiritualisme
e. Merahih kearifah spiritualisme

2. Aspek-aspek kecerdasan spiritualisme

Khalil A. Khavari yng di kutip oleh novan ardy wiyani menyebut bahwa:

1) Sudut pandang spiritualisme keagamaan.


2) Sudut pandang relasi sosial keagamaan.
3) Sudut pandang etik sosial.

2. Filsafat Dalam Kurikulum 2013


Tulisan pada kurikulum 2013. Secara eksplist kurikulum 2013 berdasarkan berbagai fondasi
aliran filsafat dan aliran filsafat pendidikan. hal yang positif dari berbagai aliran filsafat dan aliran
filsafat pendidikan. Namun bila di tinjau lebih mendalam, kurikulum 2013 lebih mementingkan
tersampaikannya materi pembelajaran meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang di
tentukan oleh para ahli secara sentralistik berdasarkan tijauan mendalam, kurikulum 2013 lebih
condong kepada aliran ideaisme, aliran filsafat pendidikan perenialisme dan esensialisme.

3. Muatan Pendidikan Atas Problema kehidupan.


Pedidikan sebagai suatu sistem pembuka tidak lepas dari masalah baik mikro dan makro.
Masalah mikro yaitu masalah yang timbul dalam komponen yang terdapat dalam pendidikan itu
sendiri. Masalah makro yaitu masalah yang muncul dalam pendidikan itu dalam pendidikan itu
sebagai suatu sistem dengan sistem lainnya. Berkait dengan masalah yang sering terjadi di
Indonesia, guru di anggap di anggap sebagai sumber dari permasalahan tersebut sehingga dengan
mengidentifikasi permasalahan pendidikan kita mengetahui letak permasalahan yang sebenarnya
dan berusaha untuk memberikan solusi dari permasalahan tersebut.

6
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Intelektualisme adalah sebuah doktrin filsafat yang menitikberatkan pengenalan (kognisi) melalui
akal serta secara metafisik memisahkannya dari pengetahuan indra serapan.

Intelektualisme dekat dengan rasionalisme. intelektualisme itu mengarah kepada suatu kemampuan
diri dalam berpikir, sedangkan spiritualisme merupakan suatu kepercayaan mengacu pada
kecerdasan hati, jiwa yang menurut terminology al-qur’an dan hadist nabi SAW.

DAFTAR PUSTAKA

· Jalaluddin, abdullah idi, 2013, Filsafat Pendidikan. Palembang:PT RAJAGRAFINDO


PERSADA

· Ramayulis.2015.Dasar-Dasar Kependidikan Suatu PengantarIlmu Pendidikan, Jakarta:Kalam


Mulia

· Salahudin annas. 2011. Filsafat Pendidikan, Bandung:Pustaka Setia.

hanifah97blogpress.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai