2023
Mutiara
Kelompok 1
Nursyamsi
Kelompok 2
Mutiara Nur
Syamsinar Kelompok 6
Syawal
Anita
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
A、 Pendekatan komunikatif
BAB III
BAB IV
BAB V
A. Hakikat Membaca
B. Pengertian Membaca
C. Tujuan Membaca
D. Jenis-Jenis Membaca
BAB VI
KONSEP MENULIS DI SD KELAS TINGGI
A. Hakikat Menulis
B. Tujuan Menulis
C. Jenis -Jenis Menulis
Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi yang menjadi salah satu ciri khas bangsa
Indonesia dan digunakan sebagai bahasa nasional. Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan
salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan di Sekolah Dasar. Hal ini yang merupakan
salah satu sebab mengapa pelajaran bahasa Indonesia harus diajarkan pada semua jenjang
pendidikan, terutama di SD/MI karena merupakan dasar dari semua pembelajaran.
Kata bahasa kerap digunakan dalam berbagai konteks dengan bermacam makna. Kita
sering mendengar ungkapan bahasa tubuh, bahasa isyarat, bahasa cinta, bahasa prokem,
bahasa bunga, bahasa lisan, bahasa militer, serta berbagai ungkapan lain yang disandingkan
dengan kata bahasa.
Mari kita cermati beberapa pengertian bahasa yang telah dirumuskan beberapa ahli.
1. Bahasa adalah sebuah simbol bunyi yang arbiter yang digunakan untuk komunikasi
manusia (Wardhaugh, 1972).
2. Bahasa adalah sebuah alat untuk mengomunikasikan gagasan atau perasaan secara
sistematis melalui penggunaan tanda, suara, gerak atau tanda-tanda yang disepakati,
yang memiliki makna yang dipahami (Webster’s New Collegiate Dictionary, 1981).
3. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para
sosial untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan mengidentifikasi diri (Kentjono, Ed.,
1984:2).
4. Bahasa adalah salah satu dari sejumlah sistem makna yang secara bersamasama
membentuk budaya manusia (Halliday dan Hasan, 1991).
PAGE \* MERGEFORMAT 10
berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan
maupun tulis, menghargai dan bangga menggunakan bahasaIndonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara, memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan
tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuanintelektual, serta kematangan emosional dan sosial, menikmati dan
memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, budi pekerti, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan menghargai dan membanggakan sastra
Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Bahasa Indonesia di SD merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat digunakan
untuk mengembangkan aktivitas siswa. Bahasa merupakan alat komunikasi. Belajar bahasa
berarti belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa Indonesia sendiri memiliki tujuan yang
tidak berbeda dengan tujuan pembelajaran yang lain, yakni untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan, kreativitas, dan sikap. Keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah
mencakup empat aspek, yaitu: keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan
berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), keterampilan menulis
(writing skills).
PAGE \* MERGEFORMAT 10
Melayu inilah yang menjadi cikal bakal Bahasa Indonesia yang kita gunakan sekarang
(Waraulia dalam Asip 2022).
Ketika bangsa Eropa pertama kali datang ke Indonesia, bahasa Melayu sudah
mempunyai kedudukan yang luar biasa di tengah-tengah bahasa-bahasa daerah di Nusantara
ini. Pigafetta yang mengikuti perjalanan Magelhean mengelilingi dunia, ketika kapalnya
bertabuh di Tidore pada tahun 1521 menuliskan kata-kata Melayu. Itu merupakan bukti yang
jelas bahwa bahasa Melayuyang berasal dari bagian barat Indonesia pada zaman itupun
sudah menyebar sampai ke bagian barat Indonesia yang berada jauh di sebelah timur.
Demikian juga menurut Jun Huygen van Lischoten, pelaut Belanda yang 60 tahun
kemudian berlayar ke Indonesia, mengatakan bahwa bahasa Melayu bukan saja sangat
harum namanya tetapi juga dianggap bahasa yang terhormat di antara bahasa-bahasa negeri
timur. Hal tersebut dapat dibandingkan dengan orang yang tidak dapat atau tidak tahu
bahasa Indonesia, seperti orang yang tidak tahu dan tidak dapat berbahasa Prancis di Negeri
Belanda pada zaman itu. Berarti hal tersebut menunjukkan bahwa bahasa Indonesia sudah
demikian terkenal dan terhormat pada masa itu.
Seiring berjalannya waktu maka tanggal 28 Oktober 1928 terjadi peristiwa yang
melibatkan putra dan putri Indonesia atau lebih dikenal dengan sebutan “Sumpah Pemuda”,
secara resmi dan diakui bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan Indonesia. Prof.
PAGE \* MERGEFORMAT 10
Soedjito menjelaskan secara sederhana alasan mengapa bahasa Melayu yang dijadikan
landasan lahirnya bahasa Indonesia sebagai berikut.
1. Bahasa Melayu telah digunakan sebagai lingua franca (bahasa perhubungan) selama
berabad-abad sebelumnya di seluruh kawasan tanah air kita (Nusantara). Hal tersebut
tidak terjadi pada bahasa Jawa, Sunda, ataupun bahasa daerah lainnya.
2. Bahasa Melayu memiliki daerah persebaran yang paling luas dan melampaui batas-
batas wilayah bahasa lain meskipun penutur aslinya tidak sebanyak penutur asli
bahasa Jawa, Sunda, Madura ataupun bahasa daerah lainnya.
Tiga bulan menjelang Sumpah Pemuda, tepatnya 15 Agustu 1926, Soekarno menyatakan
bahwa perbedaan bahasa di antara suku bangsa Indonesia tidak akan menghalangi persatuan,
tetapi makin luas bahasa Melayu (bahasa Indonesia) itu tersebar, makin cepat kemerdekaan
Indonesia terwujud.
Pada zaman Belanda ketika Dewan Rakyat dibentuk, yakni pada 18 Mei 1918 bahasa
Melayu memperoleh pengakuan sebagai bahasa resmi kedua di samping bahasa Belanda
yang berkedudukan sebagai bahasa resmi pertama di dalam sidang Dewan rakyat.
Sayangnya, anggota bumiputra tidak banyak yang memanfaatkannya.
PAGE \* MERGEFORMAT 10
Masalah bahasa resmi muncul lagi dalam Kongres Bahasa Indonesia pertama di Solo
pada tahun 1938. Pada Kongres itu ada dua hal hasil keputusan penting yaitu bahasa
Indonesia menjadi (1) bahasa resmi dan (2) bahasa pengantar dalam badan-badan perwakilan
dan perundang-undangan.
Demikianlah “lahir”nya bahasa Indonesia bukan sebagai sesuatu yang tiba-tiba jatuh dari
langit, tetapi melalui perjuangan panjang disertai keinsafan, kebulatan tekad, dan semangat
untuk bersatu. Api perjuangan itu berkobar terus untuk mencapai Indonesia merdeka yang
sebelum itu harus berjuang melawan penjajah.
Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia dan Jepang tidak dapat menggunakan
bahasa lain selain bahasanya sendiri. Bahasa Belanda jatuh dari kedudukannya ebagai
bahasa resmi. Bahkan, dilarang untuk digunakan. Jepang mengajarkan bahasa Jepang kepada
orang Indonesia dan bermaksud menggunakan bahasa Jepang sebagai pengganti bahasa
Belanda untuk digunakan oleh orang Indonesia. Akan tetapi, usaha itu tidak dapat dilakukan
secara cepat seperti waktu dia menduduki Indonesia. Karena itu, untuk sementara Jepang
memilih jalan yang praktis yaitu memakai Indonesia yang sudah tersebar di seluruh
kepulauan Indonesia. Satu hal yang perlu dicatat bahwa selama zaman pendudukan Jepang
192-1945 bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di semua tingkat pendidikan.
Waktu Jepang menyerah, tampak bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
makin kuat kedudukannya. Berkaitan dengan hal diatas, semua peristiwa tersebut
menyadarkan kita tentang arti bahasa nasional. Bahasa nasional identik dengan bahasa
nasional yang didasari oleh nasionalisme, tekad dan semangat kebangsaan. Bahasa nasional
dapat terjadi meskipun eksistensi negara secara formal belum terwujud. Sejarah bahasa
Indonesia terus seiring dengan sejarah bangsa pemiliknya.
PAGE \* MERGEFORMAT 10
C. Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa yang digunakan wilayah Republik Indonesia adalah bahasa Indonesia sebagai
bahasa resmi kenegaraan. Landasan bahasa Indonesia tertuang dalam undang-undang
Republik Indonesia nomor 24 tahun 2009 tentang bendera, bahasa, lambang negara dan lagu
kebangsaan. Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai: (1) Lambang kebanggan kebangsaan, (2) Lambang identitas nasional, (3) Alat
penghubung antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya, (4) Alat pengembangan kebudayaan,
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Secara umum bahasa mempunyai empat fungsi, yaitu sebagai: 1) alat untuk
mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri, 2) alat komunikasi, 3) alat berintegrasi
dan beradaptasi sosial, dan 4) alat kontrol sosial.
Fungi pertama bermakna bahwa dengan bahasa dapat seseorang mampu mengungkapkan
gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara
terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran. Ada dua unsur yang
mendorong seseorang untuk mengekspresikan diri, yaitu (a) agar menarik perhatian orang
lain terhadap diri kita, dan (b) sebagai bentuk keinginan untuk membebaskan diri kita dari
semua tekanan.
Fungsi kedua menyatakan bahwa bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang
melahirkan perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi
merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat menggunakan bahasa sebagai
alat komunikasi, berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar yang menjadi
sasaran utama perhatian seseorang dapat memahami maksud dan perasaan penulis atau
pembicara.
Bahasa dikatakan komunikatif apabila maksud da tujuan berbahasa tercapai dengan baik
dan tepat sasaran. Jika dengan bahasa seseorang ingin meminta bantuan maka yang dimintai
bantuan memahami dengan tepat permintaan bantuan itu. Lain hanya jika seseorang dengan
PAGE \* MERGEFORMAT 10
bahasa ingin melarang orang lain maka orang yang dimaksud mengerti bahwa ia dilarang
melakukan sesuatu.
Dalam fungsinya sebagai alat komunikasi, bahasa menunjukkan hakikat manusia sebagai
makhluk sosial yang selalu memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi. Ada 2 cara
yang dapat dipakai manusia untuk berkomunikasi, yaitu secara verbal dan non verbal.
Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahasa (lisan dan tulis),
sedangkan berkomunikasi secara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka
symbol, isyarat, kode dan bunyi.
Fungsi ketiga bahasa adalah sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial. Fungsi ini
menyatakan bahwa pada saat beradaptasi di lingkungan sosial, seseorang akan memilih
bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan
menggunakan bahasa non-standar pada saat berbicara dengan teman-teman, dan
menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orag tua atau yang dihormati.
Dengan menguasai bahasa, seseorang akan mudah untuk berbaur dan menyesuaikan diri
dengan orang lain, kelompok masyarakat atau bahkan orang lain.
Fungsi keempat menyatakan bahwa sebagai alat kontrol sosial, bahasa mempengaruhi
sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri
sendiri dan masyarakat. Contohnya buku-buku pelajaran, ceramah agama, mengiuti diskusi,
serta iklan layanan masyarakat akan mempengaruhi diri sendiri atau kelompok masyarakat
tertentu. Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang
sangat mudah diterapkan adalah sebagai alat pereda rasa marah. Menulis merupakan salah
satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita.
Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungn komunikasi denga
makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan bahasa formal
dan non formal.
Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui persitiwa atau kejadian
dimasa lampau. Manusia pelru melakukannya untuk mengantisipasi kejadian yang
mungkin atau dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya
sekedarmemenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya
untuk mengetahui asal dari suatu budaya dapat ditelusuri melalui naskah kuno atau
penemuan prasasti-prasasti.
Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki, serta akal dan pikiran yang sudah
diberikan Tuhan, maka manusia akan selalu mengembangkan berbagai hal untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan
selalu didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan
melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri.
Dipandang dari tujuan penggunaannya, fungsi bahasa juga dapat dibedakan menjadi 5,
menurut Budiman yaitu:
3) Fungsi artistik: Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan rasa estetis
(keindahan) manusia melalui seni sastra.
PAGE \* MERGEFORMAT 10
4) Fungsi edukatif: Bahasa digunakan sebagai alat menyampaikan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5) Fungsi politis: Bahasa digunakan sebagai alat untuk mempusatkan bangsa dan
untuk menyelenggarakan administrasio pemerintahan.
D. Simpulan
Belajar bahasa Indonesia di sekolah merupakan pokok dari proses pendidikan di sekolah.
Belajar merupakan alat utama dalam mencapai tujuan pembelajaran sebagai unsur proses
pendidikan di sekolah. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu diketahui tujuan dan peran
pemmbelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi
terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Daftar Pustaka
PAGE \* MERGEFORMAT 10
Ali Muhammad. 2020. Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra (Basastra) di Sekolah
Dasar. Universitas PGRI Palembang
Asip Muhammad., dkk. 2022. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. Bandung: Penerbit
Media Sains Indonesia
Solchan T.W., dkk. 2021. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD (Edisi 2). Tangerang Selatan:
Universita Terbuka
PAGE \* MERGEFORMAT 10
BAB II
A. Pendekatan Komunikatif
1. Pengertian Pendekatan Komunikatif
Pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang biaasanya
berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan (iskandarwassid dan
sunendar 2009:40). Jadi, pendekatan merupakan seperangkat wawasan yang secara
sistematis digunakan sebagai landasan berpikir dalam menentukan metode, strategi,
dan prosedur dalam mencapai target hasil tertentu sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Pendekatan komutatif adalah pendekatan yang berkaitan dalam pembelajaran
bahasa yang menekankan pada kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dalam
kehidupan sehari-hari. Pendekatan komutatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia
bertujuan untuk membuat kompetensi komutatif sebagai tujuan pembelajaran
bahasa dan mengembangkan prosedur-prosedur bagi empat keterampilan
berbahasa, yang mencakup, berbicara, membaca dan menulis. Pendekatan
komutatif merupakan pendekatan pembelajaran berbasis komunikasi yang
memungkinkan siswa agar mampu untuk membaca dan menulis dengan baik,
belajar dengan orang lain, menggunakan media pembelajaran, menerima informasi,
serta menyampaikan informasi (Huda 2013).
2. Ciri-ciri pendekatan komutatif
Ciir-ciri pendekatan komutatif sebagai salah satu pendekatan yang Dapat digunakan
dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu :
a) Mengutamakan makna sebenarnya daripada tata gramatikalnya
b) Acuan berpijaknya adalah membimbing siswa dan fungsi bahasa
c) Tujuan belajar bahasa adalah membimbing siswa agar mampu berkomunikasi
dalam situasi yang sebenarnya
d) Silabus pembelajaran harus ditata sesuai dengan fungsi pemakaian bahasa
PAGE \* MERGEFORMAT 10
e) Peran guru sebagai pengelola kelas dan pembimbing siswa dalam komunikasi
diperluas
f) Adanya kegiatan komunikasi fungsional dan interaksi sosial yang saling
berkaitan
g) Pembelajaran beriorentasi pada pemerolehan kompetensi komunikatif, bukan
ketepatan gramatikal (pemahaman untuk dapat ditetapkan dalam kehidupan
sehari-hari).
h) Pembelajaran diarahkan pada modifikasi dan peningkatan siswa dalam
menemukan kaidah bahasa lewat kegiatan berbahasa (learning by doing)
i) Materi pembelajaran berangkat dari analisis kebutuhan berbahasa
pembelajaran
3. Tujuan pendekatan komunikatif
Tujuan utama pembelajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif adalah
meningkatkan keterampilan berbahasa siswa, yang mencakup keterampilan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Siswa diharapkan tidak hanya
memiliki pengetahuan tentang bahasa tetapi juga mampu untuk berkomunikasi dan
berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dari pendekatan komunikatif
dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa mampu berkomunikasi
dan mampu menggunakan bahasa secara baik, benar dan secara nyata dan wajar,
serta dapat digunakan untuk berbagai tujuan dan keadaan.
4. Kelebihan dan kekurangan pendekatan komunikatif
a) Kelebihan pendekatan komunikatif
Siswa termotivasi untuk mengembangkan keterampilan berbahasanya setelah
mengetahui bahwa ada kaitannya dengan dengan penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Siswa akan lebih mudah untuk berkomunikasi dan berinteraksi dalam
kehidupan sosialnya
Siswa tidak hanya memiliki pengetahuan tentang kebahasaan, tetapi juga
memiliki kompetensi untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
b) Kekurangan pendekatan komunikatif
PAGE \* MERGEFORMAT 10
Kekurangan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia
yaitu:
Guru harus kreatif menciptakan suasana belajar yang mampu membuat siswa
untuk aktif dan interaktif. Bila guru tidak kreatif maka pembelajaran akan
tidak menarik.
Bila siswa tidak memiliki pengetahuan interaksi dan berkomunikasi yang
cukup baik atau siswa cenderung pasif, maka siswa akan kesulitan dalam
melaksanakan pembelajaran.
5. Penerapan Pendekatan Komunikatif
Langkah-langkah pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia,
sebagai berikut :
a) Tahap persiapan, guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran dan
menyiapkan berbagai strategi yang berhubungan dengan pokok bahasan yang
diajarkan.
b) Tahap pelaksanaan, guru menyajikan materi pembelajaran dengan
memanfaatkan pendekatan komunikatif, sehingga menarik perhatian siswa
dalam proses belajar mengajar, sehingga pembelajaran berlangsung efektif
dan efisien.
c) Tahap evaluasi, guru mengadakan evaluasi materi pelajaran yang lebih
menekankan pada aspek kognitif dana efektif.
PAGE \* MERGEFORMAT 10
beragam, membuat alat bantu belajar yang sederhana dan lain-lain. Dalam hal ini
peserta didik tidak mudah putus asa dan puas dengan hasil kerjanya, sehingga peserta
didik ingin mencoba dan membuat inovasi baru. Efektif yaitu seorang guru dalam
proses pembelajaran harus mampu mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Menyenangkan maksudnya bahwa dalam proses pembelajaran seorang guru
diharapkan tidak membuat peserta didik takut salah, takut ditertawakan, takut
dianggap sepele dengan di selingi kegiatan bermain atau kegiatan yang lain yang
membuat anak merasa senang dalam belajar.
PAGE \* MERGEFORMAT 10
kreatif tersebut tentunya tidak akan dapat dilaksanakan tanpa adanya pengetahuan
yang didapat melalui membaca, berbahasa, dan aspek-aspek lain.
c. Pembelajaran efektif
Pembelajaran Efektif Memiliki arti bahwa proses pembelajaran tersebut
bermakna bagi siswa, jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan, tetapi
tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tidak ubahnya seperti bermain biasa.
d. Pembelajaran menyenangkan
Pembelajaran Menyenangkan Pembelajaran yang menyenangkan dapat dilihat
dari penampilan guru yang menarik, suasana belajar yang aktif, kaya dengan
metode belajar, desain kelas yang tidak membosankan, sehingga peserta didik
memusatkan perhatiannya secara penuh pada waktu belajar dan perhatian peserta
didik terhadap pembelajaran menjadi tinggi
C. Simpulan
pendekatan komunikatif adalah pendekatan dalam pembelajaran bahasa yang
menekankan pada kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dalam kehidupan sehari-
hari. Pendekatan komunikatif didasarkan pada pandangan bahwa bahasa adalah sarana
berkomunikasi. Tujuan utama pembelajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif
adalah meningkatkan keterampilan berbahasa siswa, yang mencakup keterampilan
menyimak, berbicara, membaca, berbicara, dan menulis. Pendekatan komunikatif
memiliki beberapa ciri yang membedakannya dengan pendekatan-pendekatan yang lain.
Ciri utama dari pendekatan komunikatif yaitu lebih mengutamakan kemampuan
berkomunikasi siswa dalam situasi yang sebenarnya.
Model pembelajaran PAKEM adalah model pembelajaran yang bertumpu pada 4
prinsip yaitu aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam melaksanakan PAKEM, antara lain : memahami sifat yang dimiliki anak,
mengenal anak secara perorangan, memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian
PAGE \* MERGEFORMAT 10
belajar, Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik, dan
Memanfaatkan Lingkungan sebagai sumber belajar Lingkungan.
D. Daftar Pustaka
Akrim. (2022). Strategi Pembelajaran. Jakarta: UMSU Press.
PAGE \* MERGEFORMAT 10
BAB III
PAGE \* MERGEFORMAT 10
BAB IV
PAGE \* MERGEFORMAT 10
BAB V
A. Hakikat Membaca
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak
hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan tetapi, juga melibatkan aktivitas visual, berpikir ,
psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual, membaca merupakan proses
menerjemahkan symbol tulisan ( huruf ) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses
berpikir, membaca mencakuo aktivitas pengenalan kata, pemehaman literal, interprestasi,
membaca kritis, dan pemahaman kreatif.
Dampak yang ditimbulkan dari guru sekolah dasar khususnya di kelas tinggi
kurang memahami prinsip-prinsip pembelajaran dan tidak menerapkannya metode
pembelajaran membaca ialah kemampuan siswa dalam membaca tingkat pemahaman sangat
rendah, sebagian siswa kurang memahami isi dari bacaan yang dibacanya dan siswa ketika
dalam membaca tidak memperdulikan perilaku membaca tidak memperdulikan perilaku
membaca yang baik seperti pada tahap prabaca, membaca, dan pasbaca. Akibatnya siswa
tidak mengetahui tujuan dari apa yang dibacanya.
B. Pengertian Membaca
Membaca adalah proses yang dilakukan oleh pembaca yang bertujuan untuk
memperoleh suatu informasi dari suatu buku yang ditulis oleh penulis. Menurut Finochiro
dan Bonomo (Tarigan: 2013: 9) membaca adalah suatu proses yang bersangkutan paut
dengan bahasa.
Membaca adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bahasa yaitu bahasa
tulis yang ditulis oleh penulis yang kemudian dibaca oleh pembaca guna memperoleh
informasi atau pesan dari tulisan yang ditulis oleh penulis. Sedangkan menurut Lado
Tarigan, (2013: 9) membaca adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk
memahami isi bacaan dan pola-pola bahasa yang ada di tulis oleh penulis. Jadi, membaca
adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca yang bertujuan untuk memperoleh suatu
informasi dari bahan bacaan serta memahami pola-pola bahasa yang ditulis oleh penulis.
C. Tujuan Membaca
PAGE \* MERGEFORMAT 10
2. Membaca untuk memupuk perkembangan keharuan dan keindahan, jenis membaca
yang cocok untuk tujuan keperluan ini ialah membaca teknis/nyaring, dapat pula
membaca dalam hati untuk jenis-jenis bacaan tertentu seperti prosa fiksi. Bahan
bacaan yang ocok untuk tujuan membaca seperti ini adalah; puisi sajak, prosa
berirma, drama, dan prosa fiksi biasa.
3. Membaca untuk mengisi waktu luang. Jenis membaca yang dipergunakan tidaklah
terikat pada jenis tertentu, demikian pula bahan bacaanya. Yang terpenting perlu
ditanamkan pada murid adalah bagaimana dapat mengisi waktu untuk hal-hal
bermanfaat dan tidak membosankan. Bacaan tentang kepahlawanan, keberanian,
kecekatan, dan lain-lain.
Adapun tujuan membaca dalam ( Mendikbud ) adalah:
1) Memperoleh informasi
2) Mengembangkan berpikir kritis
3) Menambah wawasan dan pengalaman
4) Menikmati isi bacaan atau kesenangan
5) Mengembangkan minat baca
D. Jenis-Jenis Membaca
1. Membaca Teknik
Membaca teknik pada prinsipnya sama dengan mebaca nyariing, dikatakan nyaring
karena kegiatan membaca ini dilakukan dengan vokalsisasi.membaca teknik ini
merupakan kegiatan membaca menekankan pada:
PAGE \* MERGEFORMAT 10
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pembaca saat melakukan kegiatan
mebaca teknik, yaitu:
a) Dapat mengucapkan kata-kata bahasa indonsia secara tepat, artinya pembaca
harus mampu melafalkan kata-kata yang diucapkan sesuai dengan lafal yang
baku.
b) Menguasai tanda baca ( pungtuasi ) yang banyak dipakai dalam tulisan bahasa
indonesia ( produktif ).
c) Dapat membaca tanpa terbata-bata dan lancer
d) Agar dijaga keajegan kecepatan volume suara. Artinya tempo membaca untuk
setiap menitnya darii awal hingga akhir bacaan meliputi jumlah koso kata yang
hampr sama, demikian pula suara dijaga agar jangan sampai keras kemudian
melemah dan keras lagi.
e) Pembaca memahami bahan bacaan. Dengan memahmi isi bacaan maka akan
membantu pembaca dalam mengekspresikan isi bacaan yang dibacanya.
f) Perlu ditanamkankepercayaan diri sendiri. Dengan percaya diri sendiri pembaca
pada saat membaca dapat berkonsenterasi dengan baik sehingga akan
menghilangkan sifat grogi, gugup dan sejenisnya yang semua ini akan
mengganggu jalannya membaca teknik.
Untuk mengetahui apakah siswa memahami isi teks yang dibacanya, guru
dapat mengetahuinya melalui indikator berikut ini:
PAGE \* MERGEFORMAT 10
a. Siswa dapat mengingat dan mengemukakan pokok pikiran dalam teks tertulis
b. Siswa dapat mengingat urutan kejadian dalam teks
c. Siswa dapat mengikuti alur centa /kejadian
d. Siswa dapat menjawab atau membuat pertanyaan
e. Siswa dapat mencari hubungan sebab akibat
f. Siswa dapat menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri
g. Siswa dapat membuat ringkasan bacaan
h. Siswa dapat mengetahui teks yang dibaca berupa fakta atau cerita fiksi
i. Siswa dapat mengetahui dan menunjukkan jika ada kejanggalan isi teks
j. Siswa dapat memanfaatkan daftar isi dan indeks buku
k. Siswa dapat memahami table, diagram, peta yang terdapat dalam teks
l. Siswa dapat mengomentari atau memberikan pendapatnya tentang isi teks yang
dibacanya dengan alasan yang masuk akal
m. Siswa dapat menyimpulkan isi teks yang dibacanya
n. Siswa memahami isi bacaan dan menjelaskannya melalui kegiatan bermain
Kegiatan membaca dalam hati dapat mengembangkan aspek kognitif pada diri
siswa. Adapun aspek kognit yang dikembangkan dalam kegiatan membaca
pemahaman adalah:
3. Membaca Cepat
PAGE \* MERGEFORMAT 10
Memabaca cepat adalah kegiatan membaca yang bertujuan memahami isi
bacaan secara tepat cepat dan cermat dalam waktu yang relatif singkat. Pelajaran
membaca cepat di sekolah dasar materinya hendaknya dibebaskan dari adanya kata-
kata yang sukar, ungkapan- ungkapan baru, ataupun frase atau kaliamat yang cukup
kompleks. Jika terpaksa dalam bacaan tersebut ada kata-kata sukar, ungkapan-
ungkapan baru atau frase atau kalimat yang kompleks guru hendaknya menerangkan
terlebih dahulu kepada siswa sehingga siswa terbebas dari kesulitan bahasa. Untuk
mengukur kecepatan membaca siswa dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru sehubungan dengan kegiatan
membaca cepat ini antara lain:
1) Perlu adanya suasana lingkungan yang tenang. Adanya gangguan yang berupa
apapun agar disingkirkan terlebih dahulu sebelum para siswamelakukan praktek
membaca.
2) Anak dilatih mempercepat sasaran pandangan mata sehingga dalam waktu yang
singkat dapat menjangkau deretan kata yang maksimal. Lompatan pandangan
PAGE \* MERGEFORMAT 10
mata yang maju-mundur atau bolak-balik harus dihindari sebab akan
memperlambat daya baca.
3) Anak dibiasakan jangan sampai mengeluarkan suara. Dengan mengeluarkan suara
maka kegiatan membaca cepat akan terhambat.
4) Guru melatih anak untuk mencari inti bacaan pada setiap alinea atau paragraf.
Selain itu inti bacaan juga terdapat dalam bab, anak bab dan seterusnya. Dengan
demikian siswa perlu dilatih untuk menemukan inti bab, inti anak bab dan inti
alínea, yang secara berturut-turut kunci bab, kunci anak bab dan kunci alinea
(kunci paragraf).
5) siswa agar dilatih selalu meningkatkan perolehan jumlah kata dalam waktu yang
telah ditentukan. Sebagai gambaran prestasi minimal yang ideal setiap tingkat di
sekolah dasar.
4. Membaca Bahasa
Membaca bahasa memiliki tujuan agar para siswa sekolah dasar semakin
bertambah pengetahuannya tentang seluk-beluk bahasa Indonesia. Sasaran utama
pelajaran membaca bahasa bukan pada pemahaman isi bacaan tetapi pada ketepatan
penggunaan bahasa dalam bahan bacaan. Tujuan membaca bahasa menurut Imam
Rejana dalam Farida adalah agar siswa bertambah wawasannya tentang:
a. Pengetahuan kosa kata bahasa Indonesia, kosa kata adalah perbendaharaan kata
atau kata-kata yang dimiliki oleh suatu bahasa. Kata-kata yang diajarkan pada
siswa itu mencakup kosa kata yang baru, kosa kata yang sering dipakai oleh
pemakai bahasa Indonesia, juga kosa kata yang sudah jarang pemakaiannya.
b. Pengetahuan yang menyangkut bentukan kata (morfologi) baik bentuk, fungsi
atau pun artinya. Sebagai misal, anak menguasai imbuhan me-, di-, akhiran -an
dalam pemakaian kalimat.
c. Pengetahuan yang menyangkut tata kalimat bahasa Indonesia (sintkasis).
d. Pengetahuan yang menyangkut masalah tata tulis bahasa Indonesia
e. Dapat menggapai dan menganalisis informasi yang tersusun oleh beberapa
kalimat kemudian membentuk satu wacana.
PAGE \* MERGEFORMAT 10
5. Membaca Indah
Bahan yang bisa digunakan untuk mengajarkan membaca indah ini dapat
berupa : drama, prosa, mau pun drama. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
guru sehubungan dengan pemilihan materi untuk membaca indah ini antara lain:
6. Membaca Pustaka
Selain itu, guru terus berupaya untuk menyiapkan bacaaan- bacaan yang
menarik di kelas atau sekolahnya. Bahkan karya siswa yang berupa kliping sinopsis,
cerita pengalaman dapat dijadikan koleksi perpustakaan yang sangat menarik.
7. Membaca Skimming
8. Membaca Scanning
PAGE \* MERGEFORMAT 10
Apabila pembaca hanya membutuhkan suatu fakta tertentu saja atau
informasi tertentu saja, atau data statistik tertentu saja, pembaca bisa melompat untuk
langsung ke sasaran yang dicari. Teknik melompat untuk langsung ke sasaran yang
kita cari itu disebut scanning.
Menurut Tarigan (2014:23-25) ditinjau dari segi terdengar atau tidak suara
pembaca waktu membaca, proses membaca dapat dibagi atas:
a. Membaca nyaring, membaca bersuara, dan membaca lisan (read ing out loud, oral
reading, reading aloud). Membaca nyaring adalah kegiatan membaca yang
dilakukan oleh seseorang dengan cara bersuara. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui cara membaca yang benar, baik itu dari pengucapan kata, kalimat dan
untuk mengetahui penekanan sesuai dengan ujaran pembicaranya yang hidup.
b. Membaca dalam hati. Pada membaca dalam hati, hanya mempergunakan ingatan
visual (visual memory). Dalam hal ini, yang aktif adalah mata pandangan,
penglihatan, dan ingatan, dan juga turut aktif auditory memory (ingatan
pendengaran) dan ingatan yang bersangkut paut dengan otot kita. Moulton dalam
(Tarigan 2014: 23).
Menurut Tarigan (2014: 24) dalam garis besarnya, membaca dalam hati
dibagi atas:
1) Membaca ekstensif
Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi
sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin.
2) Membaca survei
I. Memeriksa, meneliti indeks-indeks, daftar kata-kata yang terdapat
dalam buku.
II. Melihat-lihat, memeriksa, meneliti judul bab yang terdapat dalam
buku yang bersangkutan.
III. Memeriksa, meneliti bagan, skema, outline buku yang bersangkutan.
3) Membaca sekilas
PAGE \* MERGEFORMAT 10
Membaca sekilas atau membaca dengan cepat adalah untuk mencari dan
mendapatkan informasi secara tepat.
4) Membaca dangkal
Membaca dangkal pada hakikatnya bertujuan untuk memperoleh
pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu
bahan bacaan.
5) Membaca intensif
Membaca intensif adalah membaca dengan penuh penghayatan untuk
menyerap apa yang seharusnya kita kuasai. Menurut Tarigan (2014: 25) yang
termasuk dalam membaca intensif adalah:
a) Membaca telaah isi
1) Membaca teliti
Membaca teliti adalah kegiatan membaca yang dilakukan
oleh pembaca untuk meneliti bahan bacaan yang dianggap penting
dan disukai oleh si pembaca.
2) Membaca pemahaman
Membaca pemahaman adalah membaca yang bertujuan
untuk memahami isi bacaan
b) Membaca telaah bahasa
1) Membaca Bahasa (Foreign language reading)
Tujuan utama membaca bahasa adalah memperbesar daya
kata (increasing word power) dan mengembangkan kosakata
(developing vocabulary)
2) Membaca sastra (literary reading)
Dalam membaca sastra perhatian pembaca harus dipusatkan
pada penggunaan bahasa dalam karya sastra.
E. SIMPULAN
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak
hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan tetapi, juga melibatkan aktivitas visual, berpikir ,
PAGE \* MERGEFORMAT 10
psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual, membaca merupakan proses
menerjemahkan symbol tulisan ( huruf ) ke dalam kata-kata lisan. Membaca adalah proses
yang dilakukan oleh pembaca yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi dari suatu
buku yang ditulis oleh penulis. Menurut Finochiro dan Bonomo (Tarigan: 2013: 9) membaca
adalah suatu proses yang bersangkutan paut dengan bahasa.
F. DAFTAR PUSTAKA
Riris, Gemala. 2018. Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra di Kelas Tinggi.
Universitas Iskam Negeri Sumateraa Utara.
PAGE \* MERGEFORMAT 10
BAB VI
A. Hakikat Menulis
1. Pengertian Menulis
Menulis adalah suatu bentuk berfikir, tetapi justru berfikir bagi membaca
tertentu dan bagi waktu tertentu. salah satu dari tugas-tugas terpenting sang
penulis sebagai penulis adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan
berpikir,yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuan. Yang
paling penting di antara prinsip-prinsip yang dimaksudkan itu adalah
penemuan ,susunan,dan gaya. Secara singkat; belajar menulis adalah belajar
berpikir dalam/ dengan cara tertentu.(D’Angelo, 1980: 5)
PAGE \* MERGEFORMAT 10
yang sesuai sehingga dapat merangsang kreativitas siswa. Latihan yang
intensif dan terarah akan dapat membimbing siswa memiliki kemampuan
menulis sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini setiap guru
hendaknya menyadari bahwa pembelajaran menulis tidak ditekankan pada
pengetahuan kebahasaan tetapi bagaimana menerakan pengetahuan tersebut.
B. Tujuan Menulis
PAGE \* MERGEFORMAT 10
c. Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Melalui
membaca hasil tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan terus bertambah,
kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya akan menentukan perilaku
seseorang. Orang-orang yang berpendidikan misalnya, cenderung lebih
terbuka dan penuh toleransi, lebih menghargai pendapat orang lain, dan tentu
saja cenderung lebih rasional.
d. Menghibur; fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan monopoli
media massa, radio, televisi, namun media cetak dapat pula berperan dalam
menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan
“ringan” yang kaya dengan anekdot, cerita dan pengalaman lucu bisa pula
menjadi bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan ketegangan setelah
seharian sibuk beraktivitas.
a. Deskripsi
Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau
menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan,
pengalaman, dan perasaan penulisnya (Suparno, 2008: 1.11). Sunarno (2007:
1) mempertegas pendapat Suparno bahwa tulisan deskripsi berisi gambaran
mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat,
mendengar, atau merasakan hal tersebut. Deskripsi menggambarkan sesuatu
PAGE \* MERGEFORMAT 10
dengan jelas dan terperinci. Tulisan deskrispi bertujuan melukiskan atau
memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga
pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan
hal yang dideskripsikan.Dengan demikian deskripsi dapat disimpulkan
sebagai tulisan yang isinya menjelaskan sesuatu. Sesuatu yang menjadi objek
tulisan dijelaskan secara rinci sesuai dengan apa yang dilihat, didengar, dan
dirasakan oleh pancaindra pengarang. Tulisan ini bermaksud meyakinkan
pembaca tentang kebenaran dan keberadaan sesuatu yang telah dijelaskan oleh
penulis.
Contoh :
Jauh di sana di tepi sungai,tampak seorang perempuan yang masih muda
berjalan hilir mudik, kadang-kadang menengok ke laut, rupanya mencari atau
menantikan apa-apa yang boleh timbul dari dalam laut yang amat tenang
laksana air di dalam dulang pada ketika itu, atau dari pihak manapun. Pada air
mukanya yang telah pucat dan dan tubuhnya yang sudah kurus itu, dapatlah
diketahui, bahwa perempuan itu memikul suatu percintaan yang amat berat.
Meskipun mukanya telah kurus, tetapi cahaya kecantikan perempuan itu tiada
juga hilang. (dikutip dari “Bintang Minahasa” karya Hersevien M.Taulu ,
2001:65)
b. Narasi
Narasi adalah jenis tulisan yang isinya menceritakan tentang suatu
peristiwa. Sesuai dengan pendapat De'images (2007: 5) ”paragraf narasi
adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Dalam
tulisan narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan konflik. Paragraf narasi
tidak memiliki kalimat utama.”. Senada dengan De'images, Suparno (2008:
1.11) berpendapat bahwa ”Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan
proses kejadian”. Tujuannya adalah memberikan gambaran sejelas-jelasnya
kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya
sesuatu hal. Sunarno (2007: 1) juga mempunyai pendapat yang hampir sama,
PAGE \* MERGEFORMAT 10
bahwa secara sederhana narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat
peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada
pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa narasi merupa-kan jenis tulisan yang isinya menceritakan
suatu kejadian. Kejadian tersebut di-ceritakan dengan runtut dan jelas. Dalam
tulisan narasi biasanya terdapat tokoh, tempat dan waktu kejadian. Hal ini
dimaksudkan untuk memaparkan suatu cerita atau kejadian dengan sejelas-
jelasnya.
Contoh:
Pertandingan antara Angelique Widjaja melawan Tamarine Tanasugarn
berlangsung sangat mendebarkan. Pada set pertama, Tamarine unggul atas
Angie dengan skor 6-2. Namun, Angie membalas kekalahannya di set pertama
dengan merebut set kedua. Angie memenangi set kedua itu dengan skor tipis
7-5. Memasuki set ketiga, Tamarine tampaknya mulai kehabisan tenaga.
Sebaliknya Angie semakin percaya diri apalagi ia mendapat dukungan
luarbiasa dari para penonton. Dengan mudah Angie memimpin perolehan
angka. Ia sempat unggul dengan skor 5-0, sebelum akhirnya Angie menutup
set penentuan itu dengan skor 6-2. Kemenangannya itu mengantarkan Angie
ke semifinal turnamen tenis WTA Tour di Bali.
c. Argumentasi
Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk
meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh
penulisnya. Argumentasi bisa disebut sebagai tulisan eksposisi yang khusus.
Penulis berusaha untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Hal ini
dimaksudkan agar pembaca perca-ya dan menerima apa yang dipaparkannya
oleh penulis. Karena tujuannya meyakinkan pendapat atau pemikiran
pembaca, maka penulis dapat menyajikan secara logis, kritis, dan sistematis
bukti-bukti yang dapat memperkuat kebenaran pendapat yang
disampaikannya. Sehingga keberadaan bukti-bukti tersebut dapat menghapus
PAGE \* MERGEFORMAT 10
keraguan pembaca terhadap penulis. Penulis dapat mengajukan
argumentasinya berdasarkan contoh-contoh, analogi, akibat-sebab, sebab-
akibat, dan pola-pola deduktif.
Contoh:
Hakim menjatuhkan vonis hukuman kepada terdakwa itu. Dari catatan
kepolisian yang ada ternyata ia telah berkali-kali melakukan kejahatan-
kejahatan kecil sampai kejahatan besar hampir semua pernah ia lakukan.
Ternyata, lingkungan pergaulan yang ia lalui merupakan faktor utama yang
menyebabkannya harus mengalami penderitaan yang panjang.
d. Eksposisi
Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk
menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat
memperluas atau me-nambah pengetahuan dan pandangan pembacanya
(Suparno, 2008: 1.12). Sasa-rannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa
ada maksud mempengaruhi piki-ran, perasaan, dan sikap pembacanya. Fakta
dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekedar memperjelas apa yang akan
disampaikannya.Tulisan eksposisi ini memberikan informasi. Penulis dapat
mengembang-kan tulisan secara analisis, ruangan, dan kronologis. Hal ini
dimaksudkan agar pembaca memahami apa yang disampaikan. Tulisan ini
berisi uraian atau penje-lasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi
informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Sunarno (2007: 3)
menambahkan bahwa ”untuk mem-perjelas uraian, dapat dilengkapi dengan
grafik, gambar atau statistik”. Dengan demikian eksposisi dapat disimpulkan
sebagai jenis tulisan yang isinya menyampaikan atau memaparkan sebuah
informasi. Tulisan ini disampai-kan secara jelas dan dapat disertai data-data
yang konkrit. Tujuannya adalah agar pembaca mendapatkan informasi yang
sesungguhnya.
Contoh:
PAGE \* MERGEFORMAT 10
Kloning manusia menjadi isu pembicaraan semakin menarik para ulama
akhir-akhir ini. Percobaan kloning pada binatang memang telah berhasil
dilakukan, seperti kelahiran anak domba (Dolly) yang diujicoba dalam tahun
1996, tikus (1997), sapi (1998), babi (1999), kera (2000), kucing (2001).
Awal April lalu dr. Severino Antinori, ginekolog dari Italia, mengumumkan
keberhasilannya menumbuhkan janin dalam kloning manusia. Kloning adalah
upaya untuk menduplikasi genetik yang sama dari suatu organisme dengan
menggantikan inti sel dari sel telur dengan inti sel organisme lain. Kloning
pada manusia dilakukan dengan mempersiapkan sel telur yang sudah diambil
intinya lalu disatukan dengan sel dewasa dari suatu organ tubuh. Hasilnya
ditanam ke rahim seperti halnya embrio bayi tabung.
e. Persuasi
Persuasi adalah jenis tulisan yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap
dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya.
Tuli-san ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. ”Dalam
persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa perbuatan
yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam
tulisannya” (Sunarno, 2007: 4). Hal ini berbeda dengan argumen yang
pendekatannya bersifat rasional yang diarahkan untuk mencapai suatu
kebenaran, persuasi lebih menggunakan pendekatan emosional yang berusaha
membangkitkan dan merangsang emosi. Sama halnya argumentasi persuasi
juga menggunakan bukti atau fakta. Hanya saja dalam persuasi bukti-bukti itu
digunakan seperlunya atau kadang-kadang dimanipulasi untuk menimbulkan
kepercayaan pada diri pembaca bahwa apa yang disampaikan penulis itu
benar. Contoh bentuk tulisan persuasi adalah propaganda, iklan, selebaran
PAGE \* MERGEFORMAT 10
KESIMPULAN
PAGE \* MERGEFORMAT 10
DAFTAR PUSTAKA
PAGE \* MERGEFORMAT 10
BAB VII
KONSEP MENDENGARKAN DI KELAS TINGGI
A. Hakikat Mendengarkan
Mendengarkan adalah usaha untuk memproleh pengertian dengan
mempergunakan indera pendengaran dan kemampuan pikiran untuk
mengadakan interpretasi terhadap berita atau pesan yang di terima baik
secara lisan maupun tertulis, dan melalui proses menangkap, memahami,
dan mengingat
B. Tujuan Mendengarkan
Tujuan mendengarkan dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu
berkomunikasi lisan dengan orang lain. Dalam komunikasi tersebut kita
akan menyampaikan dan menerima informasi. Proses penyampaian
informasi secara lisan di sebut berbicara. Sedangkan proses menerima
menerima informasi di sebut mendengarkan.
Tujuan orang mendengarkan adalah untuk memproleh informasi
yang adahubunganya dengan propesi, mengumpulkan data untuk membuat
keputusan, dan untuk memberikan respon yang tepat. Selain itu, tujuan
lain dari mendengarkan adalah untuk memproleh pengetahuan secara
langsung, melalui radio atau televisi, dan lain-lain.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan mendengarkan
dari seseorang tidaklah sama dan ini sesuai dengan apa yang dibutuhkan
mulai dari memperoleh informasi sampai pada pemecahan masalah.
C. Fungsi Mendengarkan
Mendengarkan mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Terdapat
beberapa jenis umum dari mendengarkan yaitu :
a. Mendengarkan untuk kesenangan merupakan bagian yang paling
menyenangkan dari keseluruhan waktu yang kita gunakan untuk
mendengarkan. Misalnya, mendengarkan komedi di televisi atau
drama, kita mencoba menahan kemampuan kritis kita sehingga
kita menikmati apa yang kita dengarkan dengan rileks dan santai.
PAGE \* MERGEFORMAT 10
b. Mendengarkan untuk mendapat informasi berarti memperoleh beberapa
kemampuan baru atau segala sesuatu yang berhubungan dengan
beberapa perilaku yang lebih efektif seperti bagaimana menggunakan
computer, membuat kurva, atau mempersiapkan jamuan makan. Pada
kesempatan lain kita mendengarkan untuk informasi yang kita
gunakan dalam memberikan beberapa macam evaluasi,
keputusan, dan kritikan.
c. Mendengarkan untuk menolong yang dalam hal ini berfungsi
membantu orang lain dalam mengatasi masalah. Misalnya saja
kita mendengarkan orang mengadu, mendengarkan persoalan
pribadi, atau berusaha untuk membuat keputusan. Mungkin saja
kita hanya sekedar mendengarkan atau menjadi pendengar dan
hanya bersifat pendukung saja, namun demikian proses ini sudah
menjadi upaya untuk menolong orang lain. Kemampuan semacam
ini sering disebut dengan istilah katarsis.
d. Mendengarkan untuk tujuan atau kepentingan dalam hal ini
berfungsi sebagai sesuatu yang dapat merangsang otak kita seperti
mendengarkan musik klasik.
D. Teori Mendengarkan
Seseorang dalam mendengarkan informasi secara efektif memiliki
prosesnya, yaitu mendengarkan, pemahaman, mengingat, penafsiran dan
mengevaluasi.
1. Mendengarkan
Mendengarkan melibatkan pemrosesan suara di dalam setiap
otak manusia. Ada beberapa cara mendengarkan, yaitu:
a) Menangkap, dapat mengenal dan mengetahui maksud
yang terucapkan lewat nada, raut wajah, gerak dan lain-
lain.
b) Memperhatikan, memusatkan perhatian penuh terhadap
informasi yang disampaikan oleh pihak pembicara.
2. Pemahaman
Pemahaman merupakan proses penerimaan arti kata-kata
yang disampaikan sehingga dapat sesuai dengan kata-kaa yang
keluar dari pihak pembicara. Dengan kata lain topik pembicaraan
yang disampaikan, disusun dan diulang kembali sehingga informasi
yang disampaikan dapat lebih memahaminya.
3. Mengingat
PAGE \* MERGEFORMAT 10
Setelah memahami informasi yang telah disampaikan,
kemudian melakukan pengujian kemampuan berapa besar
informasi tersebut dapat disimpan dan dicatat ke dalam suatu
memori. Agar informasi dapat disimpan dalam jangka waktu lama,
pendengar perlu melakukan konsentrasi penuh terhadap pesan yang
dibicarakan. Hal ini bertujuan bahwa apabila sewaktu informasi
dibutuhkan kembali, dapat digunakan sesuai apa yang telah
didengarkan dan meminimalisir kesalah pahaman.
4. Menafsirkan
Penafsiran merupakan proses memahami pesan yang
disampaikan sesuai dengan ide, harapan dan pengalaman pribadi.
Maksudnya Informasi/pesan yang disampaikan dihubungkan
dengan informasi/pesan yang telah kita
dengar, baca/lihat sebelumnya dari beberapa sumber.
Sumbernya misalkan dari televisi, pengalaman pribadi,
perbincangan, radio dan lain-lain
5. Mengevaluasi
Setelah melakukan penafsiran, kemudian langkah selanjutnya
mengevaluasi mengenai pesan yang disampaikan. Dengan
kecakapan berpikir pendengar menilai yang diungkapkan oleh
pembicara, membedakan fakta dan opini, serta mengevaluasi bukti
yang dikemukakan pembicara. Apabila pembicaraan tidak sesuai
dengan penafsiran pendengar, hal ini akan menimbulkan tanggapan
kepada pembicara
Penelitian menunjukkan bahwa setiap manusia menghabiskan
waktunya untuk bekerja dengan mendengarkan sekitar 50%. Nilai
ini sama besarnya dengan nilai gabungan waktu yang dihabiskan
untuk membaca, menulis dan berbicara. Dengan demikian agar
proses mendengarkan informasi dilakukan secara efektif, maka kita
perlu menggunakan teknik sesuai dengan langkah-langkahnya.
PAGE \* MERGEFORMAT 10
3. Mendengarkan Bacaan
Guru dapat membacakan cerita atau teks pelajaran, dan siswa
diharapkan untuk mendengarkan dengan baik agar bisa
memahami isi bacaan.
4. Mendengarkan Instruksi
Siswa harus mampu mendengarkan instruksi tugas atau pekerjaan
rumah yang diberikan oleh guru.
5. Mendengarkan Presentasi
Dalam beberapa kasus, siswa mungkin diminta untuk
mendengarkan presentasi teman sekelas dan bertanya pertanyaan
yang relevan setelahnya.
PAGE \* MERGEFORMAT 10
KESIMPULAN
Akhirnya muara dari sebuah proses mendengarkan secara aktif adalah respon dari
pendengarnya yaitu kita. Disini kita perlu melakukan respon dengan secepat
mungkin, mengingat seorang ‘bos’ akan lebih senang jika anak buahnya cekatan
dalam bekerja. Tetapi Anda harus ingat bahwa kecepatan memang baik tetapi
ketepatan adalah segala-galanya. Dan dapat disimpulkan bahwa keterampilan
mendengarkan akan lebih meningkat jika terus dilatih dengan bebrapa aktivitas
yang lebih focus dilakukan setiap saat. Dan hal itu dapat dimulai dari mengetahui
tujuan serta teori mendengarkan yang baik seperti apa.
PAGE \* MERGEFORMAT 10
DAFTAR PUSTAKA
https://dedenhendrayana.wordpress.com/2013/12/12/cara-meningkatkan-
kemampuan-mendengarkan-anda/
http://indotopinfo.com/mengembangkan-kemampuan-mendengarkan.htm
http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/2015-10-09/10-cara-ini-bisa-
memperbaiki-kemampuan-anda-mendengarkan-orang-lain/1501648
PAGE \* MERGEFORMAT 10
PAGE \* MERGEFORMAT 10
BAB VIII
PAGE \* MERGEFORMAT 10
BAB IX
PAGE \* MERGEFORMAT 10