Anda di halaman 1dari 54

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS TINGGI

Dosen Pengampu: B. Syukroni Baso, S.Pd., M.Pd


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2023

Oleh: Nur Azisah

Mutiara

Kelompok 1

Siti Sarah Aulia Akbar

Nursyamsi

Kelompok 2

Mutiara Nur

Reski Amalia Kelompok 5

Andi Nurul Elvira Ningsih

Kelompok 3 Sashi Zahra Kirana

Dea Meisya Adriani

Syamsinar Kelompok 6

Syawal

Kelompok 4 Chairul Agung Tunny

PAGE \* MERGEFORMAT iii


Eka Fitri Nurindriana

Kelompok 7 Nur Khalis

Syahrul Pratama Kasman

Nur Alamzah Kelompok 9

Anita

Kelompok 8 Annisa Magfirah

DAFTAR ISI

BAB I

HAKIKAT, ASAL USUL &

FUNGSI BAHASA INDONESIA DI SD

A. Hakikat Bahasa Indonesia

PAGE \* MERGEFORMAT iii


B. Asal Usul Bahasa Indonesia

C. Fungsi Bahasa Indonesia

BAB II

PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA


INDONESIA

A、 Pendekatan komunikatif

B、Pendidikan pmbelajaran aktif, kreatif, efektid dan menyenangkan

BAB III

BAB IV

BAB V

HAKIKAT, TUJUAN, DAN

JENIS - JENIS MEMBACA DI KELAS TINGGI

A. Hakikat Membaca
B. Pengertian Membaca
C. Tujuan Membaca
D. Jenis-Jenis Membaca
BAB VI
KONSEP MENULIS DI SD KELAS TINGGI
A. Hakikat Menulis
B. Tujuan Menulis
C. Jenis -Jenis Menulis

PAGE \* MERGEFORMAT iii


BAB I

HAKIKAT, ASAL USUL & FUNGSI BAHASA INDONESIA DI SD

A. Hakikat Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi yang menjadi salah satu ciri khas bangsa
Indonesia dan digunakan sebagai bahasa nasional. Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan
salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan di Sekolah Dasar. Hal ini yang merupakan
salah satu sebab mengapa pelajaran bahasa Indonesia harus diajarkan pada semua jenjang
pendidikan, terutama di SD/MI karena merupakan dasar dari semua pembelajaran.

Kata bahasa kerap digunakan dalam berbagai konteks dengan bermacam makna. Kita
sering mendengar ungkapan bahasa tubuh, bahasa isyarat, bahasa cinta, bahasa prokem,
bahasa bunga, bahasa lisan, bahasa militer, serta berbagai ungkapan lain yang disandingkan
dengan kata bahasa.

Mari kita cermati beberapa pengertian bahasa yang telah dirumuskan beberapa ahli.

1. Bahasa adalah sebuah simbol bunyi yang arbiter yang digunakan untuk komunikasi
manusia (Wardhaugh, 1972).
2. Bahasa adalah sebuah alat untuk mengomunikasikan gagasan atau perasaan secara
sistematis melalui penggunaan tanda, suara, gerak atau tanda-tanda yang disepakati,
yang memiliki makna yang dipahami (Webster’s New Collegiate Dictionary, 1981).
3. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para
sosial untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan mengidentifikasi diri (Kentjono, Ed.,
1984:2).
4. Bahasa adalah salah satu dari sejumlah sistem makna yang secara bersamasama
membentuk budaya manusia (Halliday dan Hasan, 1991).

Pembelajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah membelajarkan peserta didik


tentang keterampilan berbahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai tujuan dan fungsinya.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

PAGE \* MERGEFORMAT 10
berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan
maupun tulis, menghargai dan bangga menggunakan bahasaIndonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara, memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan
tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuanintelektual, serta kematangan emosional dan sosial, menikmati dan
memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, budi pekerti, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan menghargai dan membanggakan sastra
Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Bahasa Indonesia di SD merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat digunakan
untuk mengembangkan aktivitas siswa. Bahasa merupakan alat komunikasi. Belajar bahasa
berarti belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa Indonesia sendiri memiliki tujuan yang
tidak berbeda dengan tujuan pembelajaran yang lain, yakni untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan, kreativitas, dan sikap. Keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah
mencakup empat aspek, yaitu: keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan
berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), keterampilan menulis
(writing skills).

Berdasarkan uraian diatas, hakikat bahasa indonesia di SD adalah sebagai alat


komunikasi yang efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan
maupun tulisan, dengan tujuan agar siswa memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik,
menghargai dan bangga menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa nasional.

B. Asal Usul Bahasa Indonesia

Bahasa melayu merupakan awal mula terbentuknya Bahasa Indonesia. Semakin


meluasnya bahasa melayu di kawasan Asia Tenggara menjadikan bahasa Melayu sebagai
bahasa perantara (lingue franca) atau bahasa pergaulan (Sujinah dalam Asip., 2022). Bahasa
Melayu terbagi menjadi dua jenis yaitu Bahasa Melayu Tinggi dan Bahasa Melayu Pasar.
Bahasa Melayu Tinggi bersifat sulit, halus, penuh sindiran dan kurang ekspresif, sedangkan
Bahasa Melayu Pasar bersifat sangat lentur, mudah dimengerti, dan ekspresif. Bahasa

PAGE \* MERGEFORMAT 10
Melayu inilah yang menjadi cikal bakal Bahasa Indonesia yang kita gunakan sekarang
(Waraulia dalam Asip 2022).

Ada banyak bukti sejarah yang mengungkapkan bagaimana ketersebaran Bahasa


Melayu, salah satunya dari peninggalan kerajaan Sriwijaya abad ke-7 masehi bahwa Bahasa
Melayu Kuno terdapat dalam empat prasasti yang ditemukan di Pulau Sumatera yaitu; 1)
prasasti Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), 2) prasasti Talang Tuo
berangka tahun 684 M (Palembang), 3) prasasti Kota Kapur berangka tahun 686 M (Jambi),
4) prasasti Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi), (Putrayasa dalam Asip, 2018).
Semua prasasti bertuliskan huruf pranagari berbahasa Melayu Kuno dengan campuran
Bahasa Sansekerta. Sedangkan di pulau Jawa ditemukannya prasasti di Jawa Tengah
berangka abad ke-9 M dan prasasti Bogor berangka abad ke-10 M. Bukti lainnya penemuan
keeping tembaga Laguna didekat Manila (Pulau Luzon) tahun 900 M yang merupakan milik
kerajaan Sriwijaya.

Ketika bangsa Eropa pertama kali datang ke Indonesia, bahasa Melayu sudah
mempunyai kedudukan yang luar biasa di tengah-tengah bahasa-bahasa daerah di Nusantara
ini. Pigafetta yang mengikuti perjalanan Magelhean mengelilingi dunia, ketika kapalnya
bertabuh di Tidore pada tahun 1521 menuliskan kata-kata Melayu. Itu merupakan bukti yang
jelas bahwa bahasa Melayuyang berasal dari bagian barat Indonesia pada zaman itupun
sudah menyebar sampai ke bagian barat Indonesia yang berada jauh di sebelah timur.

Demikian juga menurut Jun Huygen van Lischoten, pelaut Belanda yang 60 tahun
kemudian berlayar ke Indonesia, mengatakan bahwa bahasa Melayu bukan saja sangat
harum namanya tetapi juga dianggap bahasa yang terhormat di antara bahasa-bahasa negeri
timur. Hal tersebut dapat dibandingkan dengan orang yang tidak dapat atau tidak tahu
bahasa Indonesia, seperti orang yang tidak tahu dan tidak dapat berbahasa Prancis di Negeri
Belanda pada zaman itu. Berarti hal tersebut menunjukkan bahwa bahasa Indonesia sudah
demikian terkenal dan terhormat pada masa itu.

Seiring berjalannya waktu maka tanggal 28 Oktober 1928 terjadi peristiwa yang
melibatkan putra dan putri Indonesia atau lebih dikenal dengan sebutan “Sumpah Pemuda”,
secara resmi dan diakui bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan Indonesia. Prof.

PAGE \* MERGEFORMAT 10
Soedjito menjelaskan secara sederhana alasan mengapa bahasa Melayu yang dijadikan
landasan lahirnya bahasa Indonesia sebagai berikut.

1. Bahasa Melayu telah digunakan sebagai lingua franca (bahasa perhubungan) selama
berabad-abad sebelumnya di seluruh kawasan tanah air kita (Nusantara). Hal tersebut
tidak terjadi pada bahasa Jawa, Sunda, ataupun bahasa daerah lainnya.

2. Bahasa Melayu memiliki daerah persebaran yang paling luas dan melampaui batas-
batas wilayah bahasa lain meskipun penutur aslinya tidak sebanyak penutur asli
bahasa Jawa, Sunda, Madura ataupun bahasa daerah lainnya.

3. Bahasa Melayu masih berkerabat dengan bahasa-bahasa Nusantara lainnya sehingga


tidak dianggap sebagai bahasa asing.

4. Bahasa Melayu bersifat sederhana, tidak mengenal tingkat-tingkat bahasa sehingga


mudah dipelajari. Berbeda dengan bahasa Jawa, Sunda, Madura yang mengenal
tingkat-tingkat bahasa.

5. Bahasa Melayu mampu mengatasi perbedaan-perbedaan bahasa antarpenutur yang


berasak dari berbagai daerah. Dipilihnya bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan
tidak menimbulkan perasaan kalah terhadap golongan yang lebih kuatdan tidak ada
persaingan antarbahasa daerah.

Tiga bulan menjelang Sumpah Pemuda, tepatnya 15 Agustu 1926, Soekarno menyatakan
bahwa perbedaan bahasa di antara suku bangsa Indonesia tidak akan menghalangi persatuan,
tetapi makin luas bahasa Melayu (bahasa Indonesia) itu tersebar, makin cepat kemerdekaan
Indonesia terwujud.

Pada zaman Belanda ketika Dewan Rakyat dibentuk, yakni pada 18 Mei 1918 bahasa
Melayu memperoleh pengakuan sebagai bahasa resmi kedua di samping bahasa Belanda
yang berkedudukan sebagai bahasa resmi pertama di dalam sidang Dewan rakyat.
Sayangnya, anggota bumiputra tidak banyak yang memanfaatkannya.

PAGE \* MERGEFORMAT 10
Masalah bahasa resmi muncul lagi dalam Kongres Bahasa Indonesia pertama di Solo
pada tahun 1938. Pada Kongres itu ada dua hal hasil keputusan penting yaitu bahasa
Indonesia menjadi (1) bahasa resmi dan (2) bahasa pengantar dalam badan-badan perwakilan
dan perundang-undangan.

Demikianlah “lahir”nya bahasa Indonesia bukan sebagai sesuatu yang tiba-tiba jatuh dari
langit, tetapi melalui perjuangan panjang disertai keinsafan, kebulatan tekad, dan semangat
untuk bersatu. Api perjuangan itu berkobar terus untuk mencapai Indonesia merdeka yang
sebelum itu harus berjuang melawan penjajah.

Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia dan Jepang tidak dapat menggunakan
bahasa lain selain bahasanya sendiri. Bahasa Belanda jatuh dari kedudukannya ebagai
bahasa resmi. Bahkan, dilarang untuk digunakan. Jepang mengajarkan bahasa Jepang kepada
orang Indonesia dan bermaksud menggunakan bahasa Jepang sebagai pengganti bahasa
Belanda untuk digunakan oleh orang Indonesia. Akan tetapi, usaha itu tidak dapat dilakukan
secara cepat seperti waktu dia menduduki Indonesia. Karena itu, untuk sementara Jepang
memilih jalan yang praktis yaitu memakai Indonesia yang sudah tersebar di seluruh
kepulauan Indonesia. Satu hal yang perlu dicatat bahwa selama zaman pendudukan Jepang
192-1945 bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di semua tingkat pendidikan.

Demikianlah, Jepang terpaksa harus menumbuhkan dan mengembangkan bahasa


Indonesia secepat-cepatnya agar pemerintahannya dapat berjalan dengan lancar. Bagi orang
Indonesia hal itu merupakan keuntungan besar terutama bagi para pemimpin pergerakan
kemerdekaan. Dalam waktu yang pendek dan mendesak mereka harus beralih dari bahasa
Belanda ke bahasa Indonesia. Selain itu semua pegawai negeri dan masyarakat luas yang
belum paham akan bahasa Indonesia, secara cepat dapat memahami bahasa Indonesia.

Waktu Jepang menyerah, tampak bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
makin kuat kedudukannya. Berkaitan dengan hal diatas, semua peristiwa tersebut
menyadarkan kita tentang arti bahasa nasional. Bahasa nasional identik dengan bahasa
nasional yang didasari oleh nasionalisme, tekad dan semangat kebangsaan. Bahasa nasional
dapat terjadi meskipun eksistensi negara secara formal belum terwujud. Sejarah bahasa
Indonesia terus seiring dengan sejarah bangsa pemiliknya.

PAGE \* MERGEFORMAT 10
C. Fungsi Bahasa Indonesia

Bahasa yang digunakan wilayah Republik Indonesia adalah bahasa Indonesia sebagai
bahasa resmi kenegaraan. Landasan bahasa Indonesia tertuang dalam undang-undang
Republik Indonesia nomor 24 tahun 2009 tentang bendera, bahasa, lambang negara dan lagu
kebangsaan. Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai: (1) Lambang kebanggan kebangsaan, (2) Lambang identitas nasional, (3) Alat
penghubung antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya, (4) Alat pengembangan kebudayaan,
ilmu pengetahuan dan teknologi.

Secara umum bahasa mempunyai empat fungsi, yaitu sebagai: 1) alat untuk
mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri, 2) alat komunikasi, 3) alat berintegrasi
dan beradaptasi sosial, dan 4) alat kontrol sosial.

Fungi pertama bermakna bahwa dengan bahasa dapat seseorang mampu mengungkapkan
gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara
terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran. Ada dua unsur yang
mendorong seseorang untuk mengekspresikan diri, yaitu (a) agar menarik perhatian orang
lain terhadap diri kita, dan (b) sebagai bentuk keinginan untuk membebaskan diri kita dari
semua tekanan.

Fungsi kedua menyatakan bahwa bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang
melahirkan perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi
merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat menggunakan bahasa sebagai
alat komunikasi, berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar yang menjadi
sasaran utama perhatian seseorang dapat memahami maksud dan perasaan penulis atau
pembicara.

Bahasa dikatakan komunikatif apabila maksud da tujuan berbahasa tercapai dengan baik
dan tepat sasaran. Jika dengan bahasa seseorang ingin meminta bantuan maka yang dimintai
bantuan memahami dengan tepat permintaan bantuan itu. Lain hanya jika seseorang dengan
PAGE \* MERGEFORMAT 10
bahasa ingin melarang orang lain maka orang yang dimaksud mengerti bahwa ia dilarang
melakukan sesuatu.

Dalam fungsinya sebagai alat komunikasi, bahasa menunjukkan hakikat manusia sebagai
makhluk sosial yang selalu memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi. Ada 2 cara
yang dapat dipakai manusia untuk berkomunikasi, yaitu secara verbal dan non verbal.
Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahasa (lisan dan tulis),
sedangkan berkomunikasi secara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka
symbol, isyarat, kode dan bunyi.

Fungsi ketiga bahasa adalah sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial. Fungsi ini
menyatakan bahwa pada saat beradaptasi di lingkungan sosial, seseorang akan memilih
bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan
menggunakan bahasa non-standar pada saat berbicara dengan teman-teman, dan
menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orag tua atau yang dihormati.
Dengan menguasai bahasa, seseorang akan mudah untuk berbaur dan menyesuaikan diri
dengan orang lain, kelompok masyarakat atau bahkan orang lain.

Fungsi keempat menyatakan bahwa sebagai alat kontrol sosial, bahasa mempengaruhi
sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri
sendiri dan masyarakat. Contohnya buku-buku pelajaran, ceramah agama, mengiuti diskusi,
serta iklan layanan masyarakat akan mempengaruhi diri sendiri atau kelompok masyarakat
tertentu. Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang
sangat mudah diterapkan adalah sebagai alat pereda rasa marah. Menulis merupakan salah
satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita.

Adapun fungsi bahasa secara khusus adalah sebagai alat untuk:

1. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari

Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungn komunikasi denga
makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan bahasa formal
dan non formal.

2. Mewujudkan Seni (Sastra)


PAGE \* MERGEFORMAT 10
Bahasa dapat digunakan untuk mengekspresikana perasaan melalui karya seni satsra,
seperti syair, puisi, cerita dan lain-lain. Bahasa yang digunakan dalam mewujudkan
dan mengeskpresikan perasaan dalam karya seni sastra seringkali memiliki makna
denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman yang
mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan.

3. Mempelajari bahasa-bahasa kuno

Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui persitiwa atau kejadian
dimasa lampau. Manusia pelru melakukannya untuk mengantisipasi kejadian yang
mungkin atau dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya
sekedarmemenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya
untuk mengetahui asal dari suatu budaya dapat ditelusuri melalui naskah kuno atau
penemuan prasasti-prasasti.

4. Mengekploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi

Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki, serta akal dan pikiran yang sudah
diberikan Tuhan, maka manusia akan selalu mengembangkan berbagai hal untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan
selalu didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan
melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri.

Dipandang dari tujuan penggunaannya, fungsi bahasa juga dapat dibedakan menjadi 5,
menurut Budiman yaitu:

1) Fungsi praktis: Bahasa digunakan sebagai komunikasi dan interaksi antaranggota


masyarakat dalam pergaulan hidup sehari-hari.

2) Fungsi kultural: Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyimpan, menyebarkan


dan mengembangkan kebudayaan.

3) Fungsi artistik: Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan rasa estetis
(keindahan) manusia melalui seni sastra.

PAGE \* MERGEFORMAT 10
4) Fungsi edukatif: Bahasa digunakan sebagai alat menyampaikan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

5) Fungsi politis: Bahasa digunakan sebagai alat untuk mempusatkan bangsa dan
untuk menyelenggarakan administrasio pemerintahan.

D. Simpulan

Bahasa melayu merupakan awal mula terbentuknya Bahasa Indonesia. Seiring


berjalannya waktu maka tanggal 28 Oktober 1928 terjadi peristiwa yang melibatkan putra
dan putri Indonesia atau lebih dikenal dengan sebutan “Sumpah Pemuda”, secara resmi dan
diakui bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan Indonesia. Di dalam kedudukannya
sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: (1) Lambang kebanggan
kebangsaan, (2) Lambang identitas nasional, (3) Alat penghubung antarwarga, antardaerah,
dan antarbudaya, (4) Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bahasa juga mempunyai empat fungsi, yaitu sebagai: 1) alat untuk mengungkapkan perasaan
atau mengekspresikan diri, 2) alat komunikasi, 3) alat berintegrasi dan beradaptasi sosial,
dan 4) alat kontrol sosial.

Belajar bahasa Indonesia di sekolah merupakan pokok dari proses pendidikan di sekolah.
Belajar merupakan alat utama dalam mencapai tujuan pembelajaran sebagai unsur proses
pendidikan di sekolah. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu diketahui tujuan dan peran
pemmbelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi
terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Daftar Pustaka

PAGE \* MERGEFORMAT 10
Ali Muhammad. 2020. Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra (Basastra) di Sekolah
Dasar. Universitas PGRI Palembang

Asip Muhammad., dkk. 2022. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. Bandung: Penerbit
Media Sains Indonesia

Farhrohman Oman. 2017. Implementasi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI. Primary


Vol.09

Solchan T.W., dkk. 2021. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD (Edisi 2). Tangerang Selatan:
Universita Terbuka

PAGE \* MERGEFORMAT 10
BAB II

PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA


INDONESIA

A. Pendekatan Komunikatif
1. Pengertian Pendekatan Komunikatif
Pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang biaasanya
berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan (iskandarwassid dan
sunendar 2009:40). Jadi, pendekatan merupakan seperangkat wawasan yang secara
sistematis digunakan sebagai landasan berpikir dalam menentukan metode, strategi,
dan prosedur dalam mencapai target hasil tertentu sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Pendekatan komutatif adalah pendekatan yang berkaitan dalam pembelajaran
bahasa yang menekankan pada kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dalam
kehidupan sehari-hari. Pendekatan komutatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia
bertujuan untuk membuat kompetensi komutatif sebagai tujuan pembelajaran
bahasa dan mengembangkan prosedur-prosedur bagi empat keterampilan
berbahasa, yang mencakup, berbicara, membaca dan menulis. Pendekatan
komutatif merupakan pendekatan pembelajaran berbasis komunikasi yang
memungkinkan siswa agar mampu untuk membaca dan menulis dengan baik,
belajar dengan orang lain, menggunakan media pembelajaran, menerima informasi,
serta menyampaikan informasi (Huda 2013).
2. Ciri-ciri pendekatan komutatif
Ciir-ciri pendekatan komutatif sebagai salah satu pendekatan yang Dapat digunakan
dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu :
a) Mengutamakan makna sebenarnya daripada tata gramatikalnya
b) Acuan berpijaknya adalah membimbing siswa dan fungsi bahasa
c) Tujuan belajar bahasa adalah membimbing siswa agar mampu berkomunikasi
dalam situasi yang sebenarnya
d) Silabus pembelajaran harus ditata sesuai dengan fungsi pemakaian bahasa

PAGE \* MERGEFORMAT 10
e) Peran guru sebagai pengelola kelas dan pembimbing siswa dalam komunikasi
diperluas
f) Adanya kegiatan komunikasi fungsional dan interaksi sosial yang saling
berkaitan
g) Pembelajaran beriorentasi pada pemerolehan kompetensi komunikatif, bukan
ketepatan gramatikal (pemahaman untuk dapat ditetapkan dalam kehidupan
sehari-hari).
h) Pembelajaran diarahkan pada modifikasi dan peningkatan siswa dalam
menemukan kaidah bahasa lewat kegiatan berbahasa (learning by doing)
i) Materi pembelajaran berangkat dari analisis kebutuhan berbahasa
pembelajaran
3. Tujuan pendekatan komunikatif
Tujuan utama pembelajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif adalah
meningkatkan keterampilan berbahasa siswa, yang mencakup keterampilan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Siswa diharapkan tidak hanya
memiliki pengetahuan tentang bahasa tetapi juga mampu untuk berkomunikasi dan
berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dari pendekatan komunikatif
dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa mampu berkomunikasi
dan mampu menggunakan bahasa secara baik, benar dan secara nyata dan wajar,
serta dapat digunakan untuk berbagai tujuan dan keadaan.
4. Kelebihan dan kekurangan pendekatan komunikatif
a) Kelebihan pendekatan komunikatif
 Siswa termotivasi untuk mengembangkan keterampilan berbahasanya setelah
mengetahui bahwa ada kaitannya dengan dengan penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
 Siswa akan lebih mudah untuk berkomunikasi dan berinteraksi dalam
kehidupan sosialnya
 Siswa tidak hanya memiliki pengetahuan tentang kebahasaan, tetapi juga
memiliki kompetensi untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
b) Kekurangan pendekatan komunikatif

PAGE \* MERGEFORMAT 10
Kekurangan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia
yaitu:
 Guru harus kreatif menciptakan suasana belajar yang mampu membuat siswa
untuk aktif dan interaktif. Bila guru tidak kreatif maka pembelajaran akan
tidak menarik.
 Bila siswa tidak memiliki pengetahuan interaksi dan berkomunikasi yang
cukup baik atau siswa cenderung pasif, maka siswa akan kesulitan dalam
melaksanakan pembelajaran.
5. Penerapan Pendekatan Komunikatif
Langkah-langkah pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia,
sebagai berikut :
a) Tahap persiapan, guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran dan
menyiapkan berbagai strategi yang berhubungan dengan pokok bahasan yang
diajarkan.
b) Tahap pelaksanaan, guru menyajikan materi pembelajaran dengan
memanfaatkan pendekatan komunikatif, sehingga menarik perhatian siswa
dalam proses belajar mengajar, sehingga pembelajaran berlangsung efektif
dan efisien.
c) Tahap evaluasi, guru mengadakan evaluasi materi pelajaran yang lebih
menekankan pada aspek kognitif dana efektif.

B. Pendidikan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan


1. Pengertian Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
PAKEM adalah pembelajaran yang aktif bahwa seorang guru harus memantau
kegiatan belajar peserta didik, memberi umpan baik, mengajukan pertanyaan kepada
peserta didik, memanfaatkan modalitas belajar peserta didik baik yang visual,
auditorial dan kinestetik dalam pembelajaran. Dalam hal ini peserta didik tidak ingin
menjadi penonton, melainkan ikut aktif dalam pembelajaran dengan selalu mencoba
hal-hal baru yang menantang, sehingga peserta didik menjadi aktif dan tidak pasif.
Kreatif dimaksudkan adalah seorang guru bisa mengembangkan kegiatan yang

PAGE \* MERGEFORMAT 10
beragam, membuat alat bantu belajar yang sederhana dan lain-lain. Dalam hal ini
peserta didik tidak mudah putus asa dan puas dengan hasil kerjanya, sehingga peserta
didik ingin mencoba dan membuat inovasi baru. Efektif yaitu seorang guru dalam
proses pembelajaran harus mampu mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Menyenangkan maksudnya bahwa dalam proses pembelajaran seorang guru
diharapkan tidak membuat peserta didik takut salah, takut ditertawakan, takut
dianggap sepele dengan di selingi kegiatan bermain atau kegiatan yang lain yang
membuat anak merasa senang dalam belajar.

2. Model pembelajaran PAKEM adalah model pembelajaran yang bertumpu pada 4


prinsip yaitu aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
a. Pembelajaran Aktif
Pembelajaran Aktif Menurut Uno (2011), pembelajaran yang aktif dalam artian
aktif dalam strategi ini adalah memosisikan guru sebagai orang yang menciptakan
susana belajar yang kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara
siswa sebagai peserta belajar yang harus aktif. Dalam proses pembelajaran yang
aktif itu terjadi dialog yang interaktif antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru
atau siswa dengan sumber belajar lainnya dimana siswa tidak terbebani secara
perseorangan dalam memecahkan masalah yangdihadapi dalam belajar, tapi mereka
dapat saling bertanya dan berdiskusi sehingga beban belajar bagi mereka sama
sekali tidak terjadi.
b. Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran Kreatif, dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar
yang beragam, sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan peserta didik.
Kata kreatif dapat juga diartikan menumbuhkan motivasi, percaya diri dan kritis,
sehingga pembelajaran menjadi tidak monoton dan penuh kreativitas. Menurut Uno
(2011), untuk menumbuhkan minat belajar para siswa maka guru dituntut lebih
kreatif dalam mengajar, sementara untuk memberi pengayaan terhadap dirinya,
guru juga dituntut kreatif mengembangkan pedagogik dalam proses pembelajaran.
Kreatif bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa dan proses

PAGE \* MERGEFORMAT 10
kreatif tersebut tentunya tidak akan dapat dilaksanakan tanpa adanya pengetahuan
yang didapat melalui membaca, berbahasa, dan aspek-aspek lain.
c. Pembelajaran efektif
Pembelajaran Efektif Memiliki arti bahwa proses pembelajaran tersebut
bermakna bagi siswa, jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan, tetapi
tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tidak ubahnya seperti bermain biasa.
d. Pembelajaran menyenangkan
Pembelajaran Menyenangkan Pembelajaran yang menyenangkan dapat dilihat
dari penampilan guru yang menarik, suasana belajar yang aktif, kaya dengan
metode belajar, desain kelas yang tidak membosankan, sehingga peserta didik
memusatkan perhatiannya secara penuh pada waktu belajar dan perhatian peserta
didik terhadap pembelajaran menjadi tinggi

3. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Aktif, Kreatif,


Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
Menurut Asmani (2011), ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan PAKEM, yaitu:
a. Memahami sifat yang dimiliki peserta didik
Pada dasarnya, anak memiliki sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi dan
berkembang menjadi sikap berpikir kritis dan kreatif. Dan suasana pembelajaran
dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan
yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan.
b. Mengenal peserta didik secara perseorangan
Perbedaan individual pada siswa yang berasal dari lingkungan keluarga yang
bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda, dan kemampuan anak yang
lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu teman yang lemah (tutor sebaya).
Dengan mengenal kemampuan siswa, kita dapat membantunya, sehingga hasil yang
diharapkan anak itu bisa belajar secara optimal.
c. Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam pengorganisasian
belajar Sifat alami anak akan bermain secara berpasangan dan berkelompok dapat
dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau
PAGE \* MERGEFORMAT 10
membahas sesuatu, anak dapat melakukannya secara berpasangan atau dalam
kelompok, karena akan memudahkan anak untuk berinteraksi dan bertukar pikiran.
Tapi , anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat
individunya dapat berkembang.
d. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajang untuk memenuhi ruang kelas, diharapkan
dapat memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi
siswa yang lainnya. Lalu ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan
siswa dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam pembelajaran karena
dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
e. Memanfaatkan Lingkungan sebagai sumber belajar Lingkungan
merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat
berperan sebagai media pembelajaran, tetapi dapat juga sebagai objek kajian.
Belajar dengan menggunakan alam tidak harus keluar kelas, bahan dari lingkungan
dapat kita bawa ke kelas. Adanya pemanfaatan lingkungan.

C. Simpulan
pendekatan komunikatif adalah pendekatan dalam pembelajaran bahasa yang
menekankan pada kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dalam kehidupan sehari-
hari. Pendekatan komunikatif didasarkan pada pandangan bahwa bahasa adalah sarana
berkomunikasi. Tujuan utama pembelajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif
adalah meningkatkan keterampilan berbahasa siswa, yang mencakup keterampilan
menyimak, berbicara, membaca, berbicara, dan menulis. Pendekatan komunikatif
memiliki beberapa ciri yang membedakannya dengan pendekatan-pendekatan yang lain.
Ciri utama dari pendekatan komunikatif yaitu lebih mengutamakan kemampuan
berkomunikasi siswa dalam situasi yang sebenarnya.
Model pembelajaran PAKEM adalah model pembelajaran yang bertumpu pada 4
prinsip yaitu aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam melaksanakan PAKEM, antara lain : memahami sifat yang dimiliki anak,
mengenal anak secara perorangan, memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian
PAGE \* MERGEFORMAT 10
belajar, Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik, dan
Memanfaatkan Lingkungan sebagai sumber belajar Lingkungan.

D. Daftar Pustaka
Akrim. (2022). Strategi Pembelajaran. Jakarta: UMSU Press.

Ali Mustadi, R. A. (2021). Strategi Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dan


Bersastra yang Efetik di Sekolah Dasar. Yogyakarta: UNY Press.

Sani, R. A. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sembiring, M. G. (2008). Menjadi Guru Sejati. Yoyakarta: Best Publisher.

PAGE \* MERGEFORMAT 10
BAB III

PAGE \* MERGEFORMAT 10
BAB IV

PAGE \* MERGEFORMAT 10
BAB V

HAKIKAT, TUJUAN, DAN JENIS - JENIS MEMBACA DI KELAS TINGGI

A. Hakikat Membaca

Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak
hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan tetapi, juga melibatkan aktivitas visual, berpikir ,
psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual, membaca merupakan proses
menerjemahkan symbol tulisan ( huruf ) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses
berpikir, membaca mencakuo aktivitas pengenalan kata, pemehaman literal, interprestasi,
membaca kritis, dan pemahaman kreatif.

Pembelajaran membaca di kelas tinggi sekarang ini di sekolah dasar kurang


mendapatkan perhatian lebih dari guru. Sebagian besar guru sekolah dasar di kelas tinggi
masih melaksanakan pembelajaran membaca dengan menerapkan pembelajaran
konvensional dan kurang memberikan kesempatan yang lebih kepada siswa untuk aktif
dalam proses pembelajaran. Sehingga pembelajaran membaca menjadi kurang menarik dan
terkesan membosankan. Kondisi ini disebabkan karena guru salah menggunakan prosedur
pembelajaran, seperti ketidak tepatannya menggunakan metode pembelajaran dan guru
kurang memahami mengenai prinsip-prinsip pembelajaran membaca.

Dampak yang ditimbulkan dari guru sekolah dasar khususnya di kelas tinggi
kurang memahami prinsip-prinsip pembelajaran dan tidak menerapkannya metode
pembelajaran membaca ialah kemampuan siswa dalam membaca tingkat pemahaman sangat
rendah, sebagian siswa kurang memahami isi dari bacaan yang dibacanya dan siswa ketika
dalam membaca tidak memperdulikan perilaku membaca tidak memperdulikan perilaku
membaca yang baik seperti pada tahap prabaca, membaca, dan pasbaca. Akibatnya siswa
tidak mengetahui tujuan dari apa yang dibacanya.

Melihat kondisi diatas, diperlukan sekali upaya-upaya dalam meningkatkan


kualitas pembelajaran membaca di sekolah dasar khususnya di kelas tinggi. Atas dasar itulah
saya susun suatu makalah peningkatan dan pengembangan kemampuan membaca di kelas
PAGE \* MERGEFORMAT 10
tinggi yang sangat bermanfaat sekali dalam meningkatkan proses pembelajaran bahasa
dikelas tinggi dan di dalam makalah yang saya susum terdapat berbagai macam metode dan
penilaian pembelajaran membaca dan ini sangat bermanfaat sekali bagi para pembaca
khususnya calon guru sekolah dasar.

B. Pengertian Membaca

Menurut Tarigan (2013:7) membaca merupakan suatu proses yang dilakukab


serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.

Membaca adalah proses yang dilakukan oleh pembaca yang bertujuan untuk
memperoleh suatu informasi dari suatu buku yang ditulis oleh penulis. Menurut Finochiro
dan Bonomo (Tarigan: 2013: 9) membaca adalah suatu proses yang bersangkutan paut
dengan bahasa.

Membaca adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bahasa yaitu bahasa
tulis yang ditulis oleh penulis yang kemudian dibaca oleh pembaca guna memperoleh
informasi atau pesan dari tulisan yang ditulis oleh penulis. Sedangkan menurut Lado
Tarigan, (2013: 9) membaca adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk
memahami isi bacaan dan pola-pola bahasa yang ada di tulis oleh penulis. Jadi, membaca
adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca yang bertujuan untuk memperoleh suatu
informasi dari bahan bacaan serta memahami pola-pola bahasa yang ditulis oleh penulis.

C. Tujuan Membaca

Berikut ini menurut Tarigan (2013: 130) Tujuan membaca berdasarkan


bahan yang digunakannya, anatara lain;

1. Membaca untuk mendapatkan pengetahuan (informasi), jenis membaca yang cocok


untuk keperluan ini adalah membaca dalam hati, bahan bacaan yang dapat digunakan
antara lain; laporan (peristiwa, perjalanan, pertandingan), berita tentang penemuan
hal baru, buku-buku pelajaran, majalah-majalah, ilmu pengetahuan, dan lain-lain.

PAGE \* MERGEFORMAT 10
2. Membaca untuk memupuk perkembangan keharuan dan keindahan, jenis membaca
yang cocok untuk tujuan keperluan ini ialah membaca teknis/nyaring, dapat pula
membaca dalam hati untuk jenis-jenis bacaan tertentu seperti prosa fiksi. Bahan
bacaan yang ocok untuk tujuan membaca seperti ini adalah; puisi sajak, prosa
berirma, drama, dan prosa fiksi biasa.
3. Membaca untuk mengisi waktu luang. Jenis membaca yang dipergunakan tidaklah
terikat pada jenis tertentu, demikian pula bahan bacaanya. Yang terpenting perlu
ditanamkan pada murid adalah bagaimana dapat mengisi waktu untuk hal-hal
bermanfaat dan tidak membosankan. Bacaan tentang kepahlawanan, keberanian,
kecekatan, dan lain-lain.
Adapun tujuan membaca dalam ( Mendikbud ) adalah:

1) Memperoleh informasi
2) Mengembangkan berpikir kritis
3) Menambah wawasan dan pengalaman
4) Menikmati isi bacaan atau kesenangan
5) Mengembangkan minat baca

D. Jenis-Jenis Membaca

1. Membaca Teknik

Membaca teknik pada prinsipnya sama dengan mebaca nyariing, dikatakan nyaring
karena kegiatan membaca ini dilakukan dengan vokalsisasi.membaca teknik ini
merupakan kegiatan membaca menekankan pada:

a. Penguasaan lafal, yang baik dan benar


b. Penguasaan jeda, lagu dan intonasi yang tepat
c. Penguasaan tanda-tanda baca
d. Penguasaan mengelompokkan kata/ frasa ke dalam satuan-satuan ide
e. Penguasaan menggerakkan mata dan memelihara kontak mata
f. Penguasaan berekspresi

PAGE \* MERGEFORMAT 10
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pembaca saat melakukan kegiatan
mebaca teknik, yaitu:
a) Dapat mengucapkan kata-kata bahasa indonsia secara tepat, artinya pembaca
harus mampu melafalkan kata-kata yang diucapkan sesuai dengan lafal yang
baku.
b) Menguasai tanda baca ( pungtuasi ) yang banyak dipakai dalam tulisan bahasa
indonesia ( produktif ).
c) Dapat membaca tanpa terbata-bata dan lancer
d) Agar dijaga keajegan kecepatan volume suara. Artinya tempo membaca untuk
setiap menitnya darii awal hingga akhir bacaan meliputi jumlah koso kata yang
hampr sama, demikian pula suara dijaga agar jangan sampai keras kemudian
melemah dan keras lagi.
e) Pembaca memahami bahan bacaan. Dengan memahmi isi bacaan maka akan
membantu pembaca dalam mengekspresikan isi bacaan yang dibacanya.
f) Perlu ditanamkankepercayaan diri sendiri. Dengan percaya diri sendiri pembaca
pada saat membaca dapat berkonsenterasi dengan baik sehingga akan
menghilangkan sifat grogi, gugup dan sejenisnya yang semua ini akan
mengganggu jalannya membaca teknik.

2. Membaca dalam hati

Membaca dalam hati adalah sejenis membaca yang dilakukan tanpa


menyuarakan apa yang dibaca. Membaca dalam hati ini termasuk materi pelajaran
membaca tingkat lanjut. Dalam Mendikbud juga dinyatakan bahwa membaca dalam
hati adalah kegiatan membaca lanjuut setelah anak bisa membaca bersuara dengan
lancar, kegiatan membaca dalam hati di kelas 3 sudah bisa mulai dengan memberikan
teks pendek ( minimal 250-300 ) dan anak disuruh membaca dengan teliti. Lebih
kanjut anak bisa diminta membaca teks lebih panjang, seperti membaca buku-buku
cerita, buku-buku pengetahuan, dan ensiklopesi sederhana bergambar.

Untuk mengetahui apakah siswa memahami isi teks yang dibacanya, guru
dapat mengetahuinya melalui indikator berikut ini:

PAGE \* MERGEFORMAT 10
a. Siswa dapat mengingat dan mengemukakan pokok pikiran dalam teks tertulis
b. Siswa dapat mengingat urutan kejadian dalam teks
c. Siswa dapat mengikuti alur centa /kejadian
d. Siswa dapat menjawab atau membuat pertanyaan
e. Siswa dapat mencari hubungan sebab akibat
f. Siswa dapat menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri
g. Siswa dapat membuat ringkasan bacaan
h. Siswa dapat mengetahui teks yang dibaca berupa fakta atau cerita fiksi
i. Siswa dapat mengetahui dan menunjukkan jika ada kejanggalan isi teks
j. Siswa dapat memanfaatkan daftar isi dan indeks buku
k. Siswa dapat memahami table, diagram, peta yang terdapat dalam teks
l. Siswa dapat mengomentari atau memberikan pendapatnya tentang isi teks yang
dibacanya dengan alasan yang masuk akal
m. Siswa dapat menyimpulkan isi teks yang dibacanya
n. Siswa memahami isi bacaan dan menjelaskannya melalui kegiatan bermain

Kegiatan membaca dalam hati dapat mengembangkan aspek kognitif pada diri
siswa. Adapun aspek kognit yang dikembangkan dalam kegiatan membaca
pemahaman adalah:

1) Dalam kegiatan membaca, anak membangun makna dari keseluruhan isi


teks. Untuk mampu membangun makna secara benar, dia harus mampu
mengelompokkan dan menghubungkan informasi yang ada dalam teks.
2) Untuk memahami keseluruhan isi, anak harus mampu mengidentifikasi gagasan
utama dan memahami hubungan antar gagasan karena itu sangat penting. Dengan
mengetahui proses mengorganisasi semua informasi itu, anak juga dapat membuat
intisari hal-hal penting dari isi bacaan,
3) Anak Juga perlu menjelaskan mengapa melakukan membaca, serta apa yang ingin
diketahuiya setelah selesai membaca.
4) Melalui membaca, anak sekaligus mempelajari sejumlah informasi baru yang
penting, yang perlu diproses secara lebih dalam sehingga menjadi bagian dari
pengetahuan anak. Anak boleh mendapatkan banyak informasi, tetapi hendaknya
PAGE \* MERGEFORMAT 10
diberikan kesempatan yang cukup untuk berinteraksi, sehingga informasi itu dapat
dicerna. Anak juga perlu mengembangkan strategi untuk mengkonsolidasikan dan
menerapkan hasil belajar Artinya perlu menemukan cara untuk menggunakan
informasi baru dengan berbacai cara.

Dengan mengetahui bahwa kegiatan membaca melibatkan banyak aspek,


termasuk mengetahui tujuan, prinsip, serta berbagai aspek kognitif yang
dikembangkan dalam membaca, maka dalam setiap pembelajaran membaca
pemahaman ini guru harus dapat melakukan pengecekan bagaimana mengetahui
bahwa anak-anak benar-benar telah membaca.

 Materi membaca dalam hati di sekolah dasar bertujuan untuk mendapatkan


informasi dari suatu bacaan dengan memahami isi bacaan secara tepat dan
cermat. Untuk mencapai sasaran membaca dalam hati, anak-anak sekolah
dasar hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini: Membaca dilakukan
tanpa ada suara, gerakan-gerakan bibir dan tanpa berisik.
 Membaca dilakukan tanpa ada gerakan-gerakan kepala baik mengangguk,
menggeleng karena kepuasan terhadap apa yang dibacanya atau menggerak-
gerakan jari mengikuti bacaan yang dibacanya.
 Pada saat membaca jangan sampai berhenti pada bacaan yang sulit dimengerti
oleh pembaca, sehinga pembaca hanya termenung dengan bacaan yang sulit
tersebut yang semua ini akan menyebabkan kegagalan kegiatan membaca
dalam hati.
 Pembaca mampu berkonsentrasi baik fisik maupun mentalnya. Untuk melatih
keterampilan membaca dalam hati guru dapat memberikan latihan atau
kegiatan membaca dengan memberikan bahan berupa majalah, Koran, atau
buku-buku yang belum pernah dibaca oleh siswa. Hal yang lebih penting
diperhatikan guru adalah hendaknya materi bacaan tersebut disesuaikan
dengan tingkat usia anak.

3. Membaca Cepat

PAGE \* MERGEFORMAT 10
Memabaca cepat adalah kegiatan membaca yang bertujuan memahami isi
bacaan secara tepat cepat dan cermat dalam waktu yang relatif singkat. Pelajaran
membaca cepat di sekolah dasar materinya hendaknya dibebaskan dari adanya kata-
kata yang sukar, ungkapan- ungkapan baru, ataupun frase atau kaliamat yang cukup
kompleks. Jika terpaksa dalam bacaan tersebut ada kata-kata sukar, ungkapan-
ungkapan baru atau frase atau kalimat yang kompleks guru hendaknya menerangkan
terlebih dahulu kepada siswa sehingga siswa terbebas dari kesulitan bahasa. Untuk
mengukur kecepatan membaca siswa dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

1) Membatasi/menentukan waktu (tempo) membaca. Sebelum kegiatan membaca


dimulai guru harus mempersiapakan pencatat waktu (stopwatch). Setelah anak-
anak siap dengan bacaannya, guru bisa memberikan aba-aba untuk dimulainya
kegiatan membaca tersebut, dan setelah waktu selesai guru memberika aba-aba
kepada anak untuk berhenti.
2) Membatasi/menentukan jumlah bacaan Cara yang kedua ini berbeda dengan cara
yang pertama. Jika pada cara yang pertama yang dibatasi adalah jumlah
waktunya, sedang cara yang kedua yang dibatasi adalah jumlah bacaannya.
Seluruh siswa diberi bahan bacaan yang jumlahnya sama. Mereka bebas membaca
sesuai dengan kecepatannya masing-masing. Setelah selesai membaca, maka
kecepatan membaca dihitung dengan cara perhitungan seperti yang telah
dijelaskan di atas. Kelemahan cara ini terletak pada pengajaran klasikal yang
mana jumlah anak lebih dari 10 siswa karena menyulitkan dalam
pengawasan/pengontrolan waktu tempuh baca anak.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru sehubungan dengan kegiatan
membaca cepat ini antara lain:

1) Perlu adanya suasana lingkungan yang tenang. Adanya gangguan yang berupa
apapun agar disingkirkan terlebih dahulu sebelum para siswamelakukan praktek
membaca.
2) Anak dilatih mempercepat sasaran pandangan mata sehingga dalam waktu yang
singkat dapat menjangkau deretan kata yang maksimal. Lompatan pandangan

PAGE \* MERGEFORMAT 10
mata yang maju-mundur atau bolak-balik harus dihindari sebab akan
memperlambat daya baca.
3) Anak dibiasakan jangan sampai mengeluarkan suara. Dengan mengeluarkan suara
maka kegiatan membaca cepat akan terhambat.
4) Guru melatih anak untuk mencari inti bacaan pada setiap alinea atau paragraf.
Selain itu inti bacaan juga terdapat dalam bab, anak bab dan seterusnya. Dengan
demikian siswa perlu dilatih untuk menemukan inti bab, inti anak bab dan inti
alínea, yang secara berturut-turut kunci bab, kunci anak bab dan kunci alinea
(kunci paragraf).
5) siswa agar dilatih selalu meningkatkan perolehan jumlah kata dalam waktu yang
telah ditentukan. Sebagai gambaran prestasi minimal yang ideal setiap tingkat di
sekolah dasar.

4. Membaca Bahasa

Membaca bahasa memiliki tujuan agar para siswa sekolah dasar semakin
bertambah pengetahuannya tentang seluk-beluk bahasa Indonesia. Sasaran utama
pelajaran membaca bahasa bukan pada pemahaman isi bacaan tetapi pada ketepatan
penggunaan bahasa dalam bahan bacaan. Tujuan membaca bahasa menurut Imam
Rejana dalam Farida adalah agar siswa bertambah wawasannya tentang:

a. Pengetahuan kosa kata bahasa Indonesia, kosa kata adalah perbendaharaan kata
atau kata-kata yang dimiliki oleh suatu bahasa. Kata-kata yang diajarkan pada
siswa itu mencakup kosa kata yang baru, kosa kata yang sering dipakai oleh
pemakai bahasa Indonesia, juga kosa kata yang sudah jarang pemakaiannya.
b. Pengetahuan yang menyangkut bentukan kata (morfologi) baik bentuk, fungsi
atau pun artinya. Sebagai misal, anak menguasai imbuhan me-, di-, akhiran -an
dalam pemakaian kalimat.
c. Pengetahuan yang menyangkut tata kalimat bahasa Indonesia (sintkasis).
d. Pengetahuan yang menyangkut masalah tata tulis bahasa Indonesia
e. Dapat menggapai dan menganalisis informasi yang tersusun oleh beberapa
kalimat kemudian membentuk satu wacana.

PAGE \* MERGEFORMAT 10
5. Membaca Indah

Membaca indah sering disebut dengan membaca emosional, dikatakan


demikian karena menyangkut pada hal-hal yang berhubungan dengan keindahan atau
estetika yang dapat menimbulkan emosi atau perasaan dari pembaca dan pendengar.
Tujuan yang ingin dicapai dalam pelajaran ini adalah siswa dapat memperoleh suatu
keindahan yang sumbernya bahasa atau keindahan yang bersumber bacaan.

Bahan yang bisa digunakan untuk mengajarkan membaca indah ini dapat
berupa : drama, prosa, mau pun drama. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
guru sehubungan dengan pemilihan materi untuk membaca indah ini antara lain:

 Bahan itu hendaknya mengandung nilai-nilai pendidikan, misalnya,kepahlawan,


kemanuasiaan, dan sebagainya.
 kalimat-kalimat atau kata-kata yang dipakai oleh pengarangnya bermakna
denotatif dan bukan bermakna konotatif. Hal seperti ini perlu diperhatikan guru,
sebab anak-anak seusia sekolah dasar rata-rata baru dapat menangkap isi kalimat
yang disimpulakan bahasa denotatif pada karya sastra perhatikanlah drama berikut
yang tertulis dengan menggunakan bahasa denotatif:

6. Membaca Pustaka

Membaca pustaka biasa juga dikenal dengan membaca bebas. Membaca


pustaka tidak selalu harus dilaksanakan di Perpustakaan tetapi juga bisa di ruang kelas
atau di rumah. Membaca pustaka bisa diartikan siswa diberi kebebasan untuk memilih
bahan bacaan yang dibaca dan setelah itu siswa diminta melaporkan isi bacaan yang
dia baca. Namun membaca pustaka juga bisa memanfaatkan perpustakaan sebagai
sumber bacaan. Di SD perpustakaan memang masih dikelola secara sederhana,
bahkan baru ada di sudut baca yang terdapat di sudut kelas karena sekolah belum
mempunyai ruang khusus perpustakaan. Dengan demikian tidak ada alasan untuk
meniadakan perpustakaan di SD.

Perpustakaan sekolah sesederhana apa pun sangat bermanfaat untuk proses


pembelajaran khususnya bahasa Indonesia. Perpustakaan dapat dimanfaatkan untuk
PAGE \* MERGEFORMAT 10
banyak hal oleh siswa terutama untuk pembelajaran. Selain membaca kegiatan
menulis sinopsis, berbicara, membaca teks drama, menulis pengumuman, membuat
poster, menciptakan mading (majalah dinding) berpidato juga bisa dilakukan dengan
memanfaatkan perpustakaan..

Belajar di perpustakaan ternyata sangat menyenangkan bagi anak. Mereka


bebas memilih buku yang disukainya, namun tetap tidak lepas dari materi yang sesuai
dengan tugas yang diberikan oleh guru. Setelah membaca buku ternyata muncul ide-
ide baru yang lebih efektif dan kreatif untuk menciptakan hasil belajar siswa. Hal ini
dapat kita lihat pada sinopsis/ ringkasan cerita dan pendapatnya setelah membaca
buku di perpustakaan sekolah.

Selain itu, guru terus berupaya untuk menyiapkan bacaaan- bacaan yang
menarik di kelas atau sekolahnya. Bahkan karya siswa yang berupa kliping sinopsis,
cerita pengalaman dapat dijadikan koleksi perpustakaan yang sangat menarik.

Pembiasaan membaca di perpustakaan secara terus-menerus mempunyai


dampak sangat positif bagi guru dan siswa sehingga mereka dapat mengembangkan
kebiasaan belajar dan berkarya secara mandiri. Waktu istirahat pun ternyata dapat
dimanfaatkan oleh siswa

untuk membaca di perpustakaan.

7. Membaca Skimming

Adakalanya sebuah buku harus dibaca secara keseluruhan, sementara ada


pula buku yang tidak perlu kita baca secara keseluruhan. Ada bagian buku yang perlu
dibaca berulang, namun ada bagian lain yang bisa dilompati. Menurut Sudarso (2005)
membaca apabila pembaca tidak membutuhkan fakta-fakta detil dalam sebuah buku,
maka pembaca bisa melompati fakta tersebut dan langsung mencari ide pokok bacaan
tersebut. Cara membaca yang hanya untuk mendapatkan ide pokoknya disebut
membaca skimming.

8. Membaca Scanning

PAGE \* MERGEFORMAT 10
Apabila pembaca hanya membutuhkan suatu fakta tertentu saja atau
informasi tertentu saja, atau data statistik tertentu saja, pembaca bisa melompat untuk
langsung ke sasaran yang dicari. Teknik melompat untuk langsung ke sasaran yang
kita cari itu disebut scanning.

Menurut Tarigan (2014:23-25) ditinjau dari segi terdengar atau tidak suara
pembaca waktu membaca, proses membaca dapat dibagi atas:

a. Membaca nyaring, membaca bersuara, dan membaca lisan (read ing out loud, oral
reading, reading aloud). Membaca nyaring adalah kegiatan membaca yang
dilakukan oleh seseorang dengan cara bersuara. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui cara membaca yang benar, baik itu dari pengucapan kata, kalimat dan
untuk mengetahui penekanan sesuai dengan ujaran pembicaranya yang hidup.
b. Membaca dalam hati. Pada membaca dalam hati, hanya mempergunakan ingatan
visual (visual memory). Dalam hal ini, yang aktif adalah mata pandangan,
penglihatan, dan ingatan, dan juga turut aktif auditory memory (ingatan
pendengaran) dan ingatan yang bersangkut paut dengan otot kita. Moulton dalam
(Tarigan 2014: 23).
Menurut Tarigan (2014: 24) dalam garis besarnya, membaca dalam hati
dibagi atas:

1) Membaca ekstensif
Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi
sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin.
2) Membaca survei
I. Memeriksa, meneliti indeks-indeks, daftar kata-kata yang terdapat
dalam buku.
II. Melihat-lihat, memeriksa, meneliti judul bab yang terdapat dalam
buku yang bersangkutan.
III. Memeriksa, meneliti bagan, skema, outline buku yang bersangkutan.
3) Membaca sekilas

PAGE \* MERGEFORMAT 10
Membaca sekilas atau membaca dengan cepat adalah untuk mencari dan
mendapatkan informasi secara tepat.
4) Membaca dangkal
Membaca dangkal pada hakikatnya bertujuan untuk memperoleh
pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu
bahan bacaan.
5) Membaca intensif
Membaca intensif adalah membaca dengan penuh penghayatan untuk
menyerap apa yang seharusnya kita kuasai. Menurut Tarigan (2014: 25) yang
termasuk dalam membaca intensif adalah:
a) Membaca telaah isi
1) Membaca teliti
Membaca teliti adalah kegiatan membaca yang dilakukan
oleh pembaca untuk meneliti bahan bacaan yang dianggap penting
dan disukai oleh si pembaca.
2) Membaca pemahaman
Membaca pemahaman adalah membaca yang bertujuan
untuk memahami isi bacaan
b) Membaca telaah bahasa
1) Membaca Bahasa (Foreign language reading)
Tujuan utama membaca bahasa adalah memperbesar daya
kata (increasing word power) dan mengembangkan kosakata
(developing vocabulary)
2) Membaca sastra (literary reading)
Dalam membaca sastra perhatian pembaca harus dipusatkan
pada penggunaan bahasa dalam karya sastra.

E. SIMPULAN
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak
hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan tetapi, juga melibatkan aktivitas visual, berpikir ,
PAGE \* MERGEFORMAT 10
psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual, membaca merupakan proses
menerjemahkan symbol tulisan ( huruf ) ke dalam kata-kata lisan. Membaca adalah proses
yang dilakukan oleh pembaca yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi dari suatu
buku yang ditulis oleh penulis. Menurut Finochiro dan Bonomo (Tarigan: 2013: 9) membaca
adalah suatu proses yang bersangkutan paut dengan bahasa.

Menurut Tarigan (2013: 130) Tujuan membaca berdasarkan bahan yang


digunakannya, anatara lain; a. Membaca untuk mendapatkan pengetahuan (informasi), jenis
membaca yang cocok untuk keperluan ini adalah membaca dalam hati, b. Membaca untuk
memupuk perkembangan keharuan dan keindahan, jenis membaca yang cocok untuk tujuan
keperluan ini ialah membaca teknis/nyaring, dapat pula membaca dalam hati untuk jenis-
jenis bacaan tertentu seperti prosa fiksi. c. Membaca untuk mengisi waktu luang. Jenis
membaca yang dipergunakan tidaklah terikat pada jenis tertentu, demikian pula bahan
bacaanya. Jenis- jenis membaca ada beberapa yaitu: membaca teknis, membaca dalam hati,
membaca cepat, membaca bahasa, membaca idnah, membaca pustaka, membaca skimming,
dab membaca scanning.

F. DAFTAR PUSTAKA

Riris, Gemala. 2018. Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra di Kelas Tinggi.
Universitas Iskam Negeri Sumateraa Utara.

Yasmi,Gusti.. 20215. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas Tinggi Sekolah Dasar.


Universitas Negeri Jakarta.

PAGE \* MERGEFORMAT 10
BAB VI

KONSEP MENULIS DI SD KELAS TINGGI

A. Hakikat Menulis

1. Pengertian Menulis

Menulis ialah menurunkan atau menuliskan lambang-lambang grafik


yang menggambarkan suatu bahasa yang di pahami oleh seseorang , sehingga
orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka
memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. Menulis merupakan suatu
representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.

Menulis adalah suatu bentuk berfikir, tetapi justru berfikir bagi membaca
tertentu dan bagi waktu tertentu. salah satu dari tugas-tugas terpenting sang
penulis sebagai penulis adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan
berpikir,yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuan. Yang
paling penting di antara prinsip-prinsip yang dimaksudkan itu adalah
penemuan ,susunan,dan gaya. Secara singkat; belajar menulis adalah belajar
berpikir dalam/ dengan cara tertentu.(D’Angelo, 1980: 5)

Pembelajaran menulis di kelas tinggi diarahkan pada kegiatan menulis


lanjutan. Menulis lanjutan adalah pengembangan dari menulis permulaan.
Dalam kegiatan menulis lanjutan siswa diharapkan dapat mengembang-kan
kemampuan menulisnya dalam bentuk yang lebih beragam. Jenis tulisan yang
bisa dikembangkan pada kegiatan menulis lanjutan ini adalah menulis pantun,
puisi, surat, dan prosa.

Pengembangan kemampuan menulis di SD banyak bergantung kepada


kreativitas seorang guru. Oleh karena itu, guru harus membekali dirinya
dengan kemampuan menulis. Guru juga dituntut mampu memilih metode

PAGE \* MERGEFORMAT 10
yang sesuai sehingga dapat merangsang kreativitas siswa. Latihan yang
intensif dan terarah akan dapat membimbing siswa memiliki kemampuan
menulis sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini setiap guru
hendaknya menyadari bahwa pembelajaran menulis tidak ditekankan pada
pengetahuan kebahasaan tetapi bagaimana menerakan pengetahuan tersebut.

B. Tujuan Menulis

Seorang tergerak menulis karena memiliki tujuan-tujuan objektif yang bisa


dipertanggungjawabkan dihadapan publik pembacanya. Karena tulisan pada
dasarnya adalah sarana untuk menyampaikan pendapat atau gagasan agar dapat
dipahami dan diterima orang lain. Tulisan dengan demikian menjadi salah satu
sarana berkomunikasi yang cukup efektif dan efesien untuk menjangkau khalayak
masa yang luas. Atas dasar pemikiran inilah, maka tujuan menulis dapat dirunut
dari tujuan-tujuan komunikasi yang cukup mendasar dalam konteks
pengembangan peradapan dan kebudayaan mesyarakat itu sendiri.

Adapun tujuan penulisan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa


termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar
khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang
berbagai hal yangdapat maupun yang terjadi di muka bumi ini.
b. Membujuk; melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca
dapat menentukan sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang
dikemukakan. Penulis harus mampu membujuk dan meyakinkan pembaca
dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif. Oleh karena itu, fungsi
persuasi dari sebuah tulisan akan dapat menghasilkan apabila penulis mampu
menyajikan dengan gaya bahasa yang menarik, akrab, bersahabat, dan mudah
dicerna.

PAGE \* MERGEFORMAT 10
c. Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Melalui
membaca hasil tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan terus bertambah,
kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya akan menentukan perilaku
seseorang. Orang-orang yang berpendidikan misalnya, cenderung lebih
terbuka dan penuh toleransi, lebih menghargai pendapat orang lain, dan tentu
saja cenderung lebih rasional.
d. Menghibur; fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan monopoli
media massa, radio, televisi, namun media cetak dapat pula berperan dalam
menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan
“ringan” yang kaya dengan anekdot, cerita dan pengalaman lucu bisa pula
menjadi bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan ketegangan setelah
seharian sibuk beraktivitas.

C. Jenis - Jenis Menulis

Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut


pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas
dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.
Klasifikasi keterampilan menulis berdasarkan sudut pandang kedua
menghasilkan pembagian produk menulis atau empat kategori, yaitu;
karangan narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi. Berikut ini akan
dijelaskan satu persatu.

a. Deskripsi
Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau
menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan,
pengalaman, dan perasaan penulisnya (Suparno, 2008: 1.11). Sunarno (2007:
1) mempertegas pendapat Suparno bahwa tulisan deskripsi berisi gambaran
mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat,
mendengar, atau merasakan hal tersebut. Deskripsi menggambarkan sesuatu

PAGE \* MERGEFORMAT 10
dengan jelas dan terperinci. Tulisan deskrispi bertujuan melukiskan atau
memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga
pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan
hal yang dideskripsikan.Dengan demikian deskripsi dapat disimpulkan
sebagai tulisan yang isinya menjelaskan sesuatu. Sesuatu yang menjadi objek
tulisan dijelaskan secara rinci sesuai dengan apa yang dilihat, didengar, dan
dirasakan oleh pancaindra pengarang. Tulisan ini bermaksud meyakinkan
pembaca tentang kebenaran dan keberadaan sesuatu yang telah dijelaskan oleh
penulis.
Contoh :
Jauh di sana di tepi sungai,tampak seorang perempuan yang masih muda
berjalan hilir mudik, kadang-kadang menengok ke laut, rupanya mencari atau
menantikan apa-apa yang boleh timbul dari dalam laut yang amat tenang
laksana air di dalam dulang pada ketika itu, atau dari pihak manapun. Pada air
mukanya yang telah pucat dan dan tubuhnya yang sudah kurus itu, dapatlah
diketahui, bahwa perempuan itu memikul suatu percintaan yang amat berat.
Meskipun mukanya telah kurus, tetapi cahaya kecantikan perempuan itu tiada
juga hilang. (dikutip dari “Bintang Minahasa” karya Hersevien M.Taulu ,
2001:65)
b. Narasi
Narasi adalah jenis tulisan yang isinya menceritakan tentang suatu
peristiwa. Sesuai dengan pendapat De'images (2007: 5) ”paragraf narasi
adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Dalam
tulisan narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan konflik. Paragraf narasi
tidak memiliki kalimat utama.”. Senada dengan De'images, Suparno (2008:
1.11) berpendapat bahwa ”Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan
proses kejadian”. Tujuannya adalah memberikan gambaran sejelas-jelasnya
kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya
sesuatu hal. Sunarno (2007: 1) juga mempunyai pendapat yang hampir sama,
PAGE \* MERGEFORMAT 10
bahwa secara sederhana narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat
peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada
pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa narasi merupa-kan jenis tulisan yang isinya menceritakan
suatu kejadian. Kejadian tersebut di-ceritakan dengan runtut dan jelas. Dalam
tulisan narasi biasanya terdapat tokoh, tempat dan waktu kejadian. Hal ini
dimaksudkan untuk memaparkan suatu cerita atau kejadian dengan sejelas-
jelasnya.
Contoh:
Pertandingan antara Angelique Widjaja melawan Tamarine Tanasugarn
berlangsung sangat mendebarkan. Pada set pertama, Tamarine unggul atas
Angie dengan skor 6-2. Namun, Angie membalas kekalahannya di set pertama
dengan merebut set kedua. Angie memenangi set kedua itu dengan skor tipis
7-5. Memasuki set ketiga, Tamarine tampaknya mulai kehabisan tenaga.
Sebaliknya Angie semakin percaya diri apalagi ia mendapat dukungan
luarbiasa dari para penonton. Dengan mudah Angie memimpin perolehan
angka. Ia sempat unggul dengan skor 5-0, sebelum akhirnya Angie menutup
set penentuan itu dengan skor 6-2. Kemenangannya itu mengantarkan Angie
ke semifinal turnamen tenis WTA Tour di Bali.
c. Argumentasi
Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk
meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh
penulisnya. Argumentasi bisa disebut sebagai tulisan eksposisi yang khusus.
Penulis berusaha untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Hal ini
dimaksudkan agar pembaca perca-ya dan menerima apa yang dipaparkannya
oleh penulis. Karena tujuannya meyakinkan pendapat atau pemikiran
pembaca, maka penulis dapat menyajikan secara logis, kritis, dan sistematis
bukti-bukti yang dapat memperkuat kebenaran pendapat yang
disampaikannya. Sehingga keberadaan bukti-bukti tersebut dapat menghapus
PAGE \* MERGEFORMAT 10
keraguan pembaca terhadap penulis. Penulis dapat mengajukan
argumentasinya berdasarkan contoh-contoh, analogi, akibat-sebab, sebab-
akibat, dan pola-pola deduktif.
Contoh:
Hakim menjatuhkan vonis hukuman kepada terdakwa itu. Dari catatan
kepolisian yang ada ternyata ia telah berkali-kali melakukan kejahatan-
kejahatan kecil sampai kejahatan besar hampir semua pernah ia lakukan.
Ternyata, lingkungan pergaulan yang ia lalui merupakan faktor utama yang
menyebabkannya harus mengalami penderitaan yang panjang.
d. Eksposisi
Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk
menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat
memperluas atau me-nambah pengetahuan dan pandangan pembacanya
(Suparno, 2008: 1.12). Sasa-rannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa
ada maksud mempengaruhi piki-ran, perasaan, dan sikap pembacanya. Fakta
dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekedar memperjelas apa yang akan
disampaikannya.Tulisan eksposisi ini memberikan informasi. Penulis dapat
mengembang-kan tulisan secara analisis, ruangan, dan kronologis. Hal ini
dimaksudkan agar pembaca memahami apa yang disampaikan. Tulisan ini
berisi uraian atau penje-lasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi
informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Sunarno (2007: 3)
menambahkan bahwa ”untuk mem-perjelas uraian, dapat dilengkapi dengan
grafik, gambar atau statistik”. Dengan demikian eksposisi dapat disimpulkan
sebagai jenis tulisan yang isinya menyampaikan atau memaparkan sebuah
informasi. Tulisan ini disampai-kan secara jelas dan dapat disertai data-data
yang konkrit. Tujuannya adalah agar pembaca mendapatkan informasi yang
sesungguhnya.
Contoh:

PAGE \* MERGEFORMAT 10
Kloning manusia menjadi isu pembicaraan semakin menarik para ulama
akhir-akhir ini. Percobaan kloning pada binatang memang telah berhasil
dilakukan, seperti kelahiran anak domba (Dolly) yang diujicoba dalam tahun
1996, tikus (1997), sapi (1998), babi (1999), kera (2000), kucing (2001).
Awal April lalu dr. Severino Antinori, ginekolog dari Italia, mengumumkan
keberhasilannya menumbuhkan janin dalam kloning manusia. Kloning adalah
upaya untuk menduplikasi genetik yang sama dari suatu organisme dengan
menggantikan inti sel dari sel telur dengan inti sel organisme lain. Kloning
pada manusia dilakukan dengan mempersiapkan sel telur yang sudah diambil
intinya lalu disatukan dengan sel dewasa dari suatu organ tubuh. Hasilnya
ditanam ke rahim seperti halnya embrio bayi tabung.
e. Persuasi
Persuasi adalah jenis tulisan yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap
dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya.
Tuli-san ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. ”Dalam
persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa perbuatan
yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam
tulisannya” (Sunarno, 2007: 4). Hal ini berbeda dengan argumen yang
pendekatannya bersifat rasional yang diarahkan untuk mencapai suatu
kebenaran, persuasi lebih menggunakan pendekatan emosional yang berusaha
membangkitkan dan merangsang emosi. Sama halnya argumentasi persuasi
juga menggunakan bukti atau fakta. Hanya saja dalam persuasi bukti-bukti itu
digunakan seperlunya atau kadang-kadang dimanipulasi untuk menimbulkan
kepercayaan pada diri pembaca bahwa apa yang disampaikan penulis itu
benar. Contoh bentuk tulisan persuasi adalah propaganda, iklan, selebaran

PAGE \* MERGEFORMAT 10
KESIMPULAN

Pembelajaran menulis di kelas tinggi diarahkan pada kegiatan menulis


lanjutan. Menulis lanjutan adalah pengembangan dari menulis permulaan. Dalam
kegiatan menulis lanjutan siswa diharapkan dapat mengembang-kan kemampuan
menulisnya dalam bentuk yang lebih beragam. sedangkan kompetensi-kompetensi
pada pelaksanaan pembelajaran menulis lanjutan atau di kelas tinggi adalah
(a) kegiatan menulis berdasarkan rangsangan visual
(b) kegiatan menulis berdasarkan rangsangan suara
(c) kegiatan menulis berdasarkan rangsangan buku
(d) kegiatan menulis laporan
(e) kegiatan menulis surat
(f) menulis berdasarkan tema tertentu, dan
(g) menulis karangan bebas.

PAGE \* MERGEFORMAT 10
DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti,dkk. 1991. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa


Indonesia Jakarta : Airlangga
Suparno. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Depdiknas-
UT Dadan. dan Novi Resmini 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas
Tinggi SD. Bandung: UPI PRESS.

PAGE \* MERGEFORMAT 10
BAB VII
KONSEP MENDENGARKAN DI KELAS TINGGI

A. Hakikat Mendengarkan
Mendengarkan adalah usaha untuk memproleh pengertian dengan
mempergunakan indera pendengaran dan kemampuan pikiran untuk
mengadakan interpretasi terhadap berita atau pesan yang di terima baik
secara lisan maupun tertulis, dan melalui proses menangkap, memahami,
dan mengingat

Dalam sistem komunikasi, proses mendengarkan merupakan aspek


yang sangat penting. Mendengarkan secara efektif merupakan aktivitas
yang aktif dari pikiran kita, bukan suatuaktivitas yang pasif.

B. Tujuan Mendengarkan
Tujuan mendengarkan dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu
berkomunikasi lisan dengan orang lain. Dalam komunikasi tersebut kita
akan menyampaikan dan menerima informasi. Proses penyampaian
informasi secara lisan di sebut berbicara. Sedangkan proses menerima
menerima informasi di sebut mendengarkan.
Tujuan orang mendengarkan adalah untuk memproleh informasi
yang adahubunganya dengan propesi, mengumpulkan data untuk membuat
keputusan, dan untuk memberikan respon yang tepat. Selain itu, tujuan
lain dari mendengarkan adalah untuk memproleh pengetahuan secara
langsung, melalui radio atau televisi, dan lain-lain.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan mendengarkan
dari seseorang tidaklah sama dan ini sesuai dengan apa yang dibutuhkan
mulai dari memperoleh informasi sampai pada pemecahan masalah.

C. Fungsi Mendengarkan
Mendengarkan mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Terdapat
beberapa jenis umum dari mendengarkan yaitu :
a. Mendengarkan untuk kesenangan merupakan bagian yang paling
menyenangkan dari keseluruhan waktu yang kita gunakan untuk
mendengarkan. Misalnya, mendengarkan komedi di televisi atau
drama, kita mencoba menahan kemampuan kritis kita sehingga
kita menikmati apa yang kita dengarkan dengan rileks dan santai.

PAGE \* MERGEFORMAT 10
b. Mendengarkan untuk mendapat informasi berarti memperoleh beberapa
kemampuan baru atau segala sesuatu yang berhubungan dengan
beberapa perilaku yang lebih efektif seperti bagaimana menggunakan
computer, membuat kurva, atau mempersiapkan jamuan makan. Pada
kesempatan lain kita mendengarkan untuk informasi yang kita
gunakan dalam memberikan beberapa macam evaluasi,
keputusan, dan kritikan.
c. Mendengarkan untuk menolong yang dalam hal ini berfungsi
membantu orang lain dalam mengatasi masalah. Misalnya saja
kita mendengarkan orang mengadu, mendengarkan persoalan
pribadi, atau berusaha untuk membuat keputusan. Mungkin saja
kita hanya sekedar mendengarkan atau menjadi pendengar dan
hanya bersifat pendukung saja, namun demikian proses ini sudah
menjadi upaya untuk menolong orang lain. Kemampuan semacam
ini sering disebut dengan istilah katarsis.
d. Mendengarkan untuk tujuan atau kepentingan dalam hal ini
berfungsi sebagai sesuatu yang dapat merangsang otak kita seperti
mendengarkan musik klasik.

D. Teori Mendengarkan
Seseorang dalam mendengarkan informasi secara efektif memiliki
prosesnya, yaitu mendengarkan, pemahaman, mengingat, penafsiran dan
mengevaluasi.
1. Mendengarkan
Mendengarkan melibatkan pemrosesan suara di dalam setiap
otak manusia. Ada beberapa cara mendengarkan, yaitu:
a) Menangkap, dapat mengenal dan mengetahui maksud
yang terucapkan lewat nada, raut wajah, gerak dan lain-
lain.
b) Memperhatikan, memusatkan perhatian penuh terhadap
informasi yang disampaikan oleh pihak pembicara.
2. Pemahaman
Pemahaman merupakan proses penerimaan arti kata-kata
yang disampaikan sehingga dapat sesuai dengan kata-kaa yang
keluar dari pihak pembicara. Dengan kata lain topik pembicaraan
yang disampaikan, disusun dan diulang kembali sehingga informasi
yang disampaikan dapat lebih memahaminya.
3. Mengingat

PAGE \* MERGEFORMAT 10
Setelah memahami informasi yang telah disampaikan,
kemudian melakukan pengujian kemampuan berapa besar
informasi tersebut dapat disimpan dan dicatat ke dalam suatu
memori. Agar informasi dapat disimpan dalam jangka waktu lama,
pendengar perlu melakukan konsentrasi penuh terhadap pesan yang
dibicarakan. Hal ini bertujuan bahwa apabila sewaktu informasi
dibutuhkan kembali, dapat digunakan sesuai apa yang telah
didengarkan dan meminimalisir kesalah pahaman.
4. Menafsirkan
Penafsiran merupakan proses memahami pesan yang
disampaikan sesuai dengan ide, harapan dan pengalaman pribadi.
Maksudnya Informasi/pesan yang disampaikan dihubungkan
dengan informasi/pesan yang telah kita
dengar, baca/lihat sebelumnya dari beberapa sumber.
Sumbernya misalkan dari televisi, pengalaman pribadi,
perbincangan, radio dan lain-lain
5. Mengevaluasi
Setelah melakukan penafsiran, kemudian langkah selanjutnya
mengevaluasi mengenai pesan yang disampaikan. Dengan
kecakapan berpikir pendengar menilai yang diungkapkan oleh
pembicara, membedakan fakta dan opini, serta mengevaluasi bukti
yang dikemukakan pembicara. Apabila pembicaraan tidak sesuai
dengan penafsiran pendengar, hal ini akan menimbulkan tanggapan
kepada pembicara
Penelitian menunjukkan bahwa setiap manusia menghabiskan
waktunya untuk bekerja dengan mendengarkan sekitar 50%. Nilai
ini sama besarnya dengan nilai gabungan waktu yang dihabiskan
untuk membaca, menulis dan berbicara. Dengan demikian agar
proses mendengarkan informasi dilakukan secara efektif, maka kita
perlu menggunakan teknik sesuai dengan langkah-langkahnya.

E. Jenis mendengarkan di kelas tinggi SD


Ada beberapa jenis mendengarkan yang berlaku di sekolah dasar yaitu :
1. Mendengarkan Guru
Anak-anak di kelas tinggi SD diajarkan untuk mendengarkan guru
saat penjelasan pelajaran atau instruksi diberikan.
2. Mendengarkan Teman
Membantu anak-anak untuk mengembangkan kemampuan
mendengarkan teman sebaya saat berdiskusi atau berkolaborasi
dalam kelompok.

PAGE \* MERGEFORMAT 10
3. Mendengarkan Bacaan
Guru dapat membacakan cerita atau teks pelajaran, dan siswa
diharapkan untuk mendengarkan dengan baik agar bisa
memahami isi bacaan.
4. Mendengarkan Instruksi
Siswa harus mampu mendengarkan instruksi tugas atau pekerjaan
rumah yang diberikan oleh guru.
5. Mendengarkan Presentasi
Dalam beberapa kasus, siswa mungkin diminta untuk
mendengarkan presentasi teman sekelas dan bertanya pertanyaan
yang relevan setelahnya.

PAGE \* MERGEFORMAT 10
KESIMPULAN

Akhirnya muara dari sebuah proses mendengarkan secara aktif adalah respon dari
pendengarnya yaitu kita. Disini kita perlu melakukan respon dengan secepat
mungkin, mengingat seorang ‘bos’ akan lebih senang jika anak buahnya cekatan
dalam bekerja. Tetapi Anda harus ingat bahwa kecepatan memang baik tetapi
ketepatan adalah segala-galanya. Dan dapat disimpulkan bahwa keterampilan
mendengarkan akan lebih meningkat jika terus dilatih dengan bebrapa aktivitas
yang lebih focus dilakukan setiap saat. Dan hal itu dapat dimulai dari mengetahui
tujuan serta teori mendengarkan yang baik seperti apa.

PAGE \* MERGEFORMAT 10
DAFTAR PUSTAKA

https://dedenhendrayana.wordpress.com/2013/12/12/cara-meningkatkan-
kemampuan-mendengarkan-anda/

http://indotopinfo.com/mengembangkan-kemampuan-mendengarkan.htm

http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/2015-10-09/10-cara-ini-bisa-
memperbaiki-kemampuan-anda-mendengarkan-orang-lain/1501648

PAGE \* MERGEFORMAT 10
PAGE \* MERGEFORMAT 10
BAB VIII

PAGE \* MERGEFORMAT 10
BAB IX

PAGE \* MERGEFORMAT 10

Anda mungkin juga menyukai