Anda di halaman 1dari 5

4.

Siswa Digital
Pada era digital atau informasi sekarang ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang
dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka dan tersebarnya informasi
dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia menembus batas jarak, tempat, ruang dan waktu.
Kehidupan manusia di era digital ini akan selalu berhubungan dengan teknologi termasuk dalam
dunia pendidikan di sekolah. Pembelajaran era digital digunakan peserta didik untuk mampu
mendapatkan pengetahuan berlimpah ruah serta cepat dan mudah. pembelajaran era digital
sekarang ini sudah tidak lagi berpusat pada guru (teacher centered) tetapi sudah bergeser bahwa
pembelajaran saat ini berpusat pada peserta didik (stundent centered). Kegiatan yang berpusat
pada peserta didik memungkinkan guru untuk menghabiskan waktu mereka untuk menilai dan
mengarahkan pembelajaran, berkonsultasi dengan peserta didik secara individu yang
mengajarkan mereka secara satu per satu secara kelompok kecil dan belajar diruang kelas dengan
menggunakan internet/ teknologi serta media yang memperluas kemampuan peserta didik.

a. Perangkat Digital

Pembelajaran sudah terjadi di era digital dan siswa didorong untuk menggali informasi yang
telah ditemukan sendiri, guru dapat melatih siswa dalam penggunaan perangkat digital secara
manual. Misalnya Siswa menggunakan alat digital dan peserta didik menggunakan perangkat
digital dapat berupa komunikasi seluler dengan berbagai cara dengan belajar dapat di dalam dan
di luar lingkungan sekolah dengan membawa teknologi di tempat yang dibutuhkan. Peserta didik
menggunakan internet di tablet nirkabel yang dapat dibawa oleh peserta didik lain.

Adapun perangkat digital sebagai berikut:

1) Kamera digital, digunakan untuk menangkap cahaya yang dijadikan gambar berupa foto
2) Radio, menangkap sinyal analog dari amplitudo berupa audio yang menghasilkan
memberi informasi
3) Televisi, menampilkan tayangan yang ditangkap oleh antena yang berfungsi untuk
menghibur seseorang atau menghasilkan informasi
4) Modem, mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog yang dapat disambungkan
dengan komputer.
5) Telepon seluler, dengan menyambungkan panggilan atau berkomunikasi dengan orang
lain
6) Laptop, komputer bergerak yang dapat dimudahkan dengan mudah yang berukuran relatif
kecil dan ringan. Dapat digunakan dimana saja dan kapan saja.
7) Ipad
b. Komunikasi digital dengan lainnya
Chrisnatalia dan Rahadi (2020) Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang
merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena manusia adalah
makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan tidak bisa lepas dari interaksi satu sama
lain. Dalam prosesnya, komunikasi memerlukan pemahaman tiap individu dan komunikasi
tidak hanya mengutarakan atau menyampaikan yang tidak penting atau tidak dibutuhkan oleh
orang lain. Namun komunikasi harus memeliki tujuan yang jelas dan pemilihan kosakatanya
pun harus tepat agar isi pesan dapat tersampaikan sesuai dengan yang diharapkan oleh
pemberi pesan, dalam hal ini ialah komunikator. Melalui media komunikasi peserta didik
akan lebih muda menyerap materi pembelajaran yang diberikan oleh guru.
Ponsel pintar, tablet dan laptop dapat digunakan untuk mengirimkan pesan berupa video,
suara, teks, dan animasi, animasi dapat diperoleh untuk mendengarkan pelajaran berupa
musik, berita, olahraga dan menonton film. Peserta didik dapat berkomunikasi dengan
perangkat digital melalui pesan suara, catatan tertulis, atau dengan menggunakan layar
sentuh. Bahkan komunitas belajar peserta didik meluas keseluruh dunia melalui alat digital.
Contoh situs yang dapat digunakan peserta didik dalam berkomunikasi secara meluas dengan
menggunakan komunikasi interaktif berbasis web dan situs media sosial seperti blog (jurnal
pribadi yang dapat diakses publik).
c. Pedoman Teknologi Untuk Siswa

5Menurut smaldino (2019) dalam penggunaan teknologi ada standar penggunaan


teknologi bagi peserta didik sebagai berikut:

1) Menjadikan peserta didik kreartif dan inovatid saat menggunakan teknologi sebagai
bagian dari pengalaman belajar
2) Menggunakan teknologi untuk kolaborasi lebih efektif dalam berkomunikasi
3) Menggunakan perangkat digital untuk mengumpulkan, menganalisis, dan
menerapkan informasi
4) Menggunakan perangkat digital untuk menunjukkan kemampuan berpikir kritis,
memecahkan masalah yang mengarah pada keputusan yang efektif
5) Menunjukkan pemahaman tentang menjadi warga dunia (yang terhubung dan
terkoneksi)
6) Menggunakan sumber belajar teknolog secara kompeten
d. Teknologi untuk Inklusi
Undang-undang No. 20 tahun 2003 pendidikan merupakan hak dasar bagi semua warga
di Indonesia sekalipun itu anak berkebutuhan khusus. Perbedaan tidak perlu menjadi
perdebatan melainkan perbedaan hal yang perlu di unggulkan. Karena setiap anak terlahir
membawa keunikan masing-masing. Hal ini mendorong pihak sekolah untuk memberikan
layanan teraik kepada siswa dalam mendapatkan informasi dan pengetahuan seluas-
seluasnya. Sehingga perlunya kolaborasi bagi semua pihak termasuk pengembang untuk
menciptakan aplikasi atau perangkat yang mudah diakses, edukatif, interaktif dan
menyenangkan bagi peserta didik berkebutuhan khusus (disabilitas).
Dalam ruang kelas era digital, teknologi dapat memberikan jenis dukungan yang
dibutuhkan peserta didik untuk berhasil dalam pembelajaran. Guru perlu membuat pilihan
dan keputusan tentang penggunaan teknologi untuk mengoptimalkan pembelajaran bagi
peserta didik. Untuk peserta didik penyandang disabilitas, perlu disusun standar aksebilitas
untuk memandu pengembangan bahan ajar elektronik yang dapat diakses, termasuk Braille,
text to-speech, NVDA, JAWS dan I-chat.
1) Braille
Widjaya (2012: 66) dalam Pratiwi dkk (2013) merupakan sejenis sistem tulisan
sentuh yang digunakan oleh para tunanetra yang dapat dibaca dengan perabaan jari.
Simbol Braille dibentuk dari titik timbul dalam suatu formasi (susunan) sebagai suatu
unit yang disebut sel braille.
2) Text to Speech
3) NVDA (Non Visual Desktop Acces)
Merupakan teknologi berupa layar screen reader tidak berbayar yang dapat
mempermudah peserta didik berkebutuhan khusus seperti tunanetra, gangguan
penglihatan untuk menggunakan komputer.
4) JAWS (Job Acces With Speech)
Merupakan software dan hardware yang dapat mengeluarkan suara bacaan, baik
tulisan cetak untuk peserta didik yang terhambat penglihatannya.
5) I-chat (I can hear and talk)
Aplikasi pembelajaran dengan menggunakan bahasa isyarat berbasis komputer
yang dirancang untuk anak yang mengalami kurangnya dalam pendengaran atau
tunanetra yang dikemas dalam bentuk multimedia.

e. Respon Terhadap Intervensi


RTI (Respon To Intervention merupakan pendekatan yang bertujuan untuk
mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan sejak dini dan memberi mereka dukungan
yang mereka butuhkan untuk berkembang di sekolah sehingga guru dapat memberikan
pengajaran yang ditargetkan, yang disebut intervensi untuk membantu siswa yang kesulitan
mengejar ketertinggalannya. Dengan tambahan RTI, program penilaian dan bantuan
pembelajaran yang sesuai di sekolah, kebutuhan peserta didik dapat dikenali lebih awal.
Dengan ini seorang guru perlu mencari bantuan dari guru spesialis di xsekolah untuk
memastikan bahwa peserta didik tersebut memiliki akses ke teknologi yang sesuai untuk
kebutuhan belajar mereka.
f. Rancangan Umum untuk peserta didik disabilitas
Rancangan umum pembelajaran untuk disabilitas dikenal universal design for learning
(UDL) yang terdiri dari tiga prinsip utama:
1) Beragam cara representasu (Multiple Means Of Representation)
2) Berbagai sarana rindakan dan ekspresi (Multiple Means of Action and Expression)
3) Berbagai cara keterlibatan (Multiple Means of Engagement), memberikan pilihan
bagi peserta didik untuk penguatan diri.
*
Chrisnatalia, S. G. & Rahadi, D.R. 2020. Jurnal Bonanza. Komunikasi Digital Pada
Pembelajaran dan Bisnis di Masa Pandemi COVID 19. STIE H. Agus Salim Bukit tinggi.
Vol 1 (58).

Pratiwi, C.I., Marlina., Kasiyati. 2013. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus. Efektifitas Papan
Tulis Braille untuk meningkatkan Pemahaman Huruf Braille pada Anak tunanetra kelas 1
di SLB A Kota Payakumbuh. Vol 4(10).

Smaldino, S. E., Lowther, D. L., & Russell, J. D. (2012). Integrating technology and media
into instruction: the ASSURE model. Instructional Technology and Media for Learning,
36–675.

Hardianto, D. 2022. Modul Teknologi Baru dalam Pengajaran dan Pembelajaran. jakarta:
Kemdikbud.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 - Wikisource bahasa Indonesia

Anda mungkin juga menyukai