Anda di halaman 1dari 4

Nama :Tri Nur Sriana

Nim : 2103101011

PRODI : AKUNTANSI 3C

DAMPAK OTONOMI DAERAH TERHADAP KEUTUHAN NKRI

1. Penyelenggaraan Kebijakan Otonomi Daerah di NKRI


Otonomi merupakan hak untuk mengatur dan mengurus rumah tangga secara sendiri
tanpa adanya campur tangan maupun intervensi pihak lain. Otonomi didalam prakteknya
dipengaruhi oleh bentuk dari suatu negara. Dalam konteks indonesia otonomi daerah di
berikan oleh pemerintah pusat (central Goverment), dan pemerintah daerah hanya menerima
penyerahan dari pemerintah pusat. (Sumaryadi, 2005 : 61-62). Dari rumusan pasal 18 ayat (1
dan 2) tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur
dengan undang-undang dalam bingkai sistim pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dimana pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/ kota diberi hak untuk
mengurus dan mengatur sendiri urusan rumah tangganya menurut asas otonomi. Sehingga
akan melahirkan hubungan kewenangan dan pengawasan. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal
18 A ayat (1) UUD 1945, yang menyatakan bahwa : Hubungan wewenang antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota, atau antar provinsi
dan kabupaten kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan
daerah.

2. Dampak Kebijakan Otonomi Daerah


Otonomi daerah diterjemahkan sebagai etnosentrisme, sukuisme, daerahisme, atau
semangat yang mementingkan suku, daerah, maupun golongan kita sendiri. Akibatnya
adalah muncul sikap egois, tidak peduli terhadap orang atau suku , golongan, agama lain,
bahkan pemerintah tingkat atas.
a. Menguatnya Semangat Etnosentrisme, Kekerabatan dan Pertemanan
Etnosentrisme secara sederhana merupakan sikap yang lebih mementingkan
kesukuan. Lebih spesifik adalah merupakan fenomena terhadap sikap yang lebih
mementingkan kelompok tertentu. Dimana, kata kelompok bisa merujuk pada suku,
agama, golongan, ras, bahkan daerah tertentu
gejala yang muncul terkait dengan perkembangan etnosentrisme didalam
penyelenggaraan otonomi daerah adalah pertemanan atau kedekatan-kedekatan
tertentu. Berdasarkan hasil penelitian, maka gejala ini merupakan pendobrak
perkembangan etnosentrisme (antar suku) yang bergeser ke etnosentrisme antara
kelompok (suku yang lebih kecil). dimana, pertemanan atau kedekatan tersebut
terbangun dari proses pemilihan kepala daerah. Apabila seorang terpilih menjadi
kepala daerah, maka sebagai konsekuensinya ia akan menempatkan orang-orang yang
berjasa baginya didalam proses pemilihan kepala daerah didalam pemerintahan.
Akibatnya adalah, bagi lawan politiknya, pasti akan tergusur dari jabatannya tanpa
ada kejelasan.
b. Adanya Eksploitasi Pendapatan Daerah
Salah satu konsekuensi otonomi adalah kewenangan daerah yang lebih besar
dalam pengelolaan keuangannya, mulai dari proses pengumpulan pendapatan sampai
pada alokasi pemanfaatan pendapatan daerah tersebut. perolehan pendapatan yang
cenderung eksploitatif semacam itu justru akan banyak mendatangkan persoalan baru
dalam jangka panjang, dari pada manfaat ekonomis jangka pendek bagi daerah.
Persoalan pertama adalah beratnya beban yang harus ditanggung warga masyarakat.
Persoalan kedua terletak pada adanya kontradiksi dengan upaya pemerintah daerah
dalam menggerakkan perekonomian di daerah. Bukankah secara empiris tidak
terbantahkan lagi bahwa banyaknya pungutan hanya akan menambah biaya ekonomi
yang ujung-ujungnya hanya akan merugikan perkembangan ekonomi daerah
setempat.

3. Dampak Kebijakan Otonomi Daerah Bagi Keutuhan NKRI


Meski mengalami berbagai penyesuaian, pelaksanaan otonomi di suatu daerah
ternyata membawa beberapa manfaat. Di antaranya adalah sebagai berikut.
 Mempermudah pengaturan administrasi pemerintahan
Sehingga kebijakan pemerintah akan cepat tersampaikan tanpa menimbulkan,
keirian antar daerah yang nantinya dapat memecah belah Keutuhan NKRI.
Contohnya antara lain:
o Setiap daerah bisa memaksimalkan potensi masing-masing.
o Pembangunan untuk daerah yang punya pendapatan tinggi akan lebih
cepat berkembang.
o Daerah punya kewenangan untuk mengatur dan memberikan kebijakan
tertentu.
o Adanya desentralisasi kekuasaan.
o Daerah yang lebih tau apa yang lebih dibutuhkan di daerah itu, maka
diharapkan dengan otonomi daerah menjadi lebih maju.

 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Setelah pelayanan yang maksimal


dan memadai, diharapkan kesejahteraan masyarakat pada suatu daerah otonom
bisa lebih baik dan meningkat. Tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut
menunjukkan bagaimana daerah otonom bisa menggunakan hak dan
wewenangnya secara tepat, bijak dan sesuai dengan yang diharapkan. Jika
kesejahteraan rakyat terjamin maka tujuan bangsa akan mudah untuk dicapai
dan membawa dampak positif bagi keutuhan NKRI
 Meningkatkan pelayanan umum. Dengan adanya otonomi daerah diharapkan
ada peningkatan pelayanan umum secara maksimal dari lembaga pemerintah
di masing-masing daerah. Dengan pelayanan yang maksimal tersebut
diharapkan masyarakat dapat merasakan secara langsung manfaat dari
otonomi daerah. Dengan meratanya kebijakan dari pemerintah makan tidak
akan ada pemahaman diskriminasi lagi antar daerah yang akan memecah belah
bangsa

Pelaksanaan otonomi di suatu daerah juga memiliki Dampak Negatif yang nantinya
akan memecah belah keutuhan NKRI, antara lain:

 Adanya upaya penggulingan pemerintahan yang timbul karena


o Daerah yang miskin akan sedikit lambat berkembang.
o Tidak adanya koordinasi dengan daerah tingkat satu karena merasa
yang punya otonomi adalah daerah Kabupaten/Kota.
o Kadang-kadang terjadi kesenjangan sosial karena kewenangan yang di
berikan pemerintah pusat kadang-kadang bukan pada tempatnya.
o Karena merasa melaksanakan kegiatannya sendiri sehingga para
pimpinan sering lupa tanggung jawabnya
 Munculnya pemikiran memperluas daerah otonom tertentu dikarenakan sikap
Etnosentrisme yang merasa daerahnya yang lebih baik, dan memaksakan
kebijakan yang berlaku didaerahnya agar diterapkan didaerah lain, yang
nantinya akan menimbulkan perpecahan.

Anda mungkin juga menyukai