Kel 6 Makalah Andragogi
Kel 6 Makalah Andragogi
DISUSUN OLEH :
2024
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt. Yang telah memberikan kemudahan kepada hamba nya untuk
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk membahas materi yang berjudul “
Penerapan Pendekatan Dan Masalah Andragogi Di PKBM ”. Tanpa rahmat dan pertolongan-
Nya, penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Saya juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah pekerjaan sosial yang telah
membimbing saya dalam penyusunan makalah ini. Pada kesempatan ini juga saya ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada orang tua saya yang ikut mendukung saya dalam
pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu.
Saya berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Bahkan,
saya berharap makalah ini dapat dipraktikkan oleh para pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
Saya sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan. Untuk itu
saran dan kritik dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan makalah
ini sehingga menjadi lebih sempurna , baik , dan bermanfaat .
Penulis
Kelompok 6
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui apa saja karakteristik pada pendekatan andragogi ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
masalah, diskusi, refleksi, dan aplikasi praktis, sehingga pembelajaran menjadi relevan dan
bermakna bagi orang dewasa.
Dalam proses pembelajaran, pendidik dalam hal ini tutor ataupun pamong belajar harus
menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar, suasana kondusif yang dimaksud di sini
seperti menampilkan sikap terpuji kepada warga belajar, mengajak warga belajar untuk serius
dalam proses pembelajaran, kemudian mendukung suatu aktivitas ataupun tujuan dari
pembelajaran secara bersama-sama. Selanjutnya, melaksanakan kegiatan belajar dengan
menggunakan metode seperti ada saatnya warga belajar dijadikan sebagai sumber belajar,
kemudian menggunakan metode ceramah, melakukan diskusi bersama, dan memberi
kesempatan kepada warga belajar untuk berdemonstrasi serta tanya jawab, hal ini dilakukan
agar kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan aman, nyaman, sehingga memicu semangat
warga belajar untuk belajar.
“Dalam pendekatan andragogi sebagai pendidik hendaknya tidak menggurui, kita harus
memanusiakan manusia, sebenarnya orang dewasa ilmunya sudah banyak, tetapi banyak dari
orang dewasa kadang tidak mau memanfaatkannya karna mereka kurang memahami apa yang
mereka miliki. Jadi, Kita harus menggali apa yang mereka miliki contohnya, misalnya dalam
pembelajaran kita hanya mengarahkan mereka untuk belajar tidak perlu memaksakan mereka
untuk belajar layaknya seperti di pendidikan formal”
7
1. Model informasi
Peran fasilitator memberikan informasi dan keterampilan biasanya dengan kuliah dan
digunaan latihan. Memberi rangsangan kepada peserta didik agar tidak mempunyai kesempatan
atau hanya mempunyai kesempatan yang sangat terbatas untuk mengembangkan sesuatu.
Peranan peserta didik menyerap informasi seperti karet busa dari pemikiran fasilitator dan dari
bahan bacaan. Penekanan penguasaan bahan pelajaran dan menghafalnya.
3. Model proyektif
Peranan fasilitator memberikan suatu cerita terbuka atau cerita bergambar mengenai
kejadian yang terjadi dalam cerita, berasal dari rancangan kegiatan pembelajaran. Rangsangan
berbagai informasi tentang masalah teknisnya, maupun pengarah-pengarah yang bersifat
nasional dan ekonomis. Informasi yang dibutuhkan oleh peserta didik selanjutnya dapat
diperoleh melalui diskusi, wawancara atau konsultasi dengan para ahli. Peranan peserta didik
mendiskusikan dan dapat menggungkapkan tata nilai dan sebagainya. Penekanan pada
pemahaman masalah secara terpadu dengan perhatian khusus pada pengaruh-pengaruh
tersembunyi pada masalahnya (pengaruh semi kultural dan psikologi).
Peranan fasilitator memberikan bahan mentah yang dapat dipergunakan oleh peserta
didik untuk menceritakan kejadian atau keadaan yang mengandung masalah. Bahan- bahan
mentah ini mencakup antara lain gambar-gambar tanpa urutan tertentu dan gambar-gambar
yang dapat bergerak. Rangsangan gambar tidak mengandung informasi tertentu. Peserta didik
memanipulasi untuk menggungkapkan arti apa saja yang mereka kehendaki. Peserta didik
8
mendapatkan pemahaman lebih banyak melalui diskusi, konsultasi, wawancara serta
memperbandingkan bermacam-macam penafsiran terhadap rangsangan yang sama. Peranan
peserta didik mempergunakan mental pengalaman hidupnya sendiri untuk menciptakan suatu
cerita yang dapat didiskusikan peserta didik lainnya. Penekanan pada kepercayaan terhadap
diri sendiri, daya cipta dan kemampuan berkomunikasi serta pada pemecahan masalah
berdasarkan bahan pelajaran yang diambil dari kehidupan para peserta didik.
5. Melakukan dan menggunakan pengalaman belajar ini dengan metoda dan teknik yang
memadai
6. Mengevaluasi hasil belajar dan mendiagnosis kembali kebutuhan- kebutuhan belajar. Ini
adalah model proses.
Secara lebih detail Strategi Pembelajaran secara umum yang dapat diterapkan di
Pendidikan Orang Dewasa (Andragogi) dapat dilakukan dengan berbagai macam. Gagne dan
Briggs (dalam Sujarwo, 2013) mengemukakan sembilan urutan kegiatan instruksional, yaitu:
9
5. Memberikan petunjuk belajar,
8. Menilai penampilan,
9. Menyimpulkan.
10
2.4 Teknik Pendekatan Andragogi
Teknik penyelenggaraan pendidikan berbasis andragogi menurut Abdulhak dalam
Megawati (2013) adalah pendidikan dasar dan pendidikan berkelanjutan. Pendidikan dasar
(adult basic education), yang mempelajari pengetahuan dan keterampilan dasar. Kegiatan
pendidikan ini ditujukan bagi masyarakat yang buta huruf, dan memiliki keterampilan kerja
ang sangat sederhana. Pendekatan dan teknik penyelenggaraannya pendidikan dasar
ditekankan untuk membebaskan buta huruf latin. Kemudian pendidikan dasar ini ditingkatkan
menjadi Program Pemberantasan Buta Huruf Fungsional. Pendidikan berkelanjutan
(continuing education) yang mempelajari pengetahuan dan keterampilan lanjutan sesuai
dengan perkembangan kebutuhan belajar pada diri orang dewasa. Pendidikan berkelanjutan ini
ditujukan pada kegiatan pendidikan, untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
pengetahuan dan keterampilan, sehingga dapat dijadikan fasilitas dalam peningkatan diri dan
produktivitas kerja. Teknik pendekatan andragogi merujuk pada metode atau cara-cara yang
digunakan dalam proses pembelajaran orang dewasa yang sesuai dengan prinsip-prinsip
andragogi. Teknik ini dirancang untuk memfasilitasi pembelajaran yang efektif dan relevan
bagi peserta didik dewasa.
11
4. Penyuluhan (Extension) Gerakan pendidikan, bimbingan dan penyuluhan kepada
masyarakat yang dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi bekerjasama dengan instansi
pemerintahan yang relevan. Pelaksanaanya melalui penyuluhan dan bimbingan, baik secara
individu juga kelompok.
7. Pendidikan seumur hidup (lifelong education) Kenyataannya, dan atas kesadaran kita, asas
dan harapan baru bahwasanya proses dan kebutuhan pendidikan berlangsung sepanjang hidup
manusia. Manusia perlu mencari pengetahuan, pengalaman dan pemikiran baru di sepanjang
hayat hidupnya. Dalam hal ini, pendidikan tidak mengenal usia dan kata terlambat untuk
belajar.
12
PERMASALAHAN TERKAIT PENDEKATAN,MODEL, TEKNIK, DAN STRATEGI
ANDRAGOGI
Penyelesaian:
Dia mencari sumber belajar yang sesuai dengan gaya belajarnya, memilih kombinasi
dari buku-buku teks, kursus online interaktif, dan kelas workshop langsung yang dipimpin oleh
praktisi industri.Selama proses belajar, dia berpartisipasi aktif dalam diskusi online, bertukar
pengalaman dengan rekan-rekan sesama profesional, dan menerapkan konsep yang
dipelajarinya langsung dalam proyek-proyek kecil di tempat kerjanya. Dia juga mencari mentor
yang dapat memberikan panduan dan umpan balik yang berharga. Seiring waktu, dia
memperluas pengetahuannya, meningkatkan keterampilannya dalam manajemen proyek, dan
akhirnya berhasil meraih sertifikasi yang diakui secara internasional dalam bidang tersebut.
Melalui pendekatan andragogi, dia dapat dilibatkan dalam pembelajaran yang berpusat
pada pengalaman dan kebutuhannya sendiri. Ini mungkin melibatkan program pelatihan yang
menyesuaikan materi dengan tantangan spesifik yang dihadapinya tersebut, Pendekatan
andragogi membantu dia untuk memanfaatkan pengalaman dan motivasinya sendiri dalam
proses pembelajaran, sehingga memungkinkannya untuk mencapai tujuannya dengan lebih
efektif. Pendekatan ini memungkinkan dia untuk merasakan relevansi langsung dari
pembelajaran dengan situasi kerja sehari-hari mereka, sehingga meningkatkan motivasi dan
efektivitas pembelajaran.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Orang dewasa tidak ingin diajar tapi ingin belajar, dan orang dewasa tidak ingin digurui
tapi ingin berguru, oleh karena itu proses belajar orang dewasa lebih cenderung bersifat
mandiri. Adapun beberapa prinsip belajar orang dewasa yaitu: 1. Nilai manfaat Orang dewasa
akan belajar dengan baik, jika semua hal yang ia pelajari memiliki nilai manfaat untuk dirinya.
2. Sesuai dengan pengalamanOrang dewasa akan belajar dengan baik, jika semua hal yang
dipelajari itu sesuai atau sejalan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. 3.
Masalah sehari-hariOrang dewasa akan belajar dengan baik, jika materi yang dipelajari itu
berpusat di sekitar permasalahan sehari-hari dan ia memiliki kesempatan untuk
memperaktekan, menyelesaikan masalah dengan banyak cara. 4. Praktis Orang dewasa akan
belajar dengan baik, jika semua hal yang dipelajari bersifat praktis dan mudah diaplikasikan.
Ini berarti sesuatu yang sulit enggan untuk dipelajari. 5. Sesuai kebutuhan Orang dewasa akan
belajar dengan baik, jika semua hal yang ia pelajari sesuai dengan kebutuhannya.
Setiap orang memiliki kebutuhan dan jika kebutuhan tersebut dapat terpenuhi dengan
cara belajar, maka ia akan sangat bersemangat dalam belajar. Menarik Orang dewasa akan
belajar dengan baik, jika semua hal yang dipelajarinya itu menarik baginya. Jika materi belajar
itu mudah dan merupakan sesuatu yang baru, maka orang dewasa akan dengan senang hati
mengikuti proses belajar. Berpartisipasi secara aktif orang dewasa akan belajar dengan baik,
jika semua hal ikut ambil bagian secara penuh. Suatu proses belajar yang kurang melibatkan
peserta didik akan kurang menarik dan membuat jenuh pesertanya.
14
3.2 Saran
Sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak kesalahan dan sangat jauh dari
kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah
ini dengan menggunakan sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca. Oleh
karena itu, penulis menerima kritik dan saran tentang pembahasan makalah tersebut. Setelah
membaca makalah tersebut diharapkan pembaca mampu memahami pendekatan, Model,
Teknik, dan Strategi Andragogi, dan dapat menerapkannya di dalam kehidupan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Destiani, T., Arbarini, M., Shofwan, I., & Sekolah, P. L. (2023). Pendekatan Andragogi dalam
Pembelajaran seTARA Daring pada Program Pendidikan Kesetaraan. Jurnal
Cendekiawan Ilmiah PLS, 8. https://doi.org/10.37058/jpls.v8i1
Hasibuan, J., Saragih, C. A., Pakpahan, J., Gultom, M., & Sagala, M. S. (2022). Analisis
Penerapan Pembelajaran Andragogi di PKBM Hanuba Medan. Diklus: Jurnal
Pendidikan Luar Sekolah, 6(2), 138–149. https://doi.org/10.21831/diklus.v6i2.49967
Ndraha, E. D., Simamora, S., Anastasya, A., Wahyuni, H., Saragih, P. A., Anjani, P., &
Siregar, W. H. (2022). Analisis Penerapan Pendekatan dan Masalah Andragogi di PKBM
Cahaya Binjai. Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 6(2), 174–191.
https://doi.org/10.21831/diklus.v6i2.49473
16