Anda di halaman 1dari 2

Tugas: Argumentasi Kritis

Setelah membaca ulisan Ki Hadjar Dewantara dan melihat video Pendidikan Zaman
Kolonial, Anda membuat sebuah tulisan argumen kritis tentang argumentasi kritis (minimum
300 kata dan maksimum 500 kata) tentang gerakaran transformasi Ki Hadjar Dewantara
dalam perkembangan pendidikan sebelum dan sesudah kemerdekaan (Catatan Reviewer –
mohon dielaborasi maksud dari argumen kritis, misalnya untuk memberikan argumen kristis
itu membutuhkan referensi, data, fakta untuk membimbing mahasiswa sehingga ketika dosen
memeriksa hasil kerja mahasiswa dapat melihat acuan referensi yang disajikan).
Jawab:
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan dan pengajaran adalah daya upaya yang disengaja
terrpadu dalam rangka memerdekakan aspek lahiriah dan batiniah manusia. Pengajaran
secara adalah salah satu bagian dari pendidikan. Artinya, pengajaran ialah pendidikan dengan
cara memberi ilmu atau pengetahuan dan memberi kecakapan, pengertian serta pelatihan
kepandaian kepada anak-anak, yang dapat berfaedah untuk hidup anak-anak, baik lahin
maupun batin (Wiryopranoto, 2017: h9). Ki Hajar Dewantara sebelum dan sesudah gerakan
ransformasi pendidikan kemerdekaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pendidikan
di Indonesia pasalnya beliau mengajarkan merdeka belajar dimana setiap anak memiliki
kesempatan yang sama untuk memperoleh pembelajaran. Pada zaman penguasaan belanda di
Indonesia tepatnya tahun 1854 beberapa bupati menginisiasi pendirian sekolah yang
diperuntukkan calon pegawai, barulah setelahnya masih pada tahun 1854 di Indonesia
terdapat sekolah bumiputera, sekolah bumi putera memiliki tiga kelas yang diajarkan untuk
menghitung dan menulis, masa belajar sekolah dasar kelas ditingkatkan yang awalnya lima
tahun menjadi enam tahun karena pada masa itu para pelajar berasal dari kalangan
bangsawan yang mendapatkan akses pendidikan, karena tujuan belanda pada saat itu tidak
untuk memajukan pendidikan namun untuk menghasilkan pegawai yang dapat dibayar
murah, sedangkan untuk rakyat lainnya hanya diajarkan membaca, menghitung dan menulis.
(Afandi, Swastika & Evendi, 2020: h24). Pendidikan kolonial pada masa itu dirasa belum
menjadikan kita manusia yang merdeka secara utuh dan akhirnya pada tahur 1922 lahirlah
cita-cita baru yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara yang menekankan pendidikan yang
bebas dan berorientasi pada kehidupan nyata dengan mendirikan taman siswa. Stelah
kemerdekaan pada bulan agustus 1946 organisasi taman siswa mengadakan rapat untuk
merundingkan beberapa masalah yang berhubungan dengan suasana baru kemerdekaan,
disamping itu Ki Hajar Dewantara meperjuangkan agar pendidikan dapat diperoleh dan
didapatkan oleh seluruh lapisan masyarakat indonesia, tidak terkecuali anak-anak yang
berasal dari keluarga yang kurang mampu atau berkebutuhan khusus. Beliau
memperjuangkan pentingnya pendidikan karakter saat proses pembelajaran yaitu nilai-nilai
moral, etika dan kepribadian. (Setiono, 2022: 7). Bagi Ki Hadjar Dewantara, pendidikan itu
memberikan dorongan terhadap perkembangan siswa didik, yakni pendidikan mengajarkan
untuk mencapai suatu perubahan dan dapat berrmanfaat di lingkungan masyarakat. Dalam hal
ini, siswa didik diharapkan mampu memberikan manfaat untuk lingkungan keluarga,
lingkungan tempat tinggal ataupun untuk masyarakat luas. Selain itu, dengan
pendidikan juga diharapkan memberikan peningkatan rasa percaya diri, mengembangkan
potensi yang ada dalam diri karena selama ini pendidikan hanya dianggap sebagai sarana
untuk mengembangkan aspek kecerdasan, namun tidak diimbangi dengan kecerdasan dalam
bertingkah laku maupun dengan ketrampilan. Disisi lain, guru sebagai tokoh sentral dalam
dunia pendidikan juga diharapkan mengutamakan murid di atas kepentingan pribadi. (Zuriati,
Nurhasanah & Nurlaila, 2021: 50)

Anda mungkin juga menyukai