Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT An.

D UMUR 4
TAHUN DENGAN FEBRIS DI BLUD RSUD KOTA
SUBULUSSALAM TAHUN 2022

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Profesi Bidan Dalam Program Studi Kebidanan
Pada Fakultas Ilmu Kesehatan INKES SUMUT

OLEH:
IRMANITA MANIK
NIM : 2010024

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


INSTITUT KESEHATAN SUMATERA UTARA
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diperiksa, dievaluasi dan disetujui oleh Pembimbing Praktek dan

Koordinator Stase di Blud Rsud Kota Subulussalam Tahun 2022

Pembimbing Praktik

Drg, Astrid Dewi Prabaningtyas, M.KM


NIP 19760517 200102 2 003

Koordinator Stase

Ayu Anjani Puspita Sari, SST, M.Keb


NIDN: 0106019203

Mengetahui,
Ka. Prodi Kebidanan Program Pendidikan Profesi Bidan
INKES SUMUT

Emi Br. Barus, SST, M.Keb


NIDN: 0113118702
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya ucapkan Kehadirat Tuhan, berkat rahmat dan bimbingan-Nya kami
dapat menyelesaikan Laporan Kasus STASE Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas di
Puskemas Bogor Utara Tahun 2022
Asuhan Kebidanan ini merupakan salah satu tugas dalam rangkaian Pendidikan
Profesi Kebidanan pada Program Pendidikan Profesi di Institut Kesehatan Sumatera
Utara. Bersama ini saya perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. Asman R. Karo – Karo dan Prof. Dr. H. Paul Sirait, SKM, MM, M.Kes selaku
Pendiri Yayasan STIKESSU
2. Dr. Ferrial Paesha Sirait, M.Sc selaku Ketua Yayasan STIKESSU
3. David Siagian, SKM, M.Kes, selaku Rektor Insititut Kesehatan Sumatera Utara dan
Jajarannya
4. Ibu Martina, S.Kep,Ns, M.Biomed, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Insititut
Kesehatan Sumatera Utara dan jajarannya
5. Ibu Emi Br Barus, SST,M.Keb, selaku Ketua Prodi. Kebidanan Program Pendidikan
Profesi Bidan INKES SUMUT
6. Ibu Yohana Putri Apryanti, SST, M.Tr.Keb Selaku Sekretaris Prodi. Kebidanan
Program Pendidikan Profesi Bidan INKES SUMUT
7. Ibu Desi Br Sembiring, SST, M.Tr.Keb Selaku Sekretaris Prodi. Kebidanan Program
Sarjana Kebidanan INKES SUMUT
8. Ibu Ayu Jani Puspita Sari, SST, M.Keb selaku Koordinator Stase Asuhan Kebidanan
Bayi,Balita dan Anak pada stase ini yang sudah memberika banyak masukan
9. Drg, Astrid Dewi Prabaningtyas, M.KM selaku Kepala Bogor Utara Sekalian sebagai
pembimbing lahan saya yang sudah memberikan banyak masukan dan izin untuk
saya melaksanakan asuhan ini
Semoga Tuhan membalas segala kebaikan kepada semua pihak yang telah meberikan
kesempatan, dukungan kepada kami dalam penyelesaian asuhan kebidanan ini. Kami
sadari betul bahwa asuhan kebidanan ini masih kurang sempurna, maka dari itu kami
berharap kritik dan saran dari pembaca.
Medan, 05 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Perumusan Masalah........................................................... 3
C. Tujuan Studi Kasus ........................................................... 3
D. Manfaat Studi Kasus ......................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Teori Medis ....................................................................... 5
1. Balita .......................................................................... 6

2. Febris .......................................................................... 11
3. Dehidrasi .................................................................... 16

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB IV PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ..................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................
B. Saran ................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan

Angka Kematian Balita (AKABA) sebesar 26,29 per 1.000 kelahiran hidup,

dan sudah memenuhi target Millennium Development Goals (MDGs) 2015

sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015).

Angka Kematian Balita (AKABA) di Provinsi Aceh pada tahun

2019 sebesar 10 per 1.000 kelahiran hidup, menurun dibandingkan dengan

tahun 2015 sebesar 13 per 1.000 kelahiran hidup. (Dinkes Aceh, 2019).

Angka Kematian Balita (AKABA) pada tahun 2017 sebesar 9 per

1000 kelahiran hidup, turun dibandingkan tahun 2013 sebesar 13 per 1000

kelahiran hidup. Namun masih ada lebih dari 10 anak meninggal setiap

tahunnya di Kota Subulussalam. Penyebabnya adalah anak-anak dari

keluarga miskin yanng terkena penyakit yang mudah di cegah dan di obati

seperti pneumonia, diare dan demam atau febris (Dinkes Kota Subulussalam,

2017).

Demam dalam istilah medis dikenal sebagai febris, yaitu suatu

kondisi umum yang terjadi terutama pada anak-anak. Penangan febris

pada anak

sangat tergantung pada orang tua. Hasil penelitian terdahulu


memperlihatkan
hampir 80% orang tua mempunyai “fobia” febris. Febris adalah suatu
0
keadaan dimana suhu tubuh di atas normal, yaitu diatas 38 C (Riandita, 2012

; Ardinasari, 2016).

Febris merupakan suatu gejala yang menyertai penyakit lain.

biasanya merupakan adanya tanda infeksi pada tubuh anak, dan dapat memicu

timbulnya kejang. Tingginya suhu pemicu kejang bervariasi pada setiap anak,

0 0
kejang dapat terjadi pada suhu yang terlalu tinggi, antara 38 C - 40 C

tergantung kondisi masing-masing anak (Ardinasari, 2016).

Kejang dapat menyebabkan gangguan lain seperti resiko persisten

bakterimia, resiko meningitis, dan risiko ke arah keseriusan penyakit lainnya

(Suriadi dan Yuliani, 2006). Studi pendahuluan yang dilakukan penulis di

Blud Rsud Kota Subulussalam di dapatkan data dari bulan Januari 2021

sampai Januari 2022 jumlah balita sakit yang berkunjung sebanyak 282

balita, di antaranya adalah balita sakit febris sebanyak 53 (18,8%), ISPA

sebanyak 124 (44%), diare sebanyak 83 (29,4%), pneumonis 22 (7,8%)

dimana setiap bulan terjadi kasus balita dengan febris.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan

studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Balita Sakit Febris Pada

Balita Sakit An. D dengan umur 4 tahun dengan febris di Blud Rsud Kota

Subulussalam”
B. Perumusan Masalah

“ Bagaimana Penerapan Asuhan Kebidanan pada Balita Sakit Febris

pada Anak D Umur 4 Tahun di Blud Rsud Kota Subulussalam ? ”

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Penulis memperoleh pengalaman nyata dengan melaksanakan

asuhan kebidanan pada balita sakit febris

2. Tujuan Khusus

a. Pelaksanaan studi kasus ini diharapkan penulis mampu :

1) Untuk mengetahui pengkajian data secara lengkap pada balita

sakit febris An. D Umur 4 Tahun di Blud Rsud Kota

Subulussalam

2) Untuk mengetahui interpretasi data pada balita sakit febris An.

D Umur 4 Tahun di Blud Rsud Kota Subulussalam

3) Untuk mengetahui diagnosis kebidanan pada balita sakit

febris An.D umur 4 tahun di Blud Rsud Kota Subulussalam

4) Untuk mengetahui indentifikasi masalah yang memerlukan

penanganan segera dan melakukan tindakan antisipasi pada

anak febris
D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi Peneliti

Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan

kebidanan secara langsung kepada balita sakit febris

2. Bagi Profesi

Menambah referensi dan wawasan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan

pada balita sakit febris

3. Bagi Institusi

a. Pendidikan

Dapat digunakan sebagai sumber referensi dalam penerapan

asuhan kebidanan khususnya pada balita sakit febris.

b. Rsud Kota Subulussalam

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

pemberian pelayanan kebidanan khususnya pada balita sakit febris


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis

1. Balita

a. Pengertian

Balita adalah anak dengan usia di bawah 5 tahun dengan

karakteristik pertumbuhan yakni pertumbuhan cepat pada usia 0-

1 tahun dimana umur 5 bulan berat badan naik 2x berat badan

lahir, dan 3x berat badan lahir pada umur 1 tahun dan menjadi

4x pada umur 2 tahun (Septiari, 2012).

Anak Balita adalah anak yang berusia antara 1-5 tahun

(Sudarmoko, 2013).

Menurut Penulis, balita adalah anak yang menginjak usia 1

sampai 5 tahun dengan karekteristik pertumbuhan dan

perkembangan.

b. Tahapan Tumbuh Kembang Balita

Manggiasih (2016) mengelompokkan tahapan tumbuh kembang

balita sebagai berikut :

1) Umur 12-15 bulan

a) Berjalan naik dan turun tangga.

b) Berjalan sambil berjinjit.

c) Menangkap dan melempar bola


d) Menyebut nama bagian tubuh.

e) Melakukan pembicaraan.

2) Umur 15-18 bulan

a) Bermain di luar rumah.

b) Bermain air.

c) Menendang bola.

d) Bercerita tentang gambar di buku / majalah.

e) Permainan telepon-teleponan.

f) Menyebut berbagai barang.

3) Umur 18-24 bulan

a) Melompat.

b) Melatih keseimbangan tubuh.

c) Mendorong permainan dengan kaki.

d) Melihat acara televisi.

e) Mengerjakan perintah sederhana.

f) Berbicara tentang apa yang dilihatnya.

4) Umur 24-36 bulan

a) Latihan menghadapi rintangan.

b) Melompat jauh.

c) Melempar dan menangkap bola besar.

d) Menyebut nama lengkap anak.

e) Berbicara tentang diri anak.

f) Menyebut berbagai jenis pakaian


5) Umur 36-48 bulan

a) Menangkap bola kecil dan melemparkan kembali.

b) Berjalan mengikuti garis lurus.


c) Melompat dengan satu kaki.

d) Mengenal huruf besar menurut alfabet di koran / majalah

e) Bercerita mengenai dirinya.

f) Bercerita melalui album foto.

6) Umur 48-60 bulan

a) Lomba karung.

b) Main engklek.

c) Melompat tali.

d) Belajar mengingat-ingat

e) Mengenal angka.

f) Mengenal huruf dan simbol.

g) Mengenal musim.

h) Membaca majalah.

c. Gangguan Kesehatan Pada Balita

Menurut sudarmoko (2013), penyakit pada balita sebagai berikut :

1) Alergi/biduran

2) Asma

3) Batuk

4) Cacar air

5) Cacingan
6) Campak

7) Demam

8) Diare

9) Defisiensi Gizi

10) Influenza

11) Kejang Demam

12) Mimisan

13) Sakit Kuning

2. Febris

a. Pengertian

Febris adalah meningkatnya temperatur tubuh secara

abnormal (Suriadi dan Yuliani, 2006).

Febris dapat di definisikan dengan suatu keadaan suhu

tubuh di atas normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur

suhu di hipotalamus yang di pengaruhi oleh interleukin-1

(Sodikin, 2012).

Febris adalah suatu keadaan di mana suhu tubuh di atas


0
normal, yaitu diatas 38 C (Riandita, 2012).

Febris adalah salah satu keluhan yang paling sering di

kemukakan, yang terdapat pada berbagai penyakit baik infeksi

maupun non-infeksi (Matondang dkk, 2013).


0
Febris adalah meningkatnya suhu tubuh di atas 38 C yang

terdapat pada berbagai penyakit.


b. Etiologi

Zat yang menyebabkan febris adalah pirogen. Ada dua

jenis pirogen yaitu pirogen eksogen dan endogen. Pirogen eksogen

berasal dari luar tubuh dan berkemampuan untuk merangsang

interleukin-1. Sedangkan pirogen endogen berasal dari dalam

tubuh dan memiliki kemampuan untuk merangsang febris dengan

mempengaruhi kerja pusat pengatur suhu di hipotalamus (Sodikin,

2012).

Dilihat dari faktor penyebabnya, febris bisa dibedakan

menjadi dua. Pertama, febris sebagai akibat dari suatu infeksi oleh

kuman, virus, parasit, atau mikroorganisme lain. Kedua, febris

yang di sebabkan oleh faktor non infeksi antara lain faktor alergi,

dehidrasi pada anak. Febris hanya bisa disebabkan oleh alergi

terhadap benda-benda tertentu seperti serbuk sari dari pohon,

ilalang, rumput, bulu binatang, debu rumah dan jamur (Sudarmoko,

2013).

c. Patofisiologi

Febris dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap

pirogen. Saat mekanisme ini berlangsung bakteri atau pecahan

jaringan akan difagositosis oleh leukosit, makrofag, serta limfosit

pembunuh yang memiliki granula dalam ukuran besar. Seluruh sel

ini kemudian mencerna hasil pemecahan bakteri, dan melepaskan

zat interleukin-1 ke dalam cairan tubuh (zat pirogen


leukosit/pirogen endogen). Mekanisme febris terlihat jelas pada

saat interleukin-1 sudah sampai ke hipotalamus akan menimbulkan

febris dengan cara meningkatkan temperatur tubuh dalam waktu 8–

10 menit (Sodikin, 2012).

Febris sering kali dikaitkan dengan adanya gangguan pada

“set point” hipotalamus oleh karena infeksi, alergi, endotoxin atau

tumor (Sudarmoko, 2013). Sewaktu febris berlangsung, akan

terlihat berbagai gejala klinis tergantung dari fase febris nya. Ada

3 fase yang terjadi selama febris berlangsung, yaitu :

1) Fase I ( awitan dingin atau menggigil )

Pada fase awal ini febris akan disertai dengan :

a) Peningkatan denyut jantung.

b) Peningkatan laju dan kedalaman pernafasan.

c) Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot.

d) Kulit pucat dan dingin karena vasokonstriksi.

e) Merasakan sensasi dingin.

f) Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokonstriksi.

g) Rambut kulit berdiri.

h) Pengeluaran keringat berlebihan.

i) Peningkatan suhu tubuh.

2) Fase II ( proses febris )

a) Proses menggigil hilang

b) Kulit terasa hangat (panas).


c) Merasa tidak panas (dingin).

d) Peningkatan nadi dan laju pernafasan.

e) Peningkatan rasa haus.

f) Dehidrasi ringan sampai berat.

g) Mengantuk, delirium, atau kejang akibat iritasi sel saraf.

h) Kehilangan nafsu makan ( bila demam memanjang )

3) Fase III ( pemulihan )

Saat fase pemulihan maka akan disertai :

a) Kulit tampak merah dan hangat.

b) Berkeringat.

c) Mengigil ringan.

d) Kemungkinan mengalami dehidrasi.

d. Manifestasi klinis febris

Menurut Suriadi, Yuliani (2006) dan Sodikin (2012) gejala

demam sebagai berikut :


0
1) Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal (>38 C)

2) Menggigil.

3) Berkeringat.

4) Gelisah atau lethargy

5) Tidak ada nafsu makan

6) Nadi dan pernapasan cepat.

7) Kejang
e. Komplikasi febris

Komplikasi yang akan terjadi pada demam menurut Suriadi dan

Yuliani (2006), yaitu :

1) Kejang.

2) Risiko persisten bakteremia.

3) Risiko meningitis.

4) Risiko ke arah keseriusan penyakit.

f. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan febris menurut Suriadi dan Yuliani (2006) dan

Sodikin (2012) sebagai berikut :

1) Pemberian terapi antipiretik dan antibiotik sesuai program.

2) Berikan minuman lebih banyak dari biasanya.

3) Pakaian yang di gunakan anak baiknya dengan pakaian

yang tipis.

4) Monitor temperatur secara ketat.

5) Hindari kompres alkohol dan air es.

6) Kompres hangat ( Tepid Water Sponge ) dengan cara :

a) Menyiapkan air hangat

b) Mencelupkan waslap atau handuk kecil ke waskom dan

mengkompresnya di daerah dahi, dada, dan ketiak.

c) Melakukan tindakan di atas beberapa kali (setelah kulit

kering ).

7) Menghentikan prosedur bila suhu tubuh mendekati normal


Penatalaksanaan Febris menurut Kemenkes RI (2015) dalam buku

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) sebagai berikut :

1) Beri satu dosis paracetamol setiap 6 jam sampai demam hilang


0
untuk demam ≥ 38,5 C

2) Obati penyebab lain dari demam

3) Nasihati kapan kembali segera

4) Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam

5) Jika demam berlanjut lebih dari 7 hari, RUJUK untuk

penilaian lebih lanjut

3. Dehidrasi

a. Klasifikasi tingkat dehidrasi pada anak menurut WHO

(2009), adalah sebagai berikut :

1) Dehidrasi berat

Terdapat dua atau lebih dari tanda di bawah ini :

a) Latergis/ tidak sadar

b) Mata cekung

c) Tidak bisa minum atau malas minum

d) Cubitan kulit perut kembali sangat lambat ( ≥ 2 detik)

2) Dehidrasi sedang

Terdapat dua atau lebih tanda di bawah ini :

a) Rewel, gelisah

b) Mata cekung

c) Minum dengan lahap, haus


d) Cubitan kulit kembali lambat

3) Tanpa dehidrasi
Tidak terdapat cukup tanda utuk diklasifikasikan

sebagai dehidrasi sedang atau berat


BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Ruang : IGD
Tanggal masuk : 10 Maret
2022
No Register : 054781

A. TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN

Tanggal : 10 Maret 2022 Pukul : 15.00 WIB

a. IDENTITAS ANAK

Nama anak : An. D

Umur : 4 Tahun

Anak ke- : 2 (Dua)

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Kota Subulussalam

IDENTITAS IBU IDENTITAS AYAH

Nama : Ny. E Nama : Tn. A

Umur : 30 Tahun Umur : 30 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SLTA Pendidikan : STLA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta

Alamat : Kota Subulussalam


B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)

1. Alasan datang

Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya karena badannya

panas sejak kemarin sore tanggal 10 Maret 2022, rewel, tidak mau

makan dan minum sedikit

2. Riwayat Kesehatan

a) Imunisasi

BCG : Ibu mengatakan imunisasi BCG tanggal 11

Mei 2018

Pentavalen 1 : Ibu mengatakan imunisasi Pentavalen 1

tanggal 9 Juni 2018

Pentavalen 2 : Ibu mengatakan imunisasi pentavalen 2

tanggal 17 Juli 2018

Pentavalen 3 : Ibu mengatakan imunisasi pentavalen 3

tanggal 21 Agustus 2018

Polio 1 : Ibu mengatakan imunisasi polio 1 tanggal

11 Mei 2013

Polio 2 : Ibu mengatakan imunisasi polio 2 tanggal

9 Juni 2018

Polio 3 : Ibu mengatakan imunisasi polio 3 tanggal

17 Juli 2018

Polio 4 : Ibu mengatakan imunisasi polio 4 tanggal

21 Agustus 2018
Campak : Ibu mengatakan imunisasi Campak tanggal

21 Januari 2019

Imunisasi lain : Ibu mengatakan imunisasi POS


PIN

tanggal 10 Maret 2021

b) Riwayat penyakit yang lalu

Ibu mengatakan anaknya pernah mengalami batuk, pilek, panas

c) Riwayat penyakit sekarang

Ibu mengatakan saat ini anaknya panas, tidak mau makan dan

rewel

d) Riwayat penyakit keluarga/ menurun

Ibu mengatakan di keluarganya tidak ada yang mempunyai

penyakit keturunan seperti Jantung, DM, Asma dan Hipertensi

dan tidak ada penyakit menular Hepatitis dan TBC.

3. Riwayat sosial

a) Yang Mengasuh

Ibu mengatakan mengasuh anaknya dengan suami saja.

b) Hubungan dengan anggota keluarga

Ibu mengatakan hubungan dengan anggota keluarga yang lain

sangat baik.

c) Hubungan dengan teman sebaya

Ibu mengatakan anaknya hubungan dengan teman sebayanya

baik.
d) Lingkungan rumah

Ibu mengatakan lingkungan rumah aman, bersih dan rapi.

4. Pola Kebiasaan Sehari-hari (Sebelum sakit dan selama sakit)

a. Nutrisi

Nutrisi yang diberikan :

1) Pagi jam : Ibu mengatakan anaknya sebelum sakit

makan pagi jam 07.00 WIB. Makanan yang

disukai anaknya nasi dengan sayur sop dan

telur. Minumnya susu, teh dan air putih.

Dan ibu mengatakan anaknya selama sakit

sejak tadi pagi tidak mau makan dan minum

sedikit. Ibu mengatakan makan 1 kali pukul

09.00 WIB minum susu pukul 11.00 WIB

2) Sore jam : ibu mengatakan anak biasanya makan siang

pukul 12.00 WIB dan sore pukul 17.00

WIB. Makanan yang disukai anaknya yaitu

nasi dengan sayur sop dan telur. Minumnya

susu, teh dan air putih. Dan ibu mengatakan

anaknya selama sakit tidak mau makan

siang.

3) Malam jam : ibu mengatakan anaknya tidak sering

makan malam saat sebelum sakit maupun

selama sakit.
b. Istirahat/ Tidur

1) Tidur siang : ibu mengatakan sebelum sakit anaknya

tidur siang 2 sampai 3 jam dan selama sakit

anaknya tidur siang kurang dari 1 jam dan

minta digendong.

2) Tidur malam : ibu mengatakan sebelum sakit anaknya

tidur malam 8 sampai 10 jam dan selama

sakit 7 sampai 8 jam.

c. Mandi

3) Pagi jam : ibu mengatakan sebelum sakit anaknya

mandi pagi pukul 06.30 WIB dan selama

sakit anaknya hanya disibin.

4) Sore jam : ibu mengatakan sebelum sakit anaknya

mandi sore pukul 16.00 WIB dan selama

sakit anaknya hanya disibin.

d. Aktifitas : ibu mengatakan sebelum sakit anaknya

sering bermain dengan teman sebayanya

dan selama sakit tidak mau bermain dan

hanya ingin digendong.

e. Eliminasi

1) BAK : ibu mengatakan sebelum sakit anaknya

BAK 6 sampai 7 kali sehari warna jernih


dan selama sakit anaknya BAK 5 kali

warna kuning bau khas urine.

2) BAB :ibu mengatakan sebelum sakit anaknya BAB

1 kali sehari konsistensi lembek, dan

selama sakit anaknya BAB 1 kali tadi pagi

konsistensi agak keras.

C. PEMERIKSAAN FISIK

1. Status Generalis

a. Keadaan umum : Cukup

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV :R : 36 x/menit N : 110 x/menit


0
S : 38,9 C

d. BB/ TB :12,9 kg / 94 cm

2. Pemeriksaan Sistematis

a. Kepala : Bersih, rambut keriting berwarna kecoklatan

b. Muka : Agak pucat

c. Mata : Kelopak mata cekung, simetris, conjungtiva

berwarna merah muda dan skelera sedikit merah

d. Telinga : Simetris dan tidak ada serumen

e. Hidung : Simetris dan tidak ada benjolan

f. Mulut :Lidah sedikit kotor dan bibir kering

g. Leher : Tidak ada benjolan dan tidak ada kelainan


h. Dada : Simetris, bunyi nafas teratur dan tidak ada

retraksi

i. Perut : Tidak ada benjolan dan sedikit kembung

j. Ekstremitas : Simetris, tidak oedema, tidak ada kelainan baik

tangan dan kaki bisa digerakkan

3. Pemeriksaan tingkat perkembangan

a. Bisa naik sepeda roda tiga

b. Bisa melompat tali

c. Bisa berlari

d. Belajar mengingat-ingat

e. Belajar mengenal angka

4. Pemeriksaan penunjang: tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA

Tanggal : 10 Maret 2022 .Pukul : 15. 20 WIB

DIAGNOSA KEBIDANAN

An. D umur 4 tahun jenis kelamin perempuan dengan febris

Data Dasar

DS:

1. Ibu mengatakan anaknya berumur 4 tahun

2. Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya karena badannya

panas sejak kemarin sore tanggal 10 Maret 2022 rewel, tidak mau

makan dan minum sedikit


DO:

1. Keadaan umum : Cukup

2. Kesadaran : Composmentis
0
3. TTV : N : 110 x/menit, R: 36 x/menit, S: 38,9 C

4. BB : 12,9 kg

5. Muka : Agak pucat

6. Mulut : lidah kotor dan bibir kering

7. Anak terlihat rewel

B. MASALAH

Gangguan masalah pemenuhan nutrisi, cairan dan rewel

C. KEBUTUHAN

1. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan pemberian makanan sedikit

sedikit tapi sering.

2. Pemenuhan kebutuhan cairan dengan pemberian minum susu, teh

manis maupun air putih lebih sering.

3. Menenangkan balita dengan cara digendong.

III. DIAGNOSA POTENSIAL

Tanggal : 10 Maret 2022 pukul : 15.25 WIB

Potensial terjadi kejang demam


IV. ANTISIPASI

Tanggal : 10 Maret 2022 pukul : 15.25 WIB

Pemberian obat penurun panas sesuai program yaitu paracetamol

sirup

120mg/5 ml sehari 3-4x 1 sendok takar sampai panasnya turun, ibuprofen

supositoria (dubur) 125mg sehari 1x, vitamin dan mineral sirup 60ml

sehari 1x1 sendok takar.

V. PERENCANAAN

Tanggal : 10 Maret 2022 pukul : 15. 30 WIB

1. Beri informasi pada ibu tentang hasil pemeriksaan anaknya

2. Anjurkan pada ibu untuk memakaikan anaknya pakaian yang


tipis

3. Anjurkan ibu untuk memberikan banyak minum pada anak

4. Anjurkan ibu untuk melakukan kompres dengan air hangat

5. Anjurkan pada ibu untuk memberikan obat pada anaknya sesuai

program yaitu paracetamol sirup 120mg/5 ml sehari 3-4x1 sendok

takar sampai panasnya turun, ibuprofen supositoria (dubur) 125mg

sehari 1x, vitamin dan mineral sirup 60ml sehari 1x1 sendok takar.

6. Mendorong pasien ke ruang rawatan inap anak


VI. PELAKSANAAN

Tanggal : 10 Maret 2022 pukul : 15.40 WIB

1. Memberikan informasi pada ibu tentang hasil pemeriksaan

anaknya a. Keadaan Umum : Cukup

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV N : 110 x/menit

R : 36 x/menit (saat menangis)


0
S : 38,9 C

d. BB : 12,9 kg

2. Menganjurkan pada ibu untuk memakaikan anaknya pakaian yang

tipis agar panas anaknya segera turun

3. Menganjurkan ibu untuk memberikan anaknya banyak minum untuk

agar tidak kekurangan cairan

4. Menganjurkan ibu untuk melakukan kompres pada dahi dan ketiak

anaknya dengan air hangat

5. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan obat pada anaknya sesuai

program yaitu paracetamol sirup 120mg/5 ml sehari 3-4x1 sendok

takar sampai panasnya turun, ibuprofen supositoria (dubur) 125mg

sehari 1x, vitamin dan mineral sirup 60ml sehari 1 x 1 sendok takar

secara teratur

6. Mendorong pasien ke ruang rawatan inap anak


VII. EVALUASI

Tanggal : 10 Maret 2022 pukul : 16.00 WIB

1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan anaknya

a. Keadaan Umum : Cukup

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV N : 110 x/menit

R : 36 x/menit (saat menangis)


0
S : 38,9 C

d. BB : 12,9 kg

2. Ibu bersedia untuk memakaikan anaknya pakaian yang tipis

3. Ibu bersedia untuk memberikan banyak minum pada anaknya

4. Ibu bersedia untuk melakukan kompres hangat pada anaknya

5. Ibu bersedia memberikan obat pada anaknya sesuai program

6. Ibu bersedia melakukan rawat inap pada anaknya


DATA PERKEMBANGAN I

(Rawat Inap Anak)

Tanggal : 11 maret 2022 Pukul : 07.00 WIB

S : Subjektif

1. Ibu mengatakan anaknya masih panas

2. Ibu mengatakan anaknya rewel, sudah mau makan dan minum tapi sedikit

3. Ibu mengatakan anaknya sudah minum obat sesuai anjuran

O : Objektif

1. Keadaan Umum : Cukup

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV N : 108 x/menit


0
S : 37, 8 C

R : 38 x/menit

4. Balita masih rewel

5. Mata masih sedikit cekung

6. Kulit hangat jika disentuh

A : Assesment

An. D umur 4 tahun dengan febris hari kedua

P : Planning

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan anaknya


2. Memberitahu ibu mengenai demam pada anak

3. Menganjurkan ibu untuk memberi nutrisi makan dan minuman

yang disukai anak seperti memberi nasi diberi kuah sayur atau bubur, dan

minum yang cukup seperti teh manis, air putih dan susu.

4. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan terapi yang diberikan bidan

yaitu paracetamol syrup 120mg/5 ml sehari 3-4x1sendok takar sampai

panas anak turun, vitamin dan mineral syrup 60ml 1 x 1 sendok takar

secara teratur

Evaluasi

Tanggal : 11 Maret 2022 Pukul : 10.30 WIB

1. Ibu sudah mengetahui keadaan anaknya

Kesadaran Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV N : 108 x/menit


0
S : 37,8 C

R : 38 x/menit

Mata sedikit cekung dan kulit hangat bila disentuh

2. Ibu sudah mengerti demam yang terjadi pada anak

3. Ibu bersedia memberikan nutrisi yang cukup seperti memberi makan

dan minuman yang disukai anaknya

4. Ibu bersedia melanjutkan obat yang dianjurkan oleh dokter


DATA PERKEMBANGAN II

(Rawat Inap Anak)

Tanggal : 12 Maret 2022 Pukul : 07.00 WIB

S : Subjektif

1. Ibu mengatakan anaknya sudah tidak panas

2. Ibu mengatakan anaknya sedikit rewel, makan dan minum tapi sedikit

O : Objektif

1. Keadaan Umum : Cukup

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV N : 120 x/menit


0
S : 37,2 C

R : 36 x/menit

4. Balita sedikit rewel

5. Mata masih sedikit cekung

6. Kulit masih sedikit hangat bila disentuh

A : Assesment

An. D umur 4 tahun dengan febris hari ketiga

P : Planning

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan anaknya


2. Menganjurkan ibu untuk memberikan terapi yang diberikan bidan, jika

anak sudah tidak demam maka untuk paracetamol syrup dihentikan tetapi

vitamin dan mineral syrup tetap dihabiska

Evaluasi

Tanggal : 12 Maret 2022 Pukul : 10.30 WIB

1. Ibu sudah mengetahui keadaan anaknya

Kesadaran Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV N : 120 x/menit


0
S : 37,2 C

R : 36 x/menit

Mata masih sedikit cekung dan kulit sedikit hangat bila disentuh

2. Ibu bersedia untuk tetap memberikan nutrisi yang cukup pada anaknya

3. Ibu bersedia melanjutkan obat yang dianjurkan oleh Dokter


DATA PERKEMBANGAN III

(Rawat Inap Anak)

Tanggal 13 Maret 2022 Pukul : 07.30 WIB

S : Subjektif

1. Ibu mengatakan anaknya sudah tidak panas lagi

2. Ibu mengatakan anaknya sudah tidak rewel dan sudah mau makan nasi

sop, telur, roti minumnya air putih 3 kali ± ½ gelas dan susu 1 kali ± ½

gelas

3. Ibu mengatakan anaknya sudah mau bermain tetapi masih di dalam rumah

4. Ibu mengatakan anaknya sudah tidak minum obat paracetamol sirup

tetapi masih minum obat vitamin dan mineral sirup

O : Objektif

1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV N : 140 x/menit


0
S : 36,6 C

R : 34 x/menit

4. Balita sudah tidak rewel

5. Mata sudah tidak cekung

6. Kulit sudah tidak hangat jika disentuh


A : Assesment

An. D umur 4 tahun dengan riwayat febris

P : Planning

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan anaknya

2. Menganjurkan ibu untuk memantau anaknya agar istirahat cukup

3. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan terapi yang diberikan dokter

sampai habis

4. Memberitahu ibu bahwa anaknya sudah bisa pulang dan melakukan

kontrol ulang selanjutnya ke poli anak

Evaluasi

Tanggal : 13 Maret 2022 Pukul : 14.00 WIB

1. . Ibu sudah mengetahui keadaan anaknya

Kesadaran Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV N : 140 x/menit


0
S : 36,6 C

R : 34 x/menit

Mata sudah tidak cekung dan kulit sudah tidak hangat bila disentuh

2. Ibu bersedia memantau aktivitas anaknya dan mengatur istirahat anaknya

3. Ibu bersedia melanjutkan obat yang dianjurkan oleh dokter sampai habis

4. Memberitahu ibu bahwa anaknya sudah bisa pulang dan melakukan


kontrol ulang selanjutnya ke poli anak
IV. PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas tentang studi kasus yang dilakukan penulis di

Blud Rsud kota subulussalam, yang kemudian dibandingkan dengan teori yang

ada. Pelaksanaan studi kasus ini menggunakan manajemen kebidanan menurut

Varney yang terdiri dari tujuh langkah yaitu : Pengkajian, Interpretasi data,

Diagnosa potensial, Antisipasi, Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi.

Dibawah ini akan diuraikan mengenai pembahasan dan cara pemecahan

masalah berdasarkan kesenjangan antara teori dan praktik.

1. Pengkajian

Pengkajian dengan mengumpulkan data dasar yang merupakan

tahap awal dari manajemen kebidanan dilaksanakan dengan cara waancara

dan observasi langsung. Hasil pengkajian pada tanggal 10 Maret 2022

diperoleh hasil bahwa ibu mengatakan anaknya umur 4 tahun, panas sejak

kemarin sore, rewel dan mau makan dan minum sedikit. Data Objektif:

keadaan umum cukup, kesadaran composmentis, Nadi 108 x/menit,


0
Respirasi 38 x/menit, Suhu 38,9 C.

Sedangkan menurut Riandita (2012), Febris adalah suatu keadaan

0
di mana suhu tubuh di atas normal, yaitu diatas 38 C. Keluhan yang

dirasakan balita biasanya adalah suhu meningkat, gelisah, rewel, susah

minum, nafsu makan berkurang. Sehingga antara teori dan praktik tidak ada

kesenjangan.

2. Interpretasi Data

Interpretasi data dalam asuhan kebidanan ditemukan diagnosa An.

D Umur 4 tahun dengan febris. Masalah yang ditemukan pada balita adalah
tentang gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi. Kebutuhan

berdasarkan masalah yang timbul yaitu pemenuhan kebutuhan nutrisi

dengan pemberian makanan sedikit tapi sering dan pemenuhan kebutuhan

cairan dengan pemberian minum susu, teh manis atau air putih sesering

mungkin.

Menurut Suriadi dan Yuliani (2010), kebutuhan balita dengan

febris yaitu memberikan cairan oral yang adekuat, peningkatan pemenuhan

kebutuhan nutrisi serta memberikan kompres hangat pada balita. Sehingga

antara teori dan praktik tidak ada kesenjangan.

3. Diagnosa Potensial

Dalam diagnosa potensial ini muncul karena adanya

permasalahan atau diagnosa yang telah diidentifikasi sebelumnya. Pada

kasus balita dengan febris diagnosa potensial yaitu terjadi kejang demam

(Suriadi dan Yuliani,2010). Pada kasus An. D umur 4 tahun dengan febris

diagnosa potensialnya tidak muncul karena penanganan dan antisipasi yang

baik dari tenaga kesehatan. Pada kasus ini ada kesenjangan antara teori dan

praktik yaitu pada teori terdapat kejang.

4. Antisipasi

Antisipasi yang dilakukan pada An.D umur 4 tahun dengan febris

yaitu pemberian obat penurun panas paracetamol syrup 120mg/5 ml sehari


3

- 4x 1 sendok takar, ibuprofen supositoria (dubur) 125mg sehari 1x, vitamin

dan mineral sirup 60ml sehari 1 x 1 sendok takar yang diberikan bidan

sesuai dengan anjuran dokter sehingga dilakukan kolaborasi dengan


dokter spesialis anak dalam pemberian antipiretik. Sedangkan, pada kasus

balita sakit febris kolaborasi dengan dokter spesialis anak dalam pemberiaan

antipiretik yaitu paracetamol sirup 120mg/5 ml 3x1 maksimal pemberian 6

kali dalam sehari (Sodikin,2012). Sehingga antara teori dan praktek tidak

ada kesenjangan.

5. Perencanaan

Kasus An. D umur 4 tahun dengan febris pada perencanaan

meliputi : Beri informasi pada ibu tentang hasil pemeriksaan anaknya,

Anjurkan pada ibu untuk memakaikan anaknya pakaian yang tipis,

Anjurkan ibu untuk memberikan banyak minum pada anak, Anjurkan ibu

untuk melakukan kompres dengan air hangat, Anjurkan pada ibu untuk

memberikan obat pada anaknya sesuai program yaitu paracetamol sirup

120mg/5 ml sehari 3 - 4x 1 sendok takar, ibuprofen supositoria (dubur)

125mg sehari 1x, vitamin dan mineral sirup 60ml sehari 1 x 1 sendok takar.

Perencanaan balita febris dengan kriteria menurut Suriadi dan

Yuliani (2006) dan Sodikin (2012) sebagai berikut : Pemberian terapi

antipiretik dan antibiotik sesuai program, Berikan minuman lebih banyak

dari biasanya, Pakaian yang di gunakan anak baiknya dengan pakaian yang

tipis, Monitor temperatur secara ketat, Berikan kompres hangat ( Tepid

Water Sponge ), Hindari kompres alkohol dan air es. Pada kasus balita sakit

febris kolaborasi dengan dokter spesialis anak dalam pemberiaan antipiretik

yaitu paracetamol sirup 120mg/5 ml 3x1 maksimal pemberian 6 kali dalam

sehari (Sodikin,2012). Sedangkan menurut buku bagan manajemen terpadu


balita sakit (MTBS) dalam pemberiaan antipiretik yaitu paracetamol sirup

setiap 6 jam sampai demam hilang dengan dosis 120mg/7,5 ml 1½ sendok

takar. Sehingga pada langkah ini ditemukan kesenjangan antara teori dan

praktek yaitu pada lahan dalam pemberian dosis antipiretik paracetamol

dan pemberian antibiotik. Pada kasus dilahan pemberian paracetamol

sirup

120mg/5 ml sehari 3 - 4x 1 sendok takar sedangkan dalam teori MTBS

pemberiaan antipiretik yaitu paracetamol syrup setiap 6 jam sampai demam

hilang dengan dosis 120mg/7,5 ml 1 ½ sendok takar. Di lahan tidak

diberikan antibiotik pada kasus balita sakit febris karena kasus yang terjadi

pada An.D hanya kenaikan suhu tubuh dan tidak disertai gejala lain seperti

diare, batuk dan pilek sedangkan pada teori diberikan antibiotik pada kasus

balita sakit febris (Sodikin,2012).

6. Pelaksanaan

Pada langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan

menyeluruh seperti telah di uraikan pada langkah kelima secara efesien

dan aman. Pelaksanaan asuhan pada balita febris yaitu : Memberikan

informasi pada ibu tentang hasil pemeriksaan anaknya (keadaan umum:

Cukup, kesadaran : Composmentis, N : 110 x/menit, R : 36 x/menit, S


0
: 38,9 C, BB:12,9 kg), Menganjurkan pada ibu untuk memakaikan

anaknya pakaian yang tipis agar panas anaknya segera turun,

Menganjurkan ibu untuk memberikan anaknya banyak minum untuk agar

tidak kekurangan cairan, Menganjurkan ibu untuk melakukan kompres

pada dahi dan ketiak anaknya dengan air hangat dirumah,

Menganjurkan
pada ibu untuk memberikan obat pada anaknya sesuai program yaitu

paracetamol syrup 120mg/5 ml sehari 3 - 4x 1 sendok takar, ibuprofen

supositoria (dubur) 125mg sehari 1x, vitamin dan mineral syrup 60ml

sehari 1 x 1 sendok takar secara teratur yang diberikan bidan sesuai

dengan anjuran dokter sehingga tidak dilakukan kolaborasi dengan dokter

spesialis anak dalam pemberian antipiretik. Sehingga ditemukan

kesenjangan antara teori dan praktek.

7. Evaluasi

Langkah evaluasi ini merupakan langkah terakhir dari asuhan

kebidanan yang bertujuan intik menilai sejauh mana keberhasilan dalam

memberikan. Hasil evaluasi yang diharapkan menurut Suriadi dan Yuliani

(2010) adalah keadaan umum baik, panas turun dan tidak kejang.

Asuhan kebidanan yang dilakukan pada An. D umur 4 tahun

dengan febris selama kurang lebih 4 hari didapatkan hasil keadaan umum

0 0
anak baik, panas turun dari 38,9 C menjadi 36,6 C, dan tidak terjadi kejang

pada anak. Sehingga antara teori dan praktek tidak ada kesenjangan.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil studi kasus yang dilakukan penulis pada An. D umur

4 tahun dengan febris di Blud Rsud Kota Subulussalam maka disimpulkan :

1. Pengkajian data didapatkan hasil pengkajian pada tanggal 10/03/2022

diperoleh hasil bahwa ibu mengatakan anaknya umur 4 tahun, panas

sejak kemarin sore, rewel dan mau makan dan minum sedikit. Data

Objektif: keadaan umum cukup, kesadaran composmentis, Nadi 108

0
x/menit, Respirasi 38 x/menit, Suhu 38,9 C.

2. Pada langkah interpretasi data untuk menentukan diagnosa, masalah dan

kebutuhan diperlukan data yang cukup mendukung yaitu data dasar yang

terdiri dari data subjektif dan data objektif. Sehingga diagnosa

kebidanan yang didapatkan adalah An. D umur 4 tahun dengan febris,

masalah yang dialami An. D adalah gangguan pemenuhann kebutuhan

cairan dan nutrisi, sehingga kebutuhan yang diberikan adalah

pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi.

3. Pada kasus ini diagnosa potensialnya terjadi kejang demam, tetapi pada

kasus ini tidak terjadi karena An.D telah mendapatkan perawatan dan

penanganan yang baik serta pemenuhan kebutuhan cairan tercukupi.

64
4. Antisipasi yang dilakukan pada kasus An.D umur 4 tahun yaitu

pemberian obat penurun panas paracetamol sirup 120mg/5 ml 3 - 4x 1

sendok takar, ibuprofen supositoria (dubur) 125mg 1x, vitamin dan

mineral syrup 60ml 1 x 1 sendok takar.

5. Untuk mengatasi masalah yang ada maka perencanaan dibuat

sesuai dengan kebutuhan pasien.

6. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada An.D dengan febris, tindakan dapat

dilakukan dengan baik sesuai perencanaan yang telah disusun dan

mendapatkan hasil yang maksimal karena adanya dukungan keluarga.

Untuk pelaksanaan terdapat kesenjangan antara teori dan praktik dilahan

yaitu pada lahan dalam pemberian antipiretik tidak dilkukan kolaborasi

dengan dokter spesialis anak sedangkan dalam teori dilakukan

kolaborasi dengan dokter spesialis anak dalam pemberian antipiretik

pada balita sakit febris.

7. Setelah diberikan asuhan kebidanan selama empat hari dan

evaluasi, maka diperoleh hasil keadaan umum An. D baik, panas turun

dari 38,9
0 0
C menjadi 36,6 C, dan tidak terjadi kejang pada anak. Sehingga antara

teori dan praktek tidak ada kesenjangan.

8. Sebagai bidan jika memberikan terapi akan lebih baik berkolaborasi

dengan Dokter Spesialis Anak agar pemberian lebih optimal.


B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran dari penulis yaitu :

1. Bagi Peneliti

Diharapkan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang lebih

efektif dalam memberikan asuhan kebidanan.

2. Bagi Profesi

Diharapkan dapat menambah referensi dan wawasan dalam pelaksanaan

asuhan kebidanan pada balita sakit febris.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat digunakan sebagai sumber referensi dalam penerapan

asuhan kebidanan khususnya pada balita sakit febris.

4. Bagi Blud Rsud Kota Subulussalam

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

pemberian pelayanan kebidanan khususnya pada balita sakit febris.


DAFTAR PUSTAKA

Ardinasari E, 2016. Buku Pintar Mencegah & Mengobati Penyakit Bayi & Anak.
Jakarta : Penerbit Bestari
Arikunto, 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT
Rineka Cipta
Atika, Dyah P.D. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Balita Sakit An. A Umur 3
Tahun dengan Febris di BPM Al-Firdaus Kismoyoso Ngemplak
Boyolali. KTI DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Dinkes Kabupaten Karanganyar, 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar
Tahun 2014. Karanganyar : Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar
Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2014. Profil Kesehatan Profinsi Jawa Tengah
Tahun 2014. Semarang : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Hidayat, 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Anallisis Data. Jakarta :
Salemba Medika
Kemenkes RI. 2015. Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
.Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI.
Manggiasih V.A, Jaya P, 2016. Buku ajarAsuhan Kebidanan Pada Neonatus,
Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolah. Jakarta : CV. Trans Info Media
Maryunani, 2016. Manajemen Kebidanan. Jakarta : CV. Trans Info Medika
Matondang C.S, Wahidiyat I, Sastroasmoro S, 2013. Diagnosis Fisis Pada Anak,
Edisi 5. Jakarta : PT Sagung Seto
Muslihatun W.N, Mufdlilah, Setiyawati N, 2009. Dokumentasi Kebidanan.
Yogyakarta : Fitramaya
Notoatmodjo S, 2010. Metode Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi. Jakarta :
Rineka Cipta
Riandita A, 2012. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Demam
Dengan Pengelolaan Demam Pada Anak. Jurnal Kedokteran 2012.
Universitas Diponegoro.Semarang
Septiari, 2012. Mencetak Balita Cerdas Dan Pola Asuh Orang Tua. Yogyakarta :
Nuha Medika
Sihaloho U.K, 2015. Kejang Demam Kompleks. Jurnal Kedokteran 2015.
Universitas Lampung
Sodikin, 2012. PrinsipPerawatan Demam Pada Anak. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Sudarmoko, 2013. Pegangan Wajiib Kesehatan Balita. Yogyakarta : Gelar
Sujarweni, 2014. Metodologi Penilitian. Yogyakarta : Pustaka Barupress
Sulistyaningsih, 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta : Graha
Ilmu
Suriadi dan Yuliani R, 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 2. Jakarta :
CV. Sagung Seto
Susilowati, Tri. 2012. Asuhan Kebidanan Balita Sakit An. A dengan Febris
di PKD Ngudi Waras Jabung Sragen. KTI DIII Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta
Varney, M. Kriebs, Gegor C.L, 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4.
Jakarta : EGC
Walyani, 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka
Barupress
Yulifan dan Suracmindari, 2013. Konsep Kebidanan. Jakarta : Salemba Medik
Lampiran kasus

1. Pasien An. K, U : 6 bulan

S. Ibu datang ke poli anak ingin memeriksakan bayinya, mengatakan bayinya BAB kurang
lebih 7 kali sejak tadi malam, konsistensi encer disertai lendir, bayi tampak lemah juga rewel
dan kehausan. Bayi malas menyusui serta badannya panas

O. T 36,5°c, HR 135x/m, RR 35 x/m, BB 6,1 kg, PB 58 cm

Mata sedikit cekung,ubun-ubun besar cekung, bibir dan lidah tampak kering, tugor kulit bila
dicubit kembali lambat dan perut sedikit kembung.

A. Bayi Usia 6 bulan dengan GE + Dehidrasi Sedang


P.

1. Kolaborasi dengan dokter Spesialis Anak

2. Memberitahukan ibu keadaan anaknya dan harus segera di rawat inap agar mendapatkan
penataksanaan selanjutnya

3. Melakukan pemberian cairan ( dehidrasi awal )

4. Memberitahukan ibu untuk sesering mungkin memberikan Asi pada bayinya

5. Melakukan pendokumentasian

2. Pasien An.I, U : 15 bulan

S. Ibu datang ke poli anak untuk


memeriksakan anaknya, ibu mengatakan anaknya batuk pilek sudah sejak 2 hari yang lalu.

O. T 37°c, HR 110x/m, RR 33 x/m, BB 8,4 kg, PB 86 cm


Dada : tidak ada bunyi stridor dan tidak ada bunyi weeizing
A. Batita 15 bulan dengan ISPA

P.
1. Kolaborasi dengan dokter Spesialis anak
2. Memberitahukan ibu keadaan anaknya
3. Menganjurkan ibu memberikan anak nutrisi yag seimbang
4. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan
5. Menganjurkan pada ibu untuk anak istirahat cukup
6. Memberikan terapi obat yang dokter berikan
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kontrol ulang
8. Melakukan pendokumentasian

3. Pasien An.G, U : 4 tahun

S. Ibu datang ke poli anak untuk memeriksakan anaknya, ibu mengatakan anaknya demam
tinggi naik turun sudah 4 hari

O. T 38,8°c, HR 110x/m, RR 36 x/m, BB 16 kg, PB 94 cm

Muka : Pucat

Lidah : Lidah kotor dan bibir kering

A. Balita berusia 4 tahun dengan Febris


P.
1. Kolaborasi dengan dokter Spesialis anak
2. Memberitahukan kepada ibu keadaan anaknya
3. Menganjurkan ibu untuk memberikan banyak minum pada anaknya
4. Menganjurkan ibu mengompres anak dengan air hangat
5. Menganjurkan ibu memakaikan pakaian yang tipis pada anaknya
6. Memberikan terapi obat yang dokter spesialis berikan
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kontrol ulang
8. Melakukan pendokumentasian
4. Pasien An T, U : 6 bulan

S. Ibu datang ke poli anak ingin memeriksakan anaknya, ibu mengatakan anaknya sudah 12
kali BAB dalam 2 hari ini, konsistensi BAB nya encer disertai lendir. Anak minum kuat dan
mau makan.

O. T 37,5°c, HR 135x/m, RR 36 x/m, BB 7 kg, PB 58 cm

Mata sedikit cekung,ubun-ubun besar normal, bibir dan lidah tidak kering, tugor kulit bila
dicubit kembali cepat dan perut sedikit kembung

A. Bayi berusia 6 bulan dengan GE

P.
1. Kolaborasi dengan dokter spesialis
2. Memberitahukan kepada ibu keadaan anaknya
3. Menganjurkan ibu memberikan pisang berangan dan memberikan makanan berstektur
lunak
4. Menganjurkan ibu memberikan minum yang cukup
5. Menganjurkan ibu untuk segera menganti popok bayi bila BAB untuk menghindari iritasi
6. Memberikan terapi obat yang di berikan dokter spesialis
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kontrol ulang
8. Melakukan pendokumentasian

5. Pasien An.E, U: 2 thn

S. Ibu datang ke poli anak ingin memeriksakan perkembangan anaknya

O. T 37°c, HR 90x/m, RR 30 x/m, BB 12 kg, PB 90 cm

Lingkar kepala 39 cm

Lingkar dada 40 cm

A. Batita berusia 2 tahun dengan tumbuh kembang normal

P.

1.Kolaborasi dengan dokter spesialis anak


2.Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan tumbuh kembang anaknya normal

3. Memberitahukan ibu untuk memberikan stimulasi perkembangan pada anaknya

4. Memberitahukan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada bulan depannya untuk
melakukan tes

5. Melakukan pendokumentasian

6. Pasien An.A, U : 5 Thn

S. Ibu datang ke poli anak untuk

memeriksakan anaknya, ibu mengatakan anaknya batuk pilek sudah sejak 4 hari yang lalu.

O. T 37°c, HR 110x/m, RR 33 x/m, BB 17 kg, PB 99 cm

Dada : tidak ada bunyi stridor dan tidak ada bunyi weeizing

A. Balita 5 Tahun dengan ISPA

P.

1. Kolaborasi dengan dokter Spesialis anak

2. Memberitahukan ibu keadaan anaknya

3. Menganjurkan ibu memberikan anak nutrisi yag seimbang

4. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan

5. Menganjurkan pada ibu untuk anak istirahat cukup

6. Memberikan terapi obat yang dokter berikan

7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kontrol ulang

8. Melakukan pendokumentasian
7. Pasien An. U, U: 8 bln

S. Ibu datang ke poli anak untuk memeriksakan anaknya, ibu mengatakan anaknya demam
sudah 3 hari

O. T 38,5°c, HR 130x/m, RR 36 x/m, BB 8,5 kg, PB 59 cm

Muka : Pucat

Lidah : Lidah kotor dan bibir kering

A. Balita berusia 8 bulan dengan Febris

P.

1. Kolaborasi dengan dokter Spesialis anak

2. Memberitahukan kepada ibu keadaan anaknya

3. Menganjurkan ibu untuk memberikan banyak minum pada anaknya

4. Menganjurkan ibu mengompres anak dengan air hangat

5. Menganjurkan ibu memakaikan pakaian yang tipis pada anaknya

6. Memberikan terapi obat yang dokter spesialis berikan

7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kontrol ulang

8. Melakukan pendokumentasian

8. Pasien An Z, U : 7thn

S. Ibu datang ke poli anak ingin memeriksakan anaknya, ibu mengatakan anaknya sudah
seminggu susah makan dikarenakan nyeri saat menelan.

O. . T 37,5°c, HR 100x/m, RR 30 x/m, BB 20 kg, PB 115 cm

Rongga mulut : nampak kemerahan dan bercak putih

A. Anak berusia 7 tahun dengan tonsilitis


P.
1. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak
2. Memberitahukan kepada ibu keadaan anaknya
3. Menganjurkan ibu memberi air minum yang cukup
4. Menganjurkan ibu memberi makanan yang lunak pada anak
5. Menganjurkan pada ibu agar anak istirahat yang cukup
6. Memberikan terapi sesuai anjuran dokter spesialis anak
7. Menaganjurkan ibu untuk melakukan kontrol ulang
8. Melakukan pendokumentasian

9. Pasien An.K, U : 3 thn

S. Ibu datang ke poli anak untuk memeriksakan anaknya, ibu mengatakan anaknya demam
sudah 2 hari

O. T 38,5°c, HR 130x/m, RR 36 x/m, BB 13 kg, PB 88 cm

Muka : Pucat

Lidah : Lidah kotor dan bibir kering

A. Batita berusia 3 tahun dengan Febris

P.

1. Kolaborasi dengan dokter Spesialis anak

2. Memberitahukan kepada ibu keadaan anaknya

3. Menganjurkan ibu untuk memberikan banyak minum pada anaknya

4. Menganjurkan ibu mengompres anak dengan air hangat

5. Menganjurkan ibu memakaikan pakaian yang tipis pada anaknya

6. Memberikan terapi obat yang dokter spesialis berikan

7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kontrol ulang

8. Melakukan pendokumentasian
10. Pasien An.Y, U : 6 thn
S. Ibu datang ke poli anak ingin memeriksakan anaknya, ibu mengatakan anaknya nyeri
untuk menelan, gelisah tidur dimalam hari

O. T 37,°c, HR 100x/m, RR 30 x/m, BB 20 kg, PB 110 cm


Rongga mulut : nampak kemerahan dan bercak putih

A. Anak berusia 6 tahun dengan tonsilitis

P.
1. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak
2. Memberitahukan kepada ibu keadaan anaknya
3. Menganjurkan ibu memberi air minum yang cukup
4. Menganjurkan ibu memberi makanan yang lunak pada anak
5. Menganjurkan pada ibu agar anak istirahat yang cukup
6. Memberikan terapi sesuai anjuran dokter spesialis anak
7. Menaganjurkan ibu untuk melakukan kontrol ulang
8. Melakukan pendokumentasian

Anda mungkin juga menyukai