Anda di halaman 1dari 4

MATERI THAHARAH

1. Pengertian Thaharah
Dilansir dari NU Online, pengertian thaharah adalah bersuci dari hadas dan najis.
Thaharah ini tidak sebatas membersihkan badan.
Suci dari hadas berarti melakukannya dengan berwudu, tayamum, serta mandi,
sedangkan suci dari najis yaitu haru menghilangkan kotoran yang ada di badan,
pakaian, dan tempat.
Thaharah memang sangat berkaitan dengan ibadah salat sebagai salah satu syarat sah
salat supaya diterima Allah SWT.

2. Macam-Macam Thaharah
Macam-macam thaharah terbagi menjadi dua. Ada thaharah ma'nawiyah beserta
thaharah hissiyah. Berikut penjelasannya.

1. Thaharah Ma'nawiyah
Thaharah ma'nawiyah merupakan bersuci secara rohani dengan membersihkan segala
penyakit hati seperti riya, iri, dengki, atau hal lainnya.

Perlu Anda tahu bahwa sebelum melakukan thaharah hissiyah, orangnya harus lebih
dulu thaharah ma'nawiyah karena sesungguhnya bersuci harus dalam keadaan bersih
dari sifat sirik.

2. Thaharah Hissiyah
Sementara thaharah hissiyah adalah bersuci jasmani, atau membersihkan bagian tubuh
dari sesuatu yang terkena najis (dari segala jenis kotoran) maupun hadas (kecil dan
besar).
Untuk membersihkan dari najis dan hadas ini, bisa dilakukan dengan menggunakan
air seperti berwudu, mandi wajib, serta tayamum (bila dalam kondisi tidak ada air).

3. Pembagian Air untuk Thaharah


Ada lima pembagian air yang akan digunakan untuk thaharah. Mulai dari air yang
tidak diperbolehkan bersuci dan air yang diperbolehkan bersuci.

1.Air suci dan menyucikan yaitu air mutlak atau masih murni sehingga dapat
digunakan bersuci dengan tidak makruh atau digunakan secukupnya tanpa berlebihan.
2.Air suci dan menyucikan yaitu air musyammas atau air yang dipanaskan dengan
matahari di tempat logam namun bukan emas.
3.Air suci tapi tidak menyucikan yaitu air musta'mal yang telah digunakan bersuci
untuk menghilangkan hadas dan najis walau tidak berubah rupa, rasa, atau bau.
4.Air haram yaitu air yang diperoleh dengan cara mencuri tanpa izin pemiliknya,
sehingga air tersebut tidak dapat menyucikan.
5.Air mutanajis yaitu air yang terkena najis atau kemasukan suatu hal najis,
sedangkan jumlahnya kurang maka tidak dapat menyucikan.
MATERI NAJIS
1. Pengertian Najis
Dilansir dari laman resmi Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, secara bahasa, najis
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dianggap kotor meskipun suci. Jika secara
harfiah, apapun yang dianggap kotor masuk dalam kategori barang najis, seperti
ingus, air ludah, sperma, dan lainnya.

Dalam ilmu fiqih, najis merupakan segala sesuatu yang dianggap kotor dan
menjadikan ibadah shalat tidak sah. Najis sendiri dibagi menjadi tiga macam, yakni
ada najis mughallazhah (najis berat), mutawassithah (najis sedang), dan najis
mukhaffafah (najis ringan).'
2. Macam-macam Najis
1. Najis Mughallazhah
Najis ini merupakan najis berat, yang termasuk ke dalamnya adalah anjing, babi, dan
binatang yang lahir dari persilangan antara anjing dan babi, atau keturunan silang
dengan hewan lain yang suci.

2. Najis Mutawassithah
Najis jenis ini merupakan najis tingkat sedang, terdapat 15 macam yang masuk ke
dalam kategori sedang, di antaranya:
 Setiap benda cair yang memabukkan (arak atau minuman keras).
 Air kencing selain kencing bayi laki-laki di bawah dua tahun yang belum
makan apa-apa selain air susu ibu.
 Madzi, yaitu cairan berwarna putih agak pekat yang keluar dari kemaluan.
 Cairan madzi biasanya keluar ketika syahwat sebelum memuncak (ejakulasi).
 Wadi, yaitu cairan putih, keruh, dan kental yang keluar dari kemaluan. Wadi
biasanya keluar setelah kencing ketika ditahan atau di saat membawa benda
berat.
 Tinja atau kotoran manusia.
 Kotoran hewan, baik yang bisa dimakan dagingnya atau tidak.
 Air luka yang berubah baunya.
 Nanah, baik kental atau cair.
 Darah, baik darah manusia atau lainnya, selain hati dan limpa.
 Air empedu.
 Muntahan, yakni benda yang keluar dari perut ketika muntah.
 Kunyahan hewan yang dikeluarkan dari perutnya.
 Air susu hewan yang tidak bisa dimakan dagingnya. Sedangkan air susu
manusia dihukumi suci, kecuali jika keluar dari anak perempuan yang belum
mencapai umur baligh (9 tahun), maka dihukumi najis. Semua bagian tubuh
dari bangkai, kecuali bangkai belalang, ikan, dan jenazah manusia. Yang
dimaksud bangkai dalam istilah fikih adalah hewan yang mati tanpa melalui
sembelihan secara syara' seperti mati sendiri, terjepit, ditabrak kendaraan, atau
lainnya.
Organ hewan yang dipotong/terpotong ketika masih hidup (kecuali bulu atau
rambut hewan yang boleh dimakan dagingnya).
3. Najis Mukhaffafah
Najis ini termasuk jenis yang ringan. Beberapa yang masuk ke dalam kategori ringan
adalah:
 Kencing bayi laki-laki yang belum makan apa-apa selain ASI dan belum
mencapai umur 2 tahun. Sedangkan, untuk bayi perempuan masuk ke dalam
kategori sedang (Mutawassithah).
4. Cara Mensucikan Najis
1. Najis Mughallazhah
Langkah-langkah mensucikan najis mughallazhah adalah:
Hilangkan terlebih dahulu bentuk atau wujud najisnya dengan benda apa pun yang
bisa menghilangkan wujud atau bentuk najisnya, seperti tisu, kertas, serabut kelapa,
dan lain-lain.
Jika sudah tidak ada bentuk atau wujudnya, statusnya berubah menjadi najis
hukmiyyah dan masih dihukumi najis meskipun sudah tidak ada wujudnya.
Setelah kering, siram atau basuh benda yang terkena najis mughallazah yang sudah
dihilangkan wujudnya tersebut dengan air sebanyak tujuh kali, yang salah satu
basuhannya dicampur dengan debu yang suci. Bisa pula dengan lumpur atau pasir
yang mengandung debu.
Campuran debu bisa diletakkan dalam basuhan yang mana saja, tetapi yang lebih
utama pada saat basuhan pertama.
Jika air yang digunakan adalah air keruh dengan debu, semisal air banjir, maka sudah
dianggap cukup tanpa harus mencampurnya dengan debu.
2. Najis Mutawassithah
Langkah-langkah mensucikan najis mutawassithah adalah:
Hilangkan terlebih dahulu bentuk atau wujud najisnya dengan tisu, kertas, serabut
kelapa, atau lainnya.
Setelah wujud najisnya sudah tidak ada (berubah menjadi najis hukmiyyah) dan
mengering, siram atau basuh benda atau tempat tersebut dengan air sampai merata ke
semua bagian yang terkena najis.
3. Najis Mukhaffafah
Cara menyucikan najis mukhaffafah adalah:
Hilangkan dahulu wujud atau bentuk najisnya dengan tisu, kertas, kain lap, serabut
kelapa, dan lain-lain.
Setelah tidak ada bentuknya dan sudah kering, percikkan air pada tempat yang terkena
najis meskipun tidak mengalir.

Anda mungkin juga menyukai