Konteks Tugas Konselor - Kelompok 12
Konteks Tugas Konselor - Kelompok 12
Disusun oleh:
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa umat-Nya menuju jalan yang terang benderang sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konteks Tugas Konselor pada
program studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Nusantara PGRI Kediri. Semua ini tidak lepas dari bantuan dan keterlibatan dari berbagai pihak
yang telah mendukung dan memberikan bantuan, baik ide, pikiran maupun tenaga. Kami semua
mengucapkan terimakasih, khususnya kepada anggota kelompok 12 yang sangat berperan penting
dalam penyusunan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kedepannya dan bisa menjadi makalah
penelitian. Untuk selanjutnya kami berharap adanya masukan, baik berupa kritik maupun saran
untuk menyempurnakan makalah ini, terimakasih.
Kelompok 12
DAFTAR ISI
BAB I...............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................................................4
1.3 TUJUAN..........................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................................5
ISI.................................................................................................................................................................... 5
2.1 PENGERTIAN KONTEKS TUGAS KONSELOR................................................................................6
2.2 KOMPONEN PENDIDIKAN................................................................................................................6
2.3 KOMPETENSI KONSELOR.................................................................................................................9
2.4 WILAYAH KERJA GURU BK/KONSELOR......................................................................................10
BAB III..........................................................................................................................................................11
PENUTUP.....................................................................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan adalah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut Driyakarya, pendidikan adalah pemanusian atau pengembangan manusia muda ke
taraf insani. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan merupakan tuntutan bagi
pertumbuhan anak-anak. Berdasarkan pengertian tentang pendidikan, dapat di rumuskan bahwa
pendidikan bisa di artikan yaitu, pendidikan mengandung pembinaan kepribadian,
pengembangan kemampuan, atau potensi yang perlu di kembangkan dari yang belum tahu
menjadi tahu.
Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu
kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara,
fasilitator, dan instruktur (UUNo. 20Tahun 2003 pasal 1 ayat 6). Kesejajaran posisi ini tidaklah
berarti bahwa semua tenaga pendidik itu tanpa keunikan konteks tugas dan ekspestasi kerja.
Demikian juga konselor memiliki keunikan konteks kerja dan ekspektasi kinerja yang tidak
persis sama dengan guru. Hal ini mengandung implikasi bahwa untuk masing-masing kualifikasi
pendidik, termasuk konselor, perlu disusun standar kualifikasi akedemik dan kompetensi
berdasar kepada konteks tugas dan ekspektasi kinerja masing-masing.
Dengan mempertimbangkan berbagai kenyataan serta pemikiranyangtelah dikaji, bisa
ditegaskan bahwa pelayanan ahli bimbingan dan konseling yang dianggap oleh konselor berada
dalam konteks tugas ”kawasan pelayanan yang bertujuan mendirikan individu dalam menavigasi
perjalanan hidupnya melalui pengambilan keputusan tentang pendidikan termasuk yang terkait
dengan keperluan untuk memilih, meraih serta mempertahankan karir untuk mewujudkan
kehidupan yang produktif dan sejahtera, serta untuk menjadi warga masyarakat yang peduli
masalah umum melalui pendidikan”.
Sedangkan ekspektasi kinerja konselor yang mampu pelayanan bimbingan dan konseling
selalu digerakan motif alturistik dalam arti selalu menggunakan penyikapan yang empatik,
menghormati keragaman, serta mengedepankan kemaslahatan pengguna pelayanannya,
dilakukan dengan selalu mencermati kemungkinan dampak jangka panjang dari tindak
pelayanannya itu terhadap pengguna pelayanan, sehingga pengampu pelayanan profesional itu
juga dinamakan ”the reflective practitioner”.
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut ini tujuanpenulisan makalah:
1. Menjelaskan Apa Saja Komponen Pendidikan.
2. Menjelaskan Apa Saja Kompetensi Yang Harus Dimiliki Konselor.
3. Menjelaskan Wilayah Kerja Guru BK/Konselor.
BAB II
ISI
Ada tiga komponen penting yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan, diantaranya
peserta didik, pendidik dan materi yang akan diberikan. Komponen lain seperti alat dan fasilitas
pendidikan, metode pendidikan, dan lingkungan pendidikan berperan sebagai komponen
pendukung. Meski tiga komponen utama telah dipenuhi sebagai syarat utama terjadinya proses
pendidikan, namun komponen pendukung lainnya juga perperan penting. Dalam hal ini, antara
komponen yang satu dengan yang lain sangatlah saling berhubungan. Jika sebuah lembaga
pendidikan menginginkan pendidikan di lembaganya berjalan dan berkembang dengan baik,
adanya komponen pendukung ini sangat diperlukan. Karena dengan demikian, pendidik dapat
menyalurkan ilmunya dengan maksimal dan peserta didik pun dapat menerima materi
pembelajaran dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA