Anda di halaman 1dari 11

51

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK


WRITE (TTW) TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA PESERTA
DIDIK KELAS VIII MTS

Irwandani
Program Studi Pendidikan Fisika, FTK IAIN Raden Intan Lampung; E-mail: dirwansurya@yahoo.co.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan seberapa besar pengaruh
strategi pembelajaran TTW pada peserta didik kelas VIII MTs Al-Hikmah Bandar Lampung. Metode
penelitian menggunakan kuasi eksperimen dengan desain Control Group Pretest-Posttest. Sampel
penelitian terbagi dalam dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen
menggunakan pembelajaran dengan strategi TTW sementara kelas kontrol menggunakan strategi
pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa kelas eksperimen
diperoleh N-gain sebesar 0,609 sementara untuk kelas kontrol diperoleh N-gain sebesar 0,561.

Kata kunci: prestasi belajar, strategi belajar, think talk write.


52

PENDAHULUAN kemampuan yang dimiliki peserta didik.


Pendidikan yang berkualitas Sehingga jika guru mampu memilih dan
merupakan cerminan dari kemajuan suatu menggunakan strategi pembelajaran yang
bangsa, karena pendidikan merupakan salah sesuai dengan kondisi, situasi dan
satu komponen bangsa yang sangat penting kebutuhan peserta didik maka prestasi
untuk menentukan kualitas, kecerdasan dan belajar peserta didik juga akan mengalami
kemajuan bangsa itu sendiri. Pendidikan peningkatan.
memiliki peranan penting dalam kehidupan Namun, berdasarkan hasil observasi
yaitu sebagai media strategis untuk yang dilakukan peneliti di salah satu MTs
meningkatkan sumber daya manusia suatu di Bandar Lampung diketahui bahwa dari
negara. empat kelas yang dijadikan data ternyata
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 sekitar 70 % peserta didik mendapat nilai di
menyatakan bahwa tujuan pendidikan bawah Kriteria Ketuntasan Mengajar
nasional adalah mengembangkan potensi (KKM) yang telah ditetapkan.
peserta didik agar menjadi manusia yang Berdasarkan data tersebut, peneliti
beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, menduga terdapat masalah pada saat proses
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, belajar mengajar. Dugaan tersebut
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara diperkuat dengan adanya hasil wawancara
yang demokratis serta bertanggung jawab dengan guru IPA yang mengajar di MTs
(Trianto, 2010). Dalam hal ini semua satuan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara
pendidikan tentunya hendak mencapai diketahui bahwa dalam proses mengajar
tujuan pendidikan nasional. guru belum menggunakan strategi
Untuk mencapai hal tersebut, maka pembelajaran yang bervariasi. Hal ini
diperlukan upaya yang sistematis dan ditunjukkan dengan pembelajaran yang
berkesinambungan. Salah satunya adalah diterapkan masih cenderung teacher
dengan berupaya untuk terus memperbaiki centered atau berpusat pada guru dengan
kualitas pembelajaran. Belajar dan penerapan metode ceramah dan diskusi
pembelajaran merupakan suatu proses yang yang kurang terarah.
dilakukan seseorang untuk memperoleh Oleh karena itu, diperlukan strategi
suatu perubahan secara menyeluruh sebagai pembelajaran yang senantiasa digunakan
hasil dari interaksi dengan lingkungan dan dan dikembangkan oleh guru untuk
pengalamannya sendiri serta bersifat terus mengkonstruksi pembelajaran IPA dengan
menerus. Proses belajar yang ideal adalah baik dan benar. Strategi pembelajaran yang
adanya interaksi antara guru dengan peserta baik adalah strategi yang dapat
didik yang terjadi di dalam kelas, serta mengembangkan aktivitas, interaksi,
penerapan model, strategi, metode dan komunikasi, menalar, serta melibatkan
media pembelajaran yang tepat dan peserta didik secara keseluruhan. Strategi
mendukung. pembelajaran yang memungkinkan peserta
Strategi pembelajaran adalah cara didik untuk berinteraksi satu sama lain
yang akan digunakan oleh pengajar untuk diantaranya adalah strategi pembelajaran
memilih kegiatan belajar yang akan Think Talk Write (TTW).
digunakan selama proses pembelajaran Strategi pembelajaran Think Talk
(Uno, 2012). Dalam proses belajar Write (TTW) adalah sebuah pembelajaran
penggunaan strategi pembelajaran yang yang dimulai dengan berfikir melalui bahan
tepat sangat diperlukan, karena strategi bacaan (menyimak, mengkritis, dan
pembelajaran memiliki peran penting yaitu alternatif solusi), hasil bacaannya
untuk menciptakan suasana belajar yang dikomunikasikan dengan presentasi,
efektif, menyenangkan dan mengaktifkan diskusi, dan kemudian membuat laporan
53

hasil presentasi (Hamdayana, 2014). Dalam siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kegiatan ini proses berfikir dapat dilihat kelompok kecil secara kolaboratif yang
dari proses membaca suatu teks kemudian anggota kelompoknya teridi dari 4-6 orang
membuat catatan tentang apa yang telah dengan struktur kelompok yang bersifat
dibaca lalu ditulis dengan menggunakan heterogen. Sedangkan menurut Kunandar
bahasa sendiri. Melalui strategi (2011) model pembelajaran kooperatif
pembelajaran TTW peserta didik juga adalah pembelajaran yang secara sadar dan
diajarkan untuk berfikir dengan tahap sengaja mengembangkan interaksi yang
awalnya membaca bahan bacaan yang saling asuh antar siswa untuk menghindari
disediakan kemudian berpikir dan yang ketersinggungan dan kesalah pahaman yang
terakhir adalah menulis. dapat menimbulkan permusuhan.
Beberapa penelitian terdahulu terkait Selanjutnya Lie (2008) menyebutkan
dengan penelitian TTW adalah penelitian bahwa pelaksanaan prosedur model
yang dilakukan oleh Inayah (2008) pada cooperative learning dengan benar akan
kelas matematika mengemukakan bahwa memungkinkan pendidik mengelola kelas
rata-rata hasil belajar matematika peserta dengan lebih efektif.
didik MTs yang menggunakan strategi ini Berdasarkan pengertian di atas dapat
lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar disimpulkan bahwa model pembelajaran
matematika yang menggunakan kooperatif merupakan model pembelajaran
pembelajaran konvensional. Akan tetapi yang secara aktif melibatkan peserta didik
temuan itu dibantah oleh penelitian dalam kegiatan kelompok untuk
Maesaroh (2010), yang mengemukakan memecahkan suatu permasalahan dan
bahwa tidak terdapat pengaruh yang mencapai tujuan pembelajaran.
signifikan dari penerapan strategi Tujuan pembelajaran koopertaif
pembelajaran TTW terhadap hasil belajar adalah agar peserta didik dapat belajar
fisika peserta didik SMA. secara berkelompok, saling menghargai
Berdasarkan hasil review dari pendapat dan memberikan kesempatan
penelitian-penelitian terdahulu tersebut, kepada orang lain utuk mengemukakan
maka peneliti berupaya untuk melakukan gagasannya (Isjoni, 2013). Adapun dalam
penelitian lanjutan dengan tujuan untuk penerapannya menurut Ibrahim dalam
mengetahui sejauh mana strategi Hamdayana (2014) menyebutkan bahwa
pembelajaran TTW mampu memberikan manfaat dari pembelajaran kooperatif yaitu:
pengaruh yang signifikan terhadap prestasi 1) Meningkatkan pencurahan waktu
belajar IPA fisika untuk peserta didik MTs. pada tugas.
2) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi.
KAJIAN PUSTAKA 3) Angka putus sekolah menjadi lebih
1. Pembelajaran Kooperatif rendah.
Model pembelajaran merupakan 4) Penerimaan terhadap perbedaan
landasan atau acuan yang digunakan dalam individu menjadi lebih besar.
praktik pembelajaran dan merupakan hasil 5) Memperbaiki kehadiran.
dari buah pemikiran serta penurunan teori 6) Perilaku mengganggu menjadi lebih
psikologi pendidikan dan teori belajar yang kecil.
dirancang dan disusun berdasarkan 7) Konflik anatar pribadi berkurang.
kurikulum yang disesuaikan dengan 8) Sikap apatis berkurang.
perkembangan dunia pendidikan. 9) Pemahaman yang lebih mendalam.
Salvin dalam Solihatin (2008) 10) Motivasi belajar lebih besar.
mengatakan bahwa cooperative learning 11) Hasil belajar lebih tinggi.
adalah suatu model pembelajaran dimana
54

12) Meningkatkan kebaikan budi tujuan. Tujuan yang dimaksud dalam hal ini
pekerti, kepekaan, dan toleransi. adalah prestasi belajar peserta didik.
Sementara itu, menurut Rima dkk (2013) Aktivitas think (berfikir) peserta didik
mengatakan bahwa manfaat dari cooperatif melakukan diskusi dengan dirinya sendiri
learning antara lain dapat meningkatkan melalui bahan bacaan baik itu berupa LKS,
aktifitas belajar siswa dan prestasi lembar diskusi dan lain-lain yang berisi
akademik, membantu siswa dalam tentang pemecahan terhadap suatu masalah
mengembangkan keterampilan yang diberikan, kemudian mencatat hal-hal
berkomunikasi secara lisan, keterampilan yang berkaitan dengan penyelesaian
sosial siswa, meningkatkan rasa percaya masalah baik berupa langkah-langkah, buah
diri siswa, meningkatkan hubungan positif pemikiran atau yang lainnya dalam bentuk
antar siswa. catatan kecil dengan menggunakan
bahasanya sendiri.
2. Strategi Pembelajaran Think Talk Pada tahap selanjutnya yaitu talk
Write (TTW) (berbicara), dalam tahap ini peserta didik
Strategi Think talk write (TTW) diminta untuk melakukan kegiatan berupa
merupakan strategi pembelajaran untuk berkomunikasi dan berinteraksi
melatih keterampilan peserta didik dalam menggunakan bahasa yang dapat dipahami
menulis (Shoimin, 2013). Secara etimologi, oleh anggota kelompoknya untuk
think diartikan dengan “berpikir”, talk membahas tentang penyelesaian dari
diartikan dengan “berbicara”, sedangkan masalah yang diberikan. Pada proses ini
write diartikan sebagai “menulis”. Strategi secara tidak langsung peserta didik dilatih
pembelajaran ini diperkenalkan oleh kemampuan berbicaranya melalui
Huinker & Laughlin tahun 1996 mengungkapkan dan merefleksikan
(Hamdayama, 2014), yang menyebutkan pemikirannya kepada anggota
bahwa strategi pembelajaran ini pada kelompoknya.
dasarnya dibangun melalui berfikir, Dalam proses ini guru berfungsi
berbicara, dan menulis. sebagai fasilitator serta memantau jalannya
Menurut Huda (2014) Think Talk proses komunikasi antar peserta didik dan
Write (TTW) adalah strategi yang mengarahkan kelompok dalam memahami
memfasilitasi latihan berbahasa secara lisan materi jika terjadi kesulitan. Guru juga
dan menulis bahasa tersebut dengan lancar, berperan penting sebagai motivator, dalam
dan memiliki sintak yakni think (berfikir), hal ini guru harus meberikan dorongan atau
talk (berbicara/ berdiskusi), dan write motivasi kepada seluruh peserta didik agar
(menulis). Strategi pembelajaran TTW mereka mempunyai keberanian untuk
adalah strategi pembelajaran yang dimulai menyampaikan pemikrannya dan
dari alur berfikir melalui bahan bacaan menjadikan kegiatan diskusi dapat berjalan
(menyimak, mengkritisi dan alternatif dengan aktif.
solusi), selanjutnya berbicara dengan Tahap yang ketiga yaitu write
melakukan diskusi, presentasi dan terakhir (menulis), pada tahap ini peserta didik
menulis dengan membuat laporan hasil menuliskan hasil pemikiran yang telah
diskusi maupun presentasi (Suyanto, 2009). dikolaborasikan dengan diskusi kelompok
Berdasarkan penjelasan di atas yang dan ditulis pada LKS yang disediakan.
dimaksud dengan strategi pembelajaran Aktivitas menulis ini membantu peserta
TTW adalah strategi pembelajaran yang didik dalam menganalisa pemikirannya dan
mengabungkan berbagai kemampuan teman diskusinya kemudian
seperti (berpikir, berbicara, dan menulis) menghubungkan dan dituangkan dalam
kedalam satu kegiatan untuk mencapai satu bentuk tulisan. Dalam aktivitas menulis ini
55

dapat juga diamanfaatkan oleh guru untuk sehingga guru tidak perlu mengulang materi
memantau sejauh mana pemahaman konsep secara keseluruhan. Dalam kegiatan ini
yang diterima oleh peserta didik serta presentasi disampaikan oleh salah seorang
memantau kesalahan peserta didik, perwakilan kelompok untuk menyampaikan
miskonsepsi, dan konsepsi peserta didik. hasil diskusi dengan kelompoknya dan
Menurut Maritis Yamin dalam Jumanta, ditanggapi oleh kelompok lain. Setelah itu
aktivitas selama siswa dalam tahap write ini baru peserta didik diminta untuk
adalah (1) menulis solusi terhadap masalah, menyimpulkan materi yang disampaikan
(2) mengorganisasikan semua pekerjaan secara bersama-sama.
langkah demi langkah, (3) mengoreksi
semua pekerjaan, (4) meyakini bahwa 3. Langkah-Langkah Strategi
pekerjaannya yang terbaik (Hamdayana, Pembelajaran Think Talk Write
2014) (TTW)
Tahap terakhir dari strategi Menurut Mahftuh dan Nurmani dalam
pembelajaran ini adalah presentasi. Tujuan Hamdayana (2014) disebutkan bahwa
dari presentasi ini adalah untuk berbagi langkah-langkah untuk melaksanakan TTW
informasi dari masing-masing kelompok, adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Langkah Strategi Pembelajaran Think Talk Write (TTW)


No Kegiatan guru Aktivitas siswa
1 Guru menjelaskan tentang Think Talk Write. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Memahami tujuan pembelajaran.
Guru menjelaskan sekilas tentang materi yang Siswa memperhatikan dan berusaha
3
akan didiskusikan. memahami materi.
Guru membentuk siswa dalam kelompok, setiap Siswa mendengarkan kelompoknya.
4 kelompok terdiri atas 3-5 orang siswa (yang
dikelompokkan secara heterogen)
Guru membagikan LKS kepada setiap siswa. Menerima dan mencoba memahami LKS
Siswa membaca soal LKS, memahami masalah kemudian membuat catatan kecil untuk
5
secara individual, dan dibuatkan catatan kecil diskusi dengan teman kelompoknya.
(think).
Mempersiapkan siswa untuk berinteraksi dengan Siswa berdiskusi untuk merumuskan
6 teman kelompok untuk membahas isi LKS (talk). kesimpulan sebagai hasil dari diskusi
Guru sebagai mediator lingkungan belajar. dengan anggota kelompoknya.
Mempersiapkan siswa menulis sendiri Menulis secara sistematis hasil diskusinya
pengetauhan yang diperolehnya sebagai hasil untuk dipresentasikan.
7
kesepakatan dengan anggota kelompoknya
(write).
Guru meminta masing-masing kelompok Siswa mempresentasikan hasil diskusinya.
8
mempresentasikan pekerjaannya
Guru meminta siswa dari kelompok lain untuk Siswa menangapi jawaban temannya.
9
menanggapi jawaban dari kelompok lain.

Beberapa komponen penting yang 3) Buku bacaan yang sesuai dengan


dapat mempelancar dan berperan penting topik materi yang diajarkan dengan
dalam proses belajar dengan menggunakan jumlah yang banyak dan bervariasi.
strategi pembelajaran TTW adalah sebagai 4) Beberapa teknik pembelajaran yang
berikut: mempunyai peranan cukup penting
1) Guru yang berkompeten dan dalam terlaksananya strategi Think
profesional. Talk Write dalam pembelajaran,
2) Anak didik yang aktif dalam proses agar dapat tercapai tujuan yang telah
pembelajaran. ditentukan.
56

Teknik Penyampaian strategi kebentuk tulisan secara sistematis


Pembelajaran TTW bukan hanya sehingga siswa akan lebih
menekankan pada pelaksanaan, dan memahami materi dan membantu
aplikasinya. Tetapi juga menyinggung siswa untuk mengkomunikasikan
teknik lain yang dapat digunakan dalam ide-idenya dalam bentuk tulisan.
pengajaran ini seperti ceramah, diskusi,
resistasi, tanya jawab dan lain-lain. 5. Kelebihan Dan Kelemahan strategi
Selanjutnya, dalam strategi pembelajaran Pembelajaran Think Talk Write
TTW aspek yang ditunjukaan adalah berupa (TTW)
berpikir kreatif, berkomunikasi, interaksi, Kelebihan strategi pembelajaran
menulis dan lain-lain. Think Talk Write (TTW) adalah sebagai
Menurut Hamdayana (2014), teknik- berikut:
teknik yang bisa digunakan sebagai 1) Mempertajam seluruh keterampilan
pengantar pelaksanaan strategi TTW dalam berpikir visual.
pembelajaran adalah diskusi, ceramah, 2) Mengembangkan permecahan yang
resistasi (pemberian tugas), tanya jawab, bermakna dalam rangka memahami
dan penemuan. materi ajar.
Dalam pelaksanaanya penggunaan 3) Dengan memberikan soal open
teknik-teknik ini dapat disesuaikan dengan minded, dapat mengembangkan
alokasi waktu yang ditentukan oleh pihak terampilan berpikir kritis dan kreatif
sekolah terhadap mata pelajaran yang akan siswa.
diajarkan dan situasi serta kondisi peserta 4) Dengan berinteraksi dan berdiskusi
didik. dengan kelompok akan melibatkan
siswa secara aktif dalam belajar.
4. Manfaat Strategi Pembelajaran Think 5) Membiasakan siswa berfikir dan
Talk Write (TTW) berkomunikasi dengan teman, guru,
Dalam Hamdayana (2014), dan bahkan dengan diri mereka
disebutkan bahwa manfaat dari strategi sendiri.
pembelajaran kooperatif tipe TTW adalah Adapun yang menjadi kelemahan
sebagai berikut: strategi pembelajaran Think Talk Write
1) Model pembelajaran berbasis (TTW) adalah sebagai berikut:
komunikasi dengan stretegi Think 1) Ketika siswa bekerja dalam
Talk Write dapat membantu siswa kelompok itu mudah kehilangan
dalam mengkonstruksi kemampuan dan kepercayaan,
pengetahuannya sendiri sehingga karena didominasi oleh siswa yang
pemahaman konsep siswa menjadi mampu.
lebih baik, siswa dapat 2) Guru harus benar-benar menyiapkan
mengkomunikasikan atau semua media dengan matang agar
mendiskusikan pemikirannya dalam menerapkan strategi Think
dengan temannya sehingga siswa Talk Write tidak mengalami
saling membantu dan saling kesulitan.
bertukar pikiran. Hal ini dapat
membantu siswa dalam memahami METODE PENELITIAN
materi yang diajarkan. Metode penelitian ini menggunakan
2) Model pembelajaran berbasis metode kuasi eksperimen atau eksperimen
komunikasi dengan strategi Think semu. Dengan desain Control Group
Talk Write dapat melatih siswa Pretest-Postest yang digambarkan dalam
untuk menuliskan hasil diskusinya tabel berikut: (Arikunto, 2013)
57

Tabel 2. Desain Penelitian indikator yang disesuaikan dengan


Kelas Pretest Perlakuan Postest kurikulum.
E T1 X T2 Setelah disusun, instrumen penelitian
K T1 Y T2 kemudian dikonsultasikan dan diberi
penilaian atau judgement oleh dosen ahli.
Ket.: Selanjutnya, instumen diujicobakan terlebih
E = Kelas eksperimen dahulu untuk melihat kualitas dan
K = Kelas kontrol kelayakannya. Adapun instrumen yang
X = Pembelajaran dengan strategi TTW layak untuk dijadikan instrumen penelitian
Y = Pembelajaran strategi konvensional berjumlah 26 istrumen dari total 33
T1 = Soal pretest (sebelum perlakuan) instrumen yang diujicobakan.
T2 = Soal postest (setelah perlakuan) Tahap selanjutnya adalah
pelaksanaan. Setelah semua perangkat dan
Populasi dalam penelitian ini adalah instrumen telah siap, maka dilakukan
seluruh peserta didik kelas VIII MTs Al- pelaksanaan penelitian. Kegiatan penelitian
Hikmah Bandar Lampung Tahun ajaran dilakukan di kelas eksperimen dan kontrol.
2014/2015. Adapun sampel yang digunakan Dalam tahap ini dilakukan juga kegiatan
dipilih dengan teknik purposive sampling pengumpulan data dengan teknik
sehingga diperoleh dua kelompok untuk pengumpulan berupa observasi,
kelas eksperimen dan kelas kontrol. dokumentasi, wawancara dan tes prestasi
Prosedur dari penelitian ini mengacu belajar (tes kognitif).
pada empat tahapan utama, meliputi studi Selanjutnya, tahap terakhir adalah
pendahuluan, persiapan, pelaksanaan dan tahap analisis dan penyusunan laporan.
analisis hasil dan penyusunan laporan. Dalam tahap analisis ini dilakukan berbagai
Kegiatan studi pendahuluan dilakukan teknik analisis data dengan menghitung
untuk memperoleh gambaran aktual tentang gain yang dinormalisasi (N-gain) dari nilai
permasalahan pembelajaran fisika di kelas. tes awal (pretest) dan tes akhir (postest)
Setelah diperoleh permasalahan melalui terhadap prestasi belajar peserta didik baik
kegiatan observasi, kemudian dilakukan yang kelas eksperimen maupun kelas
analisis terhadap masalah tersebut. Langkah kontrol. Selain itu, dilakukan pula analisis
selanjutnya adalah melakukan studi literatur terhadap hasil-hasil observasi, wawancara
untuk mencari dan menyusun langkah dan dokumentasi yang dilakukan selama
penyelesaian masalah tersebut. kegiatan penelitian. Data-data tersebut
Setelah studi pendahuluan dilakukan, kemudian diuji secara statistik dan ditelaah
peneliti kemudian melakukan tahap untuk kemudian dianalisis. Hasil analisis
persiapan. Kegiatan utama yang dilakukan digunakan untuk menguji hipotesis yang
dalam tahapan ini adalah menyusun diajukan dalam penelitian. Hasil penelitian
perangkat pembelajaran, instrumen kemudian disusun sedemikian rupa sesuai
penelitian, dan melakukan ujicoba. dengan kaidah penyusunan karya ilmiah.
Penyusunan perangkat pembelajaran terdiri
dari rencana pelaksanaan pembelajaran HASIL PENELITIAN
(RPP), lembar kerja siswa, dan soal untuk Hasil utama yang diperoleh dari
kegiatan diskusi dan segala penelitian ini adalah prestasi belajar peserta
perlengkapannya. Selanjutnya peneliti didik setelah diterapkan strategi
membuat instrumen penelitian yang terdiri pembelajaran Think Talk Write (TTW).
atas soal-soal kognitif berbentuk pilihan Berikut disajikan hasil pretest dan postest
ganda yang disusun berdasarkan indikator- dari kelas eksperimen:
58

80 75,8 kontrol adalah sebesar 70,9. Dengan rata-


70
rata N-gain yang diperoleh sebesar 0,561.
Adapun berbandingan N-gain antara
60
kelas eksperimen dan kontrol adalah
50 sebagai berikut.
38,5
40
30 0,62
0,609
0,61
20
0,6
10
0,59
0 0,58
0,57 0,561
Pretest Posttest
0,56
0,55
Gambar 1 Grafik Hasil Rata-rata Pretest dan
Posttest Kelas Eksperimen. 0,54
0,53
Dari grafik di atas diketahui bahwa N-gain
hasil rata-rata pretest yang diperoleh oleh
Eksperimen kontrol
kelas eksperimen adalah sebesar 38,5 dan
hasil rata-rata posttest yang diperoleh oleh
Gambar 3 Grafik Rata-rata Perbandingan N-
kelas eksperimen adalah sebesar 78,5. gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.
Dengan rata-rata N-gain yang diperoleh
adalah sebesar 0,609. Dari grafik di atas, diketahui bahwa
Adapun untuk kelas kontrol diperoleh rata-rata N-gain prestasi belajar peserta
hasil yang disajikan dalam grafik sebagai didik yang menggunakan strategi
berikut: pembelajaran think talk write (TTW)
sebesar 0,609, sedangkan rata-rata N-gain
80
prestasi belajar peserta didik dengan
70,9 pembelajaran konvensional sebesar 0,561.
70 Dalam penelitian ini, ada tiga jenjang
60 ranah kognitif yang diamati, yaitu C1
(pengetahuan), C2 (Pemahaman), dan C3
50
(Penerapan). Berdasarkan hasil
40 35,5 perhitungan, diketahui bahwa rata-rata
prestasi belajar peserta didik pada ranah
30
kognitif pengetahuan (C1) di kelas
20 eksperimen sebesar 30,71, pada ranah
10 kognitif pemahaman (C2) sebesar 30,80,
dan pada ranah kognitif penerapan (C3)
0 sebesar 30,87.
Pretest Postest Adapun rata-rata prestasi belajar
peserta didik pada ranah kognitif
Gambar 2 Grafik Hasil Rata-rata Pretest dan pengetahuan (C1) di kelas kontrol sebesar
Posttest Kelas Kontrol. 28,85, pada ranah kognitif pemahaman (C2)
Dari grafik di atas diketauhi bahwa sebesar 29,90, dan pada ranah kognitif
hasil rata-rata pretes yang diperoleh oleh penerapan (C3) sebesar 28,25. Untuk lebih
kelas kontrol adalah sebesar 35,5 dan hasil jelasnya disajikan dalam grafik
rata-rata posttes yang diperoleh oleh kelas perbandingan berikut.
59

31,50
30,80 30,87
31,00 30,71
30,50
29,90
30,00
29,50
29,00 28,85

28,50 28,25
28,00
27,50
27,00
26,50
C1 C2 C3

Eksperimen kontrol

Gambar 4 Grafik Perbandingan Rata-rata Pretasi Belajar Setiap Jenjang Kognitif.


pretest yang diperoleh peserta didik
sebelum diberi perlakuan. Peningkatan ini
Dari grafik rata-rata pretest dan diindikasikan pada penggunaan
posttest yang diperoleh kelas eksperimen pembelajaran konvensional, serta faktor
menunjukkan bahwa adanya peningkatan lain di luar penelitian.
sebesar 50,7% dari rata-rata pretest yang Berdasarkan hasil perhitungan N-
diperoleh peserta didik sebelum diberi Gain, diketahui bahwa prestasi belajar
perlakuan. Peningkatan ini diindikasikan peserta didik yang menggunakan strategi
pada penerapan strategi pembelajaran think pembelajaran TTW rata-rata N-gainnya
talk write (TTW), dimana peserta didik sebesar 0,609. Sedangkan pada kelas yang
diminta untuk terlibat langsung dalam menggunakan strategi pembelajaran
mempelajari dan memahami suatu materi konvensional N-gain yang diperoleh
secara berkelompok dengan tahapan- sebesar 0,561. Dari informasi tersebut dapat
tahapan berfikir melalui bahan bacaan, diketahui bahwa prestasi belajar peserta
berkomunikasi dalam diskusi kelompok, didik yang menggunakan strategi
dan membuat ringkasan dari hasil diskusi pembelajaran TTW lebih baik dari
dengan bahasa sendiri. Kemudian pembelajaran dengan strategi konvensional.
berdasarkan hasil wawancara penerapan Perbedaan yang terjadi dikarenakan
strategi pembelajaran TTW mendapat dalam pelaksanaannya strategi TTW lebih
respons yang baik dari peserta didik yaitu menekankan tanggung jawab peserta didik
sebesar 65% peserta didik menyatakan secara individu dan kelompok yang harus
tertarik dan mampu memahami materi yang sama-sama memahami materi serta
dipelajari dengan mudah. menyelesaikan tugas secara bersama-sama.
Sedangkan, dari grafik rata-rata Sebagaimana dijelaskan dalam landasan
pretest dan posttest yang diperoleh kelas teori, bahwa strategi pembelajaran TTW ini
kontrol menunjukkan bahwa adanya merupakan cabang dari model
peningkatan sebesar 50% dari rata-rata pembelajaran cooperative yang dapat
60

merangsang serta melibatkan siswa secara terhadap prestasi belajar peserta didik
aktif dalam kegiatan belajar mengajar kelas VIII MTs.
seperti berdiskusi, kerjasama, serta saling 2. Hasil perhitungan N-gain diperoleh
membantu anggota kelompoknya dalam sebesar 0,609 untuk kelas yang
belajar. Kemudian, dalam pelaksanaannya menggunakan strategi pembelajaran
strategi pembelajaran TTW terlaksana 100 think talk write (TTW). Sementara untuk
%. kelas yang menggunakan strategi
Meskipun demikian, masih ada juga konvensional diperoleh N-gain sebesar
peserta didik yang masih enggan terlibat 0,561. Hal ini membuktikan bahwa
aktif dengan strategi TTW. Hal ini Strategi pembelajaran think talk write
dikarenakan mereka belum terbiasa dengan (TTW) lebih baik dalam meningkatkan
strategi ini. Hal inilah yang menyebabkan prestasi belajar dibandingkan dengan
perbedaan prestasi belajar yang dicapai oleh strategi pembelajaran konvensional.
kelas eksperimen dan kelas kontrol masih
tidak terlalu signifikan. Saran
Selanjutnya, untuk rata-rata prestasi Berdasarkan pembahasan dan
belajar peserta didik terhadap ranah kognitif kesimpulan dalam penelitian ini. Peneliti
diperoleh bahwa pada semua ranah baik memberikan saran sebagai berikut:
ranah C1, C2, dan C3 kelas eksperimen 1. Dalam mengajar perlu digunakannya
mengungguli kelas kontrol. Hal ini strategi yang bervariasi, karena tidak
dimungkinkan karena strategi pembelajaran semua materi cocok dengan
think talk write lebih menekankan pada pembelajaran konvensional.
aspek pengetahuan dengan tahapan think 2. Pemilihan strategi pembelajaran yang
(berfikir), talk (berbicara), write (menulis) bervariasi dan tepat dapat mempengaruhi
secara mandiri, sehingga setiap peserta prestasi serta minat belajar peserta didik
didik memiliki pengetahuan terhadap terhadap mata pelajaran tersebut.
materi yang diajarkan. 3. Perlu adanya penelitian lanjutan
Hasil penelitian ini membuktikan mengenai penerapan strategi
bahwa penggunaan strategi pembelajaran pembelajaran think talk write pada
yang bervariasi dan disesuaikan dengan materi yang berbeda.
materi yang akan diajarkan dapat
memberikan prestasi belajar yang lebih baik DAFTAR PUSTAKA
pada peserta didik. Sejalan dengan
penelitian yang relevan, penelitian ini juga Trianto. 2010. Model Pembelajaran
sesuai dengan landasan teori, serta Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
kerangka berfikir yaitu strategi Uno, Hamzah B. 2012. Model
pembelajaran think talk write dapat Pembelajaran Menciptakan Proses
memberikan alternatif baru dalam Belajar Mengajar yang Kreatif dan
pembelajaran, khususnya pembelajaran IPA Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Fisika. Hamdayana, Jumantana. 2014. Model dan
Metode Pembelajaran Kreatif dan
Berkarakter. Bogor: Ghalia
SIMPULAN DAN SARAN Indonesia.
Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, Shoimin, Aris. 2014. 68 Model
maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Pembelajaran Inovatif Dalam
1. Terdapat pengaruh dari pembelajaran Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-
dengan strategi think talk write (TTW) Ruzz Media.
61

Solihatin, Etin, dan Raharjo. 2008.


Cooperative Learning Analisis
Model Pembelajaran IPS. Jakarta :
Bumi Aksara.
Kunandar. 2011. Langkah Mudah
Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning.
Jakarta: Grasindo.
Isjoni. 2013. Cooperative Learning
Efektivitas Pembelajaran Kelompok.
Bandung: Alfabeta.
Rima. 2013. Model Pembelajaran
Cooperatif Learning. (online)
tersedia:
hhtp://buanatiwi.wordpress.com/201
3/04/09/model-pembelajaran-
cooperatif-learning/ (20 Januari
2015)
Huda, Miftahul. 2014. Model-Model
Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suyanto. 2009. Menjelajar Pembelajaran
Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana
Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur
Penelitian Suatu Pengembangan
Praktik. Jakarta: PT. Rineka cipta.

Anda mungkin juga menyukai