80 6278 1 PB
80 6278 1 PB
Irwandani
Program Studi Pendidikan Fisika, FTK IAIN Raden Intan Lampung; E-mail: dirwansurya@yahoo.co.id
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan seberapa besar pengaruh
strategi pembelajaran TTW pada peserta didik kelas VIII MTs Al-Hikmah Bandar Lampung. Metode
penelitian menggunakan kuasi eksperimen dengan desain Control Group Pretest-Posttest. Sampel
penelitian terbagi dalam dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen
menggunakan pembelajaran dengan strategi TTW sementara kelas kontrol menggunakan strategi
pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa kelas eksperimen
diperoleh N-gain sebesar 0,609 sementara untuk kelas kontrol diperoleh N-gain sebesar 0,561.
hasil presentasi (Hamdayana, 2014). Dalam siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kegiatan ini proses berfikir dapat dilihat kelompok kecil secara kolaboratif yang
dari proses membaca suatu teks kemudian anggota kelompoknya teridi dari 4-6 orang
membuat catatan tentang apa yang telah dengan struktur kelompok yang bersifat
dibaca lalu ditulis dengan menggunakan heterogen. Sedangkan menurut Kunandar
bahasa sendiri. Melalui strategi (2011) model pembelajaran kooperatif
pembelajaran TTW peserta didik juga adalah pembelajaran yang secara sadar dan
diajarkan untuk berfikir dengan tahap sengaja mengembangkan interaksi yang
awalnya membaca bahan bacaan yang saling asuh antar siswa untuk menghindari
disediakan kemudian berpikir dan yang ketersinggungan dan kesalah pahaman yang
terakhir adalah menulis. dapat menimbulkan permusuhan.
Beberapa penelitian terdahulu terkait Selanjutnya Lie (2008) menyebutkan
dengan penelitian TTW adalah penelitian bahwa pelaksanaan prosedur model
yang dilakukan oleh Inayah (2008) pada cooperative learning dengan benar akan
kelas matematika mengemukakan bahwa memungkinkan pendidik mengelola kelas
rata-rata hasil belajar matematika peserta dengan lebih efektif.
didik MTs yang menggunakan strategi ini Berdasarkan pengertian di atas dapat
lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar disimpulkan bahwa model pembelajaran
matematika yang menggunakan kooperatif merupakan model pembelajaran
pembelajaran konvensional. Akan tetapi yang secara aktif melibatkan peserta didik
temuan itu dibantah oleh penelitian dalam kegiatan kelompok untuk
Maesaroh (2010), yang mengemukakan memecahkan suatu permasalahan dan
bahwa tidak terdapat pengaruh yang mencapai tujuan pembelajaran.
signifikan dari penerapan strategi Tujuan pembelajaran koopertaif
pembelajaran TTW terhadap hasil belajar adalah agar peserta didik dapat belajar
fisika peserta didik SMA. secara berkelompok, saling menghargai
Berdasarkan hasil review dari pendapat dan memberikan kesempatan
penelitian-penelitian terdahulu tersebut, kepada orang lain utuk mengemukakan
maka peneliti berupaya untuk melakukan gagasannya (Isjoni, 2013). Adapun dalam
penelitian lanjutan dengan tujuan untuk penerapannya menurut Ibrahim dalam
mengetahui sejauh mana strategi Hamdayana (2014) menyebutkan bahwa
pembelajaran TTW mampu memberikan manfaat dari pembelajaran kooperatif yaitu:
pengaruh yang signifikan terhadap prestasi 1) Meningkatkan pencurahan waktu
belajar IPA fisika untuk peserta didik MTs. pada tugas.
2) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi.
KAJIAN PUSTAKA 3) Angka putus sekolah menjadi lebih
1. Pembelajaran Kooperatif rendah.
Model pembelajaran merupakan 4) Penerimaan terhadap perbedaan
landasan atau acuan yang digunakan dalam individu menjadi lebih besar.
praktik pembelajaran dan merupakan hasil 5) Memperbaiki kehadiran.
dari buah pemikiran serta penurunan teori 6) Perilaku mengganggu menjadi lebih
psikologi pendidikan dan teori belajar yang kecil.
dirancang dan disusun berdasarkan 7) Konflik anatar pribadi berkurang.
kurikulum yang disesuaikan dengan 8) Sikap apatis berkurang.
perkembangan dunia pendidikan. 9) Pemahaman yang lebih mendalam.
Salvin dalam Solihatin (2008) 10) Motivasi belajar lebih besar.
mengatakan bahwa cooperative learning 11) Hasil belajar lebih tinggi.
adalah suatu model pembelajaran dimana
54
12) Meningkatkan kebaikan budi tujuan. Tujuan yang dimaksud dalam hal ini
pekerti, kepekaan, dan toleransi. adalah prestasi belajar peserta didik.
Sementara itu, menurut Rima dkk (2013) Aktivitas think (berfikir) peserta didik
mengatakan bahwa manfaat dari cooperatif melakukan diskusi dengan dirinya sendiri
learning antara lain dapat meningkatkan melalui bahan bacaan baik itu berupa LKS,
aktifitas belajar siswa dan prestasi lembar diskusi dan lain-lain yang berisi
akademik, membantu siswa dalam tentang pemecahan terhadap suatu masalah
mengembangkan keterampilan yang diberikan, kemudian mencatat hal-hal
berkomunikasi secara lisan, keterampilan yang berkaitan dengan penyelesaian
sosial siswa, meningkatkan rasa percaya masalah baik berupa langkah-langkah, buah
diri siswa, meningkatkan hubungan positif pemikiran atau yang lainnya dalam bentuk
antar siswa. catatan kecil dengan menggunakan
bahasanya sendiri.
2. Strategi Pembelajaran Think Talk Pada tahap selanjutnya yaitu talk
Write (TTW) (berbicara), dalam tahap ini peserta didik
Strategi Think talk write (TTW) diminta untuk melakukan kegiatan berupa
merupakan strategi pembelajaran untuk berkomunikasi dan berinteraksi
melatih keterampilan peserta didik dalam menggunakan bahasa yang dapat dipahami
menulis (Shoimin, 2013). Secara etimologi, oleh anggota kelompoknya untuk
think diartikan dengan “berpikir”, talk membahas tentang penyelesaian dari
diartikan dengan “berbicara”, sedangkan masalah yang diberikan. Pada proses ini
write diartikan sebagai “menulis”. Strategi secara tidak langsung peserta didik dilatih
pembelajaran ini diperkenalkan oleh kemampuan berbicaranya melalui
Huinker & Laughlin tahun 1996 mengungkapkan dan merefleksikan
(Hamdayama, 2014), yang menyebutkan pemikirannya kepada anggota
bahwa strategi pembelajaran ini pada kelompoknya.
dasarnya dibangun melalui berfikir, Dalam proses ini guru berfungsi
berbicara, dan menulis. sebagai fasilitator serta memantau jalannya
Menurut Huda (2014) Think Talk proses komunikasi antar peserta didik dan
Write (TTW) adalah strategi yang mengarahkan kelompok dalam memahami
memfasilitasi latihan berbahasa secara lisan materi jika terjadi kesulitan. Guru juga
dan menulis bahasa tersebut dengan lancar, berperan penting sebagai motivator, dalam
dan memiliki sintak yakni think (berfikir), hal ini guru harus meberikan dorongan atau
talk (berbicara/ berdiskusi), dan write motivasi kepada seluruh peserta didik agar
(menulis). Strategi pembelajaran TTW mereka mempunyai keberanian untuk
adalah strategi pembelajaran yang dimulai menyampaikan pemikrannya dan
dari alur berfikir melalui bahan bacaan menjadikan kegiatan diskusi dapat berjalan
(menyimak, mengkritisi dan alternatif dengan aktif.
solusi), selanjutnya berbicara dengan Tahap yang ketiga yaitu write
melakukan diskusi, presentasi dan terakhir (menulis), pada tahap ini peserta didik
menulis dengan membuat laporan hasil menuliskan hasil pemikiran yang telah
diskusi maupun presentasi (Suyanto, 2009). dikolaborasikan dengan diskusi kelompok
Berdasarkan penjelasan di atas yang dan ditulis pada LKS yang disediakan.
dimaksud dengan strategi pembelajaran Aktivitas menulis ini membantu peserta
TTW adalah strategi pembelajaran yang didik dalam menganalisa pemikirannya dan
mengabungkan berbagai kemampuan teman diskusinya kemudian
seperti (berpikir, berbicara, dan menulis) menghubungkan dan dituangkan dalam
kedalam satu kegiatan untuk mencapai satu bentuk tulisan. Dalam aktivitas menulis ini
55
dapat juga diamanfaatkan oleh guru untuk sehingga guru tidak perlu mengulang materi
memantau sejauh mana pemahaman konsep secara keseluruhan. Dalam kegiatan ini
yang diterima oleh peserta didik serta presentasi disampaikan oleh salah seorang
memantau kesalahan peserta didik, perwakilan kelompok untuk menyampaikan
miskonsepsi, dan konsepsi peserta didik. hasil diskusi dengan kelompoknya dan
Menurut Maritis Yamin dalam Jumanta, ditanggapi oleh kelompok lain. Setelah itu
aktivitas selama siswa dalam tahap write ini baru peserta didik diminta untuk
adalah (1) menulis solusi terhadap masalah, menyimpulkan materi yang disampaikan
(2) mengorganisasikan semua pekerjaan secara bersama-sama.
langkah demi langkah, (3) mengoreksi
semua pekerjaan, (4) meyakini bahwa 3. Langkah-Langkah Strategi
pekerjaannya yang terbaik (Hamdayana, Pembelajaran Think Talk Write
2014) (TTW)
Tahap terakhir dari strategi Menurut Mahftuh dan Nurmani dalam
pembelajaran ini adalah presentasi. Tujuan Hamdayana (2014) disebutkan bahwa
dari presentasi ini adalah untuk berbagi langkah-langkah untuk melaksanakan TTW
informasi dari masing-masing kelompok, adalah sebagai berikut:
31,50
30,80 30,87
31,00 30,71
30,50
29,90
30,00
29,50
29,00 28,85
28,50 28,25
28,00
27,50
27,00
26,50
C1 C2 C3
Eksperimen kontrol
merangsang serta melibatkan siswa secara terhadap prestasi belajar peserta didik
aktif dalam kegiatan belajar mengajar kelas VIII MTs.
seperti berdiskusi, kerjasama, serta saling 2. Hasil perhitungan N-gain diperoleh
membantu anggota kelompoknya dalam sebesar 0,609 untuk kelas yang
belajar. Kemudian, dalam pelaksanaannya menggunakan strategi pembelajaran
strategi pembelajaran TTW terlaksana 100 think talk write (TTW). Sementara untuk
%. kelas yang menggunakan strategi
Meskipun demikian, masih ada juga konvensional diperoleh N-gain sebesar
peserta didik yang masih enggan terlibat 0,561. Hal ini membuktikan bahwa
aktif dengan strategi TTW. Hal ini Strategi pembelajaran think talk write
dikarenakan mereka belum terbiasa dengan (TTW) lebih baik dalam meningkatkan
strategi ini. Hal inilah yang menyebabkan prestasi belajar dibandingkan dengan
perbedaan prestasi belajar yang dicapai oleh strategi pembelajaran konvensional.
kelas eksperimen dan kelas kontrol masih
tidak terlalu signifikan. Saran
Selanjutnya, untuk rata-rata prestasi Berdasarkan pembahasan dan
belajar peserta didik terhadap ranah kognitif kesimpulan dalam penelitian ini. Peneliti
diperoleh bahwa pada semua ranah baik memberikan saran sebagai berikut:
ranah C1, C2, dan C3 kelas eksperimen 1. Dalam mengajar perlu digunakannya
mengungguli kelas kontrol. Hal ini strategi yang bervariasi, karena tidak
dimungkinkan karena strategi pembelajaran semua materi cocok dengan
think talk write lebih menekankan pada pembelajaran konvensional.
aspek pengetahuan dengan tahapan think 2. Pemilihan strategi pembelajaran yang
(berfikir), talk (berbicara), write (menulis) bervariasi dan tepat dapat mempengaruhi
secara mandiri, sehingga setiap peserta prestasi serta minat belajar peserta didik
didik memiliki pengetahuan terhadap terhadap mata pelajaran tersebut.
materi yang diajarkan. 3. Perlu adanya penelitian lanjutan
Hasil penelitian ini membuktikan mengenai penerapan strategi
bahwa penggunaan strategi pembelajaran pembelajaran think talk write pada
yang bervariasi dan disesuaikan dengan materi yang berbeda.
materi yang akan diajarkan dapat
memberikan prestasi belajar yang lebih baik DAFTAR PUSTAKA
pada peserta didik. Sejalan dengan
penelitian yang relevan, penelitian ini juga Trianto. 2010. Model Pembelajaran
sesuai dengan landasan teori, serta Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
kerangka berfikir yaitu strategi Uno, Hamzah B. 2012. Model
pembelajaran think talk write dapat Pembelajaran Menciptakan Proses
memberikan alternatif baru dalam Belajar Mengajar yang Kreatif dan
pembelajaran, khususnya pembelajaran IPA Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Fisika. Hamdayana, Jumantana. 2014. Model dan
Metode Pembelajaran Kreatif dan
Berkarakter. Bogor: Ghalia
SIMPULAN DAN SARAN Indonesia.
Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, Shoimin, Aris. 2014. 68 Model
maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Pembelajaran Inovatif Dalam
1. Terdapat pengaruh dari pembelajaran Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-
dengan strategi think talk write (TTW) Ruzz Media.
61