Menganalisis Konsep Esensial Ipa SD
Menganalisis Konsep Esensial Ipa SD
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi. Kami sangat berharap semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
A. Kesimpulan..........................................................................................................10
B. Saran....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan yang harus dimiliki seorang guru setelah memilih bahan
ajar dan media pembelajaran adalah merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran tersebut menjadi kunci
keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Beberapa ahli menyatakan
bahwa keberhasilan pelaksanaan pembelajaran bergantung pada tahapan
atau langkah-langkah pembelajaran yang bermuara pada model
pembelajaran. Ada banyak model-model pembelajaran yang dikembangkan
dan model-model pembelajaran memiliki tujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Di antara beberapa model pembelajaran tersebut adalah model
pembelajaran tematik dan model pembelajaran Learning Cycle (siklus
belajar). Kedua model tersebut direkomendasikan ahli-ahli pembelajaran
untuk digunakan pada pembelajaran IPA di sekolah dasar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan dengan model pembelajaran tematik?
2. Apa yang dimaksud dengan dengan model pembelajaran Learning
Cycle (siklus belajar)?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan dengan model
pembelajaran tematik.
2. Untuk mengetahui dengan dengan model pembelajaran Learning
Cycle (siklus belajar).
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Model Tematik
2
kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari
matapelajaran lain. 7) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran
yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan
dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk
kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
1) Landasan filosofis
2) Landasan Psikologis.
3
perkembangan siswa. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal
bagaimana materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada
siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.
3) Landasan Yuridis
4
mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa
akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Penerapan
pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa,
karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat
segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).
5
3) Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas Dalam pembelajaran
tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas.
Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema
yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4) Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran Pembelajaran
tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran
dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu
memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan
untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5) Bersifat fleksibel Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel)
dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran
dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya
dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah
dan siswa berada.
6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang
dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
Hal-hal perlu diperhatikan jika kita akan melaksanakan model
pembelajaran tematik adalah bahwa tidak semua mata pelajaran
harus dipadukan.
6
Kegiatan pembelajaran tematik menekankan kemampuan
membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral.
Untuk keberhasilan pembelajaran, tema-tema yang dipilih disesuaikan
dengan karakteristik siswa, minat, lingkungan, dan daerah setempat.
7
Pembelajaran IPA yang berpusat pada siswa dan menekankan
pentingnya belajar aktif berarti mengubah persepsi tentang guru yang
selalu memberikan informasi dan menjadi sumber pengetahuan bagi siswa
(NRC, 1996:20). Pembelajaran IPA seyogianya melibatkan siswa dalam
penyelidikan yang berorientasi inkuiri, dengan interaksi antara siswa
dengan guru dan siswa lainnya.
Tahap-tahap Model Siklus Belajar Inti dari modul siklus belajar terdiri
dari tiga fase yaitu fase eksplorasi, fase eksplanasi dan fase aplikasi
(Lawson, 1994:136). Siklus belajar ini kemudian berkembang berdasarkan
kebutuhan lapangan menjadi lima fase dan dikenal dengan the 5 E
Learning Cycle Model (Bybee, et al.,1989). Model siklus belajar ini terdiri
8
dari lima tahap kegiatan yaitu Engagement (pendahuluan), Exploration
(eksplorasi), Explanation (eksplanasi), Elaboration (elaborasi), dan
Evaluation (evaluasi). Secara struktural, model siklus belajar 5 tahap ini
lebih sesuai dengan struktur pembelajaran IPA yang terdiri dari kegiatan
awal, inti dan penutup.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaan tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema untuk mengaitkan dua atau lebih mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Landasan pembelajaran
tematik mencakup landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan
yuridis. Pembelajaran tematik menekankan keterlibatan siswa dalam proses
belajar secara aktif.
Selain itu, pembelajaran tematik juga menekankan pada penerapan
konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Manfaat yang
diperoleh bagi guru dan siswa apabila pembelajaran dilaksanakan dengan
memanfaatkan tema adalah menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan
indikator serta isi mata pelajaran; siswa mampu melihat hubungan-
hubungan yang bermakna sebab isi/materi; pembelajaran menjadi utuh
sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang
tidak terpecah-pecah.
Siklus belajar merupakan pendekatan yang ampuh untuk perancangan
pembelajaran IPA yang aktif dan efektif karena siklus belajar memberikan
suatu cara berpikir dan berperilaku yang konsisten dengan cara siswa
belajar. Model siklus belajar terdiri dari lima tahap kegiatan yaitu
Engagement (pendahuluan), Exploration (eksplorasi), Explanation
(eksplanasi), Elaboration (elaborasi), dan Evaluation (evaluasi).
Secara structural, model siklus belajar 5 tahap ini lebih sesuai dengan
struktur pembelajaran IPA yang terdiri dari kegiatan awal, inti dan penutup.
Pada fase pendahuluan, guru dapat menggali pengetahuan awal siswa
dengan menfokuskan perhatian dan minat siswa terhadap topik yang
dibahas, memunculkan pertanyaan dan memperoleh respons dari siswa.
Pada fase eksplorasi, siswa belajar melalui aksi dan reaksi mereka sendiri
dalam situasi baru. Pada fase eksplanasi, kegiatan diawali dengan
pengenalan konsep baru yang digunakan pada pola-pola yang diperoleh
10
pada fase eksplorasi. Pada fase elaborasi atau dapat disebut juga aplikasi
konsep, siswa menerapkan konsep atau keterampilan pada situasi baru. Pada
fase evaluasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menilai cara
belajarnya, mengevaluasi kemajuan belajar dan proses pembelajaran.
Evaluasi dapat dilakukan secara tertulis pada akhir pembelajaran atau secara
lisan berupa pertanyaan selama pembelajaran berlangsung.
B. Saran
Adapun saran dari penulis adalah gunakanlah makalah ini dengan
sebaik-baiknya dan jadikanlah sebagi bahan referensi untuk makalah yang
sejenis.
11
DAFTAR PUSTAKA
12