Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bandul matematis merupakan benda ideal yang terdiri dari sebuah titik
massa yang digantungkan pada tali ringan yang tidak bermassa. Sebuah bandul
adalah tubuh tergantung dari dukungan tetap sehingga ayunan bebas bolak-balik
di bawah pengaruh gravitasi. Ketika bandul dipindahkan ke samping dari posisi
diamnya, keseimbangan, itu tunduk pada gaya pemulih karena gravitasi yang akan
mempercepatnya kembali ke posisi setimbang. Ketika dilepas, gaya pemulih yang
bekerja pada massa bandul menyebabkannya berosilasi pada posisi setimbang,
mengayunkannya ke depan dan ke belakang. Matematika bandul pada umumnya
cukup rumit. Penyederhanaan asumsi dapat dibuat, yang dalam kasus bandul
sederhana memungkinkan jual beli gerak diselesaikan secara analitik untuk osilasi
sudut kecil.
Sebuah bandul gravitasi sederhana adalah model butematika ideal dari
bandul nyata. Ini adalah beban pada ujung tali tak bermassa yang digantungkan
pada sebuah poros tanpa lecet. Karena dalam model ini tidak ada kehilangan
energi lecet. Ketika diberikan pembakaran awal, ia akan berayun bolak-balik pada
amplitudo konstan.
Bandul adalah benda yang ikatan pada sebuah tali dan dapat berayun
secara bebas dan periodik yang menjadi dasar kerja dari sebuah benda mempunyai
ayunan. Dalam bidang fisika, prinsip ini pertama kali ditemukan pada tahun 1602
oleh Galileo Galilea, bahwa periode lama gerak osilasi satu ayunan T dipengaruhi
oleh panjang tali dan kecepatan gravitasi. Periode berayun sebuah bandul
ditentukan oleh panjang bandul, kekuatan gravitasi dan amplitudo (lebar ayunan).
Periode tidak tergantung kepada massa bandul. Jika amplitudo terbatas oleh
ayunan yang kecil, periode T bandul sederhana, waktu yang diperlukan untuk satu
siklus lengkap mengukur percepatan gravitasi bumi melalui gerak. Pada
praktikum kali, praktikan akan melakukan praktikum di Laboratorium Teknik
Industri Universitas Malikussaleh. Percobaan akan dilakukan sebanyak 5 (lima)
kali pengulangan untuk mencapai hasil akurat yang diinginkan.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi rumusan masalah pada praktikum bandul yaitu
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan bandul matematis ?
2. Apa yang dimaksud dengan gerak harmonik sederhana ?
3. Bagaimana hasil pengukuran rata-rata periode dan rata-rata frekuensi ?

1.3 Tujuan Praktikum


Adapun yang menjadi tujuan dari praktikum bandul yang dilakukan yaitu
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bandul matematis
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gerak harmonik sederhana
3. Untuk mengetahui hasil rata-rata periode bandul dan rata-rata frekuensi
bandul

1.4 Batasan Masalah dan Asumsi


1.4.1 Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah pada praktikum bandul yaitu
sebagai berikut :
1. Pengamatan pada bandul dilakukan dengan panjang tali 25 cm, 30 cm dan
35 cm
2. Pengukuran dilakukan sebanyak lima kali pengulangan
3. Percobaan dilakukan di Laboratorium Teknik Industri

1.4.2 Asumsi
Adapun yang menjadi asumsi pada praktikum bandul ini adalah sebagai
berikut :
1. Praktikan yang terlibat dalam praktikum ini dalam kondisi yang konsisten
dan bekerja secara total
2. Alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik dan layak untuk
digunakan
3. Objek dan metode yang digunakan sudah tepat
3

1.5 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan pada praktikum bandul dibagi menjadi 5
(lima) bagian yaitu sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan,
batasan masalah, asumsi dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisikan tentang pengertian, jenis-jenis, bagian-bagian dan
rumus yang akan digunakan.
BAB III PENGUMPULAN DATA
Pada bab ini berisikan tentang hasil pengamatan yang diperoleh pada saat
melakukan praktikum.
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Bab ini berisikan tentang hasil pengolahan data dari data pengamatan yang
diperoleh saat melakukan praktikum.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran setelah melakukan praktikum.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bandul


Dalam fisika, bandul adalah sebuah sistem mekanik yang terdiri dari
benda yang digantung pada sebuah titik. Bandul ini digunakan dalam berbagai
aplikasi seperti dalam pengukuran waktu, pengukuran gravitasi dan dalam ilmu
teknik mesin. Singkatnya, bandul merupakan benda yang terikat pada sebuah tali
dan dapat berayun secara bebas dan periodik yang menjadi dasar kerja dari sebuah
jam dinding yang mempunyai ayunan (Riswandi, 2023).
Prinsip bandul pertama kali ditemukan oleh Galileo Galilei pada tahun
1602, bahwa perioda (lama gerak osilasi satu ayunan T) dipengaruhi oleh panjang
tali dan percepatan gravitasi. Pendulum (bandul) sederhana terdiri atas sebuah
bola pendulum yang digantung pada ujung tali yang ringan. Tali tidak meregang
dan massanya diabaikan sehingga menyerupai gerak harmonik sederhana (Amelia,
2019).

2.2 Pengertian Gerak Osilasi


Gerak osilasi adalah sebuah gerak yang berulang-ulang dalam waktu yang
sama, seperti ayunan sebuah bandul atau gelombang di laut. Dalam fisika, gerak
osilasi didefinisikan sebagai gerak yang ditentukan oleh gaya netto yang selalu
berlawanan dengan posisi saat ini dari sistem. Gerak osilasi merupakan variasi
periodik terhadap waktu dari suatu hasil pengukuran. Singkatnya, osilasi atau
vibrasi (getaran) merupakan gerakan partikel secara bolak-balik melalui lintasan
yang sama, banyak benda berosilasi yang gerak bolak-baliknya tidak tepat sama
karena gaya gesekan melepaskan tenaga geraknya. Gerak semacam ini disebut
gerak harmonik teredam. Meniadakan efek redam dapat dilakukan dengan
menambah tenaga ke dalam sistem yang berisolasi untuk mengisi tenaga yang
terdisipasi oleh gesekan. Contoh gerak osilasi adalah gerak pada ayunan bandul
sederhana.

4
5

Pada kata osilasi sering digunakan kata vibrasi atau getaran. Persamaan
kata atau sinonimnya, walaupun sebenarnya kata vibrasi atau getaran merujuk
pada jenis
6

spesifik dari osilasi mekanis. Osilasi tidak hanya terjadi pada suatu sistem fisik,
tetapi juga bisa pada sistem biologi, dan bahkan dalam masyarakat (Minthesiez,
2023).
2.2.1 Jenis-Jenis Gerak Osilasi
Ada beberapa macam jenis gerak osilasi yang berbeda, antara lain sebagai
berikut :
1. Gerak harmonik sederhana, yang merupakan gerak osilasi yang
sederhana dan ditentukan oleh gaya Hooke. Ini termasuk gerak bandul,
gerak pegas dan gerak benda yang digantung di ujung sebuah tali.
2. Gerak harmonik kompleks, yang merupakan gerak osilasi yang lebih
kompleks daripada gerak harmonik sederhana.
3. Gerak osilasi tidak linear, yang tidak dapat dijelaskan oleh persamaan
gerak harmonik sederhana.
2.2.2 Pengaplikasian Gerak Osilasi Dalam Kehidupan
Gerak osilasi sangat penting dalam berbagai bidang termasuk fisika, teknik
dan ilmu alam. Beberapa contoh pengaplikasian gerak osilasi dalam kehidupan
antara lain sebagai berikut :
1. Gerak ayunan sebuah bandul digunakan dalam jam tangan untuk
mengukur waktu dengan akurat.
2. Gerak osilasi digunakan dalam teknologi speaker dan headphone untuk
menghasilkan suara.
3. Gerak osilasi digunakan dalam ilmu alam untuk menjelaskan fenomena
seperti gelombang laut dan gempa bumi.
4. Gerak osilasi juga diterapkan dalam bidang lain seperti mekanika
kuantum, konduksi panas, dan osilator elektronik.

2.3 Gerak Harmonik Sederhana


Gerak harmonik sederhana adalah jenis gerak osilasi yang di dalamnya
objek bergerak secara periodik dan harmonis. Pada gerak ini, gaya netto yang
bekerja pada objek selalu berlawanan dengan posisi saat ini dari objek, dan
besarnya gaya ini sebanding dengan jarak yang ditempuh objek dari posisi
keseimbangan. Getaran merupakan gerak bolak-balik suatu partikel secara periode
7

melalui suatu titik kesetimbangan. Getaran dapat bersifat harmonis sederhana dan
kompleks (Laatifah, 2021).
Gerak harmonis sederhana merupakan suatu getaran di mana resultan gaya
yang bekerja pada titik sembarang selalu mengarah ke titik kesetimbangan dan
besar resultan gaya sebanding dengan jarak titik sembarang ke titik keseimbangan
tersebut. Beberapa contoh gerak harmonis sederhana adalah gerak harmonik pada
bandul. Gerak harmonis sederhana dapat dibedakan menjadi dua jenis, antara lain
sebagai berikut :
1. Gerak harmonis sederhana linear : misalnya penghisap dalam silinder gas,
gerak osilasi air raksa atau air dalam pipa U, gerak horizontal/vertikal dari
pegas dan sebagainya.
2. Gerak harmonis sederhana angular : misalnya gerak bandul/bandul fisis,
osilasi ayunan torsi dan sebagainya.

2.4 Ciri-Ciri Gerak Harmonis Sederhana


Adapun yang menjadi ciri-ciri pada gerak harmonis sederhana adalah
sebagai berikut :
1. Geraknya periodik (bolak-balik)
2. Geraknya selalu melewati titik keseimbangan
3. Besar kecepatan atau gaya yang bekerja pada benda sebanding dengan
posisi atau simpangan benda
4. Arah percepatan atau gaya yang bekerja pada benda selalu mengarah ke
posisi keseimbangan

2.5 Besaran Fisika Pada Gerak Harmonik Sederhana


Gerak harmonik sederhana yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari adalah getaran benda pada pegas dan getaran benda pada ayunan sederhana.
Besaran fisika yang ada pada gerak harmonik sederhana adalah sebagai berikut :
1. Periode (T)
Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan sederhana
memiliki periode alias waktu yang dibutuhkan benda untuk melakukan
satu getaran secara lengkap. Benda melakukan getaran secara lengkap
8

apabila benda mulai bergerak dari titik di mana benda tersebut dilepaskan
dan kembali lagi ke titik tersebut. Jadi periode ayunan adalah waktu yang
dibutuhkan benda untuk melakukan satu getaran. Satuan periode adalah
sekon atau detik.
2. Frekuensi (f)
Selain periode, terdapat juga frekuensi alias banyaknya getaran yang dilakukan
oleh benda selama satu detik. Getaran yang dimaksud di sini adalah getaran yang
lengkap. Satuan frekuensi adalah 1/sekon atau s-1, disebut juga Hertz.
3. Amplitudo
Amplitudo adalah besarnya jarak maksimum dari posisi keseimbangan atau
posisi netral dari sebuah benda yang mengalami gerak osilasi. Dalam gerak
harmonik sederhana, amplitudo ditentukan oleh gaya yang digunakan untuk
menggerakkan benda dari posisi keseimbangan, dan oleh massa benda. Semakin
besar gaya yang digunakan untuk menggerakkan benda, atau semakin kecil massa
benda, maka amplitudo akan semakin besar. Secara matematis, amplitudo
dapat dihitung dengan mengukur jarak antara posisi keseimbangan dan
posisi maksimum pada saat t = 0. Dalam persamaan, amplitudo
ditunjukkan dengan A. Amplitudo dapat digambarkan dalam bentuk visual
sebagai jarak antara posisi keseimbangan dan posisi maksimum pada saat t
= 0. Pada gerak Harmonik sederhana, amplitudo merupakan besarnya
jarak dari titik netral (posisi keseimbangan) ke posisi maksimum atau
minimum pada gerak osilasi. Amplitudo digunakan dalam fisika untuk
mengukur sifat-sifat gerak osilasi, seperti energi kinetik dan potensial,
serta dapat digunakan untuk mengetahui besarnya gaya yang digunakan
untuk menggerakkan objek yang berosilasi.

2.6 Jenis-Jenis Bandul dan Perbedaannya


2.6.1 Bandul matematis
Bandul matematis adalah model matematis dari gerak bandul yang
digunakan dalam fisika untuk menjelaskan fenomena gerak osilasi. Model ini
mengasumsikan bahwa bandul merupakan benda yang ideal, yang tidak memiliki
gesekan, atau ketidakstabilan lainnya. Gerak bandul matematis ditentukan oleh
9

persamaan gerak harmonik sederhana, yang menunjukkan bahwa posisi,


kecepatan, dan percepatan bandul berubah secara sinusoidal dengan waktu.
2.6.2 Bandul fisis
Bandul fisis adalah bandul yang sesungguhnya yang digunakan dalam
eksperimen. Bandul fisis tidak sempurna seperti bandul matematis, karena bandul
fisis memiliki gesekan, ketidakstabilan, dan ketidakakuratan. Beberapa bandul
fisis juga dapat diterima variasi atau perubahan pada waktu osilasi. Namun,
karena gerak bandul fisis sangat mirip dengan gerak bandul matematis, model
matematis dapat digunakan untuk memprediksi tingkah laku bandul fisis dengan
akurasi yang cukup tinggi.
2.6.3 Perbedaan Bandul Matematis Dan Bandul Fisis
Perbedaan kedua jenis bandul ini dalam perbandingan adalah bandul
matematis digunakan sebagai model teoritis untuk memahami gerak osilasi secara
umum, sementara bandul fisis digunakan dalam percobaan fisis untuk mengukur
sifat-sifat gerak osilasi dengan keterbatasan dari kondisi fisis yang sebenarnya.

2.7 Prinsip Kerja Bandul


Ketika beban digantung pada ayunan dan tidak diberikan pada gaya, maka
benda akan diam pada titik kesetimbangan. Jika beban ditarik ke titik A dan
dilepaskan, maka beban akan bergerak ke titik B dan ke titik C, lalu kembali lagi
ke titik A. Urutan bola bergerak yaitu C-B-A-B-C. Seandainya disampaikan atau
dimajukan dan titik A maka urutan geraknya yaitu A-B-C-B-A yang dikalikan
sebagai satu getaran. Getaran beban akan terjadi berulang-ulang secara periodik,
dengan kata lain beban pada ayunan di atas melakukan gerak harmonik sederhana.
10

Gambar 2.1 Bandul Matematis


2.8 Rumus-Rumus Pada Bandul
Adapun rumus-rumus yang akan digunakan pada bandul adalah sebagai
berikut (Dwi, 2021) :
1. Periode (s)
t
T= ..............................................................................................Pers(2.1)
n
Keterangan :
T : Periode getaran ( s )
t : Waktu (s)
n : Jumlah Getaran
2. Frekuensi (Hz)
n
f = ..............................................................................................Pers(2.2)
t
Keterangan :
f : Frekuensi getaran (Hz)
n : Jumlah Getaran
t : Waktu (s)
3. Percepatan Gravitasi
L
g = (2π)2 .....................................................................................Pers(2.3)
T
Keterangan:
g : Percepatan gravitasi (m/s2)
L : Panjang tali (m)
T : Periode (s)
11

Π : 3,14
4. Amplitudo
A = L sin θ.....................................................................................Pers(2.4)
Keterangan:
A : Simpangan getaran/amplitude
L : Panjang tali (m)
θ : Sudut donasi
5. Besar Gaya
F = M.g.sin θ..................................................................................Pers(2.5)
Keterangan:
F : Gaya (N)
g : Percepatan gravitasi (m/s)
M : Massa benda (kg)
θ : Sudut simpangan

2.9 Bagian-Bagian Bandul


Bandul sebagai alat ukur terdiri dari beberapa bagian. Bagian-bagian
tersebut antara lain sebagai berikut :

Gambar 2.2 Bagian-Bagian Bandul


1. Massa
Bagian utama dari bandul adalah massa, yang biasanya berupa bola atau
papan yang diikatkan pada tali atau kawat. Massa pada bandul dapat
memiliki berbagai ukuran dan bentuk tergantung pada keperluan dan
tujuan penggunaannya.
2. Tali atau Kawat
12

Tali atau kawat merupakan komponen yang sangat penting pada bandul,
karena berperan sebagai pengikat massa pada titik tetap. Tali atau kawat
harus cukup kuat dan elastis agar dapat menahan massa dan
memungkinkan gerakan ayunan yang teratur.
3. Poros Tali
Poros tali biasa digunakan sebagai penyangga tali atau kawat pada titik
tetap. Poros tali harus cukup kuat dan stabil untuk menopang tali atau
kawat dan menjaga massa tetap pada posisinya.
4. Pengait atau Kait
Pengait atau kait lebih digunakan untuk mengikatkan tali atau kawat pada
poros tali. Pengait atau kait harus cukup kuat dan kokoh agar tidak mudah
terlepas dan menyebabkan massa jatuh.
5. Alat penjepit
Alat penjepit biasa digunakan untuk mengunci tali atau kawat pada posisi
tertentu. Alat penjepit sangat berguna dalam pengujian untuk menjaga tali
atau kawat tetap pada posisinya dan memungkinkan pengukuran yang
lebih akurat.
BAB III
PENGUMPULAN DATA

3.1 Prosedur Percobaan


3.1.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk percoban modul bandul
adalah sebagai berikut :
1. Bandul Matematis 1 buah
2. Stopwatch 1 buah
3. Mistar 1 buah
4. Batang Statif 1 buah
5. Busur 1 buah
6. Tali 25 cm 1 buah
7. Tali 30 cm 1 buah
8. Tali 35 cm 1 buah

3.1.2 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada praktikum modul bandul adalah sebagai berikut :
1. Atur bandul matematis dengan panjang tali 25 cm, 30 cm dan 35 cm.
Pastikan tali pada bandul tetap seimbang
2. Siapkan alat pengukur waktu, kemudian beri simpangan pada bandul
dengan menariknya sebesar 90◦ kemudian lepaskan tali. Usahakan agar
ayunan pada bandul memiliki lintasan dalam bidang tidak berputar
3. Catat waktu yang dibutuhkan untuk sepuluh getaran bandul, dan lakukan
percobaan sebanyak lima kali pengulangan
4. Lakukan langkah-langkah seperti cara kerja di atas dengan panjang tali
yang berbeda

3.2 Data Pengamatan


Adapun data pengamatan yang dapat diperoleh dari percobaan bandul
dengan panjang tali 25 cm dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut :
14

Tabel 3.1 Data Pengamatan pada Bandul dengan Panjang Tali 25 cm


Percobaan I (cm) n t(s)
1 25 10 12,46
2 25 10 12,36
3 25 10 12,63
4 25 10 12,29
5 25 10 11,92
Rata-Rata 25 10 12,33
Sumber : Data Pengamatan
Adapun data pengamatan yang dapat diperoleh dari percobaan bandul
dengan panjang tali 30 cm dapat dilihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut :
Tabel 3.2 Data Pengamatan pada Bandul dengan Panjang Tali 30 cm
Percobaan I (cm) n t (s)
1 30 10 13,66
2 30 10 13,64
3 30 10 13,90
4 30 10 13,76
5 30 10 14,01
Rata-Rata 30 10 13,79
Sumber : Data Pengamatan
Adapun data pengamatan yang dapat diperoleh dari percobaan bandul
dengan panjang tali 35 cm dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut :
Tabel 3.3 Data Pengamatan pada Bandul dengan Panjang Tali 35 cm
Percobaan I (cm) n t (s)
1 35 10 14,65
2 35 10 13,87
3 35 10 14,03
4 35 10 14,07
5 35 10 14,35
Rata-Rata 35 10 14,19
Sumber : Data Pengamatan
BAB IV
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

4. 1 Pengolahan Data
4.1.1 Pengolahan Data Bandul dengan Panjang Tali 25 cm
Adapun hasil perhitungan bandul dengan panjang tali 25 cm dapat dilihat
pada Tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1 Pengolahan Data Bandul dengan Panjang Tali 25 cm
Percobaan l (cm) N t (s) f (Hz) T (s)
1 25 10 12,46 0,80 1,24
2 25 10 12,36 0,81 1,23
3 25 10 12,63 0,79 1,26
4 25 10 12,29 0,81 1,22
5 25 10 11,92 0,83 1,19
Rata-rata 25 10 12,33 0,80 1,22
Sumber : Pengolahan Data
Adapun hasil perhitungan frekuensi bandul matematis dengan panjang tali
25 cm adalah sebagai berikut :
1. Percobaan 1
n
f1 =
t
10
=
12, 46
= 0,80 Hz
2. Percobaan 2
n
f2 =
t
10
=
12, 36
= 0,81 Hz
3. Percobaan 3
n
f3 =
t
10
=
12, 63
= 0,79 Hz
16

4. Percobaan 4
17

n
f4 =
t
10
=
12, 29
= 0,81 Hz
5. Percobaan 5
n
f5 =
t
10
=
1 1, 92
= 0,83 Hz
Adapun rata-rata hasil perhitungan frekuensi bandul dengan panjang tali
25 cm adalah sebagai berikut :
∑T
x̄ =
5
0,8 0 +0,81+0, 79+0,8 1 +0,8 3
=
5
= 0,80 Hz
Adapun hasil perhitungan periode bandul matematis dengan panjang tali
25 cm adalah sebagai berikut :
1. Percobaan 1
t
T1 =
n
12, 46
=
10
= 1,24 s
2. Percobaan 2
t
T2 =
n
12,3 6
=
10
= 1,23 s
3. Percobaan 3
t
T3 =
n
18

12, 63
=
10
= 1,26 s
4. Percobaan 4
t
T4 =
n
12, 29
=
10
= 1,22 s
5. Percobaan 5
t
T5 =
n
1 1, 92
=
10
= 1,19 s
Adapun rata-rata hasil perhitungan periode bandul matematis dengan
panjang tali 25 cm adalah sebagai berikut :
∑T
x̄ =
5
1,2 4 +1,23+1,2 6 +1,2 2+1, 19
=
5
= 1,22 s

4.1.2 Pengolahan Data Bandul dengan Panjang Tali 30 cm


Adapun hasil perhitungan pengolahan data pada bandul dengan panjang
tali 30 cm dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2 Pengolahan Data Bandul dengan Panjang Tali 30 cm
Percobaan l (cm) n t (s) f (Hz) T (s)
1 30 10 13,66 0,73 1,32
2 30 10 13,64 0,73 1,35
3 30 10 13,90 0,71 1,33
4 30 10 13,76 0,72 1,34
5 30 10 14,01 0,71 1,32
Rata-rata 30 10 13,79 0,72 1.37
Sumber : Pengolahan Data
Adapun hasil perhitungan frekuensi bandul matematis dengan panjang tali
30 cm adalah sebagai berikut :
19

1. Percobaan 1
n
f1 =
t
10
=
13, 66
= 0,73 Hz
2. Percobaan 2
n
f2 =
t
10
=
13, 64
= 0,73 Hz
3. Percobaan 3
n
f3 =
t
10
=
13, 90
= 0,71 Hz
4. Percobaan 4
n
f4 =
t
10
=
13, 76
= 0,72 Hz
5. Percobaan 5
n
f1 =
t
10
=
1 4 , 01
= 0,71 Hz
Adapun rata-rata hasil perhitungan dari frekuensi bandul dengan panjang
tali 30 cm adalah sebagai berikut :
∑T
x̄ =
5
O,7 3+0,73+0,7 1 +0,7 2 +0,7 1
=
5
20

= 0,72 Hz
Adapun hasil perhitungan periode bandul dengan panjang tali 30 cm
adalah sebagai berikut :
1. Percobaan 1
t
T1 =
n
13, 66
=
10
= 1,36 s
2. Percobaan 2
t
T2 =
n
13, 64
=
10
= 1,36 s
3. Percobaan 3
t
T3 =
n
13, 90
=
10
= 1,39 s
4. Percobaan 4
t
T4 =
n
13, 76
=
10
= 1,37 s
5. Percobaan 5
t
T5 =
n
1 4 , 01
=
10
= 1,40 s
Adapun rata-rata hasil dari perhitungan periode bandul dengan panjang tali
30 cm adalah sebagai berikut :
21

∑T
x̄ =
5
1,3 6 +1,3 6 +1,3 9 +1,37 +1, 40
=
5
= 1,37 s

4.1.3 Pengolahan Data Bandul dengan Panjang Tali 35 cm


Adapun hasil pengolahan data pada bandul dengan panjang tali 35 cm
dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Pengolahan Data Bandul dengan Panjang Tali 35 cm
Percobaan l (cm) n t (s) f (Hz) T (s)
1 35 10 14,65 0,68 1,46
2 35 10 13,87 0,72 1,38
3 35 10 14,03 0,71 1,40
4 35 10 14,07 0,71 1,40
5 35 10 14,35 0,69 1,43
Rata-rata 35 10 14,19 0,70 1,41
Sumber : Pengolahan Data
Adapun hasil perhitungan frekuensi bandul matematis dengan panjang tali
35 cm adalah sebagai berikut :
1. Percobaan 1
n
f1 =
t
10
=
14, 65
= 0,68 Hz
2. Percobaan 2
n
f2 =
t
10
=
1 3 ,87
= 0,72 Hz
3. Percobaan 3
n
f3 =
t
22

10
=
14, 0 3
= 0,71 Hz
4. Percobaan 4
n
f4 =
t
10
=
14, 07
= 0,71 Hz
5. Percobaan 5
n
f5 =
t
10
=
14, 35
= 0,69 Hz
Adapun rata-rata hasil perhitungan frekuensi bandul matematis dengan
panjang tali 35 cm adalah sebagai berikut :
∑T
x̄ =
5
O,68 +0, 72+0, 71 +0,71 +0,69
=
5
= 0,70 Hz
Adapun hasil perhitungan periode bandul matematis dengan panjang tali
35 cm adalah sebagai berikut :
1. Percobaan 1
t
T1 =
n
14, 65
=
10
= 1,46 s
2. Percobaan 2
t
T2 =
n
1 3 ,87
=
10
= 1,38 s
23

3. Percobaan 3
t
T3 =
n
14, 0 3
=
10
= 1,40 s
4. Percobaan 4
t
T4 =
n
14, 07
=
10
= 1,40 s
5. Percobaan 5
t
T5 =
n
14, 35
=
10
= 1,43 s
Adadpun rata-rata hasil perhitungan periode bandul matematis dengan
panjang tali 35 cm adalah sebagai berikut :
∑T
x̄ =
5
1,4 6 +1, 38 +1,4 0 +1,4 0 +1,4 3
=
5
= 1,41 s

4.2 Analisis Data


Berdasarkan hasil perhitungan dari bandul dengan panjang tali 25 cm, 30
cm dan 35 cm, didapatkan analisis datanya sebagai berikut :
1. Adapun analisis data pada bandul dengan panjang tali 25 cm untuk
frekuensi pada percobaan 1 adalah 0,80 Hz, percobaan 2 adalah 0,81 Hz,
percobaan 3 adalah 0,79 Hz, percobaan 4 adalah 0,81 Hz, percobaan 5
adalah 0,83 Hz dengan rata ratanya sebesar 0,80 Hz. Dan untuk
periodenya didapatkan pada percobaan 1 adalah 1,24 s, percobaan 2 adalah
24

1,23 s, percobaan 3 adalah 1,26 s, percobaan 4 adalah 1,22 s, percobaan 5


adalah 1,19 s dengan rata-rata yang didapatkan sebesar 1,22 s.
2. Adapun analisis data pada bandul dengan panjang tali 30 cm untuk
frekeuensi didapatkan pada percobaan 1 adalah 0,73 Hz, percobaan 2
adalah 0,73 Hz, percobaan 3 adalah 0,71 Hz, percobaan 4 adalah 0,72 Hz,
percobaan 5 adalah 0,71 Hz dengan rata-rata yang didapatkan sebesar 0,72
Hz. Dan untuk periodenya didapatkan pada pada percobaan 1 adalah 1,36
s, percobaan 2 adalah 1,36 s, percobaan 3 adalah 1,39 s, percobaan 4
adalah 1,37 s, percobaan 5 adalah 1,40 s dengan rata-rata yang didapatkan
sebesar 1,37 s.
3. Adapun analisis data pada bandul dengan panjang tali 35 cm untuk
frekuensi didapatkan pada percobaan 1 adalah 0,68 Hz, percobaan 2
adalah 0,72 Hz, percobaan 3 adalah 0,71 Hz, percobaan 4 adalah 0,71 Hz,
percobaan 5 adalah 0,69 Hz dengan rata-rata 0,70 Hz. Dan untuk
periodenya didapatkan pada percobaan 1 adalah 1,46 s, percobaan 2 adalah
1,38 s, percobaan 3 adalah 1,40 s, percobaan 4 adalah 1,40 s, percobaan 5
adalah 1,43 s dengan rata-rata yang didapatkan sebesar 1,41 s.

4.3 Evaluasi
Adapun evaluasi data dari praktikum bandul matematis dapat dilihat dari
Tabel 4.4 sebagai berikut :
Tabel 4.4 Evaluasi
Perhitungan Frekuensi (Hz) Periode (s)
Bandul dengan panjang tali 25 cm 0,80 1,22
Bandul dengan panjang tali 30 cm 0,72 1,37
Bandul dengan panjang tali 35 cm 0,70 1,41
Sumber : Pengolahan Data
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa frekuensi pada bandul
dengan panjang tali 25 cm lebih besar dibandingkan frekuensi pada bandul dengan
panjang tali 30 cm dan dan lebih kecil dibandingkan dengan panjang tali 35 cm
yaitu 0,70 Hz > 0,72 Hz < 0,80 Hz. Sedangkan periode pada bandul dengan
panjang tali 25 cm lebih kecil dibandingkan dengan periode pada bandul dengan
panjang tali 30 cm dan lebih besar dibandingkan panjang tali 35 yaitu 1,41 s <
1,37 s > 1,22 s.
25
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun yang menjadi kesimpulan dari praktikum bandul di atas adalah
sebagai berikut :
1. Bandul adalah benda yang terikat pada sebuah tali dan dapat terayun
secara bebas dan periodik yang menjadi dasar kerja dari sebuah jam
dinding kuno dan mempunyai ayunan.
2. Gerak harmonik sederhana adalah jenis gerak osilasi yang di dalamnya
objek bergerak secara periodik dan harmonis. Pada gerak ini, gaya netto
yang bekerja pada objek selalu berlawanan dengan posisi saat ini dari
objek, dan besarnya gaya ini sebanding dengan jarak yang ditempuh objek
dari posisi keseimbangan. Getaran merupakan gerak bolak-balik suatu
partikel secara periode melalui suatu titik kesetimbangan. Getaran dapat
bersifat harmonis sederhana dan kompleks.
3. Hasil pengukuran rata-rata periode pada panjang tali 25 cm adalah 1,21 s,
pada panjang tali 30 cm adalah 1,33 s dan pada panjang tali 35 cm adalah
1,42 s. Hasil pengukuran rata-rata frekeunsi pada panjang tali 25 cm
adalah 0,81 Hz, pada panjang tali 30 cm adalah 0,74 Hz dan pada panjang
tali 35 cm adalah 0,69 Hz.

5.2 Saran
Adapun yang menjadi saran setelah melakukan praktikum bandul adalah
sebagai berikut :
1. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya praktikan memahami konsep
pengukuran bandul.
2. Saat melakukan pengukuran, pratikan sebaiknya lebih teliti saat melihat
gerak benda agar didapatkan hasil yang maksimal.
3. Setiap praktikan harus mematuhi aturan laboratorium dan utamakan
kerjasama antar kelompok agar praktikum dapat berjalan dengan tepat
cepat dan aman.
Daftar Pustaka

Amelia, S. (2019). Bandul Matematis. Academia.edu, 4-9.


Dwi, S. (2021, September 17). Rumus Gerak Hramonik Sederhana. Zenius:
https://www.zenius.net/blog/rumus-gerak-harmonik-sederhana
Laatifah. (2021, Desember 4). Gerak Harmonik Sederhana. rumus
pintar:https://www.rumuspintar.com/gerak-harmonik-sederhana
Minthesiez. (2023, Maret 16). Bandul. Wikipedia:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bandul
Riswandi, R. (2023, Oktober 1). Beranda/Edukasi/Fisika/Kuliah. Kakakiky:
https://www.kakakiky.id/2023/01/rangkuman-fisika-tentang-bandul.html

27

Anda mungkin juga menyukai