Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Mengembangkan Dan Menyusun Tes Dalam Pembelajaran

Dosen Pengampu:

Dr. Elida, M. Pd

Fitri Yasih, M. Pd

Oleh Kelompok 6 :

Aisha Diva Medina (21075128)

Asral Fuadi (21075053)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayat
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Mengembangkan Dan
Menyusun Tes Dalam Pembelajaran”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Evaluasi Pembelajaran.

Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menjabarkan apa saja materi tentang mbkm
tersebut, bagi penulis dan pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini

Padang, 13 Maret 2024

Kelompok 6
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ............................................................................................... i

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3

A. Keunggulan Dan Kelemahan Tes ............................................................... 3


B. Mengembangkan Tes ................................................................................... 6
C. Perencanaan Tes .......................................................................................... 9

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 12

A. Kesimpulan ................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 13


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menilai pencapaian hasil belajar siswa merupakan tugas pokok seorang guru
sebagai konsekuensi logis dari pelaksanaan perencanaan pembelajaran yang telah disusun
tiap awal semester. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengambil keputusan tentang
keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi yang telah di tetapkan.
Untuk mengukur ketercapaian suatu kompetensi diperlukan lebih dari satu alat
ukur. Jika kompetensi yang akan dicapai lebih dominan dalam ranah kognitif maka tes
merupakan alat ukur yang tepat. Tetapi jika kompetensi yang akan dicapai berada dalam
ranah afektif dan psikomotor maka tes bukan alat ukur yang valid. Alat ukur yang valid
untuk mencapai kompetensi tersebut adalah non-tes, misalnya skala sikap, asesmen
kinerja dan portofolio.
Untuk dapat mengembangkan tes yang baik ada beberapa langkah yang harus
diikuti yaitu harus memahami bagaimana cara menulis tes baik sesuai dengan tata cara
atau kaidah yang telah ditentukan, membuat perencanaan tes dan menulis butir soal
berdasarkan perencanaan yang telah dibuat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apa keunggulan dan kelemahan tes?
2. Bagaimana mengembangkan tes?
3. Bagaimana perencanaan tes?
C. Tujuan
Adapun beberapa tujuan yang terdapat dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dari tes.
2. Untuk mengetahui cara mengembangkan tes.
3. Untuk mengetahui merencanakan tes.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keunggulan Dan Kelemahan Tes


Tes merupakan alat ukur yang tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam ranah
kognitif. Untuk menentukan salah satu jenis tes yang akan digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa, harus berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan diukur. Untuk dapat
memilih jenis tes yang tepat, kita harus memahami keunggulan dan kelemahan dari tiap jenis tes,
sehingga kita bisa memaksimalkan keunggulan tes yang kita gunakan dan menekan
kelemahannya seminimal mungkin.
1. Tes Objektif
Keunggulan:
a. Tepat digunakan untuk mengukur proses berfikir rendah sampai dengan sedang (ingatan,
pemahaman, penerapan).
b. Semua/sebagian besar materi yang telah diajarkan dapat ditanyakan saat ujian sehingga
semua/sebagian besar tujuan pembelajaran yang ditetapkan dalam RPP dapat diukur
ketercapaiannya.
c. Pemberian skor pada setiap siswa dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan konsisten
karena jawaban yang benar untuk setiap butir soal sudah jelas dan pasti.
d. Memungkinkan untuk dilakukan analisis butir soal.
e. Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan.
f. Informasi yang diperoleh lebih kaya.
Kelemahan:
a. Butir soal yang ditulis cenderung mengukur proses berpikir rendah.
b. Membuat pertanyaan tes objektif yang lebih baik lebih sukar sehingga membutuhkan
waktu lebih lama.
c. Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan menerka.
d. Anak tidak dapat mengorganisasikan, menghubungkan, dan menyatakan idenya sendiri
karena semua alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan sudah diberikan oleh penulis
soal.
Upaya untuk meminimalkan kelemahan:
a. Agar soal yang ditulis dapat mengukur tujuan pembelajaran yang ditetapkan penulis
harus berorientasi pada kisi-kisi soal.
b. Menguasai materi dengan baik dan latihan terus menerus hingga betul-betul mahir.
c. Menuliskan butir soal dengan baik sesuai kaidah penulisan butir soal objektif yang telah
ditentukan dan memperbanyak jumlah alternatif jawaban menjadi empat atau lima.
d. Dengan tes objektif anak tidak dapat mengemukakan idenya sendiri dapat diatasi dengan
menggunakan tes uraian.

2. Tes Uraian
Keunggulan:
a. Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi.
b. Tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks yang tidak dapat
diukur dengan tes objektif.
c. Waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes uraian lebih cepat daripada waktu yang
digunakan untuk menulis satu set tes objektif.
d. Menulis tes uraian yang baik relatif lebih mudah dari pada menulis tes objektif.
Kelemahan:
a. Terbatasnya sampel materi yang ditanyakan.
b. Sukar memeriksa jawaban siswa.
Pemberian skor yang kurang objektif dan kurang konsisten dapat disebabkan karena
beberapa hal, di antaranya:
a. Adanya hallo effect.
b. Adanya efek bawaan (carry over effect).
c. Efek urutan pemeriksaan ( order effect).
d. Pengaruh penggunaan bahasa.
e. Pengaruh tulisan tangan.
Upaya untuk meminimalkan kelemahan :
a. Upaya untuk meningkatkan jumlah sampel materi yang ditanyakan saat ujian adalah
membuat tes uraian yang dapat dijawab dengan cepat oleh siswa (tes uraian terbatas)
b. Upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pemeriksa adalah dengan memeriksa
hasil ujian tanpa nama.
c. Upaya untuk mengatasi kesulitan dalam memeriksa hasil tes siswa adalah:
 Gunakan tes uraian terbatas.
 Gunakan 2 pemeriksa untuk memeriksa setiap hasil tes siswa.
 Sepakat tentang cara pemberian skor dengan pemeriksa kedua.
 Lakukan uji coba pemeriksaan.
d. Upaya untuk mengurangi hallo effect adalah dengan menghilangkan/menutup nama
peserta tes.
e. Upaya untuk menghindari carry over effect adalah dengan cara memeriksa jawaban soal
nomor 1 untuk keseluruhan siswa baru kemudian baru memeriksa soal nomor 2 juga
untuk keseluruh siswa begitu seterusnya sampai butir soal terakhir.
f. Upaya menghindari order effect adalah dengan berhenti memeriksa jika sudah merasa
lelah dalam memeriksa.

B. Mengembangkan Tes
Ada dua jenis tes yang paling sering digunakan, yaitu tes objektif dan tes uraian.
Keterampilan menulis tes yang baik (baik pada tes uraian maupun tes objektif) sangat diperlukan
agar dapat menghasilkan tes yang baik.
1. Tes Objektif
Ragam tes objektif adalah sebagai berikut:
a. Tes benar salah / true false item
Fungsi:
1) Mengukur kemampuan siswa untuk mengidentifikasi kebenaran suatu pernyataan
mengenai fakta, definisi, prinsip, teori, hukum, dan sebagainya.
2) Mengukur kemampuan siswa untuk membedakan antara fakta dengan pendapat atau
opini.
3) Mengukur hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.
Keunggulan:
1) Mudah dikonstruksikan.
2) Dapat menanyakan banyak sampel materi.
3) Mudah penskoran.
4) Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir sederhana.
Kelemahan:
1) Probabilitas siswa dalam menebak jawaban sangat tinggi yaitu 50%.
2) Sebagian besar soal benar salah hanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa
yang sederhana yaitu aspek ingatan.

b. Tes menjodohkan / matching exercise


Yaitu tes objektif yang ditulis dalam dua kolom. Kolom pertama adalah pokok
soal/premis dan kolom kedua adalah jawaban / respons.
Keunggulan:
1) Mudah dibuat
2) Mudah penskorannya
3) Dapat menguji banyak materi yang telah diajarkan pada siswa.
Kelemahan:
1) Butir soal yang dibuat cenderung mengukur hasil belajar yang sederhana.

c. Tes pilihan ganda / multiple choice


Ragam tes pilihan ganda :
1) Melengkapi pilihan ( ragam A)
Tersusun atas pokok soal dengan empat / lima alternatif jawaban.
2) Hubungan antar hal (ragam B)
Tersusun atas pokok soal terdiri dari dua pernyataan yang independen dipisahkan
dengan kata sebab.
3) Analisis kasus (ragam C)
4) Ganda kompleks (ragam D)
5) Membaca diagram, tabel, atau grafik ( ragam E )

2. Tes Uraian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonstruksi tes uraian yaitu:
a. Tulis tes uraian berdasarkan perencanaan tes yang dibuat.
b. Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang sukar.
c. Kembangkan butir soal dari suatu kasus.
d. Gunakan tes uraian terbatas.
e. Usahakan pertanyaan mengungkap pendapat siswa bukan hanya fakta.
f. Rumuskan pertanyaan dengan jelas dan tegas.
g. Rancanglah pertanyaan sesuai waktu yang disediakan dalam ujian.
h. Hindari penggunaan pernyataan pilihan.

C. Perencanaan Tes
Agar tes objektif yang akan ditulis tidak melenceng dari materi yang telah diajarkan
selama proses pembelajaran maka tes tersebut harus ditulis berdasarkan kisi-kisi. Kisi-kisi inilah
yang harus menjadi pedoman dalam menulis setiap butir soal.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kisi-kisi antara lain:
1. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan. Pemilihan sampel materi harus diupayakan
serepresentatif mungkin.
2. Penentuan jenis tes yang akan digunakan. Penentuan jenis tes yang akan digunakan apakah
akan menggunakan tes pilihan ganda, tes uraian, atau gabungan antara keduanya harus
diperhitungkan terutama terkait dengan materi, jumlah butir soal dan waktu tes yang
disediakan.
3. Jenjang kemampuan berpikir yang diujikan harus sesuai dengan kemampuan berpikir yang
dilatihkan selama proses pembelajaran.
4. Ragam tes yang digunakan. Pemilihan ragam soal ini erat kaitannya dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
5. Sebaran tingkat kesukaran butir soal. Pemilihan butir soal harus berpedoman pada tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
6. Waktu ujian yang disediakan. Lamanya waktu akan membawa konsekuensi pada banyaknya
butir soal yang harus dibuat.
7. Jumlah butir soal yang akan ditanyakan tergantung pada:
 Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
 Ragam soal yang akan digunakan.
 Proses berpikir yang ingin diukur.
 Sebaran tingkat kesukaran dalam set tes tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tes merupakan alat ukur yang tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar
dalam ranah kognitif. Untuk menentukan salah satu jenis tes yang akan digunakan untuk
mengukur hasil belajar siswa, harus berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan
diukur. Untuk dapat memilih jenis tes yang tepat, kita harus memahami keunggulan dan
kelemahan dari tiap jenis tes, sehingga kita bisa memaksimalkan keunggulan tes yang
kita gunakan dan menekan kelemahannya seminimal mungkin.

B. Saran
Keterampilan menulis tes yang baik (baik pada tes uraian maupun tes objektif)
sangat diperlukan agar dapat menghasilkan tes yang baik. Agar tes objektif yang akan
ditulis tidak melenceng dari materi yang telah diajarkan selama proses pembelajaran
maka tes tersebut harus ditulis berdasarkan kisi-kisi yang berpedoman pada tujuan
pembelajaran yang akan diukur. Kisi-kisi inilah yang harus menjadi pedoman dalam
menulis setiap butir soal.
DAFTAR PUSTAKA

Suryanto, Adi, dik. (2017). Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai