Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

PSIKOLOGI EKSPERIMEN

Dosen Pengampu : Didik Widiantoro, M.Psi., Psikolog

Asisten Praktikum : Rahmad Muliadi Damanik

Disusun Oleh :

NILA ALVISAH

208110018

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ini.
Laporan ini di susun dalam rangka memenuhi tugas individu mata kuliah
Psikologi Eksperimen Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau, Pekanbaru.
Dalam Menyusun laporan ini, penulis banyak memperoleh bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Didik Widiantoro, M.Psi., Psikolog. Selaku dosen mata kuliah Psikologi
Eksperimen, Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau.
2. Saudara Rahmad Muliadi Damanik selaku asisten Praktikum ekperimen yang
telah membimbing kami dalam laporan praktikum ini.
3. Orang tua tercinta serta keluarga yang menjadi supporter terhebat yang pernah
saya miliki.
4. Seluruh teman – teman yang juga sama – sama menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
menyempurnakan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Pekanbaru, 16 Juni 2022

Nila Alvisah

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI EKSPERIMEN (PUZZLE).............1

I. PERMASALAHAN.....................................................................................1

II. DASAR TEORI............................................................................................1

III. HIPOTESIS.................................................................................................3

IV. VARIABLE INDEPENDEN........................................................................4

V. VARIABLE DEPENDEN.............................................................................4

VI. BAHAN DAN PERALATAN.......................................................................4

VII. RANCANGAN EKSPERIMEN...................................................................4

VIII. PROSEDUR PELAKSANAAN...................................................................5

IX. PENCATATAN HASIL................................................................................6

X. PENGOLAHAN HASIL..............................................................................7

XI. KESIMPULAN..........................................................................................13

XII. DISKUSI....................................................................................................13

XIII. KESAN – KESAN DALAM EKSPERIMEN.............................................14

XIV. KEGUNAAN SEHARI – HARI.................................................................14

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI EKSPERIMEN (MEMORI).........16

I. PERMASALAHAN...................................................................................16

II. DASAR TEORI..........................................................................................16

III. HIPOTESIS...............................................................................................18

IV. VARIABEL INDEPENDENT....................................................................18

V. VARIABEL DEPENDENT........................................................................18

VI. BAHAN DAN PERALATAN.....................................................................18


VII. RANCANGAN EKSPERIMEN.................................................................19

VIII. PROSEDUR PELAKSANAAN..................................................................20

IX. PENCATATAN HASIL..............................................................................21

X. PENGOLAHAN HASIL............................................................................22

XI. KESIMPULAN..........................................................................................25

XII. DISKUSI....................................................................................................25

XIII. KESAN – KESAN DALAM EKSPERIMEN.............................................26

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27
LAPORAN PRAKTIKUM

PSIKOLOGI EKSPERIMEN (PUZZLE)

Nama Eksperimenter : Nila Alvisah

Nama Subjek : Selviana Rahmawati

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia :19 tahun

Pendidikan : Mahasiswi

Nama Eksperimen : Puzzle

Tanggal Eksperimen : 30 Mei 2022

Waktu Eksperimen : Pukul 15.00 – 17.00 WIB

Tempat Eksperimen : Aula Fakultas Psikologi UIR

I. PERMASALAHAN
Masalah adalah suatu hal yang berdampingan dengan kehidupan sehari –
hari. Tak ada seorangpun yang tak luput dari masalah, baik itu permasalahan
ringan maupun permasalahan yang berat. Masalah adalah kesenjangan antara
kenyataan dengan suatu yang diharapkan baik. Masalah biasanya dianggap
sebagai suatu keadaan yang perlu diselesaikan. Umumnya masalah ada ketika
seorang individu menyadari bahwa apa yang terjadi tidak sesuai denganapa
yang diharapkan. Jadi masalah pada individu adalah suatu kondisi sulit yang
memerlukan pengentasan dan jika dibiarkan akan merugikan.

II. DASAR TEORI


Masalah merupakan suatu hal yang selalu berdampingan dengan
kehidupan yang tak akan pernah usai sampai kapanpun. Masalah yang
dialami setiap orang berbeda – beda dan tidak ada seorangpun yang tidak

1
2

memiliki masalah. Masalah adalah suatu hal yang perlu penyelesaian agar
mendapatkan jalan keluar.

Masalah adalah tugas yang tidak mudah untuk segera diselesaikan, atau
bisa menyelesaikannya namun tidak benar karena terjadi suatu penyimpangan
Dossey (dalam Alghadari & Kusuma, 2018). Beberapa kondisi tersebut di
atas menjelaskan bahwa karakteristik dari masalah adalah menyulitkan tetapi
tetap bisa, membingungkan namun masih ada cara, menghambat karena
belum menemukan, dan penyimpangan karena ada yang tidak bersesuaian.
(Alghadari & Kusuma, 2018).

Masalah (problem) sebagai kesenjangan antara kenyataan dan harapan.


Namun dalam matematika, istilah “problem” memiliki makna yang lebih
khusus, yaitu seperti yang diungkapkan oleh Sumardyono (dalam Kusmanto,
2014), bahwa “kata‘problem’ terkait erat dengan suatu pendekatan problem
solving”.

Sumiati dan Asra (dalam Kusmanto, 2014) menyatakan bahwa


“pemecahan masalah merupakan kemampuan memproseskan informasi untuk
membuat keputusan dalam memecahkanmasalah”.Geanne Ellis Ormrod
(dalam Kusmanto, 2014), menyatakan bahwa “pemecahan masalah adalah
menggunakan (yaitu mentransfer) pengetahuan dan keterampilan yang sudah
ada untuk menjawab pertanyaan yang belum terjawab atau situasi yang sulit
sedangkanGagne (dalamKusmanto, 2014), mendefinisikan pemecahan
masalah sebagai proses mensintesis berbagai konsep, aturan, atau rumus
untuk memecahkan masalah.

Menurut Sumarmo (dalamSumartini, 2016) pemecahan masalah adalah


suatu proses untuk mengatasi kesulitan yang ditemui untuk mencapai suatu
tujuan yang diinginkan. Branca (dalamSumartini, 2016) mengatakan bahwa
pemecahan masalah dapat diartikan dengan menggunakan interpretasi umum,
yaitu pemecahan masalah sebagai tujuan, pemecahan masalah sebagai proses,
dan pemecahan masalah sebagai keterampilan dasar.Pemecahan masalah
3

merupakan suatu proses untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi


untuk mencapai tujuan yang diharapkan(Sumartini, 2016)

Polya (dalamSumartini, 2016)mengemukakan bahwa untuk memecahkan


suatu masalah ada empat langkah yang dapat dilakukan, yakni:

1. Memahami masalah.
Kegiatan dapat yang dilakukan pada langkah ini adalah: apa (data) yang
diketahui, apa yang tidak diketahui (ditanyakan), apakah informasi cukup,
kondisi (syarat) apa yang harus dipenuhi, menyatakan kembali masalah asli
dalam bentuk yang lebih operasional (dapat dipecahkan).
2. Merencanakan pemecahannya.
Kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah: mencoba mencari
atau mengingat masalah yang pernah diselesaikan yang memiliki kemiripan
dengan masalah yang akan dipecahkan, mencari pola atau aturan, Menyusun
prosedur penyelesaian (membuat konjektur).
3. Menyelesaikan masalah sesuai rencana. Kegiatan yang dapat dilakukan pada
langkah ini adalah: menjalankan prosedur yang telah dibuat pada langkah
sebelumnya untuk mendapatkan penyelesaian.
4. Memeriksa kembali prosedur dan hasil penyelesaian.

III. HIPOTESIS
Seseorang diberikan 3 jenis puzzle (tanpa guide, semi guide, dan dengan
guide)maka :

a. Waktu penyelesaian puzzle tanpa guide lebih lama dari pada puzzle
dengan semi guide.
b. Waktu penyelesaian puzzle tanpa guide lebih lama dari pada puzzle
dengan guide.
c. Waktu penyelesaian puzzle dengan semi guide lebih lama dari pada
puzzle dengan guide.
d. Kesalahan penyelesaian puzzle semi guide lebih sedikit daripada
puzzle tanpa guide.
4

e. Kesalahan penyelesaian puzzle tanpa guide lebih banyak dari pada


puzzle dengan guide.
f. Kesalahan penyelesaian puzzle dengan semi guide lebih banyak dari
pada puzzle dengan guide.

IV. VARIABLE INDEPENDEN


Jenis Puzzle :
a. Tanpa Guide
b. Dengan Semi Guide
c. Dengan Guide

V. VARIABLE DEPENDEN
Waktu pemecahan masalah, diukur sejak subjek mengerjakan sampai
berhasil Menyusun puzzle menjadi bentuk yang benar.

VI. BAHAN DAN PERALATAN


Adapun bahan dan peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Puzzle tanpa guide, dengan semi guide, dan dengan guide


b. Stopwatch
c. Kertas observasi dan alat tulis

VII. RANCANGAN EKSPERIMEN


Rancangan tiga kelompok dengan Random Assignment

K1 X1 O

R K2 X2 O

K3 X3 O

X1 : Perlakuan dengan jenis puzzle tanpa menggunakan guide


X2 : Perlakuan dengan jenis puzzle dengan semi guide
X3 : Perlakuan dengan jenis puzzle dengan guide
O : Observasi, waktu pemecahan masalah
5

VIII. PROSEDUR PELAKSANAAN


a. Subjek duduk pada kursi yang telah disediakan, berhadapan dengan
tester.
b. Eksperimenter melakukan pendekatan terhadap subjek sehingga suasana
tidak terasa kaku dan menegangkan.
c. Eksperimenter membacakan petunjuk untuk mengerjakan tes puzzle
dengan instruksi sebagai berikut :
“Sekarang di depan anda sudah ada suatu pola yang nanti akan saya acak.
Tugas anda adalah menyusun kembali pola – pola ini dengan benar
sehingga terbentuk seperti semula. Perhatikan dengan benar pola – pola
tersebut dan kerjakan dengan teliti. Mulailah menyusun ketika saya
katakan mulai dan berhentilah menyusun ketika saya katakan berhenti.
d. Selain waktu pemecahan masalah, yang diukur sejak subjek mulai
mengerjakan sampai berhasil menyusun bentuk yang benar, diamati pula
error yang dilakukan oleh subjek, yaitusetiap percobaan untuk
melakukan kepingan puzzle yang tidak tepat pada tempat yang
semestinya.
6

IX. PENCATATAN HASIL


Table Data Kelompok

Nama Waktu Error


A B C A B C
Putri ZahraMahdiyyah 1288 972 265 166 91 32
Winda Sriwahyuni 1560 1260 120 167 118 6
RiskaHandila 2630 700 290 82 24 10
AyuMila Sari 2930 1247 178 116 44 12
Aidil Favarizi 2820 780 420 103 22 10
Diakbar Salam Bako 1468 527 152 71 13 1
Selviana 420 840 120 25 33 8
Nila Alvisah 1241 623 1327 82 25 58
Sri Nadila 1957 336 144 259 44 30
Annisya Hazriani 3323 1777 463 168 84 40

Keterangan :

A. Puzzle Non Guide

B. Puzzle Semi Guide

C. Puzzle With Guide


7

X. PENGOLAHAN HASIL
Puzzle

WAKTU ( DETIK )

A:B

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable Variable
1 2
Mean 1963,7 906,2
858805, 179543,
Variance 6 5
Observations 10 10
0,44676
Pearson Correlation 5
Hypothesized Mean
Difference 0
Df 9
4,03319
t Stat 7
0,00147
P(T<=t) one-tail 9
1,83311
t Critical one-tail 3
0,00295
P(T<=t) two-tail 9
2,26215
t Critical two-tail 7

Keterangan :
8

T hitungan > t table

4,033197 > 1,833113

jadi, hasilsignifikan

A:C

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable Variable
1 2
Mean 1963,7 347,9
858805, 133333,
Variance 6 7
Observations 10 10
-
Pearson Correlation 0,03082
Hypothesized Mean
Difference 0
Df 9
5,07672
t Stat 8
0,00033
P(T<=t) one-tail 3
1,83311
t Critical one-tail 3
0,00066
P(T<=t) two-tail 6
2,26215
t Critical two-tail 7
9

Keterangan :

T hitungan > t table

5,076728 > 1,833113

jadi, hasil signifikan

B:C

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable Variable
1 2
Mean 906,2 347,9
179543, 133333,
Variance 5 7
Observations 10 10
-
Pearson Correlation 0,08084
Hypothesized Mean
Difference 0
Df 9
t Stat 3,03724
P(T<=t) one-tail 0,00704
t Critical one-tail 1,83311
10

3
0,01408
P(T<=t) two-tail 1
2,26215
t Critical two-tail 7

Keterangan :

T hitungan > t table

3,03724 > 1,833113

jadi, hasil signifikan

ERROR

A:B

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable Variable
1 2
Mean 123,9 47,1
4490,76 916,544
Variance 7 4
Observations 10 10
Pearson Correlation 0,57999
11

Hypothesized Mean
Difference 0
Df 9
4,39470
t Stat 6
0,00086
P(T<=t) one-tail 7
1,83311
t Critical one-tail 3
0,00173
P(T<=t) two-tail 4
2,26215
t Critical two-tail 7

Keterangan :

T hitungan > t table

4,394706 > 1,833113

jadi, hasil signifikan

A:C

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable Variable
1 2
12

Mean 123,9 23,2


4490,76 319,511
Variance 7 1
Observations 10 10
0,41771
Pearson Correlation 1
Hypothesized Mean
Difference 0
Df 9
5,15931
t Stat 1
0,00029
P(T<=t) one-tail 8
1,83311
t Critical one-tail 3
0,00059
P(T<=t) two-tail 6
2,26215
t Critical two-tail 7

Keterangan :

T hitungan > t table

5,159311 > 1,833113

jadi, hasil signifikan


13

B:C

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable Variable
1 2
Mean 47,1 23,2
916,544 319,511
Variance 4 1
Observations 10 10
0,45187
Pearson Correlation 5
Hypothesized Mean
Difference 0
Df 9
2,76529
t Stat 1
0,01096
P(T<=t) one-tail 1
1,83311
t Critical one-tail 3
0,02192
P(T<=t) two-tail 2
2,26215
t Critical two-tail 7

Keterangan :

T hitungan > t table

2,765291 > 1,833113


14

jadi, hasil signifikan

XI. KESIMPULAN
Seseorang diberikan 3 jenis puzzle (tanpa guide, semi guide, dan dengan
guide)maka :

a. Waktu penyelesaian puzzle tanpa guide lebih lama dari pada puzzle
dengan semi guide. Hipotesis diterima
b. Waktu penyelesaian puzzle tanpa guide lebih lama dari pada puzzle
dengan guide. Hipotesis diterima
c. Waktu penyelesaian puzzle dengan semi guide lebih lama dari pada
puzzle dengan guide. Hipotesis diterima
d. Kesalahan penyelesaian puzzle semi guide lebih sedikit daripada puzzle
tanpa guide. Hipotesis diterima
e. Kesalahan penyelesaian puzzle tanpa guide lebih banyak dari pada puzzle
dengan guide. Hipotesis diterima
f. Kesalahan penyelesaian puzzle dengan semi guide lebih banyak dari pada
puzzle dengan guide. Hipotesis diterima

XII. DISKUSI
Dalam teori pemecahan masalah didefinisikan sebagai proses
penghilangan perbedaan atau ketidaksesuaian. Yang dinginkan dari proses
pemecahan masalah adalah decision making. Menurut Suharnan (2005),
decision making atau yang dikenal dengan pengambilan keputusan yaitu
proses memilih atau menentukan berbagai kemungkinan di antara situasi-
situasi yang tidak pasti dengan kata lain jika seseorang hendak mengambil
15

keputusan maka harus melewati beberapa tahap atau langkah sebelum


akhirnya keputusan tersebut dipilih.
Dalam proses pengerjaan puzzle ditemukan dua cara yakni insight dan
trial error. Insight yaitu wawasan atau mencari tahu pengetahuan secara lebih
mendalam. Contohnya yaitu disaat kita menyusun permainan puzzle ada salah
satu bagian yang telah kita coba ternyata itu tidak pas untuk diletakkan, dan
disini kita telah belajar atau mengetahui jika bagian ini tidak pas untuk
diletakkan. Maka kita akan mencoba bagian yang lain atau berusaha mencari
pola yang cocok dengan tempatnya atau warna puzzle yang cocok dengan
warna puzzlenamun dalam ekperimen ini lebih banyak menggunakan trial and
error untuk menyelesaikan puzzle. Terjadi banyak kesalahan saat
menyelesaikan puzzle tapa guide (polos). Namun hanya terjadi sedikit
kesalahan dan waktu yang tidak lama untuk menyelesaikan puzzle dengan
guide (yang berwarna warni).Kesimpulannya adalah bahwa manusia memliki
berbagai cara dalam menyelesaikan masalah.

XIII. KESAN – KESAN DALAM EKSPERIMEN


A. Fisik
Pada saat pelaksanaan eksperimen, saat itu subjek melakukan
eksperimen di ruang Aula Fakultas Psikologi. Di ruangan tersebut
menggunakan AC dan sangat dingin. Subjek terlihat mengerjakan dengan
nyaman dan tenang, subjek tetap berupaya fokus meskipun beberapa kali
gagal menyatukan potongan Puzzle.
B. Psikologis
Subjek terlihat kesulitan di awal pengerjaan puzzle yang pertama,
subjek masih berusaha menyesuaikan pola puzzle tersebut. Sesekali
subjek mengetuk jari nya pada meja sembari berpikir mencocokkan
potongan – potongan puzzle. Subjek terlihat nyaman dan tenang dalam
mengerjakan tes dikarenakan ruangan yang dingin dan nyaman.
C. Asisten
16

Asisten memandu praktikum dengan sangat baik dan praktikum


berjalan lancar.Penjelasan dari asisten yang mudah dipahami membuat
subjek dan eksperimenter cepat mengerti.

XIV. KEGUNAAN SEHARI – HARI


1. Untuk meningkatkan keterampilan kognitif
Menyusun puzzle yang telah teracak sehingga tersusun Kembali
membutuhkan nalar yang cukup baik. Ketika seseorang salah dalam
mencoba meletakkan potongan puzzleakan menjadi pembelajaran dan
memudahkan dalam meletakkan potongan puzzle lainnya. Semakin
sering salah dalam meletakkan puzzle maka akan semakin
mempermudah dalam pemecahan masalah.
2. Konsentrasi
Untuk Menyusun potongan puzzle yang teracak membutuhkan
fokus dan konsentrasi tinggi. Seseorang diharuskan fokus untuk
memperhatikan pola pada puzzle tersebut.
3. Melatih kesabaran
Saat seseorang melakukan kesalahan dalam meletakkan puzzle
maka ia akan menjadi cemas. Kesalahan – kesalahan berulang akan
membuat seseorang merasa kesal maka ia diharuskan bersabar untuk
menemukan potongan puzzle yang tepat.

Pekanbaru, 16 juni 2022

Nila alvisah

Asisten Praktikum : Rahmad Muliadi


17
LAPORAN PRAKTIKUM

PSIKOLOGI EKSPERIMEN(MEMORI)

Nama Eksperimenter : Nila Alvisah

Nama Subjek : Selviana Rahmawati

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 19 tahun

Pendidikan : Mahasiswi

Nama Eksperimen :Memori

Tanggal Eksperimen : 11 Juni 2022

Waktu Eksperimen : Pukul 14.00 – 16.00 WIB

Tempat Eksperimen : Lab Statistik Fakultas Psikologi UIR

I. PERMASALAHAN
Apakah daya ingat seseorang dipengaruhi oleh jenis materi yang harus
diingat?Apakah urutan penyajian stimulus mempengaruhi materi yang dapat
diingat?

II. DASARTEORI
Berdasarkan arti katanya, daya merupakan kemampuan melakukan
sesuatu atau tindakan dan ingat berarti berada dalam pikiran. Daya ingat
berarti kemampuan mengingat kembali. Manusia memiliki memori (ingatan)
yang kemampuan dan kapasitasnya sangat besar. Akan tetapi, tidak semua
orang memanfaatkan kapasitas tersebut seoptimal mungkin. Banyak orang
yang memanfaatkan memori ini sekadarnya saja, sehingga banyak ruang-
ruang dalam memori tersebut yang tidak terisi dan tidak diperlakukan dengan
lebih baik.

16
17

Schlessinger dan Grovesmengatakan bahwa memori adalah sistem


yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam
fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing
perilakunya.(Indrawati, 2014)

Menurut walgito (dalam Nofindra, 2019) daya ingat atau memori


dimaknai tidak hanya kemampuan untuk menyimpan apa yang pernah dialami
namun juga termasuk kemampuan untuk menerima, menyimpan dan
menimbulkan kembali apa yang telah diketahui. Kemampuan tersebut disebut
dengan pengkodean (encoding), penyimpanan (storage), dan pemulihan
kembali terhadap apa yang telah dialami atau diketahui (retrival). (Nofindra,
2019)

Menurut Wood Worth dan Marquis (dalamAnita & Hadiati,


2016)ingatan atau memori merupakan kemampuan yang berkaitan dengan
kemampuan untuk menerima atau memasukkan (learning), menyimpan
(retention) dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang telah
lampau. Memori adalah kemampuan daya ingat seseorang melalui proses
mengenal, menyimpan dan mengingat kembali yang telah dilakukan.

Memori dapat dibedakan menjadi tiga: (a) Short term memory; (b)
Long term memory; (c) Sensory memory. Perbedaan ketiga macam memori itu
terletak pada waktu masuknya stimulus dan penimbulan kembali sebagai
output. Apabila jarak waktu antara pemasukan stimulus dan penimbulan
kembali sebagai memory output berkisar 30 detik, ini merupakan short term
memory, sedang selebihnya disebut sebagai long term memory(Anita &
Hadiati, 2016)
18

III. HIPOTESIS
1. Jika seseorang diberi stimulus yang jenisnya berbeda (berupa pasangan
kata tak bermakna, pasangan kata bermakna namun tidak saling
berhubungan, pasangan kata bermakna saling berhubungan), maka daya
ingat akan berbeda.
2. Jika seseorang diberi stimulus berupa jumlah pasangan kata – kata, maka
pasangan kata – kata yang dapat diingat subjek dipengaruhi oleh urutan
penyajian.

IV. VARIABEL INDEPENDENT


1. Jenis pasangan kata yang menjadi stimulus, yaitu pasangan kata tidak
bermakna, pasangan kata bermakna tidak saling berhubungan, dan
pasangan kata bermakna dan saling berhubungan.
2. Urutan penyajian stimulus, yaitu urutan awal (1-3), urutan tengah (4-7),
dan urutan akhir (8-10).

V. VARIABEL DEPENDENT
Daya ingat, yang ditunjukkan melalui persentasi menjawab dengan benar
atau persentasi pasangan kata yang mampu diingat.

VI. BAHAN DAN PERALATAN


A. Daftar pasangan kata sebagai stimulus
Jenis A : pasangan kata – kata tak bermakna
- Per-sep - Sit-pun
- Sat-mal - Ram-sur
- Kim-pot - Kar-bar
- Bas-rab - Tum-kor
- Kes-dar - Mid-rus
19

Jenis B : pasangan kata – kata bermakna tidak saling berhubungan

- Mulai-ayah - Beli-tidur
- Pisau-surat - Kakak-tanah
- Asing-niat - Siap-watak
- Gemar-maksud - Sore-negara
- Pohon-makan - Maksud-bangsa

Jenis C : pasangan kata – kata bermakna saling berhubungan

- Surat-pos - Mencuri-polisi
- Musuh-racun - Buku-sekolah
- Nakal-hukuman - Air-mancur
- Ujian-lulus - Belajar-pandai
- Bapak-ibu - Meja-kursi
B. Lembar jawaban dan alat tulis
C. Stopwatch

VII. RANCANGAN EKSPERIMEN


Rancangan tiga kelompok dengan Random Assignment
K1 X1 O

R K2 X2 O

K3 X3 O

X1 : Perlakuan dengan jenis stimulus berupa pasangan kata tak


bermakna
X2 : Perlakuan dengan jenis stimulus berupa pasangan kata
bermakna yang tidak saling berhubungan
X3 : Perlakuan dengan jenis stimulus berupa pasangan kata
bermakna saling berhubungan
O : Observasi, daya ingat
20

VIII. PROSEDUR PELAKSANAAN


1. Subjek duduk pada kursi yang telah disediakan, berhadapan dengan
eksperimenter
2. Eksperimenter melakukan pendekatan pada subjek sehingga suasana
tidak terasa kaku dan menegangkan
3. Eksperimenter melakukan petunjuk untuk pengerjaan tes memori dengan
instruksi sebagai berikut :
“saya akan membacakan 10 pasangan kata – kata. Pembacaan akan
dilakukan 5 kali. Tugas anda adalah mendengarkannya dengan seksama
dan berusaha mengingat – ingatnya. Anda akan ditanya tentang pasangan
kata – kata tersebut”.
Daftar kata dibacakan dengan nada yang mendekati sama dengan cara :
jarak pembacaan antara pasangan kata – kata adalah 2 detik, dan jarak
antara setiap ulangan adalah 15 detik.
4. Setelah diulang 5 kali, subjek diberi kesempatan untuk beristirahat
selama 15 menit, dan selama itu pula subjek diajak bercakap – cakap
sehingga tidak ada kesempatan bagi subjek untuk mengingat – ingat
materi yang telah diberikan.
5. Subjek diminta duduk kembali berhadapan kembali dengan
eksperimenter, dan eksperimenter membacakan instruksi sebagai
berikut :
“sekarang saya akan membacakn kepada anda satu kata, dan tugas anda
adalah mengatakan pasangannya”. Apabila subjek menjawab benar maka
eksprimenter langsung meneruskan dengan pertanyaan berikutnya.
Namun apabila jawaban subjek salah maka tunggu kira – kira 4 detik
untukmemberi kesempatan untuk mengoreksi jawaban sebelumnya.
21

IX. PENCATATANHASIL
1. Data Individu (terlampir)

MEMORI MEMORI SESUAI DENGAN PENYAJIAN


(% jawaban yang
A B C
NAMA benar)
A B C 1-3 4-7 8-10 1-3 4-7 8-10 1-3 4-7 8-
10
Aidil Favarizi 60 80 100 1 2 3 3 2 3 3 4 3
Annisya Hazriani 60 90 90 3 2 1 2 4 3 3 4 2
AyuMila Sari 90 80 90 3 3 3 2 4 2 2 4 3
Diakbar Salam .B. 80 60 90 3 3 2 2 3 1 3 3 3
Nila Alvisah 90 70 100 3 3 3 3 3 1 3 4 3
Putri Zahra .M. 80 100 100 3 3 2 3 4 3 3 4 3
RiskaHandila 90 100 100 3 4 2 3 4 3 3 4 3
Selvina 70 100 90 3 2 2 3 4 3 3 4 2
Sri Nadila 40 60 90 2 2 0 2 2 2 3 4 2
Winda Sri .W. 100 100 100 3 4 3 3 4 3 3 4 3
2. Data Kelompok

A : Pasangan kata tak bermakna

B : Pasangan kata bermakna tidak saling berhubungan

C : Pasangan kata bermakna saling berhubungan

a : Urutan awal (1-3)

b : Urutan tengah (4-7)

c : Urutan akhir (8-10)


22

X. PENGOLAHAN HASIL
Memori

A:B

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable Variable
1 2
Mean 76 84
337,777 271,111
Variance 8 1
Observations 10 10
0,38920
Pearson Correlation 1
Hypothesized Mean
Difference 0
Df 9
-
t Stat 1,30931
0,11143
P(T<=t) one-tail 4
1,83311
t Critical one-tail 3
0,22286
P(T<=t) two-tail 8
2,26215
t Critical two-tail 7

Keterangan :

T hitungan < t table


1,30931 < 1,833113
23

jadi, hasil tidak signifikan


24

A:C

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable Variable
1 2
Mean 76 95
337,777 27,7777
Variance 8 8
Observations 10 10
0,45883
Pearson Correlation 1
Hypothesized Mean
Difference 0
Df 9
-
t Stat 3,61223
P(T<=t) one-tail 0,00282
1,83311
t Critical one-tail 3
P(T<=t) two-tail 0,00564
2,26215
t Critical two-tail 7

Keterangan :

T hitungan > t table


3,61223 > 1,833113
jadi, hasil signifikan
25

B:C

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable Variable
1 2
Mean 84 95
271,111 27,7777
Variance 1 8
Observations 10 10
0,38411
Pearson Correlation 1
Hypothesized Mean
Difference 0
Df 9
-
t Stat 2,28266
0,02417
P(T<=t) one-tail 6
1,83311
t Critical one-tail 3
0,04835
P(T<=t) two-tail 2
2,26215
t Critical two-tail 7

keterangan :

T hitungan > t table

2,28266 > 1,833113

jadi, hasil signifikan


26

XI. KESIMPULAN
1. Jika seseorang diberi stimulus yang jenisnya berbeda (berupan pasangan
kata tak bermakna, pasangan kata bermakna namun tidak saling
berhubungan, pasangan kata bermakna saling berhubungan), maka daya
ingatnya akan berbeda:
a) Jika seseorang diberi stimulus berupa pasangan kata tak bermakna
dan pasangan kata tak bermakna tidak berhubngan, maka tidak ada
perbedaan daya ingat yang signifikan di antara keduanya. Hipotesis
tidak diterima
b) Jika seseorang diberi stimulus berupa pasangan kata tak bermakna
dan pasangan kata bermakna saling berhubungan, maka terdapat
perbedaan daya ingat yang sangat signifikan. Hipotesis diterima.
c) Jika seseorang di beri stimulus berupa pasangan kata bermakna kata
bermakna tidak berhubungan dan pasanganberhubungan,maka tidak
ada perbedaan daya ingat yangsignifikan. Hipotesis diterima.

XII. DISKUSI
Terdapat tiga tahapan dalam pemrosesan memori, yaitu tahapan
pengodean atau encoding, tahap penyimpanan atau storage, dan tahapan
pemanggilan kembali atau retrieval.Contoh pada tahap encoding yakni pada
saat subjek melakukan penyandian pada suatu kata dalam bentuk informasi
yang mudah dipahami agar masuk ke dalam otak.Kemudian pada tahap
storage, ketika subjek menyimpan informasi yang telah disandikan untuk
dimasukkan ke dalam ingatannya. Yang terakhir yakni retrieval, pada saat
observer bertanya kembali sambungan dari pasangan kata tersebut, maka
27

subjek akan berusaha keras untuk mengembalikan informasi yang telah


disimpan.
Pada saat eksperimen subjek diberikan pasangan kata tidak bermakna,
pasangan kata bermakna namun tidak saling berhubungan, dan pasangan kata
bermakna yang saling berhubungan.Pada saat mengingat pasangan kata tak
bermakna intensitas kesulitan jauh lebih sulit. Pada saat mengingat pasangan
kata bermakna namun tidak saling berhubungan, intensitas mengingat ada
yang lebih sulit dan mudah. Dan pada saat mengingat pasangan kata
bermakna saling berhubungan, intensitas mengingat jauh lebih mudah.

XIII. KESAN – KESAN DALAM EKSPERIMEN


A. Fisik
Eksperimen dilakukan di dalam Labor Statistik Fakultas Psikologi. Di
ruangan tersebut terdapat AC yang menyala dan membuat ruangan
nyaman dan dingin. Subjek sangat berusaha keras dalam mengingat
pasangan kata yang diberikan, terutama pasangan kata tak bermakna.
B. Psikologis
Subjek tidak terlalu banyak mengalami kesulitan dalam menghafal,
namun ada beberapa kata tak bermakna yang subjek lupa dan berusaha
keras untuk mengingatnya. Hal ini karena pasangan kata takbermakna
memiliki kata yang tidak berhubungan dan juga tidak memiliki arti,
sehingga sulit untuk diingat kembali.
C. Asisten
Asisten memandu praktikum dengan sangat baik dan praktikum
berjalan lancar. Penjelasan dari asisten yang mudah dipahami membuat
subjek dan eksperimenter cepat mengerti cara pengerjaan soal memori.

XIV. KEGUNAAN SEHARI – HARI


1. Mengingat Pelajaran
2. Mengingat peristiwa yang telah dialami
3. Mengingat perlakuan orang lain
4. Meningkatkan rasa percaya diri
28

Pekanbaru, 16 juni 2022

Nila alvisah

Asisten Praktikum : Rahmad Muliadi

DAFTAR PUSTAKA

Alghadari, F., & Kusuma, A. P. (2018). Pendekatan Analogi Untuk Memahami


Konsep Dan Definisi Dari Pemecahan Masalah. Seminar Nasional
Matematika Dan Pendidikan Matematika II, 113–122.

Anita, & Hadiati, S. (2016). Korelasi Kemampuan Memori terhadap Hasil Belajar
Mahasiswa Pendidikan fisika IKIP PGRI Pontianak. Jurnal Pendidikan
Informatika Dan Sains, 5(2), 174–183.

Indrawati, I. A. G. B. P. D. dan K. R. (2014). Perilaku Mencatat dan Kemampuan


Memori Pada Proses Belajar Ida Ayu Gede Bintang Praba Dewi dan Komang
Rahayu Indrawati. Jurnal Psikologi Udayana, 1(2), 241–250.

Kusmanto, H. (2014). Pengaruh Berpikir Kristis Terhadap Kemampuan Siswa


Dalam Memecahkan Masalah Matematika. 3(1).

Nofindra, R. (2019). Ingatan, Lupa, Dan Transfer Dalam Belajar Dan


Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Rokania, 8(5), 55.

Sumartini, T. S. (2016). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematis Siswa melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. 5.

Anda mungkin juga menyukai