TT1 Wiwit Apriliyani
TT1 Wiwit Apriliyani
NOMOR 2 :
Berikut ini adalah prinsip-prinsip pembelajaran kelas rangkap berserta contohnya:
Keserempakan kegiatan pembelajaran, pada prinsip ini guru menghadapi dua kelas atau
lebih di waktu yang sama. Contoh: Guru Sekolah Dasar mengajar dua kelas secara waktu
bersamaan.
Kadar Tinggi waktu keaktifan akademik (WKA), pada sistem ini murid harus secara aktif
menghayati pembelajaran baik secara kurikulum maupun materi pembelajaran. Contoh:
pembentukan kelompok dalam belajar.
Terjadi pemanfaatan sumber secara efisiensi, dalam sistem ini dapat menghemat berupa
peralatan, sarana, tenaga guru pendidik dan waktu. Contoh: penggunaan satu ruangan kelas
untuk dihuni dua kelas yang berbeda.
Pembahasan:
Menggabungkan dua kelas di dalam satu ruangan. Misalnya, kelas I dan II diajar bersama.
Keuntungannya adalah jika ada anak kelas I yang gagal di materi tertentu, siswa itu hanya perlu
mengulang materi tersebut sembari melanjutkan materi yang sudah dikuasainya. Berbeda dengan
pengajaran di kelas tunggal, yaitu siswa harus mengulang semua pelajaran. Kelas rangkap yang
optimal ini adalah kemampuan guru mengelola siswa dan penguasaan atas materi serta
kompetensi yang diwajibkan di dalam kurikulum. menggabungkan dua kelas di dalam satu
ruangan. Misalnya, kelas I dan II diajar bersama. Keuntungannya adalah jika ada anak kelas I
yang gagal di materi tertentu, siswa itu hanya perlu mengulang materi tersebut sembari
melanjutkan materi yang sudah dikuasainya. Berbeda dengan pengajaran di kelas tunggal, yaitu
siswa harus mengulang semua pelajaran.
NOMOR 4 :
Pembukaan pembelajaran yang baik dapat dimulai dengan menyapa Siswa dengan penuh
Semangat. Ketika guru menyapa siswa dengan bersemangat, siswa juga akan merasakannya dan
kemudian turut bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Sebaliknya, ketika guru memulai
pelajaran dengan lesu dan tidak semangat, maka siswa juga akan tertular energi tersebut sehingga
mereka juga ikut-ikutan tidak bersemangat. Semangat akan membuat siswa lebih mudah
mengikuti pelajaran. Dengan demikian, mereka dapat belajar dengan baik.
Hal lain yang dapat menarik perhatian siswa di awal pembelajaran antara lain dengan
menerapkan kegiatan ice breaking atau energizer supaya siswa siap mengikuti pelajaran. Supaya
tujuan membuka pelajaran tercapai, dibutuhkan kreatifitas yang tinggi dari Guru Pintar dalam
membuka pelajaran.
Pembukaan pembelajaran daring maupun luring harus dapat memberikan motivasi kepada siswa.
Guru harus mampu memilih kata-kata ataupun aktivitas yang dapat memotivasi dan membangun
siswa. Jika hal ini dilakukan dengan baik, maka siswa akan menjadi lebih rajin dan lebih antusias
dalam belajar. Apalagi jika mereka memiliki kesadaran bahwa gurunya memberikan dukungan
kepada mereka.
Selain motivasi, hal yang perlu dibangkitkan saat awal pembelajaran dimulai adalah rasa ingin
tahu siswa. Rasa ingin tahu menjadi motor penggerak yang membuat siswa akan sungguh-
sungguh dalam belajar. Rasa ingin tahu juga dapat membuat siswa memiliki tujuan dalam
belajar. Dengan begitu akan mudah bagi Guru Pintar dalam mentransfer ilmu pada kegiatan
berikutnya.
Keterampilan membuka pelajaran berikutnya yang harus Guru Pintar tahu adalah mereview atau
mengingatkan kembali materi-materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya. Hal ini
dikarenakan sering kali materi yang diajarkan memiliki keterkaitan satu sama lain. Yang dapat
Guru Pintar lakukan untuk memulai pelajaran adalah dengan menjelaskan tentang keterkaitan
materi yang akan dibahas pada pertemuan itu dengan materi sebelumnya. Ini akan membantu
siswa mengetahui dan memahami tentang materi yang akan dibahas.