Askep Pneumonia KLP 2
Askep Pneumonia KLP 2
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 38 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
No. RM : 14478102
Umur : 42 tahun
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
3. keluhan utama
Pasien mengatakan sesak nafas dan batuk berdahak
4. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang di IGD rujukan dari rumah sakit Simo dengan decomp dengan sesak nafas 2 hari yang lalu, panas sejak 2
minggu yang lalu, batuk disertai dahak ± 2 bulan dan nyeri tenggorokan.
5. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan pernah di rawat di Rumah Sakit Simo dengan keluhan yang sama.
6. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit yang sama dengan pasien, dan juga tidak
memiliki hipertensi maupun DM.
7. Pola fungsional
a. Pola Nutrisi
Sebelum sakit
Pasien mengatakan makan 3x sehari, habis 1 porsi dengan menu nasi, lauk dan sayur. Minum ± 1000 ml/hari.
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi
Selama sakit
Pasien mengatakan pasien mendapatkan diit tinggi protein rendah kalori dari Rumah Sakit. Pasien mengatakan
nafsu makan berkurang dari sebelumnya. Minum ± 600 ml/jam.
b. Pola eliminasi Sebelum sakit
Pasien mengatakan BAB 1x/hari di pagi hari dengan konsistensi berwarna coklat dan bau khas feses. Tidak ada
masalah dalam BAB. BAk 4-5 x/hari warna kuning jernih, bau khas urine.
Selama sakit
Pasien mengatakan selama di Rumah Sakit susah BAB, sudah 2 hari pasien tidak merasa ingin BAB.
Bak5-6 x/hari dengan konsistensi cair warna kuning jernih dan bau khas urine
c. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit tidur malam ± 7-8 jam/hari. Pasien mengatakan tidak pernah tidur siang.
Selama sakit
Pasien mengatakan selama sakit tidur malam ± 5-6 jam /hari. Pasien tidur siang 4 jam/hari
d. Pola pemeliharaan dan persepsi kesehatan
Pasien mengatakan bila sedang sakit selalu periksa ke rumah sakit.
Persepsi mengenai sakit yang diderita :pasien mengatakan sudah tau sedikit tentang penyakit yang diderita.
e. Pola Toleransi dan koping Stress
Selama sakit
pasien merasa cemas terhadap penyakit yang dideritanya. Bila ada masalah yang tidak dapat diselesaikan sendiri,
pasien akan meminta bantuan orang lain.
f. Pola hubungan dan Peran
Pasien sebagai ibu rumah tangga, perannya tidak dapat dilakukan selama sakit.
Hubungan selama dirawat di rumah sakit tidak ada gangguan, keluarga selalu menemani pasien.
g. Pola Seksualitas
Pasien sebagai seorang ibu mempunyai 3 orang anak. Pasien tidak mempunyai penyakit kelamin.
h. Pola Nilai dan kepercayaan
Pola spiritual pasien baik karena pasien mengatakan bahwa sakit itu datangnya dari Allah dan kita hanya bisa
berusaha untuk sembuh. Sebelum sakit pasien shalat 5 bwaktu di rumah bersama suami dan anak-anaknya. Selama
sakit pasien tetap shalat 5waktu di tempat tidur.
i. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit
Pasien beraktivitas sehari-hari dan memenuhi ADL secara mandiri
Selama sakit
Pasien mengatakan sesak nafas bila digunakan untuk beraktivitas..
Makan / minum √
Mandi / toileting √
Berpakaian √
Mobilisasi √
Berpindah √
1. Gambaran Diri : Pasien mengatakan saat ini sedang sakit dan mempunyai keinginan
untuk sembuh
2. Ideal Diri
3. Peran
keluarga bisa menerima keadaan pasien walaupun peran yang dijalankan pasien selama sakit menjadi
minimal.
4. Identitas
Pasien mengatakan sebagai ibu rumah tangga dengan 3orang anak yang masih dalam usia sekolah.
Persepsi diri baik walaupun terkadang merasa cemas berlebih.
5. Harga Diri
Pasien merasa minder dan sedikit menarik diri dari masyarakat karena penyakit yang dideritanya.
9. pemeriksaan fisik
a) keadaan umum : sedang
b) kesadaran : compos mentis
c) TTV
Tekanan Darah : 150/90 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36,7 °C
b. Hidung
simetris, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan
c. Mulut
tidak mengalami kelainan konginetal, mukosa bibir lembab
d. Telinga
bentuk dan ukuran simetris antara kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada serumen
e. kepala
Bentuk kepala mesocepal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada luka
f. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
g. Dada
– Pemeriksaan Paru
Inspeksi :
pernapasan cepat, frekuensi pernapasan 24, pengembangan dada sejajar, simetris,
penggunaan otot bantu pernapasan: Dyspnea
Palpasi :
Perkusi :
sonor dari clavikula (batas atas) – ICS 5 (batas bawah) (Paru-paru dextra) sonor dari clavikula
(batas atas) – ICS 3 (batas bawah) (Paru-paru sinistra)
KIMIA
Urine lengkap
Fisis
kimia
Sedimen’
Epitel 1 (+)
Lain-lain Negatif
l. Terapi obat
O2 5 lpm
DO:
– RR: 24x/menit
– Terdengar suara
Ronkhi
– Terpasang O2 nasal
kanul 3 liter/menit
– pernapasan cepat,
– pengembangan dada
sejajar, simetris,
– pernapasan: Dyspnea
– kesadaran : compos
mentis
– Respirasi : 24 x/menit
– Konjungtiva :anemis
– Skleramata: ikterik
DO :
Activity 0 1 2 3 4
Daily
Living
Makan / √
minum
√
Mandi /
toileting
Berpakaia √
n
Mobilisasi √
Berpindah √
DO:
– TD:150/90 mmHg
– N : 88 x/menit
– RR 24 x/menit
– S: 36,7 °C
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kriteria hasil : mis: krekels, mengi. napas bronkial (normal pada bronkus)
c.Bantu pasien latihan napas dapat juga terjadi pada area konsolidasi.
a.Jalan nafas bersih krekels, ronki, dan mengi terdengar pada
sering.
b. Tak ada dispnea Tunjukkan/bantu pasien inspirasi dan/atau ekspirasi pada
respons terhadap pengumpulan cairan,
c. Tidak sianosis mempelajari melakukan
sekret kental, dan spasme jalan
batuk,
napas/obstruksi.
mis: menekan dada dan
c. Napas dalam memudahkan ekspansi
batuk efektif
maksimum paru- paru/jalan napas lebih
sementara posisi duduk
kecil. Batuk adalah mekanisme
tinggi.
pembersihan jalan napas alami,
d.Lakukan penghisapan membantu silia untuk mempertahankan
sesuai indikasi. jalan napas paten. Penekanan
e.Berikan cairan menurunkan ketidaknyamanan dada dan
sedikitnya 2500 posisi duduk memungkinkan upaya
ml/hari (kecuali napas lebih dalam dan lebih kuat.
kontraindikasi). d. Merangsang batuk atau
Tawarkan air hangat pembersihan jalan napas secara mekanik
daripada dingin. pada pasien yang tak
f.kolaborasi pemberian obat mampu melakukan karena batuk tak
sesuai indikasi: efektif atau penurunan tingkat
Mukolitik kesadaran.
Setelah dilakukan tindakan a.kaji frekuensi, kedalaman,dan a.Manifestasi distres pernapasan tergantung
keperawatan selama 3x24jam kemudahan bernapas. pada/indikasi derajat keterlibatan paru dan status
diharapkan dapat menunjukan b.Observasi warna kulit, kesehatan umum.
perbaikan ventilasi, dengan membran mukosa, dan kuku, b. Sianosis kuku menunjukkan vasokontriksi atau
kriteria hasil: catat adanya sianosis perifer respon tubuh terhadap demam/menggigil. Namun
oksigenasi jaringan (kuku) atau sianosis sentral sianosis daun telinga, membran mukosa, dan kulit
dengan GDA dalam (sirkumoral). sekitar mulut menunjukkan hipoksemia sistemik.
rentang normal c.Awasi suhu tubuh, sesuai c.Demam tinggi (umum pada pneumonia
tak ada gejala distres indikasi. Bantu tindakan bakterial dan influenza) sangat meningkatkan
pernapasan. kenyamanan untuk menurunkan kebutuhan metabolik dan kebutuhan oksigen dan
demam dan menggigil, mis: mengganggu oksigenasi seluler.
selimut tambahan, suhu ruangan d.Tindakan ini meningkatkan inspirasi
nyaman, kompres hangat atau maksimal,meningkatkan pengeluaran sekret
dingin. untuk memperbaiki ventilasi.
d. Tinggikan kepala dan dorong e. Tujuan terapi oksigen adalah mempertahankan
sering mengubah posisi (fowler PaO2 di atas 60 mmHg. Oksigen diberikan
atau semi fowler), napas dalam dengan metode yang memberikan pengiriman
dan batuk efektif. tepat dalam toleransi pasien.
e.Berikan terapi oksigen dengan f. Mengevaluasi proses penyakit dan
benar, mis: dengan nasal prong, memudahkan terapi paru
masker, masker Venturi.
f.Awasi GDA, nadi, oksimetri.
c. Intoleransi aktivitas b/d gangguan pertukaran gas sekunder
24 desember 2014 1,2,3,4 Monitoring TTV DS: pasien mengatakan sesak nafas
DO: TD: 130/90mmHg
N: 88x/menit S: 36,7oc
R: 24x/menit
10.45 WIB 1,2,3 Memberikan posisi DS: pasien mengatakan tidak terlalu sesak
semi fowler nafas
DO: tampak tidak terlalu sesak nafas, RR:
24x/menit, terpasang kanul O2 5 liter/menit
11.10 WIB 4 Memberikan DS: pasien mengatakan sudah mengerti
pengetahuan tentang DO: pasien tampak paham
penyakit yang
diderita pasien
11.25 WIB 2 Menganjurkan DS: pasien mengatakan iya
pasien untuk bedrest DO: pasien tampak lebih rileks
total
13.30 WIB 1,2 Melatih pasien untuk DS: pasien mengatakan bersedia
nafas dalam DO: pasien tampak lebih tenang
16.00 WIB 1,2,3 Memberikan obat DS: Pasien mengatakan Iya
Ambroxol dalam DO: tampak masih sesak nafas karena
nebulizer obstruksi jalan nafas
Bunyi nafas ronki
20.30 WIB 3 Menganjurkan DS: Pasien mengatakan Iya
pasien untuk DO: Pasien terlihat mencoba melakukan
beraktivitas sedang
aktivitas ringan diatas tempat tidur
diatas tempat tidur
22.30 WIB 1,2,3 Menganjurkan DS:pasien mengatakan iya
pasien bedrest DO:Pasien kooperatif
E. EVALUASI
Tanggal/Waktu No DX Evaluasi Paraf
22 Desember 2014 1 S : Pasien mengatakan mengatakan masih sesak nafas
O: TD:150/90 mmHg,
N: 88x/menit,
S: 36,7oC,
RR: 24x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Lakukan batuk efektif
- Posisikan semi fowler
- Pertahankan pemberian O2
2 S : Pasien mengatakan sesak nafas dikarenakan
sputum menghalangi jalan nafas
O : Tidak ada cyanosis
- Terpasang kanul O2 5L/menit
- Pernafasan cuping hidung
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
3 S : Pasien mengatakan masih dibantu oleh keluarga
dalam melakukan aktivitas sehari hari
O : Pasien nampak dibantu oleh keluarganya dalam
melakukan aktivitas sehari hari seperti ( makan ,
minum , mandi , BAB/BAk )
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
4 S : Pasien mengatakan kurang mengerti tentang
penyakit
yang dideritanya
O : Pasien tampak cemas dan bingung
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
kaji pengetahuan pasien tentang penyakit yang
dideritanya
23 Desember 1 S : Pasien mengatakan belum ada perubahan dan
2014 masih sesak nafas serta masih sering batuk
O: TD:140/90 mmHg, N: 86x/menit, S: 36,5oC, RR:
24x/menit
- Nafas pasien nampak tidak teratur dan batuk
berdahak jumlah sputum 3 cc, warna putih kental,
suara nafas ronki/cracles,
- Pasien tampak sesak nafas apabila kanul O2
dilepas
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Berikan posisi semi fowler
- Berikan terapi sesuai advice dokter
- kolaborasi dalam pemberian nasal kanul O2
5L/menit
2 S : Pasien mengatakan masih sesak nafas dan batuk
berdahak sehingga pasien sulit bernafas
O: Tampak ada sekret menutupi jalan nafas , RR:
24x/menit,N : 90x/menit
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
3 S : Pasien mengatakan masih sama dengan hari hari
biasanya bahwa untuk memenuhi kebutuhan ADL nya
masih dibantu oleh keluarganya
O : Pasien nampak masih nampak tergantung pada
keluarga dalam memenuhi kebutuhan ADL nya.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Batasi aktivitas pada pasien
- Menganjurkan keluarga untuk membantu
pasien dalam melakukan aktivitas yang ringan
- Menganjurkan pasien untuk bedrest total
4 S : Pasien mengatakan sedikit mengerti tentang
penyakit yang dideritanya
O : Pasien tampak masih sedikit cemas
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- kaji pengetahuan tentang penyakit yang
diderita
pasien
24 Desember 1 S : Pasien mengatak sesak nafas sudah berkurang
2014 namun
batuk nya masih sedikit sedikit namun sering
O : - Pasien nampak masih batuk dan sesak nafas
sudah berkurang
- Suara nafas ronchi/cracles, tampak keluar
sekret 2cc
- Pasien masih nampak menggunakan nasal
kanul O2 5L/menit
- RR : 24x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutakan Intervensi ( Rujuk ke RSDM Solo )
2 S : Pasien mengatakan masih sesak nafas karena
masih ada dahak di tenggorokan
O: Terpasang kanul O2 4L/menit, RR : 22x/menit,N :
80x/menit
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi ( Rujuk ke RSDM Solo)
3 S : Pasien mengatakan mencoba melakukan aktifitas
ringan untuk memenuhi ADL
O : Pasien nampak mencoba melakukan aktifitas
ringan namun masih didampingi oleh pihak keluarga
TD : 130/80 mmHg N : 80x/menit
S : 36,5OC
RR: 24x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi ( Rujuk ke RSDM Solo )
4 S : Pasien mengatakan sedikit mengetahui tentang
penyakit yang diderita pasien
O : Pasien tampak masih cemas
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi ( Rujuk ke RSDM Solo )