Anda di halaman 1dari 18

Nama: ANNISA AMALIA UTARI

NIM : 2301120009

OUTLINE PENDEKATAN & TEKNIK KONSELING


PROGRAM STUDI MAGISTER BIMBINGAN KONSELING UNNES

A. Peta Konseptual Teori & Pendekatan Konseling


No Aspek Deskripsi Referensi
1 Nama Teori & Pendekatan Eksistensial Humanistik
Pendekatan Konseling
2 Tokoh Pengembang teori Abraham Maslow, Carl Rogers, dan Arthur Combs
3 Konsep Dasar: a. Hakekat Manusia Gladding, S. T.
a. Hakekat manusia Memandang bahwa manusia merupakan mahluk yang bebas dan bertanggung (2022).
b. Konsep Kepribadian & jawab untuk mencapai apa yang mereka inginkan, memandang manusia itu individu Theories Of
Perkembangan yang unik dan dinamis dalam mencari makna hidupnya, serta manusia adalah individu Counselin G (third
mandiri dan bertanggung jawab atas nasibnya, manusia juga memiliki potensi sebagai edit). Published by
fungsi universal yang mengarah pada self-Expresions (Ekspersi diri).Proses Rowman &
pembentukan kepribadian adalah suatu proses yang melihat manusia secara Littlefield An
keseluruhan dalam rentangan kesejarahannya baik kesejarahan masa kini maupun masa imprint of The
depan. Manusia bukan objek yang dibentuk secara pasif oleh pengalamannya tetapi Rowman &
manusia adalah subjek yang mengolah pengalamannya dan juga memilih untuk Littlefield
mendapatkan pengalaman tertentu. Publishing Group,
Terapi eksistensial mempergunakan berbagai pendekatan berdasarkan Inc. 4501 Forbes
pemahaman tentang sifat manusia, mengejar keseimbangan antara pengakuan terhadap Boulevard, Suite
Nama: ANNISA AMALIA UTARI
NIM : 2301120009

batasan dan sisi tragis eksistensi manusia dengan peluang dalam kehidupan. Ini 200,
dimotivasi oleh dorongan untuk membantu individu menghadapi dilema kehidupan Lanham,Maryland2
kontemporer seperti isolasi dan alienasi. Saat ini, perhatian utama terapi eksistensial 0706
adalah pada pengalaman individu dalam menghadapi perasaan terisolasi
b. Konsep dan kepribadian
Munculnya teori belajar humanistik tidak dapat dilepaskan dari gerakan
pendidikan humanistik yang memfokuskan diri pada hasil afektif, belajar tentang
bagaimana belajar dan belajar untuk meningkatkan kreativitas dan potensi manusia.
Pendekatan humanistik ini sendiri muncul sebagai bentuk ketidaksetujuan pada dua
pandangan sebelumnya, yaitu pandangan psikoanalisis dan behavioristik dalam
menjelaskan tingkah laku manusia. Ketidak setujuan ini berdasarkan anggapan bahwa
pandangan psikoanalisis terlalu menunjukkan pesimisme suram serta keputusasaan
sedangkan pandangan behavioristik dianggap terlalu kaku (mekanistik), pasif, statis
dan penurut dalam menggambarkan manusia Humanisme lebih melihat pada sisi
perkembangan kepribadian manusia. Menurut pendekatan eksistensial, aspek-aspek
fundamental dari kondisi manusia mencakup :
 Kemampuan untuk menyadari diri sendiri, Kemampuan untuk menyadari diri
sendiri dan memahami identitas serta pengalaman pribadi secara lebih dalam.
 Kebebasan dan tanggung jawab, Mengakui bahwa individu memiliki kebebasan
untuk membuat pilihan dan bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Nama: ANNISA AMALIA UTARI
NIM : 2301120009

 Hubungan antar pribadi, Pentingnya membangun hubungan yang bermakna


dengan orang lain sebagai bagian dari pengalaman hidup yang memperkaya dan
memperluas pemahaman diri.
 Pencarian makna, tujuan, nilai, dan tujuan hidup. Menekankan pada pencarian
individu akan makna hidup, tujuan, nilai, dan tujuan yang memberikan arah dan
kepuasan dalam kehidupan.
 Kecemasan sebagai bagian dari kehidupan. Mengakui bahwa kecemasan adalah
bagian alami dari kehidupan dan bahwa individu harus belajar untuk
menghadapinya secara produktif.
 Kesadaran akan kematian dan non-eksistensi. Kesadaran akan kematian
membantu individu memahami sifat sementara dari kehidupan dan mendorong
mereka untuk hidup secara lebih autentik dan berarti.
4 Proses Konseling
a. Tujuan Menurut Gerald Corey, ada beberapa tujuan terapeutik yaitu :
(Tujuan & tahapan
 Agar klien mengalami keberadaannya secara otentik dengan menjadi sadar atas
umum)
keberadaan dan potensi – potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka diri dan
bertindak berdasarkan kemampuannya. Terdapat tiga karakteristik dari
keberadaan otentik : Menyadari sepenuhnya keadaan sekarang, Memilih
bagaimana hidup pada saat sekarang, memikul tanggung jawab untuk memilih.
 Meluaskan kesadaran diri klien, dan karenanya meningkatkan kesanggupan
pilihannya, yakni menjadi bebas dan bertanggung jawab atas arah hidupnya.
Nama: ANNISA AMALIA UTARI
NIM : 2301120009

 Membantu klien agar mampu menghadapi kecemasan sehubungan dengan


tindakan memilih diri, dan menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari
Corey, Gerald. (E.
sekadar korban kekuatan – kekuatan deterministic di luar dirinya.
Koeswara.
b. Tahapannya, Ada beberapa tahapan yang dilakukan oleh konselor eksistensial, antara
Penerjemah) 1988.
lain :
Teori Praktek dan
1. Tahap pertama, konselor membantu konseli dalam mengidentifikasi dan konseling dan
mengklarifikasi asumsi mereka terhadap dunia. Konseli diajak mendefinisikan Psikotrapi.
cara pandang agar eksistensi mereka diterima. Konselor mengajarkan mereka Bandung : PT.
bercermin pada eksistensi mereka dan meneliti peran mereka dalam hal Refika Aditama
penciptaan masalah dalam kehidupan mereka.
2. Pada tahap kedua, konseli didorong agar bersemangat untuk lebih dalam
meneliti sumber dan otoritas dari sistem mereka. Semangat ini akan
memberikan konseli pemahaman baru dan restrukturisasi nilai dan sikap
mereka untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan dianggap pantas.
3. Tahap ketiga berfokus pada untuk bisa melaksanakan apa yang telah mereka
pelajari tentang diri mereka. Konseli didorong untuk mengaplikasikan nilai
barunya dengan jalan yang kongkrit. Konseli biasanya akan menemukan
kekuatan untuk menjalani eksistensi kehidupanya yang memiliki tujuan. Dalam
perspektif eksistensial, teknik sendiri dipandang alat untuk membuat konseli
Nama: ANNISA AMALIA UTARI
NIM : 2301120009

sadar akan pilihan mereka, serta bertanggungjawab atas penggunaaan


kebebasan pribadinya.

5 Teknik Spesifik
Terapi eksistensial humanistik tidak memiliki teknik-teknik yang ditentukan secara Corey, Gerald. (E.
Pendekatan
ketat dan posedur-prosedur terapi diambil dari beberapa teori terapi lainnya seperti teori Koeswara.
Gestalt dan Analisis Transaksional (Corey, 2007). Para konselor eksistensial dapat Penerjemah) 1988.
menggunakan teknik-teknik dengan mengadopsi dari teori lain seperti menggunakan Teori Praktek dan
teknik-teknik desentisisasi, asosiasi bebas atau restrukturing kognitif. Pada dasarnya teknik- konseling dan
teknik dianggap sebagai alat untuk menolong konseli menjadi sadar atas pilihan-pilihan Psikotrapi.
mereka dan untuk menantang pilihan-pilihan itu dan menerima tanggung jawab yang Bandung : PT.
menyertai penggunaan kebebasan pribadi. Selain itu, teknik-teknik dianggap dapat Refika Aditama
menciptakan suatu hubungan yang akan memungkinkan konselor menantang dan memahami
konseli secara aktif.

6 Kajian Empirik
Berdasarkan jurnal yang kelompok kami kutip berkaitan dengan penelitian yang Fitri, Q., Mahmud,
Efikasi/efektivitas
berjudul “Penerapan Pendekatan Konseling Eksistensial Humanistik Untuk Mengurangi A., & Saman, A.
Pendekatan di seting
Perilaku Hedonis Siswa di SMAN 10 Makassar”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji (2019). Penerapan
Pendidikan
efektivitas dari penerapan pendekatan konseling eksistensial humanistik dalam Pendekatan
mengurangi perilaku hedonis siswa. Metode penelitian menggunakan Pre-Experimental Konseling
Designs dengan rancangan One-Group Pretest-Posttest Design. Pengumpulan data Eksistensial
Nama: ANNISA AMALIA UTARI
NIM : 2301120009

menggunakan instrumen kuesioner dan observasi. Data dianalisis menggunakan analisis Humanistik untuk
statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial non parametrik. Hasil penelitian Mengurangi
menunjukkan bahwa perilaku hedonis siswa sebelum diberikan perlakuan berada pada Perilaku Hedonis
kategori tinggi dan setelah diberi perlakuan pendekatan konseling eksistensial humanistik Siswa di SMAN 10
berada pada kategori rendah. Pemberian perlakuan melalui tiga tahap yakni tahap Makassar.
pendahuluan, tahap pertengahan dan tahap pengakhiran dengan tujuh kali pertemuan tatap Psympathic : Jurnal
muka. Ilmiah Psikologi,
6(1), 41–52.
Remaja yang cenderung melakukan perilaku hedonis ditandai dengan ciri-ciri yaitu
https://doi.org/10.1
selalu update terhadap perkembangan trend terkini, cemas bila tidak mengikuti trend
5575/psy.v6i1.3453
karena berfikir akan dijauhi oleh teman sebaya dan memiliki gengsi yang tinggi. Setelah
diberikan perlakuan berupa pendekatan konseling eksistensial humanistik terlihat adanya
perubahan yang terjadi atau tingkat perilaku hedonis siswa di SMA Negeri 10 Makassar
setelah diberikan perlakuan pendekatan konseling eksistensial humanistik mengalami
penurunan. Dalam pelaksanaan pendekatan konseling eksistensial humanistik terdiri dari
tiga tahap yaitu tahap pendahuluan dimana pada tahap ini merupakan tahap awal untuk
mengidentifikasi asumsi, pengalaman dan cara mereka memandang dan menjadikan
eksistensi mereka dapat diterima. Tahap pertengahan yang merupakan tahap eksplorasi diri
siswa untuk meneliti lebih dalam serta melihat dan mengetahui sistem nilai otoritas mereka
terhadap perilaku hedonisnya sehingga memunculkan berkurangnya kebutuhan akan
prestise tersebut.
Nama: ANNISA AMALIA UTARI
NIM : 2301120009

Proses ini membuat siswa dapat menyadari baik dan buruknya suatu perilaku serta
menemukan pemahaman baru dari nilai internal dan sikap mereka. Tahap akhir merupakan
tahap aktualisasi dalam mengaplikasikan nilai dari hasil internalisasi sehingga siswa dapat
mempunyai pandangan yang positif terhadap eksistensi, percaya diri, serta membentuk
konsep diri yang positif sehingga dapat menerima diri apa adanya. Proses tersebut dapat
membantu siswa dalam mengurangi perilaku hedonis dengan mengubah pandangan
eksistensi yang dipahami oleh mereka. Dengan demikian penerapan pendekatan konseling
eksistensial humanistik terbukti efektif dalam mengurangi perilaku hedonis siswa di SMA
Negeri 10 Makassar.

7 Diferensiasi dengan a. Keunggulan Teori


Goble. Frank, G.
Teori/Pendekatan lain Bisa diterapkan untuk klien yang memiliki kekurangan dalam perkembangan dan
Mazhab Ketiga:
a. Keunggulan & kepercayaan diri, Memberikan kebebasan kepada klien untuk membuat keputusan
Psikologi
dibanding teori lain sendiri, Menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan, Berfokus pada pembentukan
Humanistik
b. Kritik terhadap teori kepribadian, moralitas, perubahan sikap, serta analisis fenomena sosial, Pendekatan
Abraham Maslow.
terapi eksistensial lebih sesuai digunakan untuk membantu klien dalam menghadapi
Jakarta: Konisius.
masalah seperti karier, kegagalan dalam pernikahan, isolasi sosial, atau masa transisi
dari remaja ke dewasa.
b. Kritik terhadap Teori
Nama: ANNISA AMALIA UTARI
NIM : 2301120009

Meskipun memiliki kekuatan dan kontribusinya, pendekatan eksistensial telah


dikritik karena kurangnya kerangka praktik yang koheren atau model konseling yang
sepenuhnya dikembangkan. Pendekatan eksistensial kurang memiliki metodologi dan
proses validasi yang sering diadopsi oleh pendekatan terapeutik lainnya, serta
kurangnya keseragaman dan kerangka sistematis yang mudah dimengerti oleh praktisi
yang masih belajar. Beberapa kritikus juga mengkritik pendekatan eksistensial karena
kelompok eksistensialis cenderung tidak melakukan diagnosis atau penilaian terhadap
klien mereka.
Nama: ANNISA AMALIA UTARI
NIM : 2301120009

B. Analisis Kritis Jurnal (internasional)

Pendekatan/teori konseling : Pendekatan Eksistensial Humanistik


Judul Artikel : The humanistic and existential approach to improve students’ emotional intelligence in school
counseling program (Pendekatan humanistik dan eksistensial untuk meningkatkan kecerdasan
emosional siswa dalam program konseling sekolah)
Hasil Analisis Kritis :
1. Deskripsikan tujuan penelitiannya?
Tujuan Jurnal :
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi efektivitas pendekatan humanistik dan eksistensial dalam meningkatkan
kecerdasan emosional siswa dalam program konseling di sekolah. Penelitian ini berusaha untuk mengidentifikasi apakah penerapan
pendekatan ini dapat menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam pemahaman, pengelolaan, dan respons emosional
siswa.Kecerdasan Emosional adalah aspek yang sangat diperlukan yang mencakup kemampuan siswa untuk menggunakan emosi
mereka secara efektif dalam proses pembelajaran.
Kecerdasan Emosional yang baik memberi siswa kemampuan yang sesuai yang dapat membantu mereka mengambil
keputusan terbaik untuk masa depan mereka. Kurangnya Kecerdasan Emosional sering membuat siswa merasa stres dan tertekan. Ini
mengarahkan siswa pada perilaku destruktif seperti kemarahan yang tidak terkendali, kurangnya kemampuan pengambilan keputusan,
dan keputusasaan. Oleh karena itu, siswa perlu dilatih untuk mengenali, mengendalikan, dan mengembangkan Kecerdasan Emosional
mereka dengan cara yang positif. Konselor diharapkan memiliki berbagai pendekatan dalam mengembangkan Inteligensi Emosional
mahasiswa, salah satunya adalah Pendekatan Humanistik dan Eksistensial. Pendekatan ini mencakup konsep-konsep penting yang
dimiliki siswa sebagai manusia, seperti apa yang mereka inginkan dan potensi apa yang mereka miliki. Melalui pendekatan ini, seorang
konselor sekolah dapat membantu siswa memahami lebih lanjut tentang mengelola dan mengendalikan emosi dengan cara yang positif.
Nama: ANNISA AMALIA UTARI
NIM : 2301120009

2. Deskripsikan fokus pada populasi/kelompok konseli yang dijadikan subjek penelitian?


Subjek/Fokus penelitian :
Pada siswa di sekolah menengah atas yang mungkin mengalami kesulitan dalam mengelola emosi mereka. Mereka mungkin telah
mengalami masalah emosional seperti kecemasan, depresi, atau kesulitan dalam berinteraksi sosial.
3. Deskripsikan lingkup teori konseling yang mendasari riset tersebut?
Deskripsiam Lingkup Teori :
Riset ini didasarkan pada teori-teori humanistik seperti teori Rogerian, yang menekankan pada pertumbuhan pribadi dan aktualisasi
diri, serta pendekatan eksistensial yang menyoroti signifikansi pencarian makna dalam kehidupan individu. Hal ini penting untuk
dibahas karena as (Chen, Lin, & Tu, 2006; Cronje, 2019) mengatakan bahwa Pendidik sering meremehkan pentingnya tuntutan ini,
tetapi, pada kenyataannya, energi anak-anak untuk belajar tergantung pada sifat pengalaman koping ini. Ketika remaja memasuki
tingkat sekolah menengah, masalah yang mereka hadapi dapat menantang keterampilan mengatasi mereka dan sering menjadi alasan
utama mereka mengalami tekanan. Dengan demikian, penting bahwa pendidikan sekolah menengah membawa serta peluang dan
tuntutan untuk belajar beradaptasi dan mengatasinya.
4. Bagaimana pelaksanaan atau prosedur penelitiannya?
Prosedur penelitian :
Penelitian ini mungkin melibatkan serangkaian sesi konseling individu atau kelompok yang dipandu oleh konselor yang terlatih
dengan pendekatan humanistik dan eksistensial. Pendekatan ini mungkin mencakup teknik-teknik seperti refleksi empati, validasi
pengalaman siswa, dan eksplorasi nilai-nilai dan makna yang mendasari perilaku siswa.
Nama: ANNISA AMALIA UTARI
NIM : 2301120009

5. Deskripsikan metode penelitian yang digunakan (kuantitatif, kualitatif atau gabungan)?


Metode Penelitian : Penelitian kualitatif menggunakan pendekatan penelitian kepustakaan (library research) untuk mengumpulkan
data, memahami, dan menganalisis data secara mendalam berdasarkan buku-buku dan jurnal yang terkait dengan topik. Teknik analisis
data dengan model interaktif melalui pengumpulan data, reduksi data, tampilan data, dan kesimpulan
6. Berikan Deskripsikan dan argumentasi hasil penelitiannya & implikasi temuannya/hasilnya bila diterapkan di Indonesia (gunakan
analisis dan argumentasi saudara)
Deskripsian hasil penelitian :
Kecerdasan emosional dapat dikembangkan secara alami dan diajarkan melalui pelatihan atau kelas. Perlu peran penting konselor
sekolah profesional untuk melakukan program yang bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan emosional. Pendekatan humanistik dan
eksistensial menawarkan pendekatan yang lebih baik untuk meningkatkan kecerdasan emosional karena memberikan pemahaman
mendalam bagi siswa untuk memahami diri mereka sendiriLayanan konseling menggunakan pendekatan konseling eksistensial
humanistik, dapat membantu dan mengajak klien untuk mencari makna dari perspektif positif eksistensi diri, tujuan, nilai, dan tujuan
yang akan dicapai dengan mengubah perspektif mereka tentang peristiwa yang ada di lingkungan sehingga dapat meningkatkan
kesadaran untuk mengeksplorasi potensi untuk mengembangkan kemampuan kecerdasan siswa.
Implikasi Temuan/Hasilnya bila Diterapkan di Indonesia:
Penerapan temuan ini di Indonesia dapat memiliki implikasi yang signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan emosional siswa
di berbagai tingkat pendidikan. Indonesia memiliki konteks budaya yang kaya dan kompleks, dan pendekatan humanistik dan
eksistensial dapat diadaptasi secara kreatif untuk mencerminkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.
Nama: ANNISA AMALIA UTARI
NIM : 2301120009

Salah satu implikasi pentingnya adalah bahwa pendekatan ini dapat membantu mengurangi stigma terkait dengan kesehatan mental
di Indonesia. Dengan mendorong dialog terbuka tentang emosi dan dukungan mental, siswa dapat merasa lebih nyaman dalam mencari
bantuan dari konselor sekolah atau sumber daya lainnya. Selain itu, penerapan pendekatan ini juga dapat membantu mempersiapkan
siswa untuk menghadapi tantangan global, seperti tekanan akademik, perubahan sosial, dan ketidakpastian masa depan. Dengan
mengembangkan kecerdasan emosional, siswa dapat memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi stres dan mengelola
hubungan interpersonal dengan lebih baik.

*Lampirkan Artikel yang saudara kritisi


Nama: ANNISA AMALIA UTARI
NIM : 2301120009

C. Analisis Kasus

ANALISA KASUS SONIA

Sonia adalah seorang perempuan berusia 39-tahun, ia telah menikah dan mempunyai empat anak remaja. Sonia datang untuk terapi
pertamanya ketika ia mengalami kecemasan dan keluhan somatik. Dia tinggal bersama suaminya (Hamish, berusia 45 tahun) dan anak-
anak mereka (Dilan, 19; Milea, 18; Isyana, 17; dan Jaz, 16). Berikut adalah data ringkasan yang secara singkat didapat selamat proses
wawancara konseling dengan Sonia.
a. Sejarah Psikososial
Sonia adalah anak tertua dari empat bersaudara. Ayahnya adalah seorang tokoh agama yang fundamentalis, dan ibunya adalah seorang
ibu rumah tangga. Ia tidak memiliki hubungan yang dekat dengan ayahnya yang mempunyai sifat otoriter dan kaku, sehingga ia merasa
takut jika tidak dapat memenuhi semua tuntutan dan harapannya. Sonia memandang ibunya sebagai seseorang yang kritis, dan ia berfikir
apapun yang ia lakukan tidak pernah cukup untuk membuat ibunya bahagia, walaupun terkadang ibunya menunjukkan sikap mendukung
terhadap apa yang ia lakukan. Ayah dan ibunya menunjukkan sedikit kasih sayang dalam keluarga. Seringkali Sonia mengasuh adik-
adiknya hanya untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang orang tuanya. Ketika ia melakukan sesuatu yang ia senangi, ia mendapatkan
penolakan dan kemarahan dari ayahnya. Hal itu turut membentuk pola hidupnya yang lebih mementingkan orang lain daripada dirinya.

b. Identifikasi Masalah
Secara umum Sonia merasa tidak puas dengan kehidupannya. Ketika menginjak usia 39 tahun, ia panik dan merasa telah menyia-nyiakan
hidupanya selama ini. Selama 2 tahun ia mengalami berbagai keluhan psychosomatic, seperti gangguan tidur, kecemasan, pusing, jantung
Nama: ANNISA AMALIA UTARI
NIM : 2301120009

berdenyut kencang, dan sakit kepala. Ia mudah menangis karena hal sepele, sering merasa tertekan, dan tidak menyukai tubuhnya. Saat itu
ia memilih untuk meninggalkan rumah.
Sonia menyadari bahwa ia hidup untuk orang lain, bukan untuk dirinya sendiri dimana ia memaikan peran sebagai “superwoman” dalam
semua aspek kehidupannya, namun tidak jarang melupakan keperluan dan keinginannya sendiri. Dalam sebuah hubungan Sonia merasa
bahwa ia menjadi pihak yang selalu berkorban dan pada akhirnya membuat ia merasa hampa. Dia mempunyai kesulitan untuk meminta
bantuan kepada orang lain. Ia berusaha untuk menjadi istri dan ibu yang baik yang sesuai dengan harapan keluarga dan dirinya. Pada
beberapa kondisi, Sonia merasa tidak menjadi diri sendiri. Ia tidak menyukai penampilan dan tubuhnya, serta kekhawatiran tentang harapan
keluarganya.
c. Latar belakang masalah
Pekerjaan utama Sonia adalah sebagai ibu rumah tangga sampai anak-anaknya beranjak remaja. Ia kemudian melanjutkan perguruan tinggi
dan memperoleh gelar sarjana pada program studi perkembangan anak. Saat ini ia menjadi guru sekolah dasar, namun ia merasa terbebani
oleh keraguannya keinginan untuk mencapai karir yang lebih tinggi. Melalui komunikasi dengan rekan sejawatnya di Universitas, ia
menyadari bahwa ia telah membatasi dirinya sendiri, bagaimana keluarganya memperkuat ketergantungan terhadap dirinya, ia juga
menyadari bagaimana perasaan takutnya keluar dari zona nyaman sebagai seorang ibu dan istri. Ia juga mengikuti pelatihan konseling yang
membantunya dapat melihat lebih baik ke arah dirinya sendiri. Pelatihan dan pengalamannya dengan sesama pelajar yang bertindak sebagai
katalis membuat Sonia dapat lebih jujur melihat hidupnya. Pada titik ini Sonia menyadari bahwa ada hal yang perlu ia sadari lebih baik
selain menjadi seorang ibu, seorang istri, dan mahasiswa. Ia menyadari bahwa ia tidak mempunyai pengertian yang baik tentang apa yang
dia inginkan untuk dirinya sendiri, dan juga bahwa ia biasa hidup dari apa yang diinginkan oleh orang lain.
Nama: ANNISA AMALIA UTARI
NIM : 2301120009

Kriteria analisis kasus dengan menguunakan Pendekatan Eksistensial Humanistik adalah:


a. Ketajaman intepretasi dikaitkan dengan pendekatan yang dipakai (konsep dasar, hakikat manusia, dengan asumsi perilaku bermasalah)
 Konsep dasar :
Sonia tampaknya mengalami konflik internal yang besar antara kebutuhan untuk memenuhi harapan dan tuntutan eksternal,
seperti yang diwakili oleh keluarga dan masyarakat, dengan kebutuhan dan keinginan pribadinya yang autentik.Terdapat pola
perilaku yang menunjukkan bahwa Sonia hidup dalam ketakutan akan penolakan dan kegagalan, yang mungkin dipengaruhi oleh
pola hubungan yang kurang mendukung di masa kecilnya. dan Sonia memiliki kesenjangan antara citra diri yang Sonia inginkan
dan citra diri yang sebenarnya, menyebabkan konflik psikologis yang signifikan.
 Hakekat Manusia :
Sonia menghadapi pencarian makna hidup yang mendalam, mencari pemahaman yang lebih dalam tentang siapa dirinya di
luar peran-peran yang diberikan oleh keluarga dan masyarakat. Terdapat kebutuhan akan penerimaan diri dan pemahaman yang
lebih baik tentang nilai-nilai dan tujuan hidup yang berasal dari dirinya sendir
 Asumsu perilaki masalah :
Sonia mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi dan mengartikan keinginan dan kebutuhan pribadinya sendiri, sehingga
menyebabkan konflik internal dan gejala psikosomatik. Pola hubungan yang kurang sehat di masa kecilnya mungkin telah
membentuk pola interaksi yang tidak sehat dengan orang lain, termasuk suaminya dan anak-anaknya.
Nama: ANNISA AMALIA UTARI
NIM : 2301120009

b. Kemungkinan langkah treatment atau intervensi pada kasus tersebut.


Kemungkinan Langkah Treatment atau Intervensi:
a. Terapi Eksistensial Humanistik:
 Terapis dapat membantu Sonia menjelajahi dan mengartikan makna hidupnya, membantunya menemukan nilai-nilai
yang autentik dan tujuan hidup yang berasal dari dirinya sendiri.
 Teknik terapeutik seperti refleksi diri, pertanyaan eksploratif, dan pemahaman mendalam tentang pengalaman subjektif
Sonia dapat membantu dalam proses pencarian makna.
 Terapis dapat membantu Sonia dalam membangun kepercayaan diri yang lebih besar, memperluas zona
kenyamanannya, dan mengatasi ketakutan akan penolakan dan kegagalan.
b. Penguatan Dukungan Sosial:
 Sonia dapat didukung untuk memperluas jaringan dukungan sosialnya di luar keluarganya, termasuk teman, rekan kerja,
atau komunitas pendukung yang dapat memberinya dukungan emosional dan psikologis.
 Mendukung Sonia dalam menetapkan batasan yang sehat dengan keluarganya dan mengembangkan keterampilan dalam
meminta bantuan dan dukungan ketika diperlukan.
c. Pembangunan Keterampilan Coping dan Self-Care:
 Terapis dapat membantu Sonia dalam mengembangkan keterampilan coping yang sehat untuk mengatasi kecemasan,
stres, dan tekanan sehari-hari.
 Sonia perlu diberdayakan untuk memprioritaskan kebutuhan dan keinginannya sendiri, serta mempraktikkan self-care
yang lebih baik untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis dan fisiknya.
Nama: ANNISA AMALIA UTARI
NIM : 2301120009

d. Eksplorasi Identitas dan Pengembangan Diri:


 Sonia dapat didorong untuk menjalani proses eksplorasi identitas yang mendalam, membantu dirinya mengidentifikasi
nilai-nilai, minat, dan keinginan pribadinya yang mungkin terabaikan selama ini.
 Memfasilitasi Sonia untuk mengambil langkah-langkah konkret menuju perubahan yang diinginkan dalam hidupnya,
termasuk eksplorasi karir dan pengembangan diri di luar peran sebagai istri dan ibu.
 Melalui kombinasi intervensi terapeutik yang holistik dan dukungan sosial yang kokoh, Sonia memiliki peluang untuk
memahami dirinya sendiri dengan lebih baik, mengatasi konflik internalnya, dan mengarahkan hidupnya menuju makna
dan pemenuhan yang lebih besar.
Nama: ANNISA AMALIA UTARI
NIM : 2301120009

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai