Analisis Struktural Cerpen Ibu Sejati Karya Abu Nawas Bab 1-3
Analisis Struktural Cerpen Ibu Sejati Karya Abu Nawas Bab 1-3
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menjadi sebuah hal yang imajinatif (khayalan), realitas (kenyataan), dan tentunya juga
bisa menyajikan bagaimana pengalaman atau peristiwa dari seorang penulis dengan
disertai perasaan juga pikiran yang mampu membuat orang menjadi terhipnotis akan
bahasanya yang mengandung keindahan. Karya sastra tidak akan pernah lepas dari
kehidupan masyarakat, karena sastra merupakan sebuah bentuk wadah refleksi bagi
kehidupan yang terjadi dimasyarakat.1 Sebagai karya sastra harus dapat menyuluhkan
beberapa problematika yang dialami oleh manusia dengan dikemas menggunakan kreasi
Karya sastra yang bagus merupakan karya sastra yang harus bisa mendapatkan
kesan dari pembacanya. Jadi para pembaca dapat meluapkan segala ekspresi dari
kehidupanya ketika membaca karya sastra tersebut. Karya sastra lahir dengan adanya
sebuah budaya, yang berarti sastra melibatkan adanya sebuah sejarah dan sosial budaya
1
Aji Septiaji, “PERAN SASTRA, INTELEKTUALITAS, DAN POPULARITAS DALAM ESAI 33 TOKOH SASTRA INDONESIA
PALING BERPENGARUH”. Tuturan. Vol 6, No. 1, Januari 2017,hal. 740.
dari berbagai bangsa yang didalamnya ada beberapa sastrawan yang menjadi penulis dari
bangsanya tersebut.2
Dalam sebuah karya sastra, selalu mengajukan pesan tersirat kepada para
pembacannya, baik pesan tersebut mengandung moral yang melibatkan beberapa sifat
luhur dari manusia serta memperebutkan hak bagi mereka yang harus di perjuangkan.
Kenyataan yang sudah diakui oleh manusia didunia ini bahwa sifat luhur manusia itu
bersifat umum atau berlaku untuk semua orang, meskipun terdapat pengajaran moral dari
kesusilaan yang hanya diyakini oleh komunitas tertentu. Karya sastra juga merupakan
bagian dari struktur, maksud struktur disini ialah karya sastra tersebut tersusun dari
mengandung arti timbal balik satu dengan yang lainya. Salah satu contoh karya ialah
cerpen atau cerita pendek. Cerpen merupakan suatu kisah atau cerita yang lekas ketika
Cerpen adalah sebuah karya sastra yang berupa prosa dan bersifat fiksi atau bisa
dikatakan rekaan sebuah cerita. Cerpen merupakan bentuk tulisan yang berupa prosa
naratif atau karangan bebas yang mempunyai narasi dan gaya bertutur yang menceritakan
tentang hal-hal yang berbau khayalan dan dihidangkan dengan singkat dan jelas. Ukuran
panjang tulisan yang berada dalam cerpen biasanya terdiri dari cerpen pendek dan cerpen
panjang. Jika cerpen pendek rata-rata sampai 500 kata, dan cerpen panjang berkisar
signifikan, tetap saja ditemukan sebuah bagian sesuatu yang fiksi, yakni pada bagian
2
Nining Rahmawati, Skripsi: “ANALISIS KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA SATU BANGKU DUA LAKI-
LAKI KARYA TRIYONO”. (Malang:Universitas Muhammadiyah Malang,2019), Hal 1.
3
Ester Luluk Kristiningrum, Skripsi: “ANALISIS KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA SATU BANGKU
DUA LAKI-LAKI KARYA TRIYONO”. (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2011). Hal. 2.
tokokh, alur, tema, karakter, nada, suasana dan amanat serta juga pada gaya penulisanya.
Cerpen juga merupakan gabungan kata atau akronim dari cerita dan pendek. Didalam
cerpen terkandung beberapa unsur yang sangat terasa dengan disuguhkan watak-watak
yang jelas dari seorang penokoh, dan maksud “pendek” dari cerpen disini ialah
bermaksud dari jumlah kata yang begitu sedikit sehingga bisa selesai dibaca hanya
Tujuan karya sastra bersifat fiksi yang ditulis oleh pengarangnya bertujuan untuk
seseorang. Sebenarnya cerpen atau karya fiksi ini mengandung penerapan moral yang
terdapat pada tokoh yang sedang berperan dalam cerita tersebut. Moral didalam karya
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, penulis mengangkat dua pokok permasalahan yang
1. Bagaimanakah tokoh dan sudut pandang pada cerpen “Ibu Sejarti” karya
Abu Nawas?
C. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
4
Yusuf Hamdani, Skripsi: “ANALISIS WACANA KRITIS PADA CERPEN “ORANG YANG SELALU CUCI TANGAN” KARYA
SENO GUMIRA AJIDARMA”. (Bandung: Universitas Pasundan Bandung, 2017). Hal. 1.
5
Ibid. hal. 1-2.
1. Mendeskripsikan dari tokoh, dan sudut pandang yang terdapat pada
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang bisa diambil dari hasil penelitian ini meliputi manfaat praktis dan
1. Manfaat Praktis:
2. Manfaat Teoretis:
Dalam penelitian ini dicantumkan hasil dari penelitian terdahulu sebagai bahan
pertimbangan, yakni:
Skripsi dari Anthonius Widi Priyo Nugroho (2009), dengan judul “ANALISIS
metode yang digunakan peneliti dalam menganalisis cerpen ini adalah metode analisis
struktural, yaitu analisis yang bertujuan untuk mencari hasil serta menjelaskan secara
ringkas, teliti, dan sedalam mungkin. Dalam hasil penelitiannya menyebutkan bahwa
cerpen “akar sebuah hati” karya Elsye Ferdinandus sangat tepat untuk pembelajaran
sastra di SMP, karena cerpen ini menceritakan suatu permasalahan yang sangat dekat
dengan kehidupan nyata para remaja. Perbedaan dalam penelitian ini adalah dalam
Selanjutnya hasil penelitian skripsi dari Aang Khoirul Anam (2013), dengan judul
menggunakan metode pustaka, sumber data yang diambil yakni dari cerpen Mu’jizat wa
Karamat dan peneliti juga menggunakan analisis intrinsik dalam cerpen. Perbedaan
dalam penelitian ini adalah dari sumber data yang diambil, yakni dari antologi cerpen
Arini Allah.
Yang terakhir hasil jurnal penelitian dari Dian Maryanti, Rena Sujiana, dan
dengan teknik pengolahan data analisis deskriptif kualitatif yang kemudian dipaparkan
dengan kata-kata serta menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Perbedaan dalam
penelitian ini ialah hasil dari analisis intrinsik dalam cerpen “katastropa” dijadikan bahan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Biografi
Abu Nuwas Al-Hasan bin Hani Al-Hakami lahir pada tahun 750-810 Masehi,
panggilan atau sebutan yang lebih familiar terhadapnya biasa dipanggil dengan Abu
Nuwas. Abu Nuwas adalah seorang pujangga Arab yang lahir dikota Ahvaz tepatnya di
negeri Persia. Didalam dirinya mengalir darah dari keturunan Arab dan Persia. Abu
Nuwas menjadi seorang penyair terkenal pada masa sastra Arab klasik, ia juga dikenal
sebagai sastrawan serta penyair yang mempunyai sifat humoris dan diperkirakan hidup
pada saat masa pemerintahan masa Khalifah Abbasiyah tahun 145-199 H atau 762-814
M, tepatnya pada kepemimpinan Sultan Harun Al-Rasyid Al-Abasy dan meninggal pada
tahun 814 M di Baghdad. Abu Nuwas meninggal ketika sudah berumur 54 tahun.
Abu Nuwas memiliki Ayah bernama Hani, beliau adalah seorang tentara pada
masa Dinasty Umayah yaitu Marwan II bin Muhammad yang merupakan dinasty terakhir
pada masa Umayah. Ibunya bernama Golban, ia merupakan keturunan dari bangsa Persia
yang bekerja sebagai tukang tenun. Sepeninggalan dari ayahnya Abu Nuwas, pada usia 6
tahun telah di sewakan atau dipekerjakan pada seorang penjaga toko dari Yaman yang
bernama Sa’ad Al-Yashira. Ketika Abu Nuwas remaja, ia sudah mulai bekerja di salah
satu toko yang berada di kota Basrah, Irak. Setelah selesai di wilayah Basrah kemudian
Abu Nuwas pindah ke tempat wilayah yang lain yaitu di daerah Kufah. Ketika di Kufah
lah ketampanan Abu Nuwas mulai tampak dan kecerdasanya pun mampu memikat
berbagai perhatian dari masyarakat sekitar dan tidak terkecuali juga menarik perhatian
pada salah satu penyair setempat yang mempunyai rambut pirang, yakni bernama
Walibah Ibnu Al-Hubbab Al-Kuhfi. Berkat ketampanan dan kecerdasan yang dimiliki
oleh Abu Nuwas, seketika itu Walibah memerdekakannya, karena Walibah mempunyai
ketertarikan yang begitu menawan terhadap Abu Nuwas. Setelah itu Walibah mulai
memberikan bekal ilmu mengenai tentang ketuhanan, bahasa Arab, dan syair atau puisi.
Ketika perjalanan menimba ilmu pada Walibah Ibnu Al-Habbab tuntas, Abu Nuwas
kembali mengembara lalu belajar pada beberapa orang, diantaranya adalah Khalaf Al-
Ahmar, Muthi’ bin Iyas, Hammad bi ‘Ajrad. Ketenaran yang didapatkan Abu Nuwas
begitu signifikan, karena ia telah menciptakan berbagai macam syair atau puisi yang
didalam nya mengandung gaya bahasa yang jenaka, yaitu sebuah gaya bahasa sangat
bertentangan terhadap tradisi yang dimiliki oleh daerah gurun pasir saat itu, ditambah
dengan perilakuknya yang sering mabuk-mabukan dan isi pada syair-syair nya yang
terkadang suka mengkritik Al-Qur’an karena telah mengharamkan minuman keras atau
khamr.
Begitulah cerita singkat Abu Nuwas, Ketika sebelum mendapatkan hidayah serta
belum melakukan tobat. Abu Nuwas mendapatkan sebutan sebagai penyair yang
kontroversial, bahkan didalam beberapa buku sejarah mengatakan bahwa Abu Nuwas
ialah seorang penyair cabul dan hina. Ketika ia sedang dalam keadaan tidak sadar karena
meneguk dan meminum khamr yang mengakibatkannya mabuk, Abu Nuwas sering
ngelantur ketika membawakan atau membacakan syair yang diciptakanya dan sering juga
ia menggubah syair-syair yang berbangga tentang minuman keras atau khamr. Abu
Nuwas merupakan penyair yang sering juga masuk keluar dari penjara dikarenakan syair-
syairnya yang kontroversial tersebut. Pada suatu ketika ia pernah di datangi oleh
seseorang yang memberikan nasihat agar merubah kehidupan serta perilakunya yang
berbau negatif, dan diyakini bahwa malam tersebut adalah malam lailatul qodal. Nasihat
orang yang tak dikenalnya itu begitu merasuk pada hati Abu Nuwas, dan seketika itu pula
Abu Nuwas mulai menyadari setiap kesalahan yang dilakukannya selama ini, akhirnya
Abu Nuwas mulai bertobat kepada Allah Swt dan setelah itu ia menjadi seorang pribadi
yang begitu rendah hati, ahli ibadah, rajin ke masjid dan jarang berbicara.6
B. Landasan Teori
Cerpen merupakan salah satu bentuk karya fiksi. Cerita pendek sesuai dengan
namanya, memperlihatkan sifat yang serba pendek, baik peristiwa yang diungkapkan,
isi cerita, jumlah pelaku, dan jumlah kata yang digunakan Priyanti (2010: 126). Cerita
pendek dapat diartikan sebagai cerita berbentuk prosa yang pendek. Ukuran cerita
pendek disini bersifat relatif, ukuran pendek di sini adalah selesai dibaca dalam sekali
duduk, yakni kira-kira kurang dari satu jam. Menilai ukuran pendek ini lebih
6
Hanif Fathoni, “Gaya Bahasa Dalam Syair “Al-i’tiraf” Karya Abu Nuwas: Sebuah Analisis Stilistik”. Jurnal At-Ta’dib,
Vol. 7, No. 2, Desember 2012. Hal. 209-211.
didasarkan pada keterbatasan pengembangan unsurunsurnya. Cerpen harus memiliki
Cerpen atau cerita pendek merupakan sebuah karya sastra yang di ungkapkan
pada setiap perenungan yang dialami oleh seorang pengarang yang terjadi pada
kehidupan seorang pengarang tersebut. Cerpen adalah sebuah cerita yang pada
umumnya ditulis dengan ukuran yang ringkas dan pendek, berkisar dari 2.000 kata
sampai 10.000 kata. Jadi kesimpulannya cerpen merupakan sebuah karya sastra yang
bertujuan untuk meluapkan atau menjelaskan cerita dari kisah kehidupan manusia
serta lika-liku kehidupannya dengan perantara tulisan yang ditulis dengan pendek.
Cerpen juga merupakan suatu karya sastra yang mengungkap kisah atau kehidupan
dari manusia serta permasalahan kehidupanya yang setelah itu ditulis dengan tulisan
mengandung beberapa unsur, meliputi elemen, plot, sudut pandang, pelaku atau
tokoh, dialog dan konflik. Ada pendapat lain mengungkapkan bahwa cerpen juga
merupakan bentuk tulisan yang mengandung beberapa persoalan dalam sebuah cerita
atau rancangan suatu peristiwa yang dibuat kisah yang begitu menarik.8
Tokoh merupakan seorang pelaku yang berada dalam sebuah fiksi, tokoh juga
ditampilkan dalam suatu karya naratif atau biasa disebut sebagai drama yang para
7
Winda Khimafani, Skripsi. “Analisis Unsur Intrinsik Cerpen Boule de Suif Karya Guy de Maupassant : Analisis
Strukturalisme Robert Stanton”. (Semarang : UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG, 2019). Hlm. 20.
8
Milawasri. “ANALISIS KARAKTER TOKOH UTAMA WANITA DALAM CERPEN MENDIANG KARYA S.N. RATMANA”.
Jurnal Bindo Sastra 1 (2) (2017). Hal. 88-89.
serta di luapkan dengan ekpresi melalui ucapan dan perilaku yang sedang dilakukan.
Didalam cerita fiksi terdapat berbagai tokoh-tokoh yang dibagi menjadi beberapa
macam sebutan berdasarkan dari sudut mana penamaan itu dilakukan. Pada umumnya
ada tokoh-tokoh yang mempunyai peran penting yakni tokoh utama dan peran
tambahan atau biasa disebut peran sampingan. Tokoh utama merupakan tokoh yang
masuk pada golongan penting dan terkadang mempunyai peran yang mendominasi
pada cerita tersebut, jika tokoh sampingan atau tokoh tambahan ialah tokoh yang
Pada umumnya, didalam cerpen terdapat fungsi dari perilaku tokoh tersebut, ada
tokoh bersifat protagonis dan tokoh yang bersifat antagonis. Pengertian dari
protagonis ialah tokoh yang biasanya kita kagum padanya, yang tokoh tersebut
meninggalkan beberapa pesan yang begitu penting dan mengandung nilai-nilai positif
yang perlu kita pahami. Sedangkan antagonis merupakan sikap dari tokoh yang biasa
dengan suatu masalah terhadap pemilihan jenis serta perwatakan pada para tokoh
secara pas, sehingga bisa menciptakan serta mendukung tujuan karya yang saling
berkaitan. Hubungan jati diri yang dimiliki oleh tokoh dibagi menjadi dua, yakni
tentang teknik ekspositori atau gambaran langsung dan yang kedua adalah Teknik
a. Teknik Ekspositori
9
Ester Luluk Kristiningrum, Skripsi. “ANALISIS STRUKTUR INTRINKSIK CERPEN “MARIA” KARYA SENO GUMIRA
AJIDARMA”. (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2011). Hal. 14-18.
Teknik ekspositori ialah teknik analisis tentang gambaran dari tokoh yang berada
dalam cerita dengan melakukan beberapa cara, seperti deskripsi, uraian atau
mendiskripsikanya saja.
b. Teknik Dramatik
Yaitu teknik atau cara yang mirip dengan tampilan yang ada dalam drama,
maksud tersebut dengan berbelit-belit baik dalam sikap serta sifat dari tingkah
3. Latar
ruang serta waktu kapan terjadi suatu peristiwa tersebut. Ada yang menguraikan lagi
bahwa latar ialah sebuah latar belakang terciptanya peristiwa yang terjadi didalam
karya cerita yang berupa fiksi meliputi beberapa tempat, waktu, dan peristiwa. Latar
atau setting bisa menjadi sebuah objek keterangan, petunjuk target, yang berkaitan
dengan waktu yang terjadi juga tempat yang digunaka dalam karya tersebut. Jadi
kesimpulan mengenai latar iala suatu petunjuk tentang tempat, waktu, peristiwa
pengertian suatu tempat, adanya hubungan pada suatu waktu, dan perihal lingkungan
10
Sulung Aji Pangestu, Skripsi. “UNSUR- UNSUR INTRINSIK PENDIDIKAN TAUHID DALAM CERPEN ROBOHNYA
SURAU KAMI KARYA A.A. NAVIS”. (Purwokerto: IAIN PURWOKERTO, 2020). Hal. 44.
social tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar dalam sebuah
1) Latar tempat
2) Latar waktu
peristiwa tersebut.
3) Latar sosial
bagaimana kondisi seorang tokoh atau peran yang berada dalam sekitar
cerita. Istilah alur biasanya terbatas pada peristiwa – peristiwa yang terhubung secara
kausal saja. Peristiwa kausal merupakan peristiwa yang menyebabkan atau menjadi
dampak dari berbagai peristiwa lain dan tidak dapat di abaikan karena akan
berpengaruh pada keseluruhan karya. Peristiwa kausal tidak terbatas pada hal – hal
yang fisik saja seperti ujaran atau tindakan, tetapi juga mencakup perubahan sikap
11
Liu Yiquan, Skripsi. “ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL HABIBIE DAN AINUN SEBAGAI UPAYA PEMBENTUKAN
KARAKTER BANGSA”. (Bandung: UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG, 2017). Hal. 12-13.
Alur merupakan tulang punggung cerita. Sebuah cerita tidak akan pernah
dengan elemen – elemen lain, alur memiliki hukum – hukum sendiri; alurhendaknya
memiliki bagian awal, tengah dan akhir yang nyata, meyakinkan dan logis, dapat
– ketegangan.12
Menurut Welleck serta Warren mengartikan alur sebagai struktur naratif dari
sebuah drama, dongeng, dan novel. Terbentuknya unsur naratif didalam karya sastra
dikarenakan adanya beberapa unsur yang lebih ringkas atau pendek, yakni adalah
episode-episode atau biasa disebut sebagai insiden. Alur adalah sebuah rangkaian
cerita yang dibuat melalui beberapa tahapan atau cakupan peristiwa yang sedang
menjalin sebuah cerita terhadap para peran dalam cerita atau pelaku dalam cerita.
Didalam alur terdapat beberapa tahapan mengenai peristiwa dalam suatu cerita,
1) Tahap Pengenalan.
3) Tahap Klimaks.
4) Tahap Penyelesain.
Pendapat Stanton alur atau plot merupakan rangkaian cerita yang ceritanya
berjalan sesuai urutan kejadianya, tetapi setiap dari urutan kejadian atau peristiwa
12
Winda Khimafani, Skripsi. “Analisis Unsur Intrinsik Cerpen Boule de Suif Karya Guy de Maupassant : Analisis
Strukturalisme Robert Stanton”. (Semarang : UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG, 2019). Hlm. 14-15.
13
I Wayan Nuryana, “UNSUR INTRINSIK DAN PERMASALAHAN SOSIAL DALAM CERPEN ULIAN LACUR KARYA
NENGAH RUSMADI”. JURNAL PENDIDIKAN AGAMA, BAHASA DAN SASTRA Vol. 9 No. 2 September 2019. Hlm. 161-
163.
tersebut hanya bisa dihubungkan ketika ada sebab permasalahan serta akibat dari
b) Alur mundur atau flash back merupakan alur yang peristiwanya menjadi
5. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah gaya yang dilakukan untuk memilih suatu bahasa dengan
kebutuhan yang sesuai dengan tujuan agar memperoleh timbal balik yang tertentu.
perkataan yang terjadi dikarenakan adanya perasaan yang terdapat didalam hati
seseorang pengarang, baik disengaja ataupun tidak disengaja, hal itulah yang akan
sertakan perihal materi bahasa, pemanfaatan gaya tutur dan pemakaian ulasan.
14
Josilia Lotto Limbong. “KEMAMPUAN MENENTUKAN UNSUR INTRINSIK CERPEN MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN INKUIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 KOTA PALOPO”. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan
Sastra Volume 2 Nomor 1. Hal 17.
15
Rini Susanti Wulandari. “GAYA BAHASA DALAM CERPEN “WARGA KOTA KACANG GORENG”. Lingua V/2 Juli 2009.
Hal. 96-97.
Menurut pendapat Sumardjo, gaya bahasa digunakan untuk menambah daya tarik dan
daya ungkap pada keduanya. Dan setelah itu Tarigan juga mengungkapkan bahwa
sebuah majas serta jumlah banyaknya yang dapat terpengaruhi oleh adanya beberapa
faktor, antara lain yaitu usia, pendidikan, pengalaman dan keterampilan yang secara
tidak langsung dalam menuturkan cerita tersebut. Pengarang dalam sebuah karya
yang menempatkan gaya bahasa didalam nya, sering kali mempergunakan beberapa
macam majas, antara lain seperti metafora, ironi, personafikasi, alegori dan lain
sebagainya.16
6. Tema
Pengertian tema merupakan gagasan pokok yang berada dalam karya sastra,
secara sederhananya yakni tema bisa dipahami sebagai ide pokok yang dapat
mengikat cerita, serta mengikat berbagai unsur intrinsik yang dapat membuat cerita
tampil sebagai sebuah satu kesatuan yang harmonis. Tema didalam suatu karya selalu
berhubungan erat dengan yang namanya kehidupan, seperti halnya percintaan, kasih,
ketakutan, kematian, kereligiusan, dan masih banyak lagi. Posisi tema dalam sebuah
cerita atau karya sastra berperan penting dalam menentukan semua unsur sastra
terhadap suatu kehadiran atau ketidak hadiran suatu peristiwa, situasi, dan juga
konflik, termasuk juga dalam berbagai unsur-unsur intrinsic yang lain, karena hal
16
Sulung Aji Pangestu, Skripsi. “UNSUR-UNSUR INTRINSIK PENDIDIKAN TAUHID DALAM CERPEN ROBOHNYA
SURAU KAMI KAYA A.A. NAVIS”. (PURWOKERTO: INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI, 2020). Hlm. 45.
17
Muhammad Syamsul Hadi P, Skirpsi. “KAJIAN TEMA CERPEN-CERPEN DALAM KUMPULAN CERPEN ANAK ARLOJI
KARYA KURNIA EFENDI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI ALTERNATIF MATERI PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA
DI SMA”. (Jember: UNIVERSITAS JEMBER, 2018). Hal. 9-10.
tersebut harus bisa mendukung suatu kejelasan dari tema yang ingin di ungkapkan.
Tema menjadi suatu dasar dari sebuah pengembangan dalam seluruh cerita, maka dari
itu sifat dalam menjiwai seluruh dari bagian cerita itu perlu dilakukan. Didalam tema
terdapat beberapa gagasan atau generalisasi yang bersifat umum dan juga luas serta
abstrak. Menurut Sayuti, tema dibagi menjadi lima jenis antara lain;
1) Tema Jasmaniah
2) Tema Sosial
propaganda.
3) Tema Ketuhanan
4) Tema Organik
5) Tema Egoik
Amanat atau pesan moral merupakan ajaran yang menunjukkan tentang kebaikan
atau keburukan yang diperuntukan kepada khalayak umum, berupa kelakuan, ucapan,
sikap, dan budi pekerti. Didalam sastra arab amanat disebut sebagai الةQQ الرسdan
dimengerti sebagai suatu pesan yang disampaikan oleh pengarang kepada pembaca.
Adanya amanat atau pesan moral didalam sebuah cerita fiksi bisa dilihat sebagai
saran kepada perilaku moral yang khusus dan bersifat praktis, namun bukan petunjuk
tentang tingkah laku. Moral bisa dikatakan lebih praktis karena ajaran mengenai
moral atau pesan itu disampaikan oleh sikap serta perilaku konkret sebagaimana yang
8. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah salah satu unsur dari bagian instrinsik yang berada didalam
cerita pendek atau cerpen, sudut pandang juga merupakan ide atau cara yang
dilakukan oleh pengarang untuk menyajikan cerita kepada para pembaca. Pada
dasarnya sudut pandang bertujuan untuk membuat strategi serta Teknik untuk
mengemukakan ide pokok dan gagasannya didalam cerita. Hakikat dari suatu sudut
Sudut pandang dapat dibagi atau dibedakan atas dasar pembeda yang umum
dikerjakan oleh seorang pengarang, yakni mengenai bentuk dari persona pada tokoh
cerita. Dalam kesimpulannya sudut pandang terbagi lagi menjadi dua, yaitu sudut
18
Asyifa Nurazizah, Skripsi. “PESAN MORAL CERPEN AS-SAIH WA AS-SAIGH KARYA BAIDABA DALAM HIKAYAT
KALILAH WA DIMNAH”. (Jatinangor: UNIVERSITAS PADJADJARAN, 2017). Hal. 28-29.
19
Adi Andojo Putro, Skripsi. “ANALISIS UNSUR SUDUT PANDANG DALAM KUMPULAN CERPEN WAKTU PESTA
BERSAMA CINTA KARYA INTAN KIRANA, DKK. SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR MATA PELAJARAN BAHASA
INDONESIA KELAS IX”. (Bandung: UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG, 2020). Hal.
20
Ni’mah Fitria dan Muhammad Alfan Salim, “KAJIAN STRUKTURAL CERPEN “AL HURRIYAH AL GHOLIYYAH” PADA
ANTOLOGI “KHOMSUUNA QISHAH TAHKIIHA LITHIFLIKA”. Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1. Hlm. 471-472.
1) (Author Omniscient) orang ketiga. Yakni pengarang menggunakan kata
“dia” pada pelaku utama serta dia tidak selalu hidup didalam pribadi
seorang tokoh.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
merupakan penelitian yang mempunyai tujuan untuk memahami makna dari sebuah
konteks dalam keadaan apapun atau apa adanya. Raharjo menyebutkan bahwa penelitian
kualitatif ialah suatu aktivitas ilmiah yang bertujuan mengumpulkan data secara
dokumentasi.21
fonema serta kondisi yang berada didalamnya dengan alamiah. Dengan permasalahan
yang sesuai dengan permasalahan yang ada didalam cerpen haqiqat umi, karya Abu
Nawas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengetahui apa yang
diinginkan dalam mengutarakan isi cerpen haqiqat umi yang ditulis oleh Abu Nawas22
Data ialah asal muasal atau bisa dikatakan sumber informasi mengenai sebuah
gejala yang patut ditulis dan diarsipkan. Sumber data yang berada dalam penelitian ini
merupakan sebuah objek yang diperoleh dan berbentuk suatu data. Pada metode
21
Abdul Manab, Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif. (Depok: KALIMEDIA, 2015), hlm. 4.
22
pendekatan kualitatif, data yang dikumpulkan berkaitan erat dengan peneliti. Data yang
penelitian ini berupa buku cerpen karya Abu Nawas dengan judul cerpen haqiqat umi.
C. Langkah-langkah Penelitian
1. Observasi
Observasi merupakan suatu pengamatan yang dilakukan dengan begitu akurat dan
cermat. Tujuan dari sebuah observasi yakni agar mendapatkan sebuah informasi yang
dalampenelitian ini yaitu mengamati isi dari cerpen yang berjudul haqiqat umi dalam
hubungan sosial.
2. Pengumpulan Data
metode ini dapat mengumpulkan data dengan beberapa buku sehingga peneliti dapat
3. Pengelompokan Data
dikelompokan lagi menjadi dua bagian yang akan menghasilkan unsur intrinsik serta
4. Analisis
Analis data merupakan sebuah proses untuk mendapatkan data dan setelah itu
disusun secara sistematis, data yang didapatkan yakni dari berbagai macam, baik dari
lapangan, catatan lapangan dan bahan-bahan lainya. Sehingga adanya hal ini dapat
dengan mudah dipahami oleh orang lain. Metode dalam mengambil data yang
dibutuhkan merupakan metode analisis intrinsik yang terdapat dalam cerpen Abu
5. Simpulan
Setelah peneliti selesai melakukan beberapa tahapan diatas, setelah itu langkah
terakhir yang dilakukan ialah analisis data kualitatif, yakni membuat kesimpulan data
yang didapatkan. Langkah terakhir yang dilakukan setelah itu adalah analisa dan
pendeskripsian terhadap beberapa kat penutur, dan peneliti menarik kesimpulan serta
yang sudah ada. Oleh sebab itu, adanya analisis secara mendalam kedepanya dapat
Aji Septiaji. 2017. “PERAN SASTRA, INTELEKTUALITAS, DAN POPULARITAS DALAM ESAI 33 TOKOH
Nining Rahmawati. 2019. “ANALISIS KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA SATU
Ester Luluk Kristiningrum. 2011. “ANALISIS KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA SATU
BANGKU DUA LAKI-LAKI KARYA TRIYONO” Skripsi. (Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta).
Yusuf Hamdani. 2017. “ANALISIS WACANA KRITIS PADA CERPEN “ORANG YANG SELALU CUCI
TANGAN” KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA” Skripsi. (Universitas Pasundan Bandung: Bandung).
Hanif Fathoni. 2012. “Gaya Bahasa Dalam Syair “Al-i’tiraf” Karya Abu Nuwas: Sebuah Analisis
Winda Khimafani. 2019. “Analisis Unsur Intrinsik Cerpen Boule de Suif Karya Guy de Maupassant :
Milawasri. 2017. “ANALISIS KARAKTER TOKOH UTAMA WANITA DALAM CERPEN MENDIANG KARYA
Ester Luluk Kristiningrum. 2011. “ANALISIS STRUKTUR INTRINKSIK CERPEN “MARIA” KARYA SENO
Sulung Aji Pangestu. 2020. “UNSUR- UNSUR INTRINSIK PENDIDIKAN TAUHID DALAM CERPEN
ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A.A. NAVIS” Skripsi. ( IAIN PURWOKERTO: PURWOKERTO).
Josilia Lotto Limbong. “KEMAMPUAN MENENTUKAN UNSUR INTRINSIK CERPEN MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN INKUIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 KOTA PALOPO”. Jurnal Onoma:
Rini Susanti Wulandari. 2009. “GAYA BAHASA DALAM CERPEN “WARGA KOTA KACANG GORENG”.
Muhammad Syamsul Hadi P. 2018. “KAJIAN TEMA CERPEN-CERPEN DALAM KUMPULAN CERPEN
ANAK ARLOJI KARYA KURNIA EFENDI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI ALTERNATIF MATERI
Asyifa Nurazizah. 2017. “PESAN MORAL CERPEN AS-SAIH WA AS-SAIGH KARYA BAIDABA DALAM
Adi Andojo Putro. 2020. “ANALISIS UNSUR SUDUT PANDANG DALAM KUMPULAN CERPEN WAKTU
PESTA BERSAMA CINTA KARYA INTAN KIRANA, DKK. SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR MATA
PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IX” Skripsi. (UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG: Bandung).
Sulung Aji Pangestu. 2020. “UNSUR-UNSUR INTRINSIK PENDIDIKAN TAUHID DALAM CERPEN
ROBOHNYA SURAU KAMI KAYA A.A. NAVIS” Skripsi. (PURWOKERTO: INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI).
Ni’mah Fitria dan Muhammad Alfan Salim. 2020. “KAJIAN STRUKTURAL CERPEN “AL HURRIYAH AL
I Wayan Nuryana. 2019. “UNSUR INTRINSIK DAN PERMASALAHAN SOSIAL DALAM CERPEN ULIAN
LACUR KARYA NENGAH RUSMADI”. JURNAL PENDIDIKAN AGAMA, BAHASA DAN SASTRA Vol. 9 No. 2.
(Hal. 159-167).
Liu Yiquan. 2017. “ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL HABIBIE DAN AINUN SEBAGAI UPAYA
12-13.