Anda di halaman 1dari 15

ARTIKEL

MEMBANGUN SMART AND GOOD CITIZEN DI ERA DIGITAL


MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan

Kewarganegaraan

Disusun Oleh:

Bryan Anggara Agus Syahputra


048320672

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM SARJANA ILMU HUKUM
UNIVERSITAS TERBUKA SURABAYA
Jl. Mulyorejo, Kec. Mulyorejo, Surabaya, Jawa Timur 60115
2023
Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis curahkan
kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW. Tak lupa penulis ucapkan
terimakasih kepada dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan karena
atas bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik yang bersifat membangun dari
pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya..

Madiun, 20 Oktober 2023

Bryan Anggara Agus


Syahputra
DAFTAR ISI

Kata Pengantar. .................................. .............................................................. i


Daftar Isi................. .......................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang............................................................. ............................... 1


1.2. Rumusan Masalah. ..................................................................................... 2
1.3. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan................................................... 3


2.2. Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan.......................................................... 3
2.3. Tujuan Pendidikan Kewarganegaran............................................................ 4
2.4. Pentingnya Pendidikan kewarganegaraan Bagi Mahasiswa......................... 6
2.5. Pendidikan Kewarganegaran Untuk membangun Smart and Good Citizen..7

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan.................................................................................................10
3.2. Saran..................... . ...................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional yang


menyatakan bahwa disetiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat
pelajaran yang terdiri dari Pendidikan Bahasa. Pendidikan Agama, dan
Pendidikan Kewaganegaraan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya Pendidikan
Kewarganegaraan memiliki peran yang penting dalam membentuk karakter
pribadi generasi muda suatu bangsa.

Pendidikan Kewarganegaraan diberikan kepada peserta didik atau pun


mahasiswa supaya dapat menjadikan mereka warga Negara yang baik.
Bagaimanakah pendidikan kewarganegaraan berperan dalam pembangunan
dan pengembangan karakter dalam diri generasi muda, tentu dapat terjawab
jika kontribusi yang diberikan pendidikan kewarganegaraan berhasil
mengarahkan generasi muda saat ini untuk berpartisipasi mengusung karakter
bangsa.
1.2 Rumusan Masalah

1) Apa pengertian Pendidikan Kewarganegaraan?


2) Apa fungsi Pendidikan Kewarganegaraan?
3) Apa tujuan Pendidikan Kewarganegaran ? 4) Apa pentingnya Pendidikan
Kewarganegaran Bagi Mahasiswa ?

1.3 Tujuan

1) Untuk mengetahui Apa pengertian Pendidikan Kewarganegaraan?


2) Untuk mengetahui Apa fungsi Pendidikan Kewarganegaraan ?
3) Untuk mengetahui Apa tujuan Pendidikan Kewarganegaran?
4) Untuk mengetahui Apa pentingnya Pendidikan Kewarganegaran Bagi
Mahasiswa ?
5) Untuk mengetahui Bagaimana peran Pendidikan Kewarganegaran Untuk
membangun Smart and Good Citizen?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan


Definisi dan pengertian pendidikan kewarganeraaan adalah suatu upaya
sadar dan terencana mencerdaskan warga negara (khususnya generasi muda).
Caranya dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa agar mampu
berpartisipasi aktif dalam pembelaan negara.
Dengan kata lain pendidikan kewarganegaraan merupakan alat untuk
membangun dan memajukan suatu negara. Dalam implementasinya
pendidikan kewarganegaraan menerapkan prinsip-prinsip demokratis dan
humanis
Pendidikan kewarganegaraan adalah arti generik yang meliputi
pengalaman belajar di sekolah serta diluar sekolah, seperti yang berlangsung di
lingkungan keluarga, dalam organisasi keagamaan, dalam organisasi
kemasyarakatan, serta dalam media.
Dalam makna luas, pendidikan kewarganegaraan dimaknai juga sebagai
pendidikan demokrasi yang mempunyai tujuan untuk menyiapkan warga
masyarakat berfikir kritis serta melakukan tindakan demokratis, lewat
kesibukan menanamkan kesadaran pada generasi baru bahwa demokrasi yaitu
bentuk kehidupan orang-orang yang paling menjamin hak-hak warga
masyarakat. Cholisin (Samsuri, 2011) berpandangan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan adalah pendidikan politik yang konsentrasi materinya
peranan warga negara dalam kehidupan bernegara yang kesemuanya itu diolah
dalam rencana untuk membina peranan tersebut sesuai dengan ketetapan
Pancasila serta UUD 1945 supaya jadi warga negara yang bisa dihandalkan oleh
bangsa serta negara.

2.2. Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan


Pendidikan kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran bidang
sosial dan kenegaraan memiliki fungsi yang sangat esensial dalam
meningkatkan kualitas manusia
Indonesia yang memiliki keterampilan hidup bagi diri, masyarakat, bangsa dan
negara, Numan Somantri (2001:166) memberikan pemaparan mengenai fungsi
PKn sebagai berikut:
“Usaha sadar yang dilakukan secara ilmiah dan psikologis untuk memberikan
kemudahan belajar kepada peserta didik agar terjadi internalisasi moral
Pancasila dan pengetahuan kewarganegaraan untuk melandasi tujuan
pendidikan nasional, yang diwujudkan dalam integritas pribadi dan perilaku
sehari-hari”.
Fungsi dari mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan
merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan
amanat Pancasila dan UUD NKRI 1945.
Berdasarkan uraian di atas mengenai fungsi Pendidikan
kewarganegaraan, maka penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran PKn
diharapkan dapat memberikan kemudahan belajar para siswa dalam
menginternalisasikan moral Pancasila dan pengetahuan kewarganegaraan
untuk melandasi tujuan pendidikan nasional, yang diwujudkan dalam integritas
pribadi dan perilaku sehari-hari.
2.3. Tujuan Pendidikan Kewarganegaran
Pendidikan Kewarganegaraan dilakukan oleh hampir seluruh bangsa di
dunia, dengan menggunakan nama seperti: civic education, citizenship
education, democracy education. PKn memiliki peran strategis dalam
mempersiapkan warganegara yang cerdas, bertanggungjawab jawab dan
beerkeadaban. Menurut rumusan Civic International (1995) bahwa “pendidikan
demokrasi penting bagi pertumbuhan “civic culture” untuk keberhasilan
pengembangan dan pemeliharaan pemerintahan, inilah satu tujuan penting
pendidikan “civic” maupun citizenship” untuk mengatasi political apatism
demokrasi (Azyumadi Azra, 2002: 12). Semua negara yang formal menganut
demokrasi menerapkan Pendidikan Kewarganegaraan dengan muatan.
Demokrasi, rule of law, HAM, dan perdamaian, dan selalu mengaitkan dengan
kondisi situasional negara dan bangsa masing-masing Pendidikan
Kewarganegaraan di Indonesia semestinya menjadi tanggungjawab semua
pihak atau komponen bangsa, pemerintah, lembaga masyarakat, lembaga
keagamaan dan msyarakat industri (Hamdan Mansoer, 2004: 4)
Searah dengan perubahan pendidikan ke masa depan dan dinamika internal
bangsa Indonesia, program pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di
Perguruan Tinggi harus mampu mencapai tujuan:
1. Mengembangkan sikap dan perilaku kewarganegaraan yang
mengapresiasi nilai-nilai moral-etika dan religius.
2. Menjadi warganegara yang cerdas berkarakter, menjunjung tinggi
nilai kemanusiaan
3. Menumbuhkembangkan jiwa dan semangat nasionalisme, dan
rasa cinta pada tanah air.
4. Mengembangkan sikap demokratik berkeadaban dan
bertanggungjawab, serta mengembangkan kemampuan kompetitif
bangsa di era globalisasi.
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan
Menurut Branson (1999) tujuan civic education adalah partisipasi yang
bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat baik
tingkat lokal, negara bagian, maupun nasional. Tujuan PKn dalam Depdiknas
(2006) adalah untuk memberikan kompetensi sebagai berikut:
a. Berpikir kritis. Rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak
secara sadar dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat di Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa- bangsa lain.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia
secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
2.4. Pentingnya Pendidikan kewarganegaraan Bagi Mahasiswa

Setiap kali kita mendengar kata kewarganegaraan, secara tidak langsung


otak merespon dan mengaitkan kewarganegaraan dengan pelajaran
kewarganegaraan pada saat sekolah, dan mata kuliah kewarganegaraan pada
saat kita kuliah. Bisa jadi kata kewarganegaraan di dalam memori otak
tersimpan kuat karena setiap tahun dari sekolah dasar hingga sekolah
menengah atas ada pelajaran kewarganegaraan yang harus dipelajari, dan
ternyata saat kuliah juga ada. Dan di dalam bangku perkuliahan kita akan
mempelajari lebih dalam seberapa pentingnya pendidikan kewarganegaraan
bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara
sadar bela negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan
mengembangkan jati diri dan moral bangsa dalam perikehidupan bangsa.
Mahasiswa adalah bibit unggul bangsa yang di mana pada masanya
nanti bibit ini akan melahirkan pemimpin dunia. Karena itulah diperlukan
pendidikan moral dan akademis yang akan menunjang sosok pribadi
mahasiswa. Kepribadian mahasiswa akan tumbuh seiring dengan waktu dan
mengalami proses pembenahan, pembekalan, penentuan, dan akhirnya
pemutusan prinsip diri. Negara, masyarakat masa datang, diperlukan ilmu yang
cukup untuk dapat mendukung kokohnya pendirian suatu Negara.
Pendidikan kewarganegaraan sangat penting. Dalam konteks Indonesia,
pendidikan kewarganegaraan itu berisi antara lain mengenai pruralisme yakni
sikap menghargai keragaman. Pembelajaran kolaboratif, dan kreatifitas.
Pendidikan itu mengajarkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kerangka
identitas nasional. Sehingga akan terbentuk manusia dengan jiwa jiwa
berprikemanusian serta memiliki sifat yang baik dalam bermasyarakat.
Oleh karena itu Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting
manfaatnya, maka di masa depan harus segera dilakukan perubahan secara
mendasar konsep, orientasi, materi, metode dan evaluasi pembelajarannya.
Tujuannya adalah agar membangun kesadaran para pelajar akan hak dan
kewajibannya sebagai warga negara dan mampu menggunakan sebaik-baiknya
dengan cara demokratis dan juga terdidik.

2.5. Pendidikan Kewarganegaran Untuk membangun Smart and Good Citizen

Nilai-nilai dasar Pancasila haruslah diterapkan sejak bangku Perguruan


Tinggi, disaat para Pemuda calon pemimpin bangsa ini mendapat pendidikan
pertamanya untuk dapat berkarya dengan baik setelah mereka lulus dari
Perguruan Tinggi nantinya. Semua itu dapat terwujud, dengan catatan
pemerintah berkenan masukkan kembali kurikulum Pendidikan Pancasila di
Perguruan Tinggi.
Selain itu, mengingat Visi Pendidikan Kewarganegaran di perguruan tinggi
menjadi sumber nilai dan pedoman penyelenggaraan program studi untuk
mengantarkan mahasiswa mengembangkan kepribadiannya selaku WNI yang
berperan aktif menegakkan demokrasi menuju masyarakat madani.
Untuk itulah mengapa disetiap Perguruan Tinggi ada mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Karena dalam mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan inilah doktrin- doktrin Pancasila mulai ditanamkan didalam
jiwa setiap Mahasiswa, agar Mahasiswa mengenal, memahami, dan
mengamalkan nilai-nilai Pancasila yang menjadi dasar atau azas baginya nanti
dalam berkarya setelah lulus dari Perguruan Tinggi.
Misi Pendidikan Kewarganegaran di Perguruan Tinggi membantu
mahasiswa sebagai WNI agar mampu mewujudkan nilai-nilai dasar perjuangan
bangsa Indonesia serta kesadaran berbangsa, bernegara untuk menerapkan
ilmunya secara bertanggung jawab terhadap kemanusiaan dan pembangunan.
Kita ketahui bersama baliwa para kaum akademisi, atau para Mahasiswa
dan Mahasiswi yang saat ini duduk di bangku Perguruan Tinggi baik itu
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ataupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) kelak
akan menjadi seseorang yang memimpin bangsa ini dengan bidang keahliannya
masing-masing. Mereka akan berkarya dan membuat suatu karya yang akan
menentukan nasib bangsa ini kedepannya. Untuk itulah diperlukan penanaman
dan pemahaman nilai-nilai dasar Pancasila. Pancasila itu sendiri sifatnya
empirik karena digali oleh pengalaman nenek moyang bangsa Indonesia, telah
mendarah daging dalam diri insan Pancasilais, dan oleh karena itu terkristalisasi
oleh nilai-nilai luhur yang memancar pada sila-sila Pancasila.

Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan juga merupakan pelajaran yang


menyelenggarakan pendidikan kebangsaan. demokrasi, hukum multikultural,
dan kewarganegaraan bagi mahasiswa guna mendukung terwujudnya warga
Negara yang sadar akan hak dan kewajiban, serta cerdas, terampil dan
berkarakter sehingga dapat diandalkan untuk membangun bangsa dan Negara
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sesuai bidang keilmuan dan profesinya.
Menurut Iriyanto, Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan adalah
suatu program pendidikan nilai yang dilaksanakan melalui proses pembelajaran
di Perguruan Tinggi dan berfungsi sebagai model pengembangan jati diri dan
kepribadian para mahasiswa, bertujuan untuk membangun manusia Indonesia
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
luhur, berkepribadian mantap, dan mandiri, serta mempunyai rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Agar bangsa Indonesia tidak tertinggal dari bangsa-bangsa lain maka
Pendidikan Nasional Indonesia perlu dikembangkan searah dengan perubahan
pendidikan ke masa depan. Pendidikan nasional memiliki fungsi sangat
strategis yaitu "mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education) di perguruan tinggi
sebagai kelompok MPK diharapkan dapat mengemban misi fungsi dan tujuan
pendidikan nasional tersebut. Melalui pengasuhan Pendidikan
Kewarganegaraan di perguruan tinggi yang substansi kajian dan materi
instruksionalnya menunjang dan relevan dengan pembangunan masyarakat
demokratik berkeadaban, diharapkan mahasiswa akan tumbuh menjadi
ilmuwan atau profesional, berdaya saing secara internasionasional,
warganegara Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Pergeseran nilai dapat terjadi disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor
internal dan eksternal. Faktor eksternal adalah pengaruh dari adanya
globalisasi yang masuk kedalam bangsa kita. Sedangkan faktor internal adalah
faktor yang bersumber dari bangsa Indonesia sendiri.
Contoh dari faktor eksternal adalah globalisasi yang di semangati
liberalisme mendorong lahirnya sistem kapitalisme di bidang ekonomi dan
demokrasi liberal di bidang politik. Munculnya sistem baru seperti ini mampu
menggeser tatanan dunia lama yang lokal regional menjadi tatanan dunia baru
yang bersifat global. Masuknya nilai dan sistem - sistem baru dari luar seperti
ini menyebabkan terjadinya loncatan atau pergeseran dalam sistem tata nilai
kita. Muncul suatu keraguan untuk menerima nilai-nilai baru tersebut atau
mempertahankan nilai- nilai dasar yang dipegang oleh negara kita.
Sedangkan contoh dari faktor internal adalah faktor yang bersumber dari
bangsa Indonesia sendiri. Hal seperti ini dapat terjadi karena kurangnya
pemahaman seorang warga negara dalam memahami Pancasila. Pancasila
dianggap sebagai sebuah alat legitimasi kekuasaan Orde Baru yang tidak dapat
menyelesaikan krisis yang sedang dihadapi oleh negara. Pemikiran seperti ini
membuat semakin banyak orang yang menganggap remeh Pancasila, bahkan
menjadi anti Pancasila. Kesalahpahaman seperti ini menjadikan masyarakat
telah kehilangan sumber dan sarana orientasi terhadap nilai sikap anti
Pancasila seperti ini dapat menimbulkan masalah baru dalam masyarakat, yaitu
berkurangnya sikap nasionalisme.
Kita semua tahu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan mengajarkan
bagaimana warga negara itu tidak hanya tunduk dan patuh terhadap negara,
tetapi juga mengajarkan bagaimana sesungguhnya warga negara itu harus
toleran dan mandiri. Pendidikan ini membuat setiap generasi baru memiliki
ilmu pengetahuan, pengembangan keahlian, dan juga pengembangan karakter
publik. Pengembangan komunikasi dengan lingkungan yang lebih luas juga
tecakup dalam Pendidikan Kewarganegaraan. Meskipun pengembangan
tersebut bisa dipelajari tanpa menempuh Pendidikan Kewarganegaran, akan
lebih baik lagi jika Pendidikan ini di manfaatkan untuk pengembangan diri
seluas-luasnya. Rasa kewarganegaraan yang tinggi, akan membuat kita tidak
akan mudah goyah dengan iming-iming kejayaan yang sifatnya hanya
sementara. Selain itu kita tidak akan mudah terpengaruh secara langsung
budaya yang bukan berasal dari Indonesia dan juga menghargai segala budaya
serta nilai-nilai yang berlaku di negara kita. Memiliki sikap tersebut tentu tidak
bisa kita peroleh begitu saja tanpa belajar.
Oleh karena itu Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting
manfaatnya, maka di masa depan harus segera dilakukan perubahan secara
mendasar konsep, orientasi, materi, metode dan evaluasi pembelajarannya.
Tujuannya adalah agar membangun kesadaran para pelajar akan hak dan
kewajibannya sebagai warga negara dan mampu menggunakan sebaik-baiknya
dengan cara demokratis dan juga terdidik.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Generasi muda saat ini dapat dikatakan sebagai smart and good citizen
yang memahami dan melaksanakan hak serta kewajibannya sebagai warga
negara sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Walaupun telah banyak generasi
muda yang menjadi smart and good citizen, namun masih pula terdapat
generasi muda yang belum menjadi smart and good citizen. Disinilah tugas
utama generasi muda di era digital untuk mampu berkomitmen dalam menjadi
smart and good citizen sepanjang hayatnya dan mampu membantu bangsa
meningkatkan kesadaran generasi muda lainnya untuk menjadi smart and good
citizen dengan memanfaatkan Pendidikan kewarganegaraan.
Para generasi muda haruslah menjadi smart and good citizen demi
menggapai kelangsungan bangsa yang maju. Era digital haruslah dijadikan
sebagai era kejayaan yang dipenuhi dengan warga negara yang berkarakter
baik, pintar, kreatif, inovatif dan produktif dalam mengembangkan bangsa.
Generasi muda di era digital ini harus pula memiliki pemikiran yang dipenuhi
dengan pengetahuan-pengetahuan kewarganegara-an agar kelak mereka
mampu menjadi pemimpin yang paham akan warga negaranya dan bangsanya
serta mampu menjadi warga negara yang paham akan hak dan kewajibannya.
Oleh karena itu, para generasi muda yang menjadi smart and good citizen akan
menambah pengetahuannya mengenai smart and good citizen dengan banyak
membaca literatur lain, agar dapat membandingkan dan juga mengkritisi
dengan baik bagaimana smart and good citizen yang sebenarnya
3.2. Saran

Era digital melahirkan pola interaksi baru yang lebih kreatif, inovatif, dan
massif (Malatuny, 2020). Dengan begitu, manusia saat ini dituntut untuk bisa
lebih berkreasi dan berinovasi dari sebelumnya. Kreatif dan inovatif ini tidaklah
hanya ditujukan untuk hal-hal positif, faktanya kreatifitas dan pikiran yang
inovatif mampu membentuk suatu kejahatan baru.
Dengan begitu, diperlukan adanya pendidikan karakter yang mampu
mengatasi berbagai permasalahan yang timbul dalam era disrupsi ini.
Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu bidang pendidikan yang
memiliki peran penting, mengingat posisinya dalam pembahasan kurikulum
Pendidikan nasional.
Menjadi smart and good citizen dapat diimplementasikan melalui media
sosial yang sangat dikuasai oleh generasi muda saat ini. Media sosial memiliki
peluang yang sangat dahsyat di era disrupsi, gagasan-gagasan yang diunggah di
media sosial tidak hanya bergema di media sosial itu saja, tetapi juga mampu
membawa konkret terhadap kehidupan nyata secara factual.
Mengimplementasikan diri sebagai smart and good citizen merupakan suatu
bentuk pengimplementasian pendidikan kewarganegaraan.
DAFTAR PUSTAKA

Lasiyo, Reno Wikandaru, Hastangka. (2021). Pendidikan Kewarganegaraan Edisi


3. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Ikhtiarti, E., Adha, M. M., & Yanzi, H. (2019). Membangun Generasi Muda
Smart and
Good Citizenship Melalui Pembelajaran Ppkn Menghadapi Tantangan Revolusi
Industri. Arliman, L. (2020). Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan Pada
Revolusi 4.0. Ensiklopedia Sosial Review, 2(3), 333-339.
Sinamo, Nomensen (2010). Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Bumi Intitama Sejahtera.
Budiyanto Pendidikan Kewarganegaraan Yogyakarta: UNY Press. 2004
Prof.DR.H.Kaelani M.S. dan Drs.H.AchmadZubaidi.M.Si. Pendidikan
Kewarganegaraan
Untuk Perguruan Tinggi. Penerbit Paradigma: Yogyakarta 2007
Winarno. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi
Aksara, 2008
http://biasamembaca.blogspot.co.id/2015/05/perkembangan-pendidikan-
kewarganegaraan.html Diakses pada 17 Okt 2023 pukul 22.00
https://endriyb.wordpress.com/category/pendidikan-kewarganegaraan
diakses pada 17 Okt 2023 pukul 23.37
http://nurdiansyahgundar.blogspot.co.id/2013/04/hakikat-mempelajari-
pendidikan_1.html diakses pada 18 Okt 2023 pukul 09.20

Anda mungkin juga menyukai