Anda di halaman 1dari 34

STRUKTUR

TULANG
Laurensius Raven K
11.2014.226
Koass Ilmu Bedah Bagian Orthopedi
Pembimbing : dr. Jafri Hasan, Sp.OT
RSUD Tarakan
Jakarta

Tulang

Mulai berkembang sejak minggu ke 4


tonjolan tangan.
Fase perkembangan tulang :
Kondensasi Kondrifikasi Osifikasi.
Kartilago berubah menjadi tulang
sejati di diafisisnya. Sedangkan
epifisis tetap belum berubah sampai
kelahiran.
Setelah
lahir,
perlahan
terjadi
perubahan dari kartilago menjadi
tulang sejati pada epifisis.

Fungsi
Tulang

Fungsi Mekanik:
1. Menyokong Tubuh.
2. Melindungi jaringan lunak.
3. Penyaluran gaya yang diterima ke
bagian tubuh lain
4. Mendukung pergerakan sehari-hari
sampai pada atlit, penari dan
sebagainya.
. Fungsi
Penyimpanan
Mineral
(terutama Ca2+)
. Membantu mengatur kadar cairan
ekstravaskular.

Regulasi
Tulang

Perubahan yang terjadi dipengaruhi


aktifitas seluler yang diatur
hormon dan faktor-faktor lokal
dipengaruhi konsentrasi mineral

Komposisi
Tulang
Tulang: matriks kolagen yang berisi garam mineral dan sel-sel.
Matriks: terdiri dari kolagen tipe 1 (oleh osteoblas) sebagai
tempat penyimpanan kristal hidroksiapatit pada jaringan dasar
mukopolisakarida/proteoglikan.
Protein non kolagen terutama osteopontin, osteonektin, dan
osteokalsin serta alkali fosfatase yang fungsinya belum
diketahui.
Osteoid yang
osteomalasia

biasa

meningkat

tinggi

riketsia

dan

Mineral
Tulang

Hampir setengah volume tulang


bermineral, sebagian berupa
kalsium atau fosfor (dalam
bentuk kristal hidroksiapatit)
Pada
tulang
yang
matur
proporsisi kalsium dan fosfor
konstan
dan
terikat
oleh
kolagen
Demineralisasi
resorpsi
pada seluruh matriks

Sel-sel
Tulang

Osteoblas
a) Pembentukan tulang
b) Prekursor sumsum dan lapisan dalam
periosteum.
c) Kaya akan alkali fosfatase
d) Produksi kolagen tipe I, non-kolagen
e) Inisiasi dan kontrol aktivasi osteoklas (oleh
PTH)
) Osteosit
a) Osteoblas yang matang
b) Mempertahankan jaringan tulang
c) Dipengaruhi PTH
d) Berperan dalam resorpsi tulang.
e) Transport kalsium

Osteoklas
a) Sel besar yang berinti banyak
b) Berperan
utama
resorpsi tulang

dalam

c) Proses
resorpsi
dipengaruhi
oleh
lisosom

tulang
enzim

d) Howship's
Lacunae
:
sel
osteoklas yang tersisa pada
sisaan hasil resorpsi

Struktur
Tulang
Tulang immatur/woven bone: tulang dengan serat
kolagen yang tidak teratur baik dan tidak memiliki
orientasi khusus. tulang pertama pada post fraktur
Tulang matur/lamellar bone : struktur kolagen teratur,
tersusun paralel berlapis disebut lamelar dengan sel
osteosit diantaranya.
Tulang matur terdiri dari, tulang kompakta dan tulang
trabekular/spongiosa.

Biasanya bagian luar dari tulang

Tulang
Kompakta

Terdapat sistem Havers dengan kanal


sentral yang terdiri dari pembuluh
darah, sistem limfatik, dan saraf.
Kanalis havers terdapat bagian bebas
yang dibatasi oleh sel tulang.
Pada resorpsi, osteoklas 'memakan'
lamela disekitarnya dan kanalis
membesar
Pada
pembentukan,
osteoblas
membentuk lamela baru pada bagian
dalam dan kanal menutup kembali.

Tulang
Spongiosa

Biasa
disebut
appearance'

'honeycomb

Bagian dalam dari semua tulang.


Sel tulang saling berhubungan, dan
tebal-tipis lapisan tulang dipengaruhi
oleh
kebutuhan
daerah
tulang
tersebut.
Pada daerah yang kosong, terisi oleh
sumsum, dan pembuluh darah yang
memberi nutrisi.
Pertama yang terkena efek bila ada
gangguan metabolik.

Unit struktur berbentuk silinder

Sistem
Havers/
Osteon

Terdiri dari
lamela

silinder

yang

disebut

Memiliki pembuluh darah untuk


nutrisi, sel saraf, dan sel prekursol
osteosit, pada kanalis havers yang
terletak ditengah silinder
Kanalis Havers dihubungkan
kanalis Volksmann

oleh

Pembentukan
Tulang

Pembentukan
tulang
terdiri dari 2 cara:

baru

1. Osifikasi dari kartilago yang


yang berproliferasi : " osifikasi
endokondral "
2. Osifikasi langsung jaringan ikat
: " osifikasi membranosa "

Osifikasi
Endokondral

Setelah lahir, pertumbuhan panjang terjadi


diantara diafisis dan epifisis.
Pada daerah yang masih berupa kartolago
semakin
lama
semakin
tipis
dan
menghilang saat dewasa muda.
Daerah yang aktif berkembang adalah fisis/
growth plate (diantara diafisis dan epifisis)
4 Fase pada growth plate:
1. Zona Istirahat
2. Zona Proliferatif
3. Zona Hipertrofi
4. Zona Osifikasi
. Daerah tulang baru setelah terjadi 4 fase
diatas adalah metafisis.

Osifikasi
Intramembranosa

Setelah bertumbuh secara panjang,


tulang juga tumbuh melebar.
Tulang baru terjadi pada bagian
luar dengan osifikasi langsung.
Sedangkan
tulang
lama
dihancurkan dari dalam dengan
resorpsi endosteum oleh osteoklas
Saat
masa
pertumbuhan,
pertumbuhan tulang disesuaikan
dengan
bentuk
normal
regio
tertentu.
Proses modeling adalah proses
koordinasi antara resorpsi oleh
osteoklas dan pembentukan tulang
oleh osteoblast.

Sedangkan
tulang
spongiosum
dibentuk sesuai dengan fungsi pada
tulang tersebut dalam hal tebal-tipis
trabekulae.
Pada dewasa, proses ini tetap
berlanjut,
namun
bukan
untuk
modeling, tetapi untuk remodeling.
Tujuannya adalah mengganti tulang
yang sudah rusak dengan tulang
yang baru. Sehingga mengurangi
pajanan kelebihan berat maupun
pajanan stress.

Lagipula
mempertahankan
hemostasis
kalsium
membutuhkan masa alih dari
penyimpanan
mineral
yang
terdapat pada sel tulang.
Proses
remodeling
terjadi
sebagai berikut:
Osteoklas
terkumpul
pada
daerah
yang
bebas
dan
membentuk suatu luban
Tulang
menghilang
dan
beberapa waktu digantikan oleh
osteoblast
yang
mengganti

Setiap siklus masa alih berlangsung


setiap 4-6 bulan
Resorpsi dimulai saat osteoklas aktif
dan dipengaruhi oleh kemotaksis ke
tulang yang bermineral
Matriks
organik
dan
direasorpsi bersamaan.

mineral

Setelah
2-3
minggu
resorpsi
berkurang dan osteoklas menghilang
1-2 minggu kemudian daerah yang
kosong tersebut diisi oleh osteoblast

Dan 3 bulan kemudian, terjadi pembentukan dan


mineralisasi tulang yang menggantikan jaringan yang
hilang.
Pada setengah awal kehidupan, pembentukan >>
resorpsi menambah masa tulang.
Tahun-tahun akhir, resorpsi >> pembentukan masa
tulang berkurang perlahan.
Bila resorpsi terlalu cepat osteoporosis.
Normalnya pembentukan tulang terjadi setelah
terjadi siklus resorpsi.

Regulasi
Pertukaran
Tulang dan
Mineral

Lebih dari 98% kalsium dan 85% dari


fosfor berada di tulang.
Proses pertukaran dapat terjadi sendiri
namun sangat lambat.
Bila dalam bentuk kristal atau pada
cairan ekstraseluler, pertukaran dapat
terjadi dengan cepat.
Terjadinya perubahan kadar mineral,
segera
di
kompensasi
dengan
perubahan absorpsi tubulus ginjal.
Kontrol kalsium jauh lebih penting
daripada fosfor.
Bila Kalsium << maka kalsium
tulang yang dikorbankan.

Kalsium
pada
Tulang

Kalsium sangat penting untuk fungsi


sel yang normal dan proses fisiologis
lainnya seperti konduksi impuls dan
konstraksi otot.
Hipokalsemi

tetanus,
spasme laring, sebaliknya

kejang,

Hiperkalsemi
poliuri, polidipsi,
anoreksia, mual, lemas dan lainnya
tergantung tingkat >>.
Konsentrasi normal (plasma) 8.810.4mg/dL.
Terikat Protein & setengahnya efektif
dalam metabolisme sel dan regulasi
kalsium.
Asupan harian yang direkomendasikan
800-1000 mg, dan idealnya meningkat

Absorpsi di perantarai oleh


vitamin D.
Absorpsi dipengaruhi ratio Ca/P,
kadar fosfor >> (softdrink),
oksalat (teh dan kopi), lemak,
dan obat tertentu (steroid).
Selain itu juga diatur oleh
Hormon Paratiroid.
Ekskresi 100-200 mg/24 jam

Fosfor pada
Tulang

Fosfor penting untuk banyak proses


metabolisme.
Konsentrasi plasma adalah 2.8-4.0
mg / dL.
Fosfor mudah didapat dari makanan,
diabsorbsi di usus halus, sebanyak
yang dimakan kurang lebih.
Penyerapan terganggu bila konsumsi
antasida dan Al(OH)3, yang mengikat
fosfor di usus.
Ekskresi : sangat efisien, 90%
diserap dalam tubulus proksimal
Pengaturan ekskresi oleh PTH.
Penelitian
menyatakan,
hormon
fosfatonin
dapat
menurunkan
reabsorpsi tubular tanpa PTH.

Magnesium
pada
Tulang

Magnesium bagian kecil tapi


penting
dalam
homeostasis
mineral.
Magnesium
penting
untuk
sekresi PTH dan efek PTH di
perifer.
Sehingga bila hipokalsemi dan
hipomagnesi, hipokalemi tidak
akan
bisa
baik
sebelum
hipomagnesi membaik.

Vitamin D
pada
Tulang

Vitamin
D

penyerapan,
transportasi kalsium dan remodeling
tulang.
Sumber
alami
vitamin
D,
(cholecalcirerol) berasal dari diet
dan
ultraviolet
pada
7dihydrocholesterol kulit.
Normal 400-800 IU per hari.
Negara yang kurang sinar matahari
cenderung menderita kekurangan
vitamin D.
Vitamin D sendiri itu tidak aktif.

Konversi ke metabolit aktif/hormon


dimulai di hati oleh 25-hidroksilasi
25-hydroxycholecalcirerol (25-OHD)
ginjal oleh hidroksilasi lanjut + PTH
1,25 -dihydroxycholecalciferol (1,25OH2D) paling aktif >>
penyerapan kalsium dan fosfat.
Bila PTH < (P >>) 25-OHD 24,25
OH2D (inaktif).
Di
tulang
+
PTH

resorpsi
osteoklastik,
transport
kalsium
sehingga mineralisasi osteoid terjadi.
1,25 OH2D juga aktivasi osteoklas,
transpor kalsium dan mineralisasi
osteoid.

Hormon
Paratiroid
pada
Tulang

Hormon paratiroid (PTH)


1. Regulator pertukaran kalsium
2. Mengendalikan
konsentrasi
kalsium ekstraseluler
3. Tindakan
langsung/tidak
langsung pada tubulus ginjal,
usus dan tulang.
. Produksi
dan
sekresi
dipengaruhi
kadar
kalsium
plasma.

Pada
tubulus
ginjal

PTH
meningkatkan ekskresi fosfat &
menghemat kalsium.
PTH kontrol hidroksilasi vitamin D
25-OHD.
>> metabolit aktif 1,25 (OH)2D
<< metabolit inaktif 24,25-(OH)
2D.
Di Usus efek tidak langsung
>> penyerapan kalsium konversi
25-OHD ke 1,25 (OH) 2D di ginjal.
Di tulang aktivasi resorpsi
osteoklastik & sekresi Ca/P ke darah.

Kalsitonin
pada
Tulang

Disekresi sel C tiroid.


Fungsi berlawanan dari PTH.
Mengikat reseptor di osteoklas
menekan resorpsi & >>
ekskresi kalsium ginjal.
Terutama pada Pagets Disease
Sekresi terjadi bila
serum > 9 mg / dL).

Kalsium

Hormon
Gonad pada
Tulang

Fungsi:
1. Pertumbuhan tulang
2. Menjaga masa tulang
3. Menjaga keutuhan tulang spongiosa
. Estrogen
1. Mengurangi Resorpsi
2. Meningkatkan absrobsi kalsium usus.
. Menopause = ammenorhea bisa
kehilangan masa tulang saat masa pubertas
. Androgen juga menginhibisi resorpsi

Steroid dan
Tiroksin
pada
Tulang

Steroid berlebihan osteoporosis


1. Formasi osteoblas <<
2. Efek buruk pada kolagen
3. Absorbsi kalsium usus <<
4. Eksresi kalsium >>
. Tiroksin >> pembentukan dan
resorpsi tulang tapi lebih kepada >>
resorpsi.
. Sehingga hipertiroid osteoporosis
dan masa tulang yang buruk.

Faktor
Lokal pada
Tulang

Faktol lokal mengatur:


1. Proses sinyal antara osteoblas dan
osteoklas
2. Aktivasi sel.
3. Penentuan tata ruang tulang
4. Transportasi mineral
. Berasal dari sel tulang, komponen
matriks dan sel imun.
. Menjadi perantara antara agen lokal
dan sistemik atau antar sel yang
berperan dalam remodelling tulang.

Stres
Mekanik
pada
Tulang

Tebal dan arah pertumbuhan


tulang spongiosa tergantung
pada kebutuhan lokal terhadap
stress.
Stress
fisiologis

oleh
gravitasi,
penahan
beban,
aktivitas otot, dan denyut nadi.
Kekurangan BB, tirah baring
lama,
kurang
olahraga,
kelemahan otot dan imobilasis
ekstremitas osteoporosis.
Dipengaruhi faktor lokal.

Pengaruh
Lingkungan
pada
Tulang

>> Suhu pembentukan tulang meningkat.


>> Kadar Oksigen pembentukan tulang
meningkat.
Asidosis Kronik meningkatkan resorpsi.
Alkalosis Menurunkan resorpsi
Fosfat >> menurunkan resorpsi
Fluor >> meningkatkan aktvitas
osteoblas.

Anda mungkin juga menyukai