Anda di halaman 1dari 58

IDENTITAS

Nama : Tn. T
Umur : 41 tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Alamat :
Tanggal pemeriksaan : 11 Maret 2013
ANAMNESA
Dilakukan autoanamnesa pada tanggal 11
Maret 2013 jam 11.30 pagi.

Keluhan Utama : Luka pada kaki kanan


Keluhan tambahan : Tidak ada
Pasien datang ke IGD RSUD Koja dengan keluhan
luka pada kaki kanan sejak sebulan yang lalu
yang tidak sembuh-sembuh . Sebelumnya pasien
mengaku kaki kanannya terkena paku yang
berkarat. Pasien mengaku hanya membalut
kakinya yang luka dengan kain.Luka tidak
sembuh-sembuh walaupon sudah seminggu.
Dirasa luka makin meluas dan pasien merasa
meriang, panas di kaki disertai adanya nanah dan
luka pada kakinya menyebabkan kakinya
berlubang dan pusing terutama saat memulai
beraktifitas, maka pasien berobat ke IGD RSUD
Koja.
Pasien menyangkal mempunyai penyakit
kencing manis sebelumnya. Pasien juga
mengaku baru mengetahui bahawa dirinya
mempunyai penyakit kencing manis. Pasien
mengaku sebelumnya mempunyai gejala
seperti makan yang banyak tapi tetap kurus,
minum yang banyak dan juga kencing yang
banyak.
Riwayat penyakit serupa disangkal.
Riwayat stroke disangkal.
Riwayat hipertensi disangkal.
Riwayat hipertensi disangkal.
Riwayat stroke disangkal.
Riwayat diabetes disangkal.
Pasien merokok tapi jarang.
Pasien mengaku suka makan makanan yang
manis
Jarang berolahraga
Status generalis :
Keadaan umum : baik, kesadaran compos
mentis.
Vital Sign : TD = 140/80 mmHg
Suhu = 36,8C
Nadi = 88 x/menit
Respirasi =
20x/menit.
Mata : Konjunctiva anemis -/-
, sklera ikterik -/-, reflek
cahaya +/+
Leher : Tiroid dan kelenjar
getah bening tidak
teraba membesar
Thorax : Inspeksi : dinding dada simetris kanan
dan kiri, ketinggalan gerak
(-), retraksi (-)
Palpasi cor : ictus cordis di ICS V
linea midclavicularis sinistra,
Pulmo : fremitus (+), simetris kanan
kiri, ketinggalan gerak (-)
Perkusi cor : batas atas jantung ICS
III linea parasternalis sinistra
batas jantung bawah ICS V linea
midclavicularis sinistra.
Pulmo : sonor diseluruh lapang paru,
Auskultasi cor : suara jantung S1-S2
tunggal reguler, kesan normal.
Pulmo : suara dasar vesikuler
(+/+), suara tambahan (-/-)
Abdomen : Inspeksi : sikatrik (-),
dinding perut sama
tinggi dari dinding
dada
Auskultasi :
peristaltik (+) Normal
Palpasi : nyeri
tekan epigastrium (-),
hepatomegali
(-),
splenomegali (-
) turgor elastisitas kulit
normal
Perkusi : timpani
di keempat
kuadran, nyeri ketok
kostovertebral (-)
Status lokalis : Regio pedis dekstra
Inspeksi : kaki terbalut perban,
rembesan darah (-), bengkak
(+)
Palpasi : Nyeri tekan (-), hangat (+)
Hasil laboratorium tanggal 8 Maret 2013

Pemeriksaan Hasil Nilai normal

Hematologi

Hemoglobin 10,5 g/dL 13,5-17,5 g/dL

Leukosit 14,400/uL 4,100-10900/uL

Hematokrit 29 % 41-53 %

Trombosit 334000/uL 140000-440000 /uL

Kimia darah

GDS 534 <180


Pasien datang dengan keluhan luka pada kaki
kanan sejak sebulan yang lalu yang tidak
sembuh-sembuh . Sebelumnya pasien
mengaku kaki kanannya terkena paku yang
berkarat. Pasien mengaku hanya membalut
kakinya yang luka dengan kain.Luka tidak
sembuh-sembuh walaupon sudah seminggu
dan dirasa luka makin meluas dan pasien
merasa meriang, panas di kaki disertai
adanya nanah dan luka pada kakinya
menyebabkan kakinya berlubang dan pusing
terutama saat memulai beraktifitas
Kesadaran kompos mentis, tekanan darah
140/80 mmHg, nadi 80x/m, suhu 36,5C dan
pernafasan 20x/m.
Status generalis dalam batas normal, sedangkan
status lokalis yaitu pada regio pedis dekstra,
pada inspeksi kaki terbalut perban, rembesan
darah (-), bengkak (+) dan pada palpasi terdapat
nyeri tekan (-), hangat (+).
Pada pemeriksaan lab didapatkan Hb sedikit
rendah (10,5 g/dl), leukosit meningkat sedikit
(14,400 /uL), hematokrit menurun (29%) dan GDS
sangat tinggi (534).
Diabetes Melitus tipe II dengan ulkus pedis
DM dekstra
1. Osteomyelitis
2. Selulitis
Medikamentosa Non-medikamentosa

Infus NaCl 20 tpm Diet DM


Cefepim 2x 1gr Menjaga kebersihan
Ranitidin 2x1gr dari lukanya
Metronidazol Mencegah dari
500mg 3x 1 terjadinya luka pada
kaki
Ad vitam : Bonam
Ad sanasionam : Dubia
Ad fungsionam : Dubia ad malam
IDENTITAS
Nama : Tn. A
Umur : 68 tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Alamat :
Tanggal pemeriksaan : 11 Maret 2013
Dilakukan autoanamnesa pada tanggal 11
Maret 2013 jam 11.30 pagi.

Keluhan Utama : Luka pada kaki kiri


Keluhan tambahan : Tidak ada
Pasien datang ke IGD RSUD Koja dengan keluhan luka
pada kaki kiri sejak tiga bulan yang lalu yang tidak
sembuh-sembuh . Sebelumnya pasien mengaku kaki
kanannya terkena duri ikan. Pasien mengaku hanya
membalut kakinya yang luka dengan kain .Luka tidak
sembuh-sembuh dan dirasa luka makin meluas dan pasien
merasa meriang, panas di kaki disertai adanya nanah dan
luka pada kakinya menyebabkan kakinya berlubang dan
pusing terutama saat memulai beraktifitas, maka pasien
berobat ke IGD RSUD Koja.Pasien mengaku
mempunyai penyakit kencing manis sejak 15 tahun yang
lalu. . Pasien mengaku sering kontrol ke dokter berobat
penyakit kencing manisnya.
Riwayat penyakit yang sama ada.
Riwayat DM sejak 15 tahun yang lalu
Riwayat stroke disangkal.
Riwayat hipertensi disangkal.
Riwayat hipertensi disangkal.
Riwayat stroke disangkal.
Riwayat diabetes disangkal.
Pasien merokok tapi jarang.
Pasien mengaku suka makan makanan yang
manis
Jarang berolahraga
Status generalis :
Keadaan umum : baik, kesadaran compos
mentis.
Vital Sign : TD = 140/80 mmHg
Suhu = 36,8C
Nadi = 88 x/menit
Respirasi =
20x/menit.
Mata : Konjunctiva anemis -/-
, sklera ikterik -/-, reflek
cahaya +/+
Leher : Tiroid dan kelenjar
getah bening tidak
teraba membesar
Thorax : Inspeksi : dinding dada simetris kanan
dan kiri, ketinggalan gerak
(-), retraksi (-)
Palpasi cor : ictus cordis di ICS V
linea midclavicularis sinistra,
Pulmo : fremitus (+), simetris kanan
kiri, ketinggalan gerak (-)
Perkusi cor : batas atas jantung ICS
III linea parasternalis sinistra
batas jantung bawah ICS V linea
midclavicularis sinistra.
Pulmo : sonor diseluruh lapang paru,
Auskultasi cor : suara jantung S1-S2
tunggal reguler, kesan normal.
Pulmo : suara dasar vesikuler
(+/+), suara tambahan (-/-)
Abdomen : Inspeksi : sikatrik (-),
dinding perut sama
tinggi dari dinding
dada
Auskultasi :
peristaltik (+) Normal
Palpasi : nyeri
tekan epigastrium (-),
hepatomegali
(-),
splenomegali (-
) turgor elastisitas kulit
normal
Perkusi : timpani
di keempat
kuadran, nyeri ketok
kostovertebral (-)
Status lokalis : Regio pedis dekstra
Inspeksi : kaki terbalut perban,
rembesan darah (-), bengkak
(+)
Palpasi : Nyeri tekan (-), hangat (+)
Hasil laboratorium tanggal 4 Maret 2013

Pemeriksaan Hasil Nilai normal


Kimia darah
Hemoglobin 10,9 g/dL 13,5-17,5 g/dL
Leukosit 10,400/uL 4,100-10900/uL
Hematokrit 33 % 41-53 %
Trombosit 580000/uL 140000-440000 /uL
Kimia darah
GDS 429 <180
Fungsi hati
SGOT 20 10-35
SGPT 12 9-43
Pasien datang dengan keluhan keluhan luka
pada kaki kiri sejak tiga bulan yang lalu yang
tidak sembuh-sembuh . Sebelumnya pasien
mengaku kaki kanannya terkena duri ikan.
Pasien mengaku hanya membalut kakinya
yang luka dengan kain .Luka tidak sembuh-
sembuh dan dirasa luka makin meluas dan
pasien merasa meriang, panas di kaki disertai
adanya nanah dan luka pada kakinya
menyebabkan kakinya berlubang dan pusing
terutama saat memulai beraktifitas
Kesadaran kompos mentis, tekanan darah
100/80 mmHg, nadi 80x/m, suhu 36,5C
dan pernafasan 20x/m.
Status generalis dalam batas normal,
sedangkan status lokalis yaitu pada regio
pedis sinistra, pada inspeksi kaki terbalut
perban, rembesan darah (-), bengkak (+) dan
pada palpasi terdapat nyeri tekan (-), hangat
(+).
Pada pemeriksaan lab didapatkan Hb sedikit
rendah (10,9 g/dl), leukosit dalam batas
normal (14,400 /uL), hematokrit menurun
(33%) dan GDS sangat tinggi (429).
Diabetes Melitus tipe II dengan ulkus pedis
DM sinistra
Osteomyelitis
Selulitis
Medikamentosa Non-medikamentosa

Diet DM
Infus NaCl 20 tpm Menjaga kebersihan
Fotaram 3x 1gr dari lukanya
Ranitidin 2x1gr Mencegah dari
Metronidazol 500mg terjadinya luka pada
3x1 kaki

Ketopain 3x1
Ad vitam : Bonam
Ad sanasionam : Dubia
Ad fungsionam : Dubia ad malam
Kaki diabetik adalah kelainan pada tungkai
bawah yang merupakan komplikasi kronik
diabetes mellitus. Suatu penyakit pada penderita
diabetes bagian kaki, dengan gejala dan tanda
sebagai berikut 9:
1. Sering kesemutan/gringgingan (asmiptomatus).
2. Jarak tampak menjadi lebih pendek (klaudilasio
intermil).
3. Nyeri saat istirahat.
4. Kerusakan jaringan (necrosis, ulkus).
Ada 3 alasan mengapa lebih resiko
mengalami masalah kaki, yaitu :
1. Pertama, berkurangnya sensasi rasa nyeri
setempat (neuropati)
2. sirkulasi darah dan tungkai yang menurun
dan kerusakan endotel pembuluh darah
3. berkurangnya daya tahan tubuh terhadap
infeksi
Secara praktis kaki diabetik dikategorikan
menjadi 2 golongan 5:
a. Kaki diabetik akibat angiopati / iskemia
b. Kaki diabetik akibat neuropati
Penderita hiperglikemia yang lama akan
menyebabkan perubahan patologi pada
pembuluh darah.
Ini dapat menyebabkan penebalan tunika
intima hiperplasia membran basalis arteria,
oklusi (penyumbatan) arteria, dan
hiperkeragulabilitas atau abnormalitas
tromborsit, sehingga menghantarkan
pelekatan (adhesi) dan pembekuan
(agregasi). 8,9
, hiperglikemia juga menyebabkan lekosit DM
tidak normal sehingga fungsi khemotoksis di
lokasi radang terganggu.
Menurut kepustakaan, adanya peningkatan
kadar fripronogen dan bertambahnya
reaktivitas trombosit, akan menyebabkan
tingginya agregasi sel darah merah sehingga
sirkulasi darah menjadi lambat, dan
memudahkan terbentuknya trombosit pada
dinding arteria yang sudah kaku hingga
akhirnya terjadi gangguan sirkulasi. 3,4,9
Manifestasi angiopati pada pembuluh darah
penderita DM antara lain berupa penyempitan
dan penyumbatan pembuluh darah perifer
(yang utama). Sering terjadi pada tungkai
bawah (terutama kaki).
Akibatnya, perfusi jaringan bagian distal dari
tungkai menjadi kurang baik dan timbul
ulkus yang kemudian dapat berkembang
menjadi nekrosis/gangren yang sangat sulit
diatasi
tidak ada
denyut
popliteal atau
denyut tibial
superior

Pucat ketika Kulit menipis


kaki diangkat dan berkilat

Tanda
penurunan
aliran darah
atrofi jaringan ke tungkai
lemak klaudikasi
subkutan

Tidak ada
Penebalan rambut pada
kuku tungkai dan
kaki
Neuropati diabetik dapat menyebabkan
insensitivitas atau hilangnya kemampuan
untuk merasakan nyeri, panas, dan dingin.
Diabetes yang menderita neuropati dapat
berkembang menjadi luka, parut, lepuh, atau
luka karena tekanan yang tidak disadari
akibat adanya insensitivitas.
klinis dijumpai :
- parestesi, hiperestesi, nyeri radikuler,
hilangnya reflek tendon, hilangnya
sensibilitas, anhidrosis, pembentukan kalus,
ulkus tropik, perubahan bentuk kaki karena
atrofi otot ataupun perubahan tulang dan
sendi seperti Bunion, Hammer Toes (ibujari
martil), dan Charcot Foot. Secara radiologis
akan nampak adanya demineralisasi,
osteolisis atau sendi Charcot. 4
Gambar 2. Predileksi paling sering terjadinya ulkus pada
kaki diabetik adalah bagian dorsal ibu jari dan
bagian proksimal & dorsal plantar metatarsal. 4
Neuropati perifer pada kaki akan
menyebabkan terjadinya kerusakan saraf baik
saraf sensoris maupun otonom. Kerusakan
sensoris akan menyebabkan penurunan
sensoris nyeri, panas dan raba sehingga
penderita mudah terkena trauma akibat
keadaan kaki yang tidak sensitif ini. 5
Gangguan saraf otonom disini terutama
diakibatkan oleh kerusakan serabut saraf
simpatis. Gangguan saraf otonom ini akan
mengakibatkan peningkatan aliran darah,
produksi keringat berkurang atau tidak ada,
hilangnya tonus vaskuler. 6
Distribusi tempat terjadinya kaki
diabetik secara anatomik 4:
1. 50% ulkus pada ibu jari
2. 30% pada ujung plantar metatarsal
3. 10 15% pada dorsum kaki
4. 5 10% pada pergelangan kaki
5. Lebih dari 10% adalah ulkus multipel

Gambar 3. Gangren jari kaki. 3


Menurut Wagner kaki diabetik dibagi menjadi 5:
1. Derajat 0 : tidak ada lesi terbuka, kulit masih
utuh disertai dengan pembentukan kalus claw
2. Derajat I : ulkus superfisial terbatas pada kulit
3. Derajat II : ulkus dalam dan menembus tendon
dan tulang
4. Derajat III : abses dalam, dengan atau tanpa
osteomielitis
5. Derajat IV : gangren jari kaki atau bagian distal
kaki dengan atau tanpa selullitis
6. Derajat V : gangren seluruh kaki atau sebagian
tungkai bawah
Berdasarkan pembagian diatas, maka
tindakan pengobatan atau pembedahan dapat
ditentukan sebagai berikut :
1. Derajat 0 : perawatan lokal secara khusus
tidak ada
2. Derajat I-IV : pengelolaan medik dan
tindakan bedah minor
3.Derajat V : tindakan bedah minor, bila gagal
dilanjutkan dengan tindakan bedah mayor
seperti amputasi diatas lutut atau amputasi
bawah lutut
Beberapa tindakan bedah khusus diperlukan
dalam pengelolaan kaki diabetik ini, sesuai
indikasi dan derajat lesi yang dijumpai seperti:
1. Insisi : abses atau selullitis yang luas
2. Eksisi : pada kaki diabetik derajat I dan II
3. Debridement/nekrotomi : pada kaki diabetik
derajat II, III, IV dan V
4. Mutilasi : pada kaki diabetik derajat IV dan V
5. Amputasi : pada kaki diabetik derajat V
Pencegahan kaki diabetes tidak terlepas dari
pengendalian (pengontrolan) penyakit secara
umum mencakup pengendalian kadar gula
darah, status gizi, tekanan darah, kadar
kolesterol, pola hidup sehat.
pencegahan dan perawatan lokal pada kaki sebagai
berikut: 10
1. Diagnosis klinis dan laboratorium yang lebih teliti.
2. Pemberian obat-obat yang tepat untuk infeksi
3. Pemberian penyuluhan pada penderita dan keluarga
4. Kaki diabetes, materi penyuluhan dan instruksi.
Hentikan merokok. Periksa kaki dan celah kaki setiap
hari, apakah terdapat kalus (pengerasan), bula
(gelembung), luka, lecet.
5. Bersihkan dan cuci kaki setiap hari, keringkan,
terutama di celah jari kaki.
6. Pakailah krim khusus untuk kulit kering, tapi jangan
dipakai di celah jari kaki.
7. Hindari penggunaan air panas atau bantal pemanas.
8. Memotong kuku secara hati-hati dan jangan terlalu
dalam
9.Pakailah kaus kaki yang pas bila kaki terasa
dingin dan ganti setiap hari.
10. Jangan berjalan tanpa alas kaki.
11. Hindari trauma berulang.
12. Memakai sepatu dari kulit yang sesuai untuk
kaki dan nyaman dipakai.
13. Periksa bagian dalam sepatu setiap hari
sebelum memakainya, hindari adanya benda
asing.
14. Olah raga teratur dan menjaga berat badan
ideal.
15. Menghindari pemakaian obat yang bersifat
vasokonstruktor
16. Periksakan diri secara rutin ke dokter dan
periksakan kaki setiap kali kontrol walaupun
ulkus/gangren telah sembuh.
1. Kaki diabetik adalah kelainan pada tungkai bawah yang
merupakan komplikasi kronik diabetes mellitus. Dengan
manifestasi berupa dermopati, selulitis, ulkus,
osteomielitis dan gangren.
2. Faktor utama yang memegang peranan dalam
patogenesis kaki diabetik adalah adanya angiopati/iskemi
dan neuropati.
3. Menurut Wagner kaki diabetik diklasifikasikan menjadi 5
derajat.
4. Pencegahan kaki diabetes tidak terlepas dari
pengendalian (pengontrolan) penyakit secara umum
mencakup pengendalian kadar gula darah, status gizi,
tekanan darah, kadar kolesterol, pola hidup sehat.
5. Prinsip terapi bedah pada kaki diabetik adalah
mengeluarkan semua jaringan nekrotik untuk maskud
eliminasi infeksi sehingga luka dapat sembuh. Terdiri dari
tindakan bedah kecil seperti insisi dan penaliran abses,
debridemen dan nekrotomi. Tindakan bedah dilakukan
berdasarkan indikasi yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai