Anda di halaman 1dari 26

Di dalam segumpal tanah (1/2 kg) yang

subur terdapat kira-kira satu triliun


bakteri, 200 juta fungi, 25 juta algae, 15
juta protozoa dan juga cacing, insekta dan
makhluk kecil lainnya.
Pengaruh Faktor Cuaca Terhadap
Siklus Hidup Parasit
1. Air, curah hujan dan embun

Tanah liat, tanah pasir dan tanah berkapur


berbeda-beda kapasitasnya penahan atau
kandungan airnya. Oleh sebab itu jumlah
hujan tidak dapat dipakai tepat untuk
meramalkan epidemi penyakit oleh cacing.
2. Temperatur
Umumnya cacing nematoda menghendaki
kisaran temperatur antara 18 C dan 38 C
berarti pada temperatur di bawah 18 C
kelangsungan hidup parasit itu akan
terhambat, sedang temperatur diatas 38 C
kelangsungan siklus hidupnya terancam.
3. Sinar Matahari
Bagian sinar matahari yang berpengaruh
besar pada siklus hidup parasit itu diduga
hanyalah sinar ultraviolet.
4. Faktor Waktu
Stadium infektif parasit itu lebih tahan
terhadap faktor-faktor cuaca yang
merugikan daripada stadium lain misalkan :
cacing Ascaris lumbricoides tahan terhadap
bahan kimia dan antiseptika.
Tentu saja ketahanan itu akan berkurang
dengan bertambahnya umur, dan
selanjutnya habislah vitalitas dan viabilitas
infektif, dan akhirnya matilah parasit muda
itu.
Cacing Usus yang Siklus Hidupnya
Melalui Tanah
1. Ascaris lumbricoides
Di Indonesia cacing ini dikenal sebagai
cacing gelang. Parasit ini terbesar
diseluruh dunia terutama di daerah
tropik yang kelembabannya cukup
tinggi.
Telur Ascaris
lumbricoides
Daur Hidup
Telur yang infektif bila tertelan oleh manusia
menetas menjadi larva di usus halus.
Larva menembus dinding usus halus menuju
pembuluh darah atau saluran limpa
kemudian terbawa oleh darah sampai ke
ujung jantung menuju paru-paru.
Larva di paru-paru menembus dinding
alveolus, masuk ke rongga alveolus dan naik
ke trakea.
Dari trakea larva menuju ke faring dan
menimbulkan iritasi.
Penderita akan batuk karena adanya
rangsangan larva ini.
Larva di faring tertelan dan terbawa ke
esophagus, terakhir sampai di usus halus
dan menjadi dewasa.
Mulai dari telur matang yang tertelan sampai
menjadi cacing dewasa membutuhkan
waktu kurang lebih 2 bulan
Pengobatan
Obat lama yang pernah digunakan adalah piperasin,
tiabendasol, heksilresorkinol dan hestrasan.
Sekarang banyak obat-obat baru yang efek
sampingnya rendah dan mudah cara
pemakaiannya.
Misalnya: pirantelpamoat, mebendasol, albendasol,
levamisol
Pencegahan
Dengan perbaikan sanitasi, hygenis pribadi dan
lingkungan akan mencegah penyebaran Ascariasis
2. Trichuris trichiura
Daur hidup
Cara infeksi langsung bila secara kebetulan
hospes menelan telur matang.
Larva keluar melalui dinding telur dan
masuk ke dalam usus halus.
Sesudah menjadi dewasa cacing turun ke usus
bagian distal dan masuk ke daerah kolon.
Masa pertumbuhan mulai dari telur yang
tertelan sampai cacing dewasa betina
meletakkan telur kira-kira 30-90 hari.
Diagnosis
Diagnosis dibuat dengan menemukan telur
dalam tinja.
Pengobatan
Mebendazol dengan dosis 2 100 mg selama
3 hari atau dosis tunggal 500 mg
Albendazol dosis tunggal 400 mg
Oksantel pirantel pamoat dosis tunggal 10 - 15
mg/kgBB
Pencegahan
Untuk mengadakan pencegahan trikuriasis
dilakukan pengobatan terhadap penderita
atau pengobatan masal, perbaikan hygiene
sanitasi perorangan, mengadakan
pembuangan kotoran manusia yang baik
dengan mendirikan jamban ditiap keluarga
serta memasak dengan baik makanan dan
minuman.
3. Strongyloides stercoralis
Bentuk telur lonjong mirip telur cacing
tambang, berukuran 55 30 mikron,
mempunyai dinding tipis yang tembus sinar.

Telur dikeluarkan di dalam membran mukosa


dan langsung menjadi larva, sehingga di
dalam tinja tidak didapatkan telur cacing.
Daur hidup
Daur hidup cacing ini ada tiga macam cara:
a) Siklus langsung
Telur larva rabditiform larva filariform
menembus kulit kapiler darah jantung
kanan paru alveolus trakea laring
usus halus.
b) Siklus tidak langsung
Telur larva rabditiform di tanah menjadi cacing
dewasa di alam bebas cacing betina
menghasilkan telur menetas menjadi larva
rabditiform larva filariform hospes baru
mengulangi fase hidup bebas.
c) Autoinfektif
Telur larva rabditiform larva filariform usus
halus perinatal cacing dewasa.
Diagnosis
Diagnosis klinis tidak pasti karena
strongyloidiasis tidak memberikan gejala
klinis yang nyata.
Diagnosis pasti ialah bila menemukan larva
rabditiform dalam tinja segar.
Pengobatan
Pengobatan dengan mebendazol, pirantel
pamoat dan levamizol dapat dicoba
walaupun hasilnya kurang memuaskan.
Saat ini, obat yang banyak dipakai adalah
tiabendazol.
Pencegahan
Pencegahan strongiloidiasis lebih sulit daripada
pencegahan cacing tambang sehubungan dengan
adanya reservoir host pada siklus hidup cacing ini.

Terdapatnya kemungkinan autoinfeksi dan


terjadinya siklus hidup bebas mempersulit
pencegahannya.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan sesuai


dengan pencegahan penularan infeksi cacing
tambang umumnya.
4. Ancylostoma duodenale dan Necator
americanus
Telur berbentuk lonjong atau seperti elips
dengan ukuran sekitar 65 40 mikron.

Telur yang tidak berwarna ini memiliki


dinding tipis yang tembus sinar dan
mengandung embrio dengan 4 blastomer.
Terdapat 2 stadium larva cacing tambang,
yaitu:

Larva rabditiform yang tidak infektif dan


larva filariform yang infektif.

Larva rabditiform bentuknya agak gemuk


dengan panjang sekitar 250 mikron, sedang
larva rabditiform bentuknya langsing
panjangnya kira-kira 600 mikron.
Daur hidup
Telur di keluarkan dengan tinja dan setelah
menembus dalam waktu 2 hari keluarlah larva
rabditiform. Dalam waktu 3 hari larva rabdiform
tumbuh menjadi larva filariform, yang dapat
menembus kulit kemudian masuk ke kapiler darah
menuju jantung kanan kemudian paru ke trakea
melalui bronkus.
Dari trakea larva ini menuju ke faring,
sehingga menimbulkan rangsangan pada
faring kemudian batuk karena rangsangan
ini larva akan tertelan ke dalam esofagus
kemudian menuju ke usus halus dan
tumbuh menjadi dewasa.

Dalam waktu 4 minggu cacing betina mulai


bertelur
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan
telur dalam tinja segar.
Pengobatan
Pirantel pamoat memberikan hasil cukup
baik, digunakan 2 3 hari berturut-turut.
Pencegahan
Infeksi dapat dihindari dengan menggunakan
alas kaki (sandal atau sepatu) dan
menghindari defekasi disembarang tempat.

Anda mungkin juga menyukai