Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN TN.

A
DENGAN CERVICAL MYELOPATI
KELOMPOK 2 RUANG 5 BEDAH RSPAD GATOT SUBROTO

FIRDA AISYAH-LUTFIAH N-NUR IKHWAN-NURMALASARI-THATIANA


ANATOMI
FISIOLOGI
SUSUNAN SISTEM SARAF

Sistem Saraf Sistem Saraf


Pusat Tepi

Otak Saraf Spinal

Medula Saraf Simpatik


Spinalis - Parasimpatik
SISTEM SARAF TEPI (SARAF SPINAL)
DEFINISI

Kondisi dimana terjadi penyempitan kanal spinal yang berakibat pada


disfungsi atau gangguan sistem saraf
Disfungsi pada sistem saraf spinal yang biasanya disebabkan oleh
congenital stenosis, perubahan degeneratif, rheumatoid arthritis, dan
trauma
PATOFLOW
Kerja berat Osteoatitis dan Penyempitan
Usia osteofit ligamen

Degenerasi Jarak intervetebra Terjepitnya saraf


diskus menjadi sempit spinal pada
intervetebralis antrar vetebra kanalus spinalis

Nucleus pulposus Diskus


mendorong intervetebralis Nyeri
annalis fibrosis kolaps

Menimbulkan
Penurunan
jaringan parut
elasisitas duktus
pada annalis
intevetbralis
fibrosis
DATA KLIEN
Data Demografi
Nama: Tn.A
Jenis Kelamin: Laki-laki
Usia: 59 tahun
Tanggal Lahir: 8 November 1957
Suku: Sunda
Riwayat Keperawatan
Tn. A (59 tahun) datang dirujuk dari RS Karawang, untuk melakukan operasi
cervical. Klien merupakan seorang petani dan sering memikul hasil panen
seberat +-50kg. Klien baru merasakan nyeri hebat pada tahun 2014, serta
kebas pada kedua kaki dan tangan kanan. Saat itu klien hanya menggunakan
obat warung untuk menghilangkan nyeri. Klien masih melakukan aktivitas
seperti biasa hingga tahun 2015, kondisi kaki dan tangannya semakin parah dan
mengganggu dalam berjalan.
Kemudian klien dan keluarga melakukan pemeriksaan di RS Karawang dan
ditegakkan diagnosis medis cervical myelopati dan harus dilakukan tindakan
operasi. Klien masuk perawatan di RSPAD pada tanggal 28 Oktober 2017 dan
rencana operasi pada tanggal 30 Oktober 2017.
Setelah dilakukan operasi, klien mengeluh kebas di kedua kaki, nyeri pada
bagian operasi dengan skala 4, frekuensi 6-7 kali sehari, kualitas nyeri perih,
semakin terasa ketika berbicara dan digerakkan, durasi nyeri 1-2 menit, hilang
setelah diberi analgetik. Klien memakai collar neck, drain, kateter urin sejak
tanggal 28-10-2017, dan cairan infus NaCl 0,9%.
AKTIVITAS/ISTIRAHAT SIRKULASI

Pekerjaan: Petani Tekanan Darah: 140/90 mmHg


Aktivitas waktu luang: menonton
Frekuensi Nadi: 91 kali/menit
TV sembari minum kopi
Tidur siang: 1 jam Ekstremitas: kebas pada kedua
Tidur malam: 5 jam kaki, pucat, teraba dingin, CRT
Insomnia (-) >2 detik
Rentang gerak terbatas Konjungtiva anemis
Tremor pada tangan kanan Hb: 12,8
Kekuatan Otot
Ht: 38%
3333 5555
Leukosit: 15.680/uL
4444 4444
INTEGRITAS EGO ELIMINASI

Faktor stres: saat ini untuk Pola BAB: frekuensi 1 kali/hari,


melakukan aktivitas sehari-hari karakteristik feses berwarna
klien harus dibantu karna coklat, padat.
penyakitnya yang semakin parah
Tidak ada riwayat perdarahan
Cara menangani: becerita
Bising usus: 6 kali/menit
dengan ingin, dukungan dari
keluarga Abdomen teraba lunak, lingkar
Status hubungan: hubungan klien perut 94 cm
dengan keluarga sangat baik Terpasang kateter urin sejak
Agama: Islam tanggal 29-10-2017, jumlah
urine +-2000 cc/hari
Kegiatan keagamaan:
MAKANAN DAN CAIRAN HYGIENE

Kebiasan diet: makanan lunak ADL klien dibantu oleh


Frekuensi: 3 kali sehari keluarga
Intake terakhir: cemilan buah Tidak menggunakan alat bantu
pepaya
Penampilan umum: baik, rapi
Selera makan berkurang karena
mual, disembuhkan dengan Kondisi kulit kepala: sedikit
minum obat berminyak
Berat badan: 60 cm, tidak ada
perubahan berat badan
Tinggi badan: 170 cm, IMT 20,7
kg/m2
Membran mukosa kering
Glukosa Darah: 110 mg/dL
NYERI/KETIDAKNYAMAN
NEUROSENSORI AN

Klien mengalami kebas di kedua Nyeri


kaki Lokasi: area post operasi
Klien terorientasi, kooperatif Intensitas: 4
Frekuensi: 6-7 kali sehari
Kesadaran compos mentis
Kualitas: perih
Afek positif, sesuai dengan
Penjalaran: tidak ada
stimulus
Durasi: 1-2 menit
Memori saat ini dan masa lalu Faktor pencetus: berbicara dan
baik bergerak
Tidak menggunakan alat bantu Cara menghilangkan: pemberian
dengar dan penglihatan analgesik
Klien terlihat menjaga area yang
Reflek tendon dalam: normal sakit
Rontgen thoraks:
PERNAPASAN KEAMANAN

Memiliki riwayat penyakit asma saat kecil


Suhu tubuh: 35,2oC
Merokok selama 30 tahun, sudah berenti
dalam 9 bulan terakhir Tidak memperoleh transfusi
Frekuensi napas: 18 kali/menit
darah sebelum, saat, setelah
Status pernapasan dengan kedalaman
normal, simetris, tidak menggunakan otot operasi
aksesoris, fremitus normal, bunyi napas
vesikuler Risiko jatuh sedang (nilai 40)
pH: 7,34
Tidak ada luka pada bagian
pCO2: 38 mmHg
PO2: 119,3 mmHg tubuh lain
HCO3: 20,7 mmol
BE: -3,9 mmol/liter
SpO2: 99,4%
Interpretasi: Asidosis Metabolik tidak
terkompensasi
INTERAKSI SOSIAL P E N Y U L UH AN / P EM BE L AJ A RAN

Klien telah menikah, memiliki 2 Bahasa dominan: Sunda


orang anak
Tingkat pendidikan: SD
Tinggal dengan istri dan anak
terakhir Tidak terdapat masalah dalam
Klien berperan sebagai suami dan belajar dan kognitif
ayah
Faktor risiko keluarga: penyakit
Masalah yang berhubungan dengan jantung (kakak kandung)
penyakit: klien tidak dapat
melakukan aktivitas secara mandiri Klien mengatakan ketika sakit
Bicara jelas hanya minum obat warung, tidak
Komunikasi dan pola interaksi pernah memeriksakan
dengan keluarga sangat baik, kondisinya ke layanan kesehatan
komunikasi dua arah, keluarga
mendukung dalam perawatan, tidak Klien berharap dapat segera
ada hambatan dalam komunikasi sembuh dan melakukan aktivitas
dengan keluarga sehari-hari secara mandiri
HASIL RADIOLOGI NEROSENSORI
20 oktober 2014
C3-C4 penonjolan diskus intervetebralis yang tidak menekan akar saraf
C4-C6 penonjoloan diskus intervetebralis, penekanan ringan ke foramen,
C5-C6 iritasi ringan pada akar saraf
C6-C7 penyempitan servikal, myeliophaty diskus, penekanan akar saraf , penekanan lebih ke
arah kanan
27 september 2017
Pembentukan spur di corpus vetebra di C4-C6
Penyempitan celah diskus interveterblais pada C4-C5-C6
Retrolitiasis C4 grade I
Spondyloatritis cervicallis
31 Oktober 2017
Terpasang fiksasi interna C3-C7
Tidak tampak penyempitan celah antar diskus intervetebralis
Terpasang drain setinggi C2
ANALISIS MASALAH
DATA ETIOLOGI MASALAH

DS : Cedera Cervical Ketidak efektifan perfusi


Klien mengatakan Pasca tindakan operasi jaringan perifer
tangan kanan masih
lemas dan kedua kaki
terasa kebas dan lemas
Mengatakan tidak bisa
menggerakan kedua
kaki

DO :
CRT > 2 detik
Akral teraba dingin
Warna kulit pucat
TD = 140/90 ; N= 91
x/menit; RR=18
x/menit; S = 35,2
DATA ETIOLOGI MASALAH

DS : Pasca tindakan operasi Nyeri akut


Klien mengatakan nyeri pada dekompresi stabilisasi
bagian luka operasi di leher cervical C3-C7
Mengatakan skala nyeri 4
kualitas nyeri tidak menentu,
seperti perih, frekuensi 6-7 x
sehari durasi sekitar 1-2 menit
Mengatakan nyeri bertambah
apabila leher digerakkan dan
saat berbicara
Mengatakan nyeri hilang
setelah diberi obat
DO :
Klien tampak menjaga area
leher yang sakit
Klien tampak berhati-hati
dalam merubah posisi
Mendapatkan terapi tramadol
3x 100 mg
TD = 140/90 ; N= 91 x/menit;
RR=18 x/menit; S = 35,2C
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Cedera Cervical Gangguan mobilitas fisik
Klien mengatakan
kedua kaki terasa
kebas
Klien mengetakan
lemah pada bagian
tangan kanan
Klien dan istri
mengatakan
kebutuhan sehari-hari
(ADL) dibantu oleh
istri
DO :
Klien tampak tidak
mampu mengangkat
kakinya
Kekuatan otot
DIAGNOSIS KEPERAWATAN 1 :
KETIDAK EFEKTIFAN PERFUSI
JARINGAN PERIFER
KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
Setelah diberikan 1. Identifikasi status perfusi jaringan 1. Mengetahui status sirkulasi
intervensi selama 4x24 perifer klien : nadi perifer, CRT, perifer klien; nadi, edema,
jam, diharapkan : warna kulit, suhu kulit pada CRT > 2 detik kulit pucat
Tekanan darah ekstremitas dan dingin menandakan
sistolik dalam 2. Monitor adanya nyeri pada status sirkulasi tidak lancar.
rentang normal ekstremitas saat beraktivitas atau 2. Respon nyeri menimbulkan
120-130 mmHg pada saat istirahat reaksi vasokontriksi yang
Tekanan darah 3. Anjurkan klien melakukan aktivitas dapat mengurangi darah ke
diastol dalam fisik yang dapat ditoleransi sesuai perifer
rentang normal 80- kebutuhan (ROM aktif dan ROM 3. ROM dapat meningkatkan
90 mmHg pasif) aliran darah
CRT < 2 detik 4. Dorong klien untuk meningkatkan 4. Membantu
Nadi radialis kanan asupan cairan mempertahankan asupan
dan kiri teraba kuat 5. Jaga status hidrasi klien cairan yang adekuat
Kulit tidak pucat 6. Monitor status cairan 5. Status hidrasi adekuat
Tidak ada kebas dapat meningkatkan
pada ekstremitas sirkulasi ke jaringan perifer
6. Mengevaluasi status cairan
klien
DIAGNOSIS KEPERAWATAN 2 :
NYERI AKUT
KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
Setelah diberikan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Mengidentifikasi nyeri yang
intervensi selama 4x24 komprehensif : lokasi, karakteristik, klien rasakan.
jam, diharapkan : durasi, frekuensi, kualitas dan 2. Dapat menggambarkan
Mampu faktor predisposisi. rasa nyeri klien
mengidentifikasi 2. Obervasi reaksi nonverbal dari 3. Dapat membantu
nyeri, mengetahui ketidaknyamanan mengurangi nyeri dan
penyebab nyeri, 3. Ajarkan teknik nonfarmakologi : meningkatkan rasa nyaman
mampu tarik nafas dalam dan distraksi 4. Pemberian analgetik
menggunakan 4. Kolaborasi pemberian analgetik disesuaikan dengan
teknik farmakologi 5. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri kebutuhan klien
dalam mengontrol 6. Tingkatkan istirahat 5. Mengidentifikasi
nyeri 7. Kolaborasi dengan medis terkait manajeman kontrol nyeri
Mampu mengontrol rasa nyeri yang tidak teratasi yang diberikan kepada
nyeri dengan klien
menggunakan 6. Istirahat dapat mengurangi
teknik relaksasi rasa nyeri yang dirasakan
nafas dalam dan klien
distraksi 7. Evaluasi keefektifan
Melaporkan nyeri manajeman kontrol nyeri
berkurang yang diberikan kepada
klien
DIAGNOSIS KEPERAWATAN 3 :
GANGGUAN MOBILITAS FISIK
KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL

Setelah diberikan 1. Kaji kekuatan otot klien 1. Menilai kekuatan otot


intervensi selama 4x24 2. Lakukan ROM pasif dan aktif klien
jam, diharapkan : 3. Ajarkan klien untuk belajar 2. Untuk meningkatkan
Peningkatan berjalan secara mandiri/ kekuatan otot dan
kekuatan otot pada menggunakan alat bantu jalan mencegah atrofi otot
kllien 4. Bantu klien dalam melakukan 3. Agar klien dapat berjalan
Mampu melakukan ambulasi secara mandiri dengan
ROM pasif dan aktif 5. Dorong keluarga untuk selalu menggunakan alat bantu
Mampu melakukan memberikan dukungan dan 4. Mencegah klien terjatuh
ambulasi motivasi agar klien melakukan 5. Meningkatkan motivasi
Tidak terjadi atrofi aktifitas fisik secara teratur klien dalam melakukan
otot aktifitas fisik
Mampu melakukan
latihan fisik secara
mandiri
EVALUASI
Tgl Implementasi Evaluasi

31/10/17 DX : Ketidakefektifan S:
12.00 perfusi jaringan perifer Mengatakan asupan minum 300 ml dalam 6 jam
1. Identifikasi status perfusi Mengatakan kebas sudah berkurang hanya dibagian
jaringan perifer klien : telapak kaki saja
nadi perifer, CRT, warna Mengatakan masih terasa nyeri, skala nyeri 4
kulit, suhu kulit pada O:
ekstremitas CRT < 2 detik
2. Monitor adanya nyeri Ekstremitas tidak pucat
pada ekstremitas saat Akral teraba hangat
beraktivitas atau pada Tampak mengerutkan dahi sesekali
saat istirahat TTV TD 130/83 mmHg
3. Anjurkan klien N 93x/menit
melakukan aktivitas fisik R 20x/menit
yang dapat ditoleransi S 36,5C
sesuai kebutuhan (ROM A : Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer teratasi
aktif dan ROM pasif) sebagian
4. Dorong klien untuk P:
meningkatkan asupan Monitor status hemodinamik klien
cairan Monitor adanya nyeri
5. Jaga status hidrasi klien Dorong klien untuk melakukan ROM aktif
6. Monitor status cairan Dorong klien untuk meningkatkan asupan cairan
Tgl Implementasi Evaluasi
31/10/ DX : Nyeri akut S:
17 1. Lakukan pengkajian Klien mengatakan nyeri pada bagian luka operasi di leher
13.00 nyeri secara Mengatakan skala nyeri 4 kualitas nyeri tidak menentu,
komprehensif : lokasi, seperti perih, frekuensi 6-7 x sehari durasi sekitar 1-2
karakteristik, durasi, menit
frekuensi, kualitas dan Mengatakan nyeri bertambah apabila leher digerakkan
faktor predisposisi. dan saat berbicara
2. Obervasi reaksi Mengatakan nyeri hilang setelah diberi obat
nonverbal dari O:
ketidaknyamanan Klien tampak menjaga area leher yang sakit
3. Ajarkan teknik Klien tampak berhati-hati dalam merubah posisi
nonfarmakologi : tarik Mampu melakukan relaksasi tarik nafas dalam
nafas dalam dan Mendapatkan terapi tramadol 3x 100 mg
distraksi TD = 131/82 ; N= 94 x/menit; RR=18 x/menit; S = 36 C
4. Kolaborasi pemberian A : Nyeri teratasi sebagian
analgetik P:
5. Evaluasi keefektifan Evaluasi tingkat nyeri klien
kontrol nyeri Observasi reaksi non verbal
6. Tingkatkan istirahat Evaluasi teknik relaksasi nafas dalam
7. Kolaborasi dengan Lanjutkan terapi farmakologi tramadol 3x 100 mg
medis terkait rasa Evaluasi efektifitas kontrol nyeri non farmakologi dan
nyeri yang tidak farmakologi
teratasi
Tgl Implementasi Evaluasi
1/11/1 DX : Nyeri akut S:
7 1. Lakukan pengkajian Mengatakan nyeri berkurang setelah diberikan obat
09.00 nyeri secara Mengatakan masih nyeri pada bagian luka operasi di leher
komprehensif : lokasi, Mengatakan skala nyeri 3 kualitas nyeri tidak menentu,
karakteristik, durasi, seperti perih, frekuensi 5-6 x sehari durasi sekitar 2
frekuensi, kualitas dan menit
faktor predisposisi. Mengatakan nyeri bertambah apabila leher digerakkan
2. Obervasi reaksi dan saat berbicara
nonverbal dari Klien mengatakan jarang melakukan teknik relaksasi
ketidaknyamanan nafas dalam tiap nyeri muncul
3. Ajarkan teknik O:
nonfarmakologi : tarik Mendapatkan terapi tramadol 3x 100 mg
nafas dalam dan Klien tampak menjaga area leher yang sakit
distraksi Klien tampak berhati-hati dalam merubah posisi
4. Kolaborasi pemberian TD = 128/80 ; N= 78 x/menit; RR=18 x/menit; S = 36 C
analgetik A : Nyeri teratasi sebagian
5. Evaluasi keefektifan P:
kontrol nyeri Evaluasi tingkat nyeri klien
6. Tingkatkan istirahat Observasi reaksi non verbal
7. Kolaborasi dengan Evaluasi teknik relaksasi nafas dalam
medis terkait rasa Lanjutkan terapi farmakologi tramadol 3x 100 mg
nyeri yang tidak Evaluasi efektifitas kontrol nyeri non farmakologi dan
teratasi farmakologi
Tgl Implementasi Evaluasi

1/11/17 DX : Ketidakefektifan S:
13.00 perfusi jaringan perifer Mengatakan lemas berkurang setelah latihan ROM
1. Identifikasi status perfusi Mengatakan kebas kaki berkurang
jaringan perifer klien : nadi Mengatakan masih terasa nyeri, skala nyeri 3
perifer, CRT, warna kulit, Mengatakan asupan minum 350ml dalam 7 jam
suhu kulit pada O:
ekstremitas Ekstremitas tidak pucat
2. Monitor adanya nyeri pada Akral teraba hangat
ekstremitas saat Tampak mengerutkan dahi sesekali
beraktivitas atau pada saat Tampak menjaga area yang sakit
istirahat Tampak mampu melakukan ROM aktif secara
3. Anjurkan klien melakukan mandiri
aktivitas fisik yang dapat CRT < 2detik
ditoleransi sesuai TTV : TD 127/85 mmHg; N 84x/menit; R
kebutuhan (ROM aktif dan 19x/menit; S 36 C
ROM pasif) A : Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer teatasi
4. Dorong klien untuk sebagian
meningkatkan asupan P:
cairan Monitor status perfusi jaringan perifer
5. Jaga status hidrasi klien Monitor adanya nyeri
6. Monitor status cairan Dorong dan motivasi klien melakukan ROM aktif
Tgl Implementasi Evaluasi

1/11/17 DX : Gangguan S:
14.30 mobilitas fisik Klien mengatakan kedua kaki terasa kebas
1. Kaji kekuatan otot Klien mengetakan masih lemah pada bagian
klien tangan kanan
2. Lakukan ROM pasif Klien mengatakan kebutuhan sehari-hari (ADL)
dan aktif masih dibantu oleh istri dan keluarga
3. Dorong keluarga untuk O:
selalu memberikan Klien tampak tidak mampu mengangkat kakinya
dukungan dan Tangan kanan tampak lemah
motivasi agar klien Kekuatan otot
melakukan aktifitas
fisik secara teratur
A : Gangguan mobilitas fisik belum teratasi
P:
Kaji kekuatan otot klien
Evaluasi latihan fisik ROM aktif
Dorong keluarga untuk selalu memberikan
dukungan dan motivasi kepada klien agar
melakukan aktivitas fisik secara teratur sesuai
toleransi
Tgl Implementasi Evaluasi

2/11/17 DX : Nyeri akut S:


08.30 1. Lakukan pengkajian nyeri Mengatakan nyeri berkurang sesekali
secara komprehensif : lokasi, muncul
karakteristik, durasi, Klien mengatakan melakukan teknik
frekuensi, kualitas dan faktor relaksasi tiap kali nyeri muncul
predisposisi. O:
2. Obervasi reaksi nonverbal Tampak tenang
dari ketidaknyamanan Tampak mulai sedikit menggerakan
3. Ajarkan teknik kepalanya
nonfarmakologi : tarik nafas TD = 129/87 ; N= 82 x/menit; RR=20
dalam dan distraksi x/menit; S = 36,5 C
4. Kolaborasi pemberian Mendapatkan terapi tramadol 3x 100
analgetik mg
5. Evaluasi keefektifan kontrol Mampu melakukan tenik relaksasi nafas
nyeri dalam
6. Tingkatkan istirahat A : Nyeri teratasi
7. Kolaborasi dengan medis P:
terkait rasa nyeri yang tidak Observasi reaksi non verbal
teratasi Monitor adanya nyeri pada klien
Tgl Implementasi Evaluasi

2/11/17 DX : Gangguan mobilitas S:


11.00 fisik Klien lemah pada kedua kaki berkurang
1. Kaji kekuatan otot klien Klien mengatakan tangan bagian kanan masih
2. Lakukan ROM pasif dan sedikit lemas
aktif Klien mengatakan telah melakukan ROM setiap
3. Dorong keluarga untuk pagi
selalu memberikan O:
dukungan dan motivasi Klien tampak menggerakan kedua kakinya
agar klien melakukan Leher klien masih terpasang collarneck
aktifitas fisik secara teratur Tampak mampu mengangkat tangannya
Kekuatan otot

A : Gangguan mobilitas fisik teratasi sebagian


P:
Edukasi keluarga tentang pentingnya memotivasi
klien dalam melakukan ROM aktif secara teratur
Evaluasi latihan ROM aktif yang dilakukan oleh
klien
Kaji kekuatan otot klien
Bantu klien dalam ambulasi
Tgl Implementasi Evaluasi

2/11/17 DX : Ketidakefektifan perfusi S:


15.00 jaringan perifer Klien mengatakan nyeri berkurang skala 1
1. Identifikasi status perfusi klien mengatakan menjadi lebih segar setelah
jaringan perifer klien : nadi melakukan ROM aktif
perifer, CRT, warna kulit, Klien mengatakan minum 400 ml dalam 8
suhu kulit pada ekstremitas jam
2. Monitor adanya nyeri pada O:
ekstremitas saat beraktivitas CRT < 2 detik
atau pada saat istirahat Nadi perifer kanan dan kiri teraba kuat
3. Anjurkan klien melakukan Kulit teraba hangat
aktivitas fisik yang dapat Mukosa bibir lembab
ditoleransi sesuai kebutuhan Kulit tidak pucat
(ROM aktif dan ROM pasif)
4. Dorong klien untuk A : Ketidakefektifan perfusi jaringan teratasi
meningkatkan asupan cairan sebagian
5. Jaga status hidrasi klien P:
6. Monitor status cairan Monitor status perfusi jaringan
Dorong dan motivasi asupan cairan adekuat
Evaluasi efektivitas latihan fisik ROM aktif
Monitor status cairan
Tgl Implementasi Evaluasi

3/11/17 DX : Gangguan S:
10.30 mobilitas fisik Mengatakan lemah pada tangan berkurang
1. Kaji kekuatan otot O:
klien Kateter sudah terlepas
2. Lakukan ROM pasif Drain sudah terlepas
dan aktif Infus sudah terlepas
3. Bantu klien dalam Mampu melakukan ambulasi dari tempat tidur ke tempat
melakukan ambulasi duduk dengan bantuan perawat
4. Dorong keluarga Mampu melakukan ROM aktif secara mandiri
untuk selalu Keluarga mampu memotivasi klien dalam melakukan
memberikan aktivitas fisik sesuai toleransi klien
dukungan dan Kekuatan otot
motivasi agar klien
melakukan aktifitas
fisik secara teratur A : Gangguan mobilitas fisik teratasi sebagian
P:
Evaluasi ROM aktif yang dilakukan oleh klien
Kaji kekuatan otot
Bantu klien dalam melakukan ambulasi
Dorong keluarga untuk melatih klien dalam ambulasi
Bantu keluarga dalam pemilihan penggunaan alat bantu
jalan tongkat
Tgl Implementasi Evaluasi

3/11/17 DX : Ketidakefektifan perfusi S:


14.00 jaringan perifer Klien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri
1. Identifikasi status perfusi Klien mengatakan minum 1200 ml dalam 8
jaringan perifer klien : nadi jam
perifer, CRT, warna kulit, Klien mengatakan sudah berlatih ROM aktif
suhu kulit pada ekstremitas secara teratur
2. Monitor adanya nyeri pada Klien menatakan tangan dan kaki menjadi lebih
ekstremitas saat beraktivitas enak digerakan
atau pada saat istirahat O:
3. Anjurkan klien melakukan Nadi perifer kanan dan kiri teraba kuat
aktivitas fisik yang dapat CRT < 2 detik
ditoleransi sesuai kebutuhan Kulit tidak pucat
(ROM aktif dan ROM pasif) Kulit teraba hangat
4. Dorong dan motivasi klien Mukosa bibir lembab
untuk meningkatkan asupan Mampu melakukan ROM aktif secara mandiri
cairan
5. Jaga status hidrasi klien A : Ketidakefektifan perfusi jaringan teratasi
6. Monitor status cairan P:
Monitor status perfusi jaringan
Dorong dan motivasi asupan cairan adekuat
Evaluasi efektivitas latihan fisik ROM aktif
Monitor status cairan
Sherwood, L. (2009). Fisioogi Manusia Dari Sel ke Sistem Edisi 6. Jakarta: EGC

DAFTAR PUSTAKA

Coughlin, T.A & Klezl. Z. (2012). Cervical Myelopathy. British


Herdman, T.H., & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA international nursing diagnoses:
Definitions & classification, 2015-2017. Oxford: Wiley Blackwell
Martini, F.H; Nath, J.L; & Batholomew, E.F. (2012). Fundamentals of Anatomy & Physiology
9th Ed. San Francisco: Pearson Benjamin Cummings.
Porth, C.M & Matfin, G. (2009). Pathophysiology: Concepts of Altered Health States 8th Ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Timby, B.K & Smith, N.E. Introductory Medical Surgical Nursing 10th Ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Smeltzer et al, (2010). Textbook of Medical-Surgical Nursing,Vol 1. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins
Virdi, G. (2017). Cervical Myelopathy: Pathophysiology, Diagnosis, and Management. Scotland

Anda mungkin juga menyukai