A
DENGAN CERVICAL MYELOPATI
KELOMPOK 2 RUANG 5 BEDAH RSPAD GATOT SUBROTO
Menimbulkan
Penurunan
jaringan parut
elasisitas duktus
pada annalis
intevetbralis
fibrosis
DATA KLIEN
Data Demografi
Nama: Tn.A
Jenis Kelamin: Laki-laki
Usia: 59 tahun
Tanggal Lahir: 8 November 1957
Suku: Sunda
Riwayat Keperawatan
Tn. A (59 tahun) datang dirujuk dari RS Karawang, untuk melakukan operasi
cervical. Klien merupakan seorang petani dan sering memikul hasil panen
seberat +-50kg. Klien baru merasakan nyeri hebat pada tahun 2014, serta
kebas pada kedua kaki dan tangan kanan. Saat itu klien hanya menggunakan
obat warung untuk menghilangkan nyeri. Klien masih melakukan aktivitas
seperti biasa hingga tahun 2015, kondisi kaki dan tangannya semakin parah dan
mengganggu dalam berjalan.
Kemudian klien dan keluarga melakukan pemeriksaan di RS Karawang dan
ditegakkan diagnosis medis cervical myelopati dan harus dilakukan tindakan
operasi. Klien masuk perawatan di RSPAD pada tanggal 28 Oktober 2017 dan
rencana operasi pada tanggal 30 Oktober 2017.
Setelah dilakukan operasi, klien mengeluh kebas di kedua kaki, nyeri pada
bagian operasi dengan skala 4, frekuensi 6-7 kali sehari, kualitas nyeri perih,
semakin terasa ketika berbicara dan digerakkan, durasi nyeri 1-2 menit, hilang
setelah diberi analgetik. Klien memakai collar neck, drain, kateter urin sejak
tanggal 28-10-2017, dan cairan infus NaCl 0,9%.
AKTIVITAS/ISTIRAHAT SIRKULASI
DO :
CRT > 2 detik
Akral teraba dingin
Warna kulit pucat
TD = 140/90 ; N= 91
x/menit; RR=18
x/menit; S = 35,2
DATA ETIOLOGI MASALAH
31/10/17 DX : Ketidakefektifan S:
12.00 perfusi jaringan perifer Mengatakan asupan minum 300 ml dalam 6 jam
1. Identifikasi status perfusi Mengatakan kebas sudah berkurang hanya dibagian
jaringan perifer klien : telapak kaki saja
nadi perifer, CRT, warna Mengatakan masih terasa nyeri, skala nyeri 4
kulit, suhu kulit pada O:
ekstremitas CRT < 2 detik
2. Monitor adanya nyeri Ekstremitas tidak pucat
pada ekstremitas saat Akral teraba hangat
beraktivitas atau pada Tampak mengerutkan dahi sesekali
saat istirahat TTV TD 130/83 mmHg
3. Anjurkan klien N 93x/menit
melakukan aktivitas fisik R 20x/menit
yang dapat ditoleransi S 36,5C
sesuai kebutuhan (ROM A : Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer teratasi
aktif dan ROM pasif) sebagian
4. Dorong klien untuk P:
meningkatkan asupan Monitor status hemodinamik klien
cairan Monitor adanya nyeri
5. Jaga status hidrasi klien Dorong klien untuk melakukan ROM aktif
6. Monitor status cairan Dorong klien untuk meningkatkan asupan cairan
Tgl Implementasi Evaluasi
31/10/ DX : Nyeri akut S:
17 1. Lakukan pengkajian Klien mengatakan nyeri pada bagian luka operasi di leher
13.00 nyeri secara Mengatakan skala nyeri 4 kualitas nyeri tidak menentu,
komprehensif : lokasi, seperti perih, frekuensi 6-7 x sehari durasi sekitar 1-2
karakteristik, durasi, menit
frekuensi, kualitas dan Mengatakan nyeri bertambah apabila leher digerakkan
faktor predisposisi. dan saat berbicara
2. Obervasi reaksi Mengatakan nyeri hilang setelah diberi obat
nonverbal dari O:
ketidaknyamanan Klien tampak menjaga area leher yang sakit
3. Ajarkan teknik Klien tampak berhati-hati dalam merubah posisi
nonfarmakologi : tarik Mampu melakukan relaksasi tarik nafas dalam
nafas dalam dan Mendapatkan terapi tramadol 3x 100 mg
distraksi TD = 131/82 ; N= 94 x/menit; RR=18 x/menit; S = 36 C
4. Kolaborasi pemberian A : Nyeri teratasi sebagian
analgetik P:
5. Evaluasi keefektifan Evaluasi tingkat nyeri klien
kontrol nyeri Observasi reaksi non verbal
6. Tingkatkan istirahat Evaluasi teknik relaksasi nafas dalam
7. Kolaborasi dengan Lanjutkan terapi farmakologi tramadol 3x 100 mg
medis terkait rasa Evaluasi efektifitas kontrol nyeri non farmakologi dan
nyeri yang tidak farmakologi
teratasi
Tgl Implementasi Evaluasi
1/11/1 DX : Nyeri akut S:
7 1. Lakukan pengkajian Mengatakan nyeri berkurang setelah diberikan obat
09.00 nyeri secara Mengatakan masih nyeri pada bagian luka operasi di leher
komprehensif : lokasi, Mengatakan skala nyeri 3 kualitas nyeri tidak menentu,
karakteristik, durasi, seperti perih, frekuensi 5-6 x sehari durasi sekitar 2
frekuensi, kualitas dan menit
faktor predisposisi. Mengatakan nyeri bertambah apabila leher digerakkan
2. Obervasi reaksi dan saat berbicara
nonverbal dari Klien mengatakan jarang melakukan teknik relaksasi
ketidaknyamanan nafas dalam tiap nyeri muncul
3. Ajarkan teknik O:
nonfarmakologi : tarik Mendapatkan terapi tramadol 3x 100 mg
nafas dalam dan Klien tampak menjaga area leher yang sakit
distraksi Klien tampak berhati-hati dalam merubah posisi
4. Kolaborasi pemberian TD = 128/80 ; N= 78 x/menit; RR=18 x/menit; S = 36 C
analgetik A : Nyeri teratasi sebagian
5. Evaluasi keefektifan P:
kontrol nyeri Evaluasi tingkat nyeri klien
6. Tingkatkan istirahat Observasi reaksi non verbal
7. Kolaborasi dengan Evaluasi teknik relaksasi nafas dalam
medis terkait rasa Lanjutkan terapi farmakologi tramadol 3x 100 mg
nyeri yang tidak Evaluasi efektifitas kontrol nyeri non farmakologi dan
teratasi farmakologi
Tgl Implementasi Evaluasi
1/11/17 DX : Ketidakefektifan S:
13.00 perfusi jaringan perifer Mengatakan lemas berkurang setelah latihan ROM
1. Identifikasi status perfusi Mengatakan kebas kaki berkurang
jaringan perifer klien : nadi Mengatakan masih terasa nyeri, skala nyeri 3
perifer, CRT, warna kulit, Mengatakan asupan minum 350ml dalam 7 jam
suhu kulit pada O:
ekstremitas Ekstremitas tidak pucat
2. Monitor adanya nyeri pada Akral teraba hangat
ekstremitas saat Tampak mengerutkan dahi sesekali
beraktivitas atau pada saat Tampak menjaga area yang sakit
istirahat Tampak mampu melakukan ROM aktif secara
3. Anjurkan klien melakukan mandiri
aktivitas fisik yang dapat CRT < 2detik
ditoleransi sesuai TTV : TD 127/85 mmHg; N 84x/menit; R
kebutuhan (ROM aktif dan 19x/menit; S 36 C
ROM pasif) A : Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer teatasi
4. Dorong klien untuk sebagian
meningkatkan asupan P:
cairan Monitor status perfusi jaringan perifer
5. Jaga status hidrasi klien Monitor adanya nyeri
6. Monitor status cairan Dorong dan motivasi klien melakukan ROM aktif
Tgl Implementasi Evaluasi
1/11/17 DX : Gangguan S:
14.30 mobilitas fisik Klien mengatakan kedua kaki terasa kebas
1. Kaji kekuatan otot Klien mengetakan masih lemah pada bagian
klien tangan kanan
2. Lakukan ROM pasif Klien mengatakan kebutuhan sehari-hari (ADL)
dan aktif masih dibantu oleh istri dan keluarga
3. Dorong keluarga untuk O:
selalu memberikan Klien tampak tidak mampu mengangkat kakinya
dukungan dan Tangan kanan tampak lemah
motivasi agar klien Kekuatan otot
melakukan aktifitas
fisik secara teratur
A : Gangguan mobilitas fisik belum teratasi
P:
Kaji kekuatan otot klien
Evaluasi latihan fisik ROM aktif
Dorong keluarga untuk selalu memberikan
dukungan dan motivasi kepada klien agar
melakukan aktivitas fisik secara teratur sesuai
toleransi
Tgl Implementasi Evaluasi
3/11/17 DX : Gangguan S:
10.30 mobilitas fisik Mengatakan lemah pada tangan berkurang
1. Kaji kekuatan otot O:
klien Kateter sudah terlepas
2. Lakukan ROM pasif Drain sudah terlepas
dan aktif Infus sudah terlepas
3. Bantu klien dalam Mampu melakukan ambulasi dari tempat tidur ke tempat
melakukan ambulasi duduk dengan bantuan perawat
4. Dorong keluarga Mampu melakukan ROM aktif secara mandiri
untuk selalu Keluarga mampu memotivasi klien dalam melakukan
memberikan aktivitas fisik sesuai toleransi klien
dukungan dan Kekuatan otot
motivasi agar klien
melakukan aktifitas
fisik secara teratur A : Gangguan mobilitas fisik teratasi sebagian
P:
Evaluasi ROM aktif yang dilakukan oleh klien
Kaji kekuatan otot
Bantu klien dalam melakukan ambulasi
Dorong keluarga untuk melatih klien dalam ambulasi
Bantu keluarga dalam pemilihan penggunaan alat bantu
jalan tongkat
Tgl Implementasi Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA