Anda di halaman 1dari 22

AKIDAH AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH

ALLAH ADA TANPA TEMPAT

Muhammad Idrus Ramli


ALLAH ADA TANPA TEMPAT & ARAH

.)11 : ( .



Tidak ada sesuatupun yang serupa
dengan Dia. (QS. Al-Syura : 11).
Ayat ini sangat tegas dalam
menjelaskan kesucian Allah dari
menyerupai apapun. Allah tidak
menyerupai makhluk-Nya dari
aspek apapun. Allah tidak butuh
tempat dan arah yang
menentukannya.
ALLAH ADA TANPA TEMPAT & ARAH
:




( .
.)256
Sayyidina Ali bin Abi Thalib
karramallaahu wajhah berkata:
Allah itu ada sebelum adanya
tempat. Dan keberadaan Allah
sekarang seperti keberadaan-Nya
sebelum adanya tempat. (al-Imam
Abu Manshur al-Baghdadi, al-Farqu
Bayna al-Firaq, 256).
ALLAH ADA TANPA TEMPAT & ARAH
.)11 : ( .

Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia.
(QS. Al-Syura : 11).
Ayat tersebut menjadi dalil sifat Allah,
mukhalafatuhu lil-hawadits (Allah tidak
menyerupai makhluk-makhluk-Nya).
Sifat ini termasuk sifat salbiyyah, yaitu sifat
yang menafikan sifat-sifat yang tidak layak bagi
Allah
Oleh karena itu, mustahil Allah menyerupai makhluk
yang mempunyai roh seperti manusia, jin, Malaikat dan
lain-lain
Allah juga mustahil menyerupai benda-benda padat
(jamad), baik benda yang ada di atas, maupun yang ada di
bawah.
MAKHLUK TERBAGI MENJADI DUA
SIFAT BENDA
BENDA () ()
Benda terbagi Sifat benda seperti
menjadi dua:
bergerak, diam,
Pertama, al-jauhar
al-fard, yaitu benda naik, turun,
yang tidak dapat bertempat,
terbagi lagi karena berarah, berubah,
telah mencapai
batas terkecil bersemayam,
Kedua, jisim, benda berdiri, duduk dan
yang dapat terbagi lain sebagainya
menjadi bagian-
bagian
JISIM TERBAGI MENJADI DUA
1) BENDA LATHIF 2) BENDA KATSIF
(HALUS) (PADAT)
Benda lathif, Benda katsif,
yaitu sesuatu yaitu sesuatu
yang tidak dapat yang dapat
dipegang oleh dipegang oleh
tangan seperti tangan seperti
cahaya, manusia, tanah,
kegelapan, roh, benda-benda
angin dan padat dan lain
sebagainya. sebagainya.
.)11 : ( .



Ayat di atas menegaskan kepada kita bahwa
Allah tidak menyerupai makhluk-Nya.
Sudah barang tentu Allah itu bukan al-
jauhar al-fard
Bukan benda lathif dan bukan pula benda
katsif.
Dan tentu saja Allah tidak boleh disifati
dengan sifat-sifat benda seperti diam,
bergerak, bertempat dan lainnya.
Ayat tersebut di atas cukup sebagai dalil
bahwa Allah ada tanpa tempat dan tanpa
arah
.)11 : ( .



Seandainya Allah mempunyai tempat dan
arah, tentu akan banyak yang serupa
dengan Allah
Karena dengan demikian Allah
mempunyai dimensi (panjang, lebar dan
kedalaman)
Sedangkan sesuatu yang mempunyai
dimensi, maka ia adalah makhluk yang
membutuhkan kepada yang
menjadikannya dalam dimensi tersebut.
Mungkinkah Akal Menerima, Allah
Ada tanpa tempat dan arah?



( .
:
.)2953
Imran bin Hushain radhiyallahu 'anhuma berkata,
"Rasulullah bersabda, "Allah ada pada azal
(keberadaan tanpa permulaan) dan belum ada
sesuatupun selain-Nya." (HR. al-Bukhari : 2953).
Hadits di atas memberikan penjelasan, bahwa Allah
itu ada pada azal (keberadaan tanpa permulaan),
ketika tidak ada sesuatu apapun selain-Nya, seperti
angin, cahaya, kegelapan, Arsy, langit, manusia, jin,
Malaikat, waktu, tempat dan arah
Mungkinkah Akal Menerima, Allah
Ada tanpa tempat dan arah?
Dengan demikian berarti Allah itu ada sebelum
terciptanya tempat dan arah
Allah juga tidak berubah dari wujud yang
semula, yakni tetap ada tanpa tempat dan arah,
karena berubah adalah ciri dari sesuatu yang
baru (makhluk)
Sekarang apabila akal dapat menerima bahwa
Allah ada sebelum terciptanya tempat dan arah,
maka tentu saja akal dapat menerimaa wujud-
Nya Allah tanpa tempat dan arah setelah
terciptanya tempat dan arah
Dan hal ini bukan termasuk penafian atas
wujudnya Allah
Mungkinkah Akal Menerima, Allah
Ada tanpa tempat dan arah?
Al-Imam al-Hafizh al-Baihaqi mengatakan:
Sebagian sahabat kami dalam menafikan tempat
bagi Allah, mengambil dalil dari hadits:


:
.)4888 ( .
Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi , yang
bersabda, "Engkaulah al-Zhahir (yang segala
sesuatu menunjukkan akan ada-Nya), tidak ada
sesuatu di atas-Mu. Dan Engkaulah al-Bathin (yang
tidak dapat dibayangkan), tidak ada sesuatu di
bawah-Mu.
Jika tidak ada sesuatu di atas-Nya dan tidak ada
sesuatu di bawah-Nya, sudah barang tentu Dia
tidak bertempat.
Mengapa Allah Menciptakan
Arasy?
Sayidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu
'anhu berkata:





( .
.)256/
Sesungguhnya Allah menciptakan Arsy
(makhluk Allah yang paling besar) untuk
menampakkan kekuasaan-Nya, bukan untuk
menjadikannya tempat bagi Dzat-Nya.
AKIDAH ULAMA SALAF
Keyakinan bahwa wujudnya Allah tanpa tempat dan
arah, adalah kesepakatan Ahlussunnah Wal-Jama'ah
sejak generasi salaf yang saleh
Al-Imam Abu Ja'far al-Thahawi berkata dalam al-'Aqidah
al-Thahawiyyah:

( )

.

Maha suci Allah dari batas-batas (bentuk kecil maupun
besar, sehingga Allah tidak mempunyai ukuran sama
sekali), batas akhir, sisi-sisi, anggota badan yang besar
(seperti tangan, wajah dan anggota badan lainnya)
maupun anggota badan yang kecil (seperti mulut, lidah,
anak lidah, hidung, telinga dan lainnya), Dia tidak
diliputi oleh satu maupun enam arah penjuru (atas,
bawah, kanan, kiri, depan dan belakang), tidak seperti
makhluk-Nya yang diliputi enam arah penjuru tersebut.
Ijma Ulama Sejak Generasi
Sahabat
Al-Imam Abu Manshur al-Baghdadi juga
mengatakan:




.)256 ( .
Ahlussunnah Wal-Jama'ah juga bersepakat,
bahwa Allah itu tidak diliputi oleh tempat
dan tidak dilalui oleh zaman.
AYAT MUTASYABIHAT
Kaum Mujassimah, yang berasumsi bahwa Allah ada
di langit berargumen dengan ayat mutasyabihat
berikut ini:


.)5 : (.


Allah Yang Maha Pengasih ber-istawa terhadap
Arsy. (QS. Thaha : 5).
Ayat di atas, maknanya tidak jelas, karena lafal
istawa termasuk lafal musytarak (kata yang
mempunyai banyak arti) sebagaimana dijelaskan oleh
ahli bahasa.
Di sisi lain, ayat tersebut juga bertentangan dengan
ayat-ayat lain yang menjelaskan bahwa Allah tidak
tinggal di langit; seperti ayat:
AYAT MUTASYABIHAT
.) : (.
Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu
berada. (QS. al-Hadid : 4).

.) : (.
Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang,
melainkan Dia-lah keempatnya. (QS. al-Mujadilah
: 7).

)99 : (

Dan Ibrahim berkata: "Sesungguhnya aku pergi
menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan
memberi petunjuk kepadaku. (QS. Al-Shaffat : 99).
HADITS MUTASYABIHAT
Kaum Mujassimah, yang berasumsi bahwa Allah ada di
langit juga berargumen dengan hadits berikut ini:






.)357 ( .
Muawiyah bin al-Hakam al-Salami berkata: Aku punya
seorang budak perempuan, yang menggembala
kambingku. Aku berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana
jika aku memerdekannya? Beliau menjawab: Bawa
budak itu ke sini. Lalu aku membawanya kepada beliau.
Beliau berkata kepadanya: Di mana Tuhan? Ia
menjawab: Di langit. ...
HADITS MUTASYABIHAT
Hadits riwayat Muslim tidak atas tidak dapat
dijadikan dalil bahwa Allah ada di langit, karena
beberapa alasan:
Hadits tersebut muththarib (simpang siur) tentang
redaksi matan-nya, sehingga menjadikannya lemah,
hal ini seperti dikatan oleh Ahmad bin Hanbal (lihat
riwayat al-Khalal dalam kitab al-Sunnah (991 dan
993), al-Hafizh al-Baihaqi, al-Hafizh Ibnu Hajar dll.
Seandainya hadits riwayat Muslim tersebut shahih
dan tidak muththarib, tentu saja maknanya harus
ditawil, dan tidak diartikan Allah ada di langit,
karena akan bertentangan dengan hadits-hadits lain
yang lebih kuat dan menunjukkan bahwa Allah tidak
bersemayam di langit, seperti hadits berikut ini
HADITS MUTASYABIHAT















( . .)417
Jika kamu berdiri menunaikan
shalat, maka sesungguhnya kamu
bermunajat dengan Tuhan, atau
Tuhan berada di antara kamu dan
kiblat.
NUSHUSH MUTASYABIHAT
Karena teks-teks di atas saling bertentangan, berarti
teks-teks tersebut termasuk nushush mutasyabihat,
yang pemaknaannya harus dirujukkan terhadap teks-
teks yang muhkamat:





: (
)7
Dia-lah yang menurunkan al-Kitab (al-Qur'an) kepada kamu. Di
antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-
pokok isi Al Qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat.
Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada
kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang
mutasyabihat...
NUSHUSH MUHKAMAT
Ayat yang muhkamat adalah ayat yang menunjukkan
bahwa Allah ada tanpa tempat dan arah, yaitu ayat:

.)11 : ( .

Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan
Dia. (QS. Al-Syura : 11).
.)4 : ( .
Dan tidak ada seorang pun yang serupa
dengan Dia. (QS. al-Ikhlash : 4).
Mengapa ayat di atas dianggap muhkamat?
Karena sabab nuzul-nya sebagai respon
terhadap pertanyaan tentang sifat Allah.
NUSHUSH MUHKAMAT

Orang-orang Musyrik berkata kepada


Nabi : Wahai Muhammad, terangkan
sifat Tuhanmu kepada kami! Lalu
turunlah surat al-Ikhlash.. (Tidak ada
sesuatu pun yang setara dan serupa
dengan Allah).

Anda mungkin juga menyukai