LAPORAN - KASUS - Bells - Palsy 1
LAPORAN - KASUS - Bells - Palsy 1
BELLS PALSY
Avelina Irene Djedoma
Program Internsip Dokter Indonesia
RSUD Klungkung
BAB I
PENDAHULUAN
Bells palsy (BP) :
paresis nervus fasialis perifer
bersifat akut
penyebabnya tidak diketahui pasti (idiopatik)
Apabila faktor penyebab jelas maka disebut paralisis
fasialis perifer dan bukan bells palsy
Teori
iskemik
vaskuler
Teori
infeksi
virus
Teori Teori
herediter imunologi
Gambaran Klinis timbul secara mendadak
penderita menyadari
adanya kelumpuhan pada
salah satu sisi wajahnya
pada waktu bangun pagi,
bercermin atau saat sikat
gigi/berkumur
Bells palsy hampir selalu
unilateral.
Pada sisi wajah yang
terkena, ekspresi akan
menghilang sehingga
lipatan nasolabialis akan
menghilang
kedipan mata berkurang
Diagnosis Diagnosa Banding
Otitis Media
Herpes Zoster
Supurativa dan
PEMERIKSAAN Otikus
ANAMNESIS Mastoiditis
FISIK
Sindroma Guillain
Trauma kapitis Barre dan
Miastenia Gravis
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
NEUROLOGI PENUNJANG
Tumor
Leukimia
Intrakranialis
Istirahat terutama
pada keadaan
akut
Kortikosteroid :
steroid sangat efektif dan harus digunakan untuk
meningkatkan kemungkinan pemulihan kembali
fungsi nervus fasialis.
Dosis : 60 mg/hari selama 5 hari lalu dilakukan
penurunan dosis dalam waktu 5 hari berikutnya
Medikamentosa yaitu diturunkan 10 mg/hari
Terapi
Antiviral :
Dosis Acyclovir diberikan 400 mg 5 kali sehari
selama 10 hari atau Valaciclovir 500 mg 2 kali
sehari selama 5 hari
Bells palsy awitan awal antiviral yang
dikombinasikan dengan steroid tidak
meningkatkan probabilitas pemulihan kembali
Fisioterapi nervus fasilalis >7%
Operasi
Komplikasi Prognosis
Keluhan utama :
Mulut mencong ke kanan sejak 1 hari yang lalu
Riwayat Sosial :
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Kebiasaan
pasien setiap hari adalah pergi ke pasar jam 5 pagi dan
jarang menggunakan helm. Pasien sering tidur di lantai
dan menggunakan kipas angin karena cuaca sangat
panas. Pasien adalah pengguna jaminankesehatan JKBM.
Status Present
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Pemeriksaan Fisik
GCS : E4V5M6
Tanda vital : TD 130/90 mmHg; N
64x/m; R 20x/m; S 36.3C
Status General
Kepala : Normocephali
Mata : anemia -/-, ikt-/-
THT : dalam batas normal; wajah tidak ditemukan vesikel
pada daerah sekitar telinga dan tidak terdapat
pembengkakan atau massa pada kelenjer parotis
Thorax : Cor : S1S2 normal, murmur (-)
Pulmo : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : distensi (-),bising usus normal, hepar dan
lien tidak teraba
Ekstremitas : dalam batas normal.
Status Neurologi
Kepala
Bentuk : mesosefal
Simetri : (+)
Nyeri tekan : (-)
Pulsasi : (-)
Leher
Sikap : tegak
Pergerakan : bebas ke segala
arah
Kaku kuduk : (-)
Saraf otak
Extremitas
A. Superior
Inspeksi
Atrofi otot :(-)
Pseudohypertrofi :(-)
Palpasi
Nyeri :(-)
kontraktur :(-)
konsistensi : lembek
Perkusi
normal : normal
reaksi myotonik : ( - )
Motorik
Kekuatan otot
( N.B : 5 = normal (100%) , 4 = dpt melawan tahanan minimal (75
%), 3= dpt melawan gravitasi (50%), 2= dpt menggerakan sendi
(25%), 1 = msh ada kontraksi otot (10%), 0 = tidak ada gerak
sama sekali (0%).
Refleks fisiologis
- BPR (+) (+)
- TPR (+) (+)
Refleks Patologis
- Hoffman (-) (-)
- tromner (-) (-)
SENSIBILITAS
Eksteroseptik : tidak dilakukan
Propioseptik : tidak dilakukan
Enteroseptik : tidak dilakukan
Rasa kombinasi : tidak dilakukan
B. Inferior
inspeksi : normal
palpasi : normal
perkusi : normal
Motorik
Kekuatan otot
( N.B : 5 = normal (100%) , 4 = dpt melawan tahanan minimal
(75 %), 3= dpt melawan gravitasi (50%), 2= dpt menggerakan
sendi (25%), 1 = msh ada kontraksi otot (10%), 0 = tidak ada
gerak sama sekali (0%).
Terapi
Methylprednisolone 3x4 mg
Mecobalamin 3x 1 tab
Fisioterapi
Prognosis
Ad vitam : dubius ad bonam
Ad fungsional : dubius ad bonam
PEMBAHASAN
Data epidemiologi:
prevalensi Bells palsy rata-rata berkisar
antara 1030 pasien per 100.000 populasi
per tahun dan meningkat sesuai
pertambahan umur.
Telah dilaporkan suatu kasus Bells Data yang dikumpulkan dari 4 buah Rumah
palsy pada pasien perempuan sakit di Indonesia didapatkan frekuensi
berusia 36 tahun Bells palsy sebesar 19,55 % dari seluruh
kasus neuropati
Anamnesis :
didapatkan bahwa terdapat
kelumpuhan pada nervus fasialis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis
tipe perifer : serta beberapa pemeriksaan fisik, dalam hal ini
mulut pasien mencong ke kanan yaitu pemeriksaan neurologis.
mata kiri tidak menutup
sempurna
pipi terasa kencang Pada Bells palsy ditemukan adanya lesi nervus
Sisi wajah sebelah kiri terasa fasialis (N.VII) perifer yang dapat dinilai saat
tebal, kaku, dan bergerak sendiri pasien dalam keadaan diam dan saat gerak
Pemeriksaan Fisik: (kontraksi otot-otot yang dipersarafi N.VII)
kelemahan pada otot wajah sisi kiri
dan menunjukkan lesi pada N.VII Lesi di luar foramen stylomastoideus
perifer
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang
Pemeriksaan laboratorium, CT
spesifik untuk mendiagnosis kasus Bells palsy,
scan, MRI dan elektrodiagnostik
kecuali bila dicurigai adanya penyebab yang
tidak dilakukan pada pasien ini
lain.