Anda di halaman 1dari 6

Argumen Pengingkar Sunnah

89(
)

) 38(
Menurut pendapat penganut faham ingkar sunnah,
kedua ayat di atas menunjukkan bahwa al-Quran itu
telah mencakup segala sesuatu yang berhubungan
dengan segala ketentuan agama Islam. Dengan
demikian, maka tidak diperlukan lagi ketentuan dan
penjelasan lain, termasuk dari sunnah Nabi

M. Nawawi
Atas dasar pendapat ini mereka berkesimpulan
bahwa kewajiban shalat lima waktu berdasar
Surat al-Baqarah: 238; Surat Hud: 114; Surat al-
Isra : 78 dan 110: Surat Thaha : 130; Surat al-
Haj: 77; Surat al-Nur: 58; Surat al-Rum: 17-18.



M. Nawawi
Sedangkan mengenai ketentuan tentang tata cara shalat,
menurut keterangan Kasim Ahmad (pengikut ingkar
sunnah dari Malaysia) adalah sebagai berikut:
Kita telah membuktikan bahwa perintah sembahyang
terlah diberi oleh Allah kepada nabi Ibrahim dan kaumnya,
dan amalan ini telah diturunkan generasi demi generasi
hingga kepada nabi Muhammad dan kaumnyaAda
hikmahnya yang besar mengapa Tuhan tidak
memperincikan bentuk dan kaiadah shalat dalam al-
Quran. Pertama, Karena bentuk dan kaidah ini telah diajar
kepada nabi Ibrahim dan pengikutnya, dan disahkan untuk
diikuti oleh ummat Muhammad. Kedua, karena bentuk dan
kaidah ini tidak begitu penting , dan Tuhan ingin memberi
kelonggaran kepada ummat Muhammad supaya mereka
boleh melakukan shalat dalam kaadaan apa juga, seperti
dalam perjalanan jauh , dalam peperangan, di kutub utara
atau di angkasa lepas, mengikuti cara yang sesuai

M. Nawawi
KELEMAHAN ARGUMEN
INGKAR SUNNAH
Al-Quran Surat al-Nahl 89 dll. yang dikutip para
pengingkar sunnah, sama sekali tidak memberi petunjuk
bahwa sunnah Nabi tidak diperlukan.
ayat al-Quran menjelaskan adanya kewajiban tertentu
yang sifatnya global, misalnya tentang kewajiban shalat
lima waktu. Dalam hal ini , hadits menjelaskan tehnis
pelaksanaannya
Ketentuan yang disampaikan dalam al-quran tersebut,
menuntut supaya ditaati, sebab Allah memerintahkan
orang yang beriman supaya mematuhi petunjuk
Rasulullah
M. Nawawi
jika ketentuan mengenai rincian tata cara shalat dan
ketentuan ibadah lainnya, yang ditetapkan oleh Nabi
saw ditolak, maka akibatnya antara lain; (1) setiap orang
bebas membuat tata cara shalat, puasa, hajji sendiri
dengan menggunakan bahasa sendiri; (2) setiap orang
bebas menciptakan cara melaksanakan azan dan iqamat
shalat; (3) setiap orang bebas menciptakan tata cara
shalat jumat dan shalat hari raya, bahkan mungkin
kedua kedua ibadah tersebut sudah tidak dikenal lagi;
(4) Ibadah sunnah, seperti shalat hari raya, shalat istisqa,
shalat dhuha, shalat taraweh dan witir tikdak diperlukan
lagi, karena banyak yang didasari oleh sunnah Nabi saw.

M. Nawawi
Dalil naqli kehujjahan Hadits


()59

... 21

M. Nawawi

Anda mungkin juga menyukai