Anda di halaman 1dari 31

Kerajaan Mataram Islam

• Dhani Ahmad K. ( 08 )
• Fahira Rahma N. ( 11 )
• Pradana Raditya ( 21 )
• Qanita Ciesa ( 22 )
• Rachmad Agung W. ( 23 )
Awal Mula Kerajaan Mataram Islam
Lahirnya Mataram Islam berkaitan dengan perkembangan kerajaan
Pajang. Sebelum menjadi raja Pajang dengan gelar Sutan Hadiwijaya (1546-
1586), Joko Tingkir atau Mas Karebet harus berperang melawan Adipati Jipang
yang bernama Arya Penangsang. Joko Tingkir dapat mengalahkan Arya
Penangsang berkat bantuan Danang Sataujaya. Namun, kemenangan itu
terjadi karena strategi bagus yang diberikan oleh ayah Danang Sataujaya
(yaitu Ki Ageng Pemanahan) dan tokoh lainnya yang bernama Penjawi. Oleh
karena itu, Sutan Hadiwijaya memberi hadiah tanah Mentaok (sekitar Kota
Gede Yogyakarta) kepada Ki Ageng Pemanahan. Kemudian, Ki Ageng
Pemanahan membangun Mentaok menjadi sebuah Kadipaten yang berada di
bawah kekuasaan Pajang.

Danang Sataujaya (putra Ki Ageng Pemanahan) menjadikan Kadipaten


yang dibangun ayahnya itu menjadi sebuah kerajaan baru yang bernama
Mataram Islam. Saat itu, setelah Sutan Hadiwijaya wafat, Pajang merosot.
Danang menjadi raja pertama Mataram dengan gelar Panembahan Senopati
(1584-1601). Selama masa kepemimpinanya, semua daerah di Jawa bagian
tengah dan timur (kecuali Blambangan) berhasil ia taklukkan.

2
Raja-Raja yang Berkuasa di Kerajaan
Mataram Islam
1. Ki Ageng Pamanahan ( Ki Gede Pamanahan )
2. Sutawijaya ( Danang sutawijaya )
3. Raden Mas Jolang ( Panembahan Hanyakrawati
/ Sri Susuhunan Adi Prabu Hanyakrawati
Senapati-ing-Ngalaga Mataram )
4. Raden Mas Rangsang (Sultan Agung Adi Prabu
Hanyakrakusuma )( Raden Mas Jatmika )
5. Amangkurat I (Sri Susuhunan Amangkurat
Agung)
6. Amangkurat II (Raden Mas Rahmat )
7. Amangkurat III (Raden Mas Sutikna )
3
Silsilah
Luas Wilayah Kerajaan Mataram Islam
5
Masa Kejayaan Kerajaan Mataram
Islam
Mataram Islam mencapai puncak kejayaannya pada
jaman Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1646).
Daerah kekuasaannya mencakup Pulau Jawa (kecuali
Banten dan Batavia), Pulau Madura, dan daerah
Sukadana di Kalimantan Barat. Pada waktu itu, Batavia
dikuasai VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie )
Belanda.Kekuatan militer Mataram sangat besar. Sultan
Agung yang sangat anti kolonialisme itu menyerang
VOC di Batavia sebanyak dua kali (1628 dan 1629).
Menurut Moejanto sepertiyang dikutip oleh Purwadi
(2007), Sultan Agung memakai konsep politik
keagungbinataran yang berarti bahwa kerajaan Mataram
harus berupa ketunggalan, utuh, bulat, tidak
tersaingi,dan tidak terbagi-bagi.

6
Kerajaan Mataram Islam mencapai masa keemasannya pada
saat pemerintahan Raden Mas Rangsang (Sultan Agung).
Pada masa ini kerajaan Mataram memiliki keunggulan
seperti :
1. Memiliki wilayah hampir seluruh wilayah
pulau jawa (Kecuali Banten dan Batavia), Bali, Nusa
Tenggara, serta sebagian Wilayah Kalimantan.
2. Tidak takut menghadapi Belanda di Batavia
walaupun semua perlawanannya gagal.
3. Menjadi pengekspor beras terbesar pada
saat itu.
4. Memiliki kebudayaan yang sangat berlimpah.
Peristiwa Penting Kerajaan
Mataram Islam
1) 1584 - Mataram menjadi kerajaan dengan Sutawijaya sebagai Raja, bergelar
"Senapati Ingalaga Sayidin Panatagama"
2) 1615 – Pasukan Mataram di bawah pemerintah Sultan Agung menyerang para
bupati daerah pesisir sehingga daerah pesisir dapat dikuasai Mataram.
3) Mataram menggempur habis kota Surabaya dengan kekuatan 80.000 pasukan
yang mengepung kota Surabaya dari darat dan laut. Setelah itu, Kota Surabaya
berhasil ditaklukan pada tahun 1625.
4) 1628 dan 1629 – Pasukan Mataram menyerang Batavia yang saat itu dukuasai
oleh VOC. Namun 2 kali penyerangan tersebut mengalami kegagalan.
5) 1651 – Setelah raja Sultan Agung meninggal dan digantikan oleh Amangkurat
I, terjadi pembantaian lebih dari 1000 ulama beserta keluarganya.
6) 1680 - Amangkurat II memindahkan ibukota ke Kartasura.
7) 1740 – Terjadinya perang Geger Pacina yang dilakukan orang-orang China.
8) 1755 – Pecahnya kerajaan Mataram islam yang pertama, yang tertuang dalam
perjanjian Giyanti.
9) 1757 – Pecahnya kerajaan Mataram islam yang kedua, yang tertuang dalam
Perjanjian Salatiga.
Faktor Pendorong Mataram Menjadi
Kerajaan yang Maju
1. Memiliki Pasukan Militer yang kuat.
2.Memiliki pemimpin yang adil dan
bijaksana.
3.Mengembangkan sitem bikokrasi dan
struktur pemerintahan yang teratur.
4.Memiliki tanah yang subur
5.Rakyat sangat patuh kepada rajanya.
Semangat Anti-
Kolonialisme
Dengan kegigihannya dan perjuangannya untuk
mengusir penjajah Belanda dari Jawa, Sultan Agung telah
ditetapkan menjadi pahlawan nasional Indonesia
berdasarkan S.K. Presiden No. 106/TK/1975 tanggal 3
November 1975.
Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan yang dianut
Kerajaan mataram islam adalah sistem Dewa-
Raja. Artinya pusat kekuasaan tertinggi dan
mutlak ada pada diri sultan (Raja). Seorang
sultan atau raja sering digambarkan memiliki
sifat keramat, yang kebijaksanaannya terpacar
dari kejernihan wajah dan kewibawannya yang
tiada tara. Raja menampakkan diri pada rakyat
sekali seminggu di alun-alun istana.
Peninggalan Kerajaan Mataram
Islam

12
I. Sumber- Sumber Berita:

1. Babad Tanah Djawi


2. Babad Meinsma
3. Serat Kandha
4. Serat Centini
5. Serat Cabolek
6. Serat Dharma Wirayat (yang sangat populer sebagai
karya Sri Paku Alam III.)
7. Serat Nitipraja
8. Babad Sangkala
9. Babad Sankalaniang Momana
10.Sadjarah Dalem
13
II. Seni dan Tradisi

1. Sastra Ghending karya Sultan Agung

2. Tahun Saka

Pada tahun 1633, Sultan Agung mengganti perhitungan tahun Hindu


yang berdasarkan perhitungan matahari dengan tahun Islam yang
berdasarkan perhitungan bulan

3. Kerajinan Perak

Perak Kotagede sangat terkenal hingga ke mancanegara, kerajinan ini


warisan dari orang-orang Kalang.

14
4. Kalang Obong
Upacara tradisional kematian orang Kalang, upacara
ini seperti Ngaben di Bali, tetapi upacara Kalang Obong
ini bukan mayatnya yg dibakar melainkan pakaian dan
barang-barang peninggalannya

5. Kue Kipo
Makanan tradisional ini sangat khas dan hanya ada di
Kotagede, terbuat dari kelapa, tepung, dan gula merah.

15
6. Pertapaan Kembang Lampir
Kembang Lampir merupakan petilasan Ki Ageng
Pemanahan yang terletak di Desa Girisekar, Kecamatan
Panggang, Kabupaten Gunung Kidul. Tempat ini merupakan
pertapaan Ki Ageng Pemanahan ketika mencari wahyu
karaton Mataram.

16
III. Bangunan- Bangunan, Benda Pusaka, dan
Lainnya:

1. Segara Wana dan Syuh Brata


Adalah meriam- meriam yang sangat indah yang diberikan oleh J.P.
Coen (pihak Belanda) atas perjanjiannya dengan Sultan Agung. Sekarang
meriam itu diletakkan di depan keraton Surakarta dan merupakan meriam
yang paling indah di nusantara.

17
2. Puing - puing / candi- candi Siwa dan Budha di daerah aliran Sungai Opak
dan Progo yang bermuara di Laut Selatan.

3. Batu Datar di Lipura yang tidak jauh di barat daya Yogyakarta

4. Baju “keramat” Kiai Gundil atau Kiai Antakusuma

5. Masjid Agung Negara

Masjid Agung dibangun oleh PB III tahun 1763 dan selesai pada tahun
1768.

18
6. Masjid Jami Pakuncen

Masjid Jami Pekuncen yang berdiri di Tegal Arum, Kabupaten Tegal, Jawa
Tengah, merupakan salah bangunan peninggalan Islam yang dibuat Sunan
Amangkurat I sebagai salah satu tempat penting untuk penyebaran Islam kala itu.

7. Gerbang Makam Kota Gede


Gerbang ini adalah perpaduan unsur bangunan Hindu dan Islam.

19
8. Masjid Makam Kota Gede

Sebagai kerajaan Islam, Mataram memiliki banyak peninggalan masjid


kuno, inilah masjid di komplek makam Kotagede yang bangunannya
bercorak Jawa.

9. Bangsal Duda

10. Rumah Kalang

11. Makam Raja- Raja Mataram di Imogiri

20
Seni dan Kebudayaan
Bidang seni bangunan juga maju pesat.
Seni bangunan ukir, lukis, dan patung
mengalami perkembangan. Kreasi-kreasi para
seniman, misalnya terlihat pada pembuatan
gapura-gapura serta ukiran-ukiran di istana dan
tempat ibadah.
Seni tari yang terkenal adalah tari Bedoyo
Ketawang. Tarian ini melambangkan percintaan
antara Panembahan Senopati dengan Istrinya.
Tari Bedoyo
Ketawang
Runtuhnya Kerajaan Mataram

Sultan Agung meninggal pada tahun 1645.


Ia diganti oleh putranya yang bergelar Amangkurat I.
Pemerintahan Amangkurat I diwarnai
dengan banyak pembunuhan/kekejaman. Pada tahun
1674 terjadi Perang Trunajaya. Ibukota Mataram jatuh
dan Amangkurat I melarikan diri untuk mencari bantuan
VOC. Akan tetapi sampai di Tegalarum, Amangkurat I
jatuh sakit dan akhirnya wafat.

23
Ia digantikan oleh Amangkurat II yang sangat
tunduk kepada VOC. Pada akhirnya Trunajaya
berhasil dibunuh oleh Amangkurat II dengan
bantuan VOC. Karena tuntutan VOC kepadanya
untuk membayar ganti rugi biaya dalam perang
Trunajaya, Mataram lantas mengalami kesulitan
keuangan. Dalam kesulitan itu ia berusaha ingkar
kepada VOC.
Hubungan Amangkurat II dengan VOC
menjadi tegang dan semakin memuncak setelah
Amangkurat II mangkat dan digantikan
Amangkurat III yang juga menentang VOC.

24
Pihak VOC tidak setuju dengan penobatannya. Pihak
VOC lantas mengakui Paku Buwana I sebagai raja
Mataram. Hal ini menyebabkan terjadinya Perang
Perebutan Mahkota I. Akhirnya Amangkurat III menyerah
dan ia dibuang ke Sailan oleh VOC.
Paku Buwana I wafat dan digantikan oleh
Amangkurat IV, dalam pemerintahannya dipenuhi
dengan pemberontakan dan terjadilah Perang Perebutan
Mahkota II. VOC berpihak pada Amangkurat IV sehingga
para pemberontak berhasil ditaklukkan dan dibuang ke
Sri Langka dan Afrika Selatan.

25
Amangkurat IV meninggal diganti oleh Paku
Buwana II. Pada masa pemerintahannya terjadi
pemberontakan China terhadap VOC. Paku
Buwana II memihak China. Namun VOC berhasil
menaklukan pemberontak China. Hal ini
membuat Paku Buwana II merasa ketakutan dan
berganti berpihak kepada VOC. Hal ini
menyebabkan timbulnya pemberontakan China
menggempur kraton, hingga Paku Buwana II
melarikan diri ke Panaraga. Dengan bantuan
VOC kraton dapat direbut kembali tetapi kraton
telah porak poranda.

26
Hubungan manis Paku Buwana II dengan VOC
menyebabkan rasa tidak suka golongan bangsawan.
Terjadilah pemberontakan terhadap raja. Paku Buwana II
menugaskan adiknya, untuk mengenyahkan kaum
pemberontak dengan janji akan memberikan hadiah.
Tetapi Paku Buwana II mengingkari janjinya,sehingga
Mangkubumi melakukan pemberontakan bersama
Raden Mas Said. Mulailah terjadi Perang Perebutan
Mahkota III.
Paku Buwana tak mampu menghadapinya akhirnya
ia jatuh sakit dan wafat. Namun menurut pengakuan
Hogendorf, Wakil VOC Paku Buwana II menyerahkan
tahtanya kepada VOC. Sejak saat itulah VOC merasa
berdaulat atas Mataram. Atas inisiatif VOC, putra
mahkota dinobatkan menjadi Paku Buwana III.

27
Kekacauan politik baru dapat diselesaikan
pada masa Pakubuwana III setelah pembagian
wilayah Mataram menjadi dua yaitu Kesultanan
Yogyakarta dan Kasulnanan Surakarta.
Pembagian wilayah ini tertuang dalam Perjanjian
Giyanti. Berakhirlah era Mataram sebagai satu
kesatuan politik dan wilayah. Walaupun
demikian sebagian masyarakat Jawa
beranggapan bahwa Kesultanan Yogyakarta dan
Kasulnanan Surakarta adalah "ahli waris" dari
Kesultanan Mataram.

28
Thank you

29
Pertanyaan
• Emilia, “ Apakah ada perbedaan antara
masa keemasan dengan masa puncak
kejayaan, soalnya nama raja yang tertera
berbeda ?”
• Wiji,”Mengapa pada saat terjadi perjanjian
Giyanti wilayah mataram dipecah menjadi
2, yaitu Yogyakarta dan Surakarta ?”
• Inka,” Mengapa raja raja setelah sultan
Agung mempunyai nama lain Amangkurat
?”

30
Pertanyaan
• Ester,” Apakah ada perbedaan antara
mataram pada masa Hindu-Budha
dengam Mataram Islam ?”

31

Anda mungkin juga menyukai