Anda di halaman 1dari 16

PREFORMULASI

NAMA: SHINTIA DWI PUTRI


NIM: 1601118
REVIEW JURNAL II

Studi Kompatibilitas Parasetamol, Klorfeniramin Maleat Dan


Phenylephrine Hidroklorida Dalam Campuran Fisik

G.G.G. de Oliveira a , A. Feitosa b , K. Loureiro b , A.R. Fernandes c , E.B. Souto c,d, *, P.


Severino b,

Saudi Pharmaceutical Journal (2017) 25, 99–103


TUJUAN

◉ Tujuan penelitian ini adalah penilaian oleh analisis termal


menggunakan TGA dan DSC obat bebas (PAR, CPM dan PHE)
dan campuran fisik (obat / eksipien)
Pendahuluan
Paracetamol, phenylpherine hydrocloro dan clorpheniramin maleat
digunakan sebagai obat antipiretik dan analgetik saat demam disertai
dengan flu

Pekerjaan ini menggambarkan penggunaan analisis termal untuk


karakterisasi kompatibilitas fisikokimia antara obat dan eksipien selama
pengembangan bentuk sediaan padat.

Analisis termogravimetri (TGA) dan Differential Scanning Calorimetry (DSC)


digunakan untuk mempelajari stabilitas termal obat dan campuran fisik (obat
/ eksipien) dalam campuran biner padat (1: 1).
Pendahuluan
◉ pembentuk film yang digunakan adalah campuran dari polimer yang
tersebar merata dalam pelarut yang mudah menguap. Itu digunakan
sebelumnya sebagai lem untuk menggabungkan jaringan yang rusak
tanpa menggunakan benang dan jarum dalam operasi mata, kulit, dan
saat radioterapi.
◉ Saat ini, pembentuk film ini digunakan sebagai pendekatan baru untuk
penggunaan obat transdermal.
Campuran obat / eksipien Selain itu, interaksi antara obat dan
dapat mempengaruhi : eksipien dapat mempengaruhi :

◉ Stabilitas jangka panjang


dari bentuk sediaan padat ◉ Kualitas campuran
◉ Bioavaibilitas obat ◉ Bentuk polimorfik
◉ Efesiensi terapi dan ◉ Profil kristalisasi obat
◉ Profil keamanan ◉ Kelarutan campuran
◉ Warna, bau, dan rasa
Bahan Metode

◉ Parasetamol (PAR)
◉ Metode yang digunakan yaitu
◉ phenylephrine hydrochloride campuran biner (dengan rasio
(PHE), obat/eksipien 1:1)
◉ chlorpheniramine maleate (CPM), ◉ Differential Scanning Calorimetry
◉ PlasdoneS-630, (DSC) dan Thermogravimetric Analysis
◉ laktosa, (TGA) digunakan dalam pengujian
kemurnian obat
◉ selulosa mikrokristalin,
◉ Parameter termodinamika dihitung
◉ croscarmellose, menggunakan program sorftware
◉ magnesium stearate, TA dengan persamaan Vant Hoff :
◉ kanji jagung,
◉ Aerosil (silica koloid), dan
◉ mannitol
Metode
Campuran biner
Campuran biner diperoleh dengan mencampurkan 1:1 rasio obat
dengan eksipien.
Eksipien yang digunakan adalah aerosol, pati, laktosa, plasdone s-630,
selulosa mikrokristalin, magnesium stearat, dan manitol

. Differential Scanning Calorimetry (DSC)


Ketahanan obat dan eksipien terhadap suhu tinggi, dengan mengambil 3 mg sampel
yang dimasukkan dalam panci aluminium dan ditutup rapat. Lalu dilakukan dari 25
hingga 300 LC ., setiap menit dianaikan 10 LC .

Analisis termogravimetri (TGA)


10 mg sampel ditimbang lalu dimasukkan kedalam cawan platinum lalu di panaskan 10
LC / menit sampai 25 – 400 LC dibawah bola nitrogen atmofir yang dinamis dengan laju
alir 100 ml / menit.
◉ Studi tentang kompatibilitas antara
obat dan excipents memberikan
informasi tentang stabilitas obat-
obatan.

◉ Pada gambar 1 – 3 menunjukkan hasil


analisis DCS obat bebas dengan
Hasil
eksipien

Figure 1 DSC thermograms of pure


chlorpheniramine (a)
and its physical mixtures with (b),
Aerosil (c)
corn starch (d),
lactose (e),
Plasdone S-630 (f)
microcrystalline cellulose (g), magnesium
stearate (h),
mannitol (i).
Dengan penambahan ekspien mengakibatkan penurunan puncak
leleh obat

Untuk pencampuran fisik dengan


laktosa dan magnesium stearat
terjadi reaksi eksotermis yaitu
kehilangan massa

Untuk pencampuran dengan pati


jagung menunjukan efek dhidrasi
yang dikaitkan dengan karakter
hidrofilik dari polysaccarida
menunjukkan thermograms PHE
murni dan campuran fisiknya
dengan manitol croscarmellose
dan selulosa mikrokristalin.
Peristiwa termal menunjukkan
pergeseran ke bawah

Suhu dan intensitas puncak lebih rendah daripada campuran fisik


jika dibandingkan dengan obat murninya saja.

Campuran PHE dengan croscarmelos dan selulosa mikrokristalin


terjadi reaksi eksotermik dan endotermik yang dikaitkan dengan
hilangnya dekomposisi massa dan sampel .
◉ menunjukkan thermograms PAR
dan campuran fisiknya dengan
selulosa mikrokristalin (Gambar 3b)
dan manitol (Gambar 3c). , titik leleh
PAR tercatat dalam nilai yang sama
(kira-kira 169 LC),

◉ Pengurangan kristalin obat dalam


campuran fisik, menunjukan puncak
endotermik kedua yang
menunjukkan dekomposisi sampel.
TGA

◉ Adalaah teknik destruktif untuk menentukan stabilitas zat – zat materi


dengan kuantifikasi penurunan berat massa dengan meningkatnya suhu.
◉ Variasi massa sampel dicatat sebagai fungsi temperatur dan waktu , lalu
dipantau secara berhati – hati dalam atmosfer yang dikontrol suhunya.

◉ TGA adalah teknik analitik yang encatat hilangnya massa sampel sebagai
fungsi waktu dan suhu

◉ DTG menyatakan turunan pertama dari perubahan berat massa vs waktu .


◉ Dalam kurva TGA , dekomposisi obat jelas menggabarkan kejadian
termal yang terdefinisi dengan baik. Sampel menunjukkan tidak
ada penurunan berat massa dan dehidrasi yang terkait dengan
pembentukan residu.

◉ Kesimpulannya :
◉ Kurva DTG menunjukkan bahwa PAR, PLC dan PHE tetap stabil
sampai 148.05 LC , 125.96 LC dan 155.05 LC.

Paracetamol mengalami kehilangan massa menjadi 254.07 LC

Clorpheni ramine mengalami kehilangan massa menjadi 197.08 LC

Phenylephrine hydrocloride mengalami 2 peristiwa pada 248.00 LC


dan 276 LC
KESIMPULAN

◉ Analisis yang dilakukan oleh DSC digunakan untuk mendemonstarikan


reaksi peleburan yang dapat dilakukan leh obat murni dan didalam
campuran biner dalam campuran denggan eksipien .

◉ Campuran fisik menggambarkan kejadian termal atau penurunan /


peningkatan stabilitas obat tergantung jenis eksipien yang digunakan .

◉ TGA/DSC menunjukkan dekomposisi obat dalam kejadian termal dan juga


melihat interaksi obat dengan eksipiennya.
THANKS!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai