Anda di halaman 1dari 58

KD 1: PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH SAKIT

SAMPAH DAN LIMBAH RUMAH


SAKIT
Semua sampah dan limbah yang dihasilkan
oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan
penunjang lainnya.
Secara umum sampah dan limbah rumah sakit
dibagi dalam dua kelompok besar limbah yaitu :
1. Limbah klinis
2. Non klinis baik padat maupun cair
LIMBAH KLINIS
1. Limbah benda tajam
Seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet
pasteur, pecahan gelas, pisau bedah.
2. Limbah infeksius
a. Limbah yang berkaitan dengan pasien yang
memerlukan isolasi penyakit menular
b. Limbah laboratorium yang berkaitan dengan
pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang
perawatan/isolasi penyakit menular.
3. Limbah jaringan tubuh
Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan,
darah dan cairan tubuh, biasanya dihasilkan pada saat
pembedahan atau otopsi.
4. Limbah sitotoksik
5. Limbah farmasi
Limbah farmasi dapat berasal dari obat-obat
kadaluwarsa, obat-obat yang terbuang karena batch yang
tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang
terkontaminasi.
6. Limbah kimia
Limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia
dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses
sterilisasi, dan riset.
7. Limbah radioaktif
Bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang
berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.
8. Limbah Plastik
Bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit dan
sarana pelayanan kesehatan lain.
LIMBAH/SAMPAH NON KLINIS
BERASAL DARI :
1. Kantor/administrasi kertas
2. Sampah dapur (sisa pembungkus, sisa
makanan/bahan makanan, sayur dan lain-
lain).
3. Sisa makanan buangan
4. Sampah dari ruang pasien
5. Unit pelayanan (berupa karton, kaleng,
botol)
SAKIT
1. LIMBAH PADAT
 Golongan A :
1. Dressing bedah, swab dan semua limbah terkontaminasi dari
kamar bedah.
2. Bahan-bahan kimia dari kasus penyakit infeksi.
3. Seluruh jaringan tubuh manusia (terinfeksi maupun tidak),
bangkai/jaringan hewan dari laboratorium dan hal-hal lain
yang berkaitan dengan swab dan dreesing.
 Golongan B
Syringe bekas, jarum, cartridge, pecahan gelas dan benda-benda
tajam lainnya.
 Golongan C

Limbah dari ruang laboratorium dan postpartum kecuali yang


termasuk dalam golongan A.
 Golongan D
PENGELOLAAN MELIPUTI :
1. Pemisahan
Golongan A
1) Sampah dari haemodialisis
Sampah hendaknya ditampung dalam bak kemudian dimasukkan
dengan incinerator.
2) Limbah dari unit lain
Limbah hendaknya ditampung dalam bak kemudian dimusnahkan
dengan incinerator atau membuat sumur yang dalam.
Golongan B
Syringe, jarum dan cartridges dibuang dengan keadaan
tertutup. Sampah ini ditampung dalam bak kemudian dimasukkan
incenerator
2. Penampungan
1) Disimpan dalam kontainer yang memenuhi syarat.
2) Di tempat yang strategis, pengumpulannya dengan kantong
berkode warna yang telah ditentukan secara terpisah.
3) Diletakkan pada tempat kering, lantai yang tidak rembes,
dan disediakan sarana pencuci.
4) Aman dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab, dari
binatang, dan bebas dari infestasi serangga dan tikus.
JENISWADAH DAN LABEL LIMBAH MEDIS
PADAT SESUAI DENGAN KATEGORI
3. Pengangkutan
Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Internal
Pengangkutan internal berawal dari titik penampungan
awal ke tempat pembuangan atau ke incinerator
b. Eksternal
Pengangkutan sampah medis ketempat pembuangan di
luar (off-site).

4. Pengolahan dan Pembuangan


Teknik pengolahan sampah medis (medical waste) :
Incinerasi
Sterilisasi dengan uap panas/ autoclaving
Sterilisasi dengan gas (gas berupa ethylene
oxide/formaldehyde)
Desinfeksi zat kimia dengan proses grinding
Inaktivasi suhu tinggi
Radiasi
Grinding dan shredding (proses homogenisasi bentuk atau
ukuran sampah)
2. LIMBAH CAIR
semua limbah cair yang berasal dari proses satuan kerja
seluruh lingkungan rumah sakit yang kemungkinan
BEBERAPA
mengandungCONTOH FASILITAS
bahan kimia berbahayaATAU
UNIT PENGELOLAAN LIMBAH (UPL) DI
RUMAH SAKIT :
a. Kolam Stabilisasi Air Limbah (Waste
Stabilization Pond System)
b. Kolam oksidasi air limbah (Waste Oxidation
Ditch Treatment System)
c. Anaerobic Filter Treatment System
A. KOLAM STABILISASI AIR LIMBAH (WASTE
STABILIZATION POND SYSTEM)
Sistem pengelolaan ini cukup efektif dan efisien
kecuali masalah lahan, karena kolam stabilisasi
memerlukan lahan yang cukup luas; maka biasanya
dianjurkan untuk rumah sakit di luar kota
(pedalaman) yang biasanya masih mempunyai lahan
yang cukup. Sistem ini terdiri dari bagian-bagian
yang cukup sederhana yakni :
1) Pump Swap (pompa air kotor).
2) Stabilization Pond (kolam stabilisasi) 2 buah.
3) Bak Klorinasi
4) Control room (ruang kontrol)
5) Inlet
6) Incinerator antara 2 kolam stabilisasi
B. KOLAM OKSIDASI AIR LIMBAH (WASTE OXIDATION
DITCH TREATMENT SYSTEM)
Sistem ini terpilih untuk pengolahan air limbah rumah sakit di
kota, karena tidak memerlukan lahan yang luas. Kolam
oksidasi dibuat bulat atau elips, dan air limbah dialirkan
secara berputar agar ada kesempatan lebih lama berkontak
dengan oksigen dari udara (aerasi). Kemudian air limbah
dialirkan ke bak sedimentasi untuk mengendapkan benda
padat dan lumpur. Selanjutnya air yang sudah jernih masuk
ke bak klorinasi sebelum dibuang ke selokan umum atau
sungai. Sedangkan lumpur yang mengendap diambil dan
dikeringkan pada Sludge drying bed (tempat pengeringan
Lumpur). Sistem kolam oksidasi ini terdiri dari :
1) Pump Swap (pompa air kotor)
2) Oxidation Ditch (pompa air kotor)
3) Sedimentation Tank (bak pengendapan)
4) Chlorination Tank (bak klorinasi)
C. ANAEROBIC FILTER TREATMENT
SYSTEM
Sistem pengolahan melalui proses pembusukan anaerobik melalui
filter/saringan, air limbah tersebut sebelumnya telah
mengalami pretreatment dengan septic tank (inchaff
tank). Proses anaerobic filter treatment biasanya akan
menghasilkan effluent yang mengandung zat-zat asam organik
dan senyawa anorganik yang memerlukan klor lebih banyak untuk
proses oksidasinya. Oleh sebab itu sebelum effluent dialirkan ke
bak klorida ditampung dulu di bak stabilisasi untuk memberikan
kesempatan oksidasi zat-zat tersebut di atas, sehingga akan
menurunkan jumlah klorin yang dibutuhkan pada proses klorinasi
nanti.
Sistem Anaerobic Treatment terdiri dari komponen-komponen
antara lain sebagai berikut :
1) Pump Swap (pompa air kotor)
2) Septic Tank (inhaff tank)
3) Anaerobic filter.
4) Stabilization tank (bak stabilisasi)
3. LIMBAH GAS
Semua limbah berbentuk gas yang berasal dari
kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti
insinerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi
dan pembuatan obat sitostatika

TATA LAKSANA LIMBAH GAS


a. Monitoring limbah gas berupa NO2, SO2, logam berat,
dan dioksin dilakukan minimal satu kali setahun.

b. Dilengkapi alat untuk mengurangi emisi gas dan debu.

c. Melakukan penghijauan dengan menanam pohon yang


banyak memproduksi gas oksigen dan dapat menyerap
debu.
SECARA SINGKAT PENGELOLAAN DAN
PEMBUANGAN LIMBAH MEDIS ADALAH
SEBAGAI BERIKUT :
a. Penimbunan ( Pemisahan Dan
Pengurangan )
b. Penampungan
c. Pengangkutan
d. Pengolahan dan Pembuangan
e. Incinerator
PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH
SITOSTATIKA
1. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD).
2. Tempatkan limbah pada kontainer buangan tertutup.
Untuk benda-benda tajam seperti syringe, vial, ampul,
tempatkan di dalam kontainer yang tidak tembus benda
tajam, untuk limbah lain tempatkan dalam kantong
berwarna dan berlogo cytotoxic.
3. Beri label peringatan pada bagian luar kantong.
4. Bawa limbah ke tempat pembuangan menggunakan troli
tertutup.
5. Musnahkan limbah dengan incenerator 1000ºC.
LIMBAH SITOTOKSIK

•Limbah sitotoksis sangat berbahaya dan tidak boleh


dibuang dengan penimbunan (landfill) atau ke saluran
limbah umum.

•Pembuangan yang dianjurkan adalah dikembalikan ke


perusahaan penghasil atau distributornya, insenerasi
pada suhu tinggi, dan degradasi kimia.

•Bila diinsenerasi : limbah sitotoksik diincinerasi


dengan suhu diatas 1000oc
KD 2: REKONSTITUSI OBAT KEMOTERAPI
PENGERTIAN

KANKER/NEOPLASIA/KEGANASAN

Autonomi : Metastasis :
Pertumbuhan Anaplasia :
Klonalitas tdk diatur dg Tdk tdp Kemampuan
tumbuh tdk
:perubahan sel benar oleh diferensiasi sel kontinue dan
berproliferasi biokimia dan yg normal dan menyebar ke
 sel ganas fisik normal terkoordinasi bagian tubuh
dalam lain
lingkungan
TUJUAN PENANGULANGAN
PENYAKIT KANKER
Mencegah timbulnya kanker

Menyembuhkan dari kanker

Mengurangi penderitaan penderita kanker

Mengurangi morbiditas dan mortalitas karena


kanker

Memperbaiki kualitas hidup penderita kanker


TUJUAN TERAPI KEMOTERAPI

pengobatan kanker
Membuang tumor primer menggunakan obat-
obatan:

Membuang metastase
regional Anti
Kimia Hormon
hormon

Membuang metastase
jauh (tulang, hepar, paru,
otak) jika masih
memungkinkan
DASAR TERAPI ANTI
NEOPLASTIK
Pembedahan

Radiasi

Kemoterapi

Hormon terapi

Imunoterapi
DASAR KEMOTERAPI

1. Terapi 2.Terapi Supportif


Kausal/patogenesis (Paliatif)

patogenesisnya
kelainan pada kanker Untuk memperbaiki kondisi
Etiologis / disebabkan oleh umum pasien, perlu diberi :
terapi proliferasi
Penyebab kausal  (perkembangbiakan) Makanan yang bergizi
kanker terapi abnormal sel kanker
belum patogenesis ditempat asal dan Menambah nafsu makan
jelas ditempat
penyebaran Antikatabolisme
(metastase) Vitamin (oral, parenteral)
DASAR KEMOTERAPI
PROLIFERASI KANKER
3. Terapi Proliferase sel kanker adalah
Simtomatik melalui proses MITOSIS

Fase persiapan pengumpulan


bahan-bahan dasar DNA (G1)
Untuk meringankan keluhan
pasien dari rasa sakit, Fase fase sintesa DNA (S)
panas, tidak mau makan,
nausea, muntah, dll.
Fase Pembelahan (M) : Profase,
Anafase, Metafase, Telofase.
OBAT-OBAT ANTI PROLIFERASI → OBAT UNTUK MENGHAMBAT PERKEMBANGBIAKAN
SEL KANKER DISEBUT SITOSTATIKA

• Vincristin
• Vinblastin
bekerja pada • Paklitaksel
fase M • Etoposid
• teniposid

• 5-FU (fluorurasil)
bekerja pada • Metotreksat (MTX)
fase S ( • 6-merkaptopurin
• Sitarabin
(antimetabolit ) • pentostatin

bekerja pada • Mekloretamin (Mustard Nitrogen)


molekul DNA • Cyclofosfamide (endoxan)
• Ifosfamid
( Alkylating Agent ) • Chlorambucil
membentuk •Doxorubicin, Daunorubicin, Idarubicin
•Epirubicin
ikatan kompleks •Mytomycin C
dengan molekul •Adriamycin
DNA ( antibiotik ) •Bleomicin

Yang belum jelas • Procarbazine


titik tangkapnya
kerjanya. • Cisplatin

Hormon dpt
mempengaruhi sel • Tamoxipen
kanker dg reseptor
hormon • Aminoglutitimide
(kompetitif • Fugerel
inhibitor)
 Obat yang digunakan diketahui  Setiap obat mencapai
aktivitasnya sebagai single agent,
terutama obat yang mempunyai maksimum dalam
complete remission
membunuh sel pada dosis
 Obat dengan mekanisme kerja yang masih dapat ditoleransi
yang berbeda untuk menghindari
efek aditif atau sinergis efek sampingnya
 Obat dengan toksisitas yang  Mencegah atau
berbeda untuk mendapatkan memperlambat resistensi
dosis yang maksimal atau
mendekati maksimal obat
 Obat harus digunakan pada dosis  Memperluas rentang
optimal dan sesuai schedule pengobatan pada populasi
 Obat harus diberikan pada tumor yang heterogen
interval yang konsisten
 Obat mempunyai pola resistensi
yang berbeda harus dikombinasi
untuk meminimalkan resistensi
silang.
 Dosis obat adalah individual
 Diberikan dengan Maximum Tolerated
Dose (MTD) tapi harus tolerable bagi
pasien
 Tentukan risk group (kondisi umum, umur,
status, kemampuan, faal organ vital)
 Lihat dosis rata-rata
 Tentukan dosis awal
EXPOSURE CYTOTOXIC AGENT

INHALATION

ABSORPTION

INGESTION

JOURNALS
 In 2001, Burgas et al reported genotoxic damage in
nurses handling antineoplastics
 In 2005, Two Hospital in Italy, has carried
Cyclophosphamide and Ifosphamide in nurse urine and
pharmacy staff that not follow procedure of handling
cytotoxic.
• penyiapan
• pencampuran
• Penanganan 1 2
tumpahan dan Keamanan Keamanan
kecelakaan kerja
Operator Lingkungan

Pencampuran
obat
kemoterapi

Sterilitas Jaminan
Produk Stabilitas
4 3
SAFE HANDLING CYTOTOXIC DRUGS

Bahaya kesalahan menjamin


Tingginya
paparan thd dalam kualitas
tingkat Kontaminasi
petugas dan pemberian mutu
infeksi sediaan
lingkungan, obat sediaan
nosokomial

Standar
Pelayanan
Farmasi
RS Tahun
2004 Tanggungjawab Farmasis akan
pelayanan Penanganan Obat
Kanker yang aman
CLEAN ROOM
FACILITY DESIGN:  25 % - 30 % dari total area
 Konstruksi khusus, dinding
 Clean room mudah dibersihkan (cat
 Storage Area epoksi, lap vinyl)
 Administration Area  Partikel udara sangat
dibatasi : kelas 100
 Toilet Area partikel/lt udara
 Ante Room  Aliran udara diketahui dan
 Pass Box terkontrol
 Tekanan ruangan diatur
 Biological Safety Cabinet
(BSC)  Suhu dan kelembaban
udara terkontrol
Suhu : 18°-22° C
Kelembaban : 35 – 50 %
 Dilengkapi HEPA filter
PROSEDUR UMUM
TEKNIK ASEPTIS ASEPTIC DISPENSING (CLEAN
ROOM)
1. Tidak diperbolehkan makan,
prosedur kerja yang minum, merokok di ruang
meminimalisir aseptis
kontaminan 2. Semua perhiasan di tangan
mikroorganisme dan dan jari tidak digunakan
mulai memakai APD &
dapat
bekerja di cabinet
mengurangi risiko 3. Meminimalkan gerakan pada
paparan terhadap saat bekerja
petugas. 4. Minimal bicara, batuk,
ataupun bersin
5. Mencuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan
kegiatan aseptik
PERSONAL PROTECTIVE
PERSONAL EQUIPMENT
 Persons should get ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
training about aseptic
technique and handling
cytotoxic before placed 1. Protective Gown
in handling cytotoxic
area. 2. Head Cap
 Staff who pregnant or
plan to pregnant not
recommended to 3. Chemotherapy
reconstitution.
 Women breastfeeding Mask
not recommended too.
 Every staff must check 4. Glove
laboratorium at least
per 6 month (complete
blood count, liver/renal 5. Shoe and Boot
function tests)
STABILITAS OBAT2 KEMOTERAPI
OBAT-OBAT UTUH (INTACT VIAL)
 Suhu kamar (SK)/Room Temperature (RT) : 180C-250C, minimal
ruangan ber-AC
 Contoh: Fluorouracil, bila penyimpanan terlalu dingin (kulkas),
akan timbul presipitasi/kristal

 Suhu kamar (Penyimpanan, terlindung cahaya!!! Sblm dioplos,


box jgn dibuka.. Lihat kemasan/Brosur!!)
Contoh : Doxorubicin, Cyclophospamide, Methotrexate, Cisplatin

 Suhu dingin/Kulkas/Refrigerator (20C-80C)


Contoh : Doxorubicin (bila penyimpanan dlm suhu kamar,
larutan akan berubah sgt pekat/kental (rusak)); Leucovorin
(apabila disimpan SK, wrn akan berubah kuning.Hati2
Perubahan wrn/konsistensi larutan, mengindikasikan
inaktivasi); Vinorelbine, Trastuzumab dan Vincristine
ALUR KEGIATAN REKONSTITUSI
SITOSTATIKA DI UDSS
UDSS
Penyiapan : Check
dosis dr protokol,
perhitungan vol UDSS
obat, pelabelan, Rekonstitusi/
desinfeksi Pencampuran
secara aseptis

UDSS
-Sitostatika yg telah
direkonstitusi
NURSE STATION
-Protokol
Permintaan
Rekonstitusi
- Sitostatika++
TAHAP
PENYIAPAN • 7) Membuat label obat
• 1) Memeriksa kelengkapan berdasarkan: nm pasien, no
• dokumen RM, ruang perawatan,
• 2) Memeriksa kondisi obat- dosis, cara pemberian,
obatan kondisi penyimpanan, tgl
• yang diterima pembuatan dan tanggal
kadaluarsa campuran.
• 3) Melakukan konfirmasi ulang
• kepada pengguna jika ada • 8) Membuat label
yang pengiriman terdiri dari:
• tidak jelas/tidak lengkap.
nama pasien, nomer rekam
medis, ruang perawatan,
• 4) Menghitung kesesuaian
dosis.
jumlah paket.
• 5) Memilih jenis pelarut yang • 9) Melengkapi dokumen
• sesuai.
pencampuran
• 6) Menghitung volume pelarut • 10) Memasukkan alat
kesehatan, label, dan obat-
obatan yang akan dilakukan
pencampuran kedalam ruang
steril melalui pass box.
TAHAP PENCAMPURAN
• 1) Memakai Alat Pelindung Diri (APD)
• 11) Memberi label yang sesuai
• 2) Mencuci tangan pd stp infus dan spuit yang
• 3) Menghidupkan Biological Safety sudah berisi sitostatika
Cabinet (BSC) 5 menit sebelum
digunakan • 12) Membungkus dengan
• 4) Melakukan dekontaminasi dan kantong hitam atau aluminium
desinfeksi BSC foil untuk obat-obat yang harus
• 5) Menyiapkan meja BSC dengan terlindung cahaya.
memberi alas sediaan sitostatika. • 13) Membuang semua bekas
• 6) Menyiapkan tempat buangan pencampuran obat kedalam
sampah khusus bekas sediaan wadah pembuangan khusus.
sitostatika. • 14) Memasukan infus untuk
• 7) Melakukan desinfeksi alkohol 70%. spuit yang telah berisi sediaan
• 8) Mengambil alat kesehatan dan sitostatika ke wadah untuk
bahan obat dari pass box. pengiriman.
• 9) Meletakkan alat kesehatan dan • 15) Mengeluarkan wadah
bahan obat yang akan dilarutkan di untuk pengiriman yg telah
atas meja BSC.
berisi sediaan jadi m pass box.
• 10) Melakukan pencampuran sediaan
sitostatika secara aseptis. infus dan • 16) Menanggalkan APD ( sesuai
spuit yang sudah berisi sediaan protap)
sitostatika
PENANGANAN TUMPAHAN
1. Di luar BSC
a) Meminta pertolongan, jangan tinggalkan area sebelum diizinkan.
b) Beri tanda peringatan di sktr area.
c) Petugas penolong menggunakan APD
d) Angkat partikel kaca dan pecahan-pecahan dg alat seperti sendok dan
tempatkan dlm kantong buangan.
e) Serap tumpahan cair dengan kassa penyerap & buang dalam kantong tsb.
f) Serap tumpahan serbuk dg handuk basah dan buang dlm kantong
tersebut.
g) Cuci seluruh area dengan larutan detergent.
h) Bilas dengan aquadest.
i) Ulangi pencucian & pembilasanslrh obat terangkt.
j) Tanggalkan glove luar dan tutup kaki, tempatkan dalam kantong
pertama.
k) Tutup kantong dan tempatkan pada kantong kedua
l) Tanggalkan pakaian pelindung lainnya dan sarung tangan dalam,
tempatkan dalam kantong kedua.
m) Ikat kantong secara aman dan masukan dalam tempat penampung khusus
untuk dimusnahkan dengan incenerator.
n) Cuci tangan
2. Di dalam BSC

a) Serap tumpahan dengan kassa untuk tumpahan cair atau handuk


basah untuk tumpahan serbuk.
b) Tanggalkan sarung tangan dan buang, lalu pakai 2 pasang sarung
tangan baru.
c) Angkat hati-hati pecahan tajam dan serpihan kaca sekaligus
dengan alas kerja/meja/penyerap dan tempatkan dalam wadah
buangan.
d) Cuci permukaan, dinding bagian dalam BSC dg detergent,bilas
dengan aquadestilata menggunakan kassa. Buang kassa dalam
wadah pada buangan.
e) Ulangi pencucian 3 x.
f) Keringkan dengan kassa baru, buang dalam wadah buangan.
g) Tutup wadah dan buang dalam wadah buangan akhir.
h) Tanggalkan APD dan buang sarung tangan, masker, dalam wadah
buangan akhir untuk dimusnahkan dengan inscenerator.
i) Cuci tangan.
Penanganan kecelakaan kerja
DEKONTAMINASI AKIBAT KONTAK DENGAN BAGIAN TUBUH:
1) Kontak dengan kulit 2) Kontak dengan mata

• a) Tanggalkan sarung tangan.


• b) Bilas kulit dengan air hangat. • a) Minta pertolongan.
• c) Cuci dengan sabun, bilas • b) Tanggalkan sarung tangan.
dengan air hangat. • c) Bilas mata dengan air
• d) Jika kulit tidak sobek, seka mengalir dan rendam dengan air
area dengan kassa yang hangat selama 5 menit.
• dibasahi dengan larutan Chlorin • d) Letakkan tangan di sekitar
5 % dan bilas dengan air mata dan cuci mata terbuka
• hangat. dengan larutan NaCl 0,9%.
• e) Jika kulit sobek pakai H2O2 3 • e) Aliri mata dengan larutan
%. pencuci mata.
• f) Catat jenis obatnya dan siapkan • f) Tanggalkan seluruh pakaian
antidot khusus. pelindung.
• g) Tanggalkan seluruh pakaian alat • g) Catat jenis obat yang tumpah.
pelindung diri (APD) • h) Laporkan ke supervisor.
• h) Laporkan ke supervisor. • i) Lengkapi format kecelakaan
• i) Lengkapi format kecelakaan. kerja.
DEKONTAMINASI AKIBAT PENGELOLAAN LIMBAH
KONTAK DENGAN BAGIAN SISA BUANGAN
TUBUH:
3) Tertusuk jarum
LANGKAH-LANGKAH
• a) Jangan segera mengangkat jarum.
Tarik kembali plunger untk menghisap
obat yg mngkin terinjeksi • a. Gunakan Alat Pelindung Diri
• b) Angkat jarum dari kulit dan tutup (APD).
jarum, buang • b. Tempatkan limbah pada wadah
• c) Jika perlu gunakan spuit baru dan buangan tertutup. Untuk benda
jarum bersih untuk mengambil obat benda tajam seperti spuit vial,
dalam jar yg tertusuk. ampul, tempatkan di dalam wadah
• d) Tanggalkan srg tangan, bilas bgn yang tidak tembus benda tajam,
tertusuk dg air hangat untuk limbah lain tempatkan
• e) Cuci bersih dengan sabun, bilas dalam kantong berwarna (standar
dengan air hangat. internasional warna ungu) dan
berlogo sitostatika
• f) Tanggalkan semua APD.
• c. Beri label peringatan pada
• g) Catat jns obat dan perkirakan brp bagian luar wadah.
banyak yg terinjeksi.
• d. Bawa limbah ke tempat
• h) Laporkan ke supervisor. pembuangan menggunakan troli
• i) Lengkapi format kecelakaan kerja. tertutup.
• j) Segera konsultasikan ke dokter. • e. Cuci tangan 6 langkah.
KD 3 : CSSD (STERILISASI DAN SENTRAL STERILISASI)
A. STERILISASI
Suatu proses (dengan metode tertentu) yang
mem-berikan hasil akhir suatu keadaan
dimana tidak dapat ditunjukkan lagi adanya
mikro-organisme hidup.

PRINSIP DASAR STERILISASI :


1. Adanya derajat kontaminasi yang serendah
mungkin sebagai pra kondisi.
2. Pemilihan metode sterilisasi yang paling tepat.
3. Ada tolok ukur yang tepat untuk mengukur
efisiensi proses sterilisasi atau hasil akhir
4. Ada sarana penunjang untuk menjaga mutu hasil
akhir produk steril.
1. DEKONTAMINASI 2. METODE STERILISASI
Efisiensi proses sterilisasi Pemilihan metode :
ditentukan oleh perbandingan
jumlah mikro-organisme * Sifat bahan yang akan
(kontaminan) sebelum dan disterilkan
sesudah proses dalam satuan * Proses yang paling mudah,
waktu tertentu. murah namun cukup efektif
* Menjamin nilai kebutuhan
sterilitasyang diperlukan.
Jumlah kontaminan tinggi 
hasil akhir meragukan atau Metode :
akan membutuhkan waktu 1. Panas kering
proses lebih lama. 2. Panas Uap
3. Radiasi (UV)
KEGIATAN : 4. Sinar Pengion
pembilasan; penyikatan; 5. Gas Kimia
pencucian (dengan surfactan/ 6. Filtrasi
desinfectan) baik secara
manual maupun dengan alat.
A. STERILISASI DENGAN PANAS KERING
Keuntungan :
 Hasil Kering
Temperatur dan waktu yang
 Dapat digunakan untuk semua
digunakan
bahan termostabil
 Mudah dilaksanakan
 150°C ………….60-150 menit
Kerugian dalam aplikasi di  160°C…………. 45-120 menit
rumah sakit :  170°C…………. 20 - 60 menit
 Dibutuhkan waktu cukup lama  180°C…………. 20 - 30 menit
 umumnya 5x lebih lama
bila menggunakan panas uap
 Penetrasi panas terbatas pada
lapisan tertentu
 Dibutuhkan tenaga listrik
cukup besar
B. STERILISASI DENGAN PANAS UAP
 Paling banyak digunakan di
rumah sakit.
 Hampir 80% produk
(bahan/alat) dapat
disterilkan dg cara ini.
Temperatur dan waktu yang
 Biaya operasional cukup digunakan
rendah dibanding dengan
metode yg lain.  132°C…………. 2 menit
 Autoclave : temperatur  121°C…………. 12 menit
 116°C…………. 30 menit
merata pada setiap tempat
selama proses
C. STERILISASI DENGAN RADIASI ULTRAVIOLET (UV)
 Sinar ultraviolet mempunyai Faktor-faktor yg mempengaruhi
sensitivitas bacteria terhadap radiasi
panjang gelombang 210-310 UV
nm, sinar X, sinar γ (gamma),
• pH; kelembaban
sinar β (beta), sinar α dan
• Perbedaan sensitivitas pada tahap
sinar netron dapat dihasilkan pertumbuhan bakteri  (spora 2x
oleh radiasi gelombang lebih resisten terhadap UV daripada
elektromagnetik. bentuk vegetatifnya)
 Penyerapan energi dari radiasi
dengan sinar ultraviolet dapat
menimbulkan dua hal penting
dalam bakteri yaitu kematian APLIKASI :
sel atau terjadi mutasi (Wanto
 Inaktivasi mikro-organisme
& Arief, 1981).
pada permukaan bahan
 Efek maksimum : pada
 Produk yang tidak stabil, dan
gelombang radiasi 265 nm
sulit disterilkan dengan cara
Mempunyai masa kerja konvensional  sebagai
proteksi atau desinfecsi
D. STERILISASI DENGAN SINAR PENGION
 Digunakan sinar beta (sinar elektron) dari
generator van de Graaf atau
 Sinar gamma dari Isotop Co  sterilisasi dingin
karena dilakukan pada temperatur kamar (ideal)
 Energi yg dikeluarkan cukup konstan (1.3 MeV dg t½ :
5,2 tahun)
 Waktu sterilisasi mudah diperhitungkan dan diamati
melalui dosis.
 Kemampuan daya tembus baik  penyebaran energi
homogen
 Aplikasi : industri AMHP/BMHP seperti syringe; benang
bedah; alat medis dari bahan plastik/karet.
E. STERILISASI DENGAN GAS KIMIA
 Etilen Oksid (EtO2)
 Sifat : mudah terbakar
 Dalam perdangan dicampur dengan
gas CO2 atau Freon dalam kadar 10-
 Efisien : bila sterilisasi
90 %
dilaksanakan pada kelembaban
 Mekanisme kerja :
nisbi (RH) > 60%.
Alkilasi gugus biologis esensial dari
sel mikro-biologis.  Keuntungan
 Pedoman :  Pada t rendah  cocok untuk
Temperatur -- Kadar EtO2 -- Waktu bahan termolabil
 5°C -- 442 mg/L -- 24 jam  Daya penetrasi tinggi 
 25°C -- 442 mg/L -- 4 jam  Kerugian :
882 mg/L -- 2 jam
 Afinitas tinggi sehingga perlu
 37°C -- 882 mg/L -- 0,5 jam
diangin-anginkan untuk
menghilangkan sisa EtO2 
8-30 jam pada temp. 45°C
atau 4-10 hari pada t kamar.
LANJUTAN …
 Formaldehid Cara pemakaian :
 Keuntungan dibandingkan EtO2  Tab.formaldehid dalam wadah
tertutup
Lebih murah; toksisitas lebih
rendah dan residu lebih sedikit  Dibutuhkan tablet cukup banyak
untuk mencapai kadar efektif;
dan tidak mudah meledak.
residu tinggi  iritasi
 Mekanisme kerja :
+ Tablet formaldehida
berikatan dengan gugus amino  Dioven /dipanaskan pada t 30° -
dari protein mikro-organisme 60°C
 Kadar efektif : 3.5 mg/L  Autoclave Formalin
 Diperoleh dari :  Dg alat dan program khusus pada
 Tablet paraformaldehida 70°C dengan RH 80-90%
 Cairan formalin.  Aplikasi di RS:
 Sterilisasi Kateter; Sarung tangan;
atau bahan yang stabil pada
temperatur 70°C
F. STERILISASI DENGAN FILTRASI
 Dignakan untuk mensterilkan udara atau bahan yang
berbentuk cairan.
 Contoh :
 Sterilisasi Udara dengan HEPA ( High Efficacy Particulate Air)
 Bahan cair disaring saringan dengan diameter 0,2 μm  bebas
partikel dan mikroorganisme.
 Bahan penyaring terbuat dari selulosa asetat, selulosa nitrat,
florokarbonat, polimer akrilik, polikarbonat, poliester, polivinil
klorida, vinil, nilon, politef, dan berbagai tipe bahan lain termasuk
memban logam
3. KONTROL KUALITAS
 Salah satu langkah untuk
memonitor dan menjamin proses c. Indikator Biologi
sterilisasi  hasil akhir steril Menggunakan bakteri
dengan : thermophylus media dan
1. Pemberian Indikator kertas pH
a. Indikator Kimia 2. Dengan Inokulasi pada
indikator dari bahan kimia yg pada media pembenihan
temperatur tertentu (±121°C) akan o Soybean casein Digest Medium
berubah warna  autoclave tape;  Inkubasi pada 20°-25°C
wipack med. o Fluid Thioglycollate Medium 
inkubasi pada 30°-35°C
b. Indikator Fisika 3. Validasi
Biasanya menunjukkan bahwa alat Secara periodik alat
berfungsi baik. dikalibrasi dan ditetapkan
Contoh : Grafik pada alat High standard deviasinya misal :
Prevacum Autoclave yang
menunjukkan hubungan T dan P  ±1°C (pada temperatur
Konstan  proses sterilisasi sterilisasi)
sempurna
4. PENYIMPANAN :
Prinsip :
Menjamin tidak terjadi kontaminasi selama penyim-
panan, dan diupayakan dengan :
 Disimpan pada Clean room
 FIFO/FEFO
 Monitoring sediaan secara rutin.

Clean Room : adalah ruang khusus, dengan pengen-dalian


terhadap kandungan partikel; suhu; kelembaban; tekanan
udara; pola aliran udara dan pencahayaan.
B. STERILISASI SENTRAL

Sterilisasi sentral (Central Steril Supplay


Departement) adalah suatu unit kerja yang
bertugas dan mengelola dan memproses
penyediaan alat bedah  steril
TUJUAN :
1. Menciptakan efisiensi dan efiktifitas waktu;
tenaga; sarana; biaya dan pemeliharaan.
2. Meningkatkan mutu pelayanan
3. Meningkatkan dan menjamin mutu sterilisasi
4. Memudahkan kontrol terhadap barang-barang
steril.
ORGANISASI
 Pada umumnya jenis peralatan dan kebutuhan
perlengkapan steril, sebagai dasar Struktur Organisasi dan
Tata Kerja (SOTK) misal :

 Unit Linen (surgical garment & dressing)


 Unit metal (surgical instrument)
 Unit sarung tangan (surgical glove)
 Dibeberapa rumah sakit, CSSD berdiri sebagai Instalasi
tersendiri diluar Instalasi Farmasi.

TUJUAN :
1. Mempersiapkan fasilitas dan sarana untuk
menyeleng-garakan kegiatan pelayanan sterilisasi
2. Memproduksi bahan medis habis pakai
3. Kegiatan : pendidikan, pelatihan dan penelitian
4. Pengendalian Infeksi Nosokomial
5. Pengembangan Pusat Sterilisasi
PERSONIL : SARANA PRASARANA
 Kepala : Apoteker/Farmasis  Lokasi : idealnya didekat unit
dan atau …. pelayanan terkait 
 Farmasis : Kompetensi :
bedah/ruang operasi
Manajer dan latar belakang  Ruang :
pendidikan : Bacteriologi;  Area kotor meliputi : ruang ganti;
Mikrobiologi; Prinsip/Proses administrasi; penerimaan;
pencucian; dan ruang sortir
Sterilisasi; Manajement dll
 Area bersih meliputi : ruang
 Jumlah SDM : sesuai dengan produksi; linen; packaging;
kegiatan/beban kerja (syarat : RH : 40-70% dan
 Jenis Ketenagaan : Tenaga bertekanan positif)
Kefarmasian (AA);  Area mesin : termasuk area bersih
Keperawatan; Tehnik dan  Area steril adalah ruang yang
digunakan untuk penyimpanan dan
tenaga penunjang lain yang
pendistribusian barang steril
terkait.
ALAT-ALAT/SARANA :
 Mesin pencuci
KEGIATAN :
 Mesin pengering
1. Penerimaan barang dan
 Sterilisator :  instrumen
 Rak/almari penyimpanan 2. Pencucian dan
dan sarana penunjang lain pengeringan
seperti : 3. Pengemasan
 Komputer 4. Indikatorisasi
 Timbangan 5. Sterilisasi
 dll
6. Pengecekan hasil dan ….
7. Penyimpanan
8. Distribusi
9. Administrasi dll

Anda mungkin juga menyukai